*E-mail : farmasi@stifar-riau.ac.id
ABSTRAK
Manggis (Garcinia mangostana Linn) merupakan salah satu jenis buah yang tumbuh dan
dibudidayakan di Asia Tenggara termasuk Indonesia, Malaysia, srilanka, Thailand, dan Filipina.
Manggis dikenal sebagai “queen of fruits” karena bentuk dan rasanya yang unik. Kulit manggis
digunakan sejak lama sebagai obat tradisional untuk mempercepat penyembuhan luka, infeksi
kulit, nyeri perut, dan disentri . Metabolit sekunder utama yang terdapat dalam kulit manggis
adalah xanthones, dan senyawa fenolik termasuk afzelekin, epiafzelekin, katekin, epikatekin, dan
epigalokatein. Senyawa tersebut memiliki aktivitas antioksidan yang sangat tinggi, sehingga
banyak dimanfaatkan sebagai suplemen kesehata.Xanthones terdistribusi di kulit buah, buah,
kayu, dan daun manggis, dengan aktivitas farmakologi yang cukup luas yaitu antioksidan,
antitumor, antiinflamasi, antibakteri, antifungal, dan antiviral. Xanthones potensial menghambat
tahapan karsinogenesis tumor pada fase inisiasi, promosi, dan progresi. Xanthone mempengaruhi
regulasi jalur signal yang terlibat dalam induksi apoptosis dan modulasi siklus sel kanker .
Xanthones merupakan senyawa polifenol dengan isopren trisiklik, jenis α-dan γ-mangostin
terdapat melimpah di dalam kulit manggis.
Kata kunci: Kulit batang manggis, aktivitas antibakteri, fraksinasi, kolom kromatografi,
rekristalisasi.
PENDAHULUAN dimanfaatkan sebagai larvasida nyamuk
culex larvasida quinquefasciatus dan Aedes
Indonesia memiliki potensi besar
aegypti, ekstrak kulit batang. celebica
untuk menemukan bahan alam baru, karena
mampu menghambat pertumbuhan bakteri
lebih dari 30.000 spesies tumbuh-tumbuhan
gram positif maupun gram negative
berada di hutan tropika Indonesia. Sebagian
(Idawati, 2018).
besar dari tumbuhan tersebut belum pernah
diselidiki apalagi dieksploitasi untuk diambil Pertumbuhan tanaman manggis
manfaatnya. Famili Guttiferae genus memerlukan waktu yang sangat lama.
Garcinia tersebar luas di Indonesia terutama Tanaman ini berbuah pertama setelah 10-15
daerah Kalimantan Barat (Kosela 2005). tahun. Pada umumnya, pohon manggis
Kajian secara kimiawi menunjukkan bahwa hanya menghasilkan buah pada musimnya
di dalam Manggis terdapat kandungan selama 1-3 bulan dalam satu tahun dengan
senyawa mayor santon. Selain santon, kondisi panen yang bervariasi, tergantung
Manggis juga kaya akan sumber senyawa curah hujan yang tidak menentu. Bulan Mei-
bioaktif lainnya yaitu flavonoid, Juli merupakan bulan yang tidak ada panen
benzofenon, lakton dan asam fenolat serta manggis di Indonesia, sehingga hal tersebut
tannin (Kosela 2005). menjadi kendala masyarakat yang tidak
dapat menikmati khasiat xanthone yang
Manggis (Garcinia mangostana)
terkandung dalam kulit buah manggis
merupakan salah satu spesies dari genus ini,
(Dewi, 2013).
buahnya dikenal sebagai queen of fruits dan
di Indonesia menjadi komoditas ekspor. Berdasarkan penelitian Salasa et al.
Kulit buah manggis digunakan sebagai obat (2018), rebusan kulit buah manggis pada
tradisional untuk anti-radang, anti-diare dan konsentrasi 20% mampu menghambat
anti-kanker. Manggis memiliki banyak pertumbuhan bakteri Salmonella typhi
kerabat, tidak kurang dari 13 spesies kerabat dengan zona hambat terbesar 19,33 mm dan
manggis dijumpai di wilayah tropik Asia Staphylococcus aureus dengan zona hambat
Tenggara dan India. Beberapa kerabat terbesar 19 mm. Pada penelitian Sari dan
manggis seperti G. dulcis daunnya Turahman (2018), ekstrak dan fraksi dari
mengandung anti-mikroba dan dapat daun manggis memiliki aktivitas antibakteri
terhadap Staphylococcus aureus. Pada tabung reaksi, corong pisah, kolom
penelitian Prasaja et al. (2014), kombinasi kromatografi, corong kaca, klem dan statif,
ekstrak etanol kulit batang dan kulit buah lampu uv, vial, chamber, aluminium foil,
manggis (Garcinia mangostana L.) mampu pinset, batang pengaduk.
menghambat pertumbuhan bakteri Shigella
Penyiapan sampel kulit batang manggis
dysentriae. Penelitian sebelumnya banyak
dilakukan pada kulit buah dan daun Sampel berupa kulit batang manggis yang
manggis. Namun, bagian kulit batang diperoleh dari Bangkinang, Kabupaten
manggis belum banyak dilakukan penelitian, Kampar dikumpulkan sebanyak 500 gram,
sehingga perlu dilakukan penelitian uji dikeringkan dengan cara diangin–anginkan.
aktivitas dari fraksi kulit batang manggis Setelah kering diblender untuk mendapatkan
(Garcinia mangostana L.) terkait dengan serbuk halus.
senyawa yang terdapat pada kulit batang
Ekstraksi
manggis yaitu fenolik, flavonoid, alkaloid,
saponin, terpenoid, dan tanin (Anindya, Serbuk kulit batang manggis sebanyak 300
2012). Senyawa-senyawa tersebut memiliki gram diektraksi dengan cara destilasi
mekanisme kerja sebagian besar dapat menggunakan pelarut metanol dengan
menyebabkan kerusakan pada membran sel perbandingan 1:10, diatur suhu alat 100oC.
bakteri (Julianti, 2017). Selanjutnya filtrate disaring dan dimasukkan
kedalam wadah berupa botol gelap.
MATERIAL DAN METODE
Bahan Percobaan Fraksinasi
Ekstrak + + + - - -
N- - - - - - -
Gambar 3 Gambar 4 heksan
Etil - + + - - +
asetat
Fraksi + + + - - -
air
Hasil skrining fitokimia pada ekstrak sampel
kulit batang manggis mengandung senyawa
metabolit sekunder yaitu flavonoid, fenolik, dan
terpenoid. Sedangkan pada fraksi n-heksan
tidak ada satu pun hasil yang positif, pada fraksi
etil asetat terdapat senyawa metaboli sekunder
fenolik, terpenoid, dan saponin. Sedangkan
pada fraksi air terdapat senyawa metabolit
sekunder flavonoid, fenolik, dan terpenoid. Hal
penting yang mempengaruhi dalam proses
skrining fitokimia adalah pemilihan pelarut
dan metode ekstraksi. Pelarut yang tidak
sesuai memungkinkan senyawa aktif yang
diinginkan tidak dapat tertarik secara baik
dan sempurna.
Hasil Uji Kolom Kromatografi