Anda di halaman 1dari 5

Media Farmasi p.issn 0216-2083 e.issn 2622-0962 Vol. XIII No.

2, Oktober 2017,

AKTIVITAS EKSTRAK KULIT BUAH NANAS (Ananas comosus L.) TERHADAP


PERTUMBUHAN Pseudomonas aeruginosa

Alfrida Monica Salasa1*


1
Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes RI Makassar
*)koresponden: e-mail : alfrida.monica@poltekkes-mks.ac.id

DOI: https://doi.org/10.32382/mf.v13i2.786

ABSTRAK

Tanaman Nanas merupakan salah satu tanaman yang banyak diminati oleh masyarakat.
Namun, kebanyakan orang hanya mengambil daging buahnya saja sedangkan kulit buahnya
dibuang sebagai limbah. Kulit buah nanas mengandung senyawa bromelin, tannin, flavonoid dan
alkaloid. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan daya hambat ekstrak kulit buah nanas dalam
menghambat pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa. Kulit buah nanas dikeringkan lalu direfluks
dengan pelarut etanol. Lalu ekstrak etanol yang diperoleh diekstraksi lagi menggunakan eter dan
n-Butanol sehingga diperoleh ekstrak eter dan ekstrak n-Butanol. Selanjutnya ekstrak yang
diperoleh diuji daya hambatnya dengan menggunakan metode difusi agar. Konsentrasi yang
digunakan adalah 4% b/v dengan Ciprofloxacin sebagai kontrol positif dan Na.CMC sebagai
kontrol negatif. Diameter zona hambatan rata-rata yang diperoleh untuk ekstrak etanol sebesar
15,33 mm, ekstrak Eter sebesar 8,67 mm, ekstrak n-Butanol 14,33 dan kontrol positif sebesar 25,6
mm. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ekstrak etanol, eter dan n-Butanol kulit buah nanas
memiliki aktivitas dalam menghambat pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa dan aktivitas
terbesar diberikan oleh ekstrak etanol dan ekstrak n-Butanol.

Kata Kunci : Ekstrak Kulit Buah Nanas, Daya hambat, Pseudomonas aeruginosa.

PENDAHULUAN Proteolitik yang ditemukan pada bagian


Penggunaan obat tradisional di tangkai, batang, daun, buah, maupun kulit
dunia merupakan bagian dari sejarah dalam jumlah yang berbeda. Saat ini limbah
kebudayaan manusia selama ribuan tahun. yang banyak dihasilkan dari industri buah
Tiap bangsa di berbagai belahan dunia nanas, umumnya limbah nanas yang berupa
memiliki tradisi pengobatan berbasis bahan batang, kulit, daun dan bonggol belum
alam yang tersedia dilingkungannya. Salah dimanfaatkan secara optimal, padahal bagian
satu bahan alam yang digunakan sebagai kulit nanas yang biasanya ikut terbuang saat
obat tradisional adalah buah nanas mengupas nanas paling banyak mengandung
(Makalew, dkk, 2016). enzim Bromelain yang dapat menghambat
Masyarakat tidak asing lagi dengan pertumbuhan bakteri. Penelitian ini telah
buah nanas karena banyak dikomsumsi dilakukan dan membuktikan bahwa ekstrak
sebagai buah segar. Selain itu dalam bidang kulit buah nanas dapat menghambat
industri digunakan dalam pembuatan selai, pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans,
kripik, essens minuman dan pembuatan Escericia coli, Vibrio cholera, dan
sirup. Namun masih terbatas pada daging Stapylococcus aureus (Manaroinsong A,
buahnya saja, sering kita jumpai limbah kulit dkk, 2015).
nanas yang selama ini dibuang dan tidak Enzim Bromelin merupakan enzim
dimanfaatkan, padahal kulit buah nanas yang dapat menghidrolisis ikatan peptida
sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh. pada kandungan protein menjadi asam
(Hatam, 2013). amino. Enzim bromelin memiliki sifat yang
Kulit buah nanas mengandung mirip dengan enzim proteolitik, yakni
vitamin (A dan C), karotenoid, flavonoid, memiliki kemampuan untuk menghidrolisis
tannin, alkaloid, kalsium, fosfor, protein lainnya, seperti enzim rennin (renat),
magnesium, besi, natrium dan enzim papain, dan fisin (Christy, 2012). Selain itu,
Bromelin. Bromelin adalah Enzim kulit nanas juga mengandung flavonoid,
alkaloid, tannin dan steroid (Kalaiselvi, dkk.
2012).
Pseudomonas aeruginosa adalah
kuman patogen oportunistik yang dapat
menyebabkan keadaan yang invasif pada Alat dan Bahan Penelitian
pasien dengan penyakit kritis maupun pasien 1. Alat yang digunakan
yang memiliki tingkat imunitas yang sangat Adapun alat yang digunakan
rendah. Umumnya kuman ini sering adalah pisau, guntin, autoklaf, oven,
ditemukan sebagai penyebab infeksi cawan petri, gelas ukur, batang
nosokomial di rumah sakit khususnya di pengaduk, erlenmeyer, handscoon,
Intensive Care Unit (ICU). inkubator, jarum ose, kain kasa steril,
Berdasarkan uraian latar belakang kapas steril, paper disk, kertas label,
tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti kertas saring, lampu spiritus, masker,
aktivitas ekstrak kulit buah nanas (Anana timbangan, tisu, refluks.
comosus L.) terhadap pertumbuhan 2. Bahan yang digunakan
Pseudomonas aeruginosa. Berdasarkan Bahan yang digunakan dalam
uraian diatas maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah kulit nanas yang
penelitian ini adalah Apakah ekstrak kulit telah dikeringkan, biakan murni
buah nanas (Ananas comosus L.) memiliki Pseudomonas aeruginosa, natrium agar,
aktivitas dalam menghambat pertumbuhan etanol 96%, aquadest dan eter.
Pseudomonas aeruginosa?.
Tujuan dari penelitian ini adalah Prosedur Kerja
untuk menentukan daya hambat ekstrak kulit 1. Penyiapan Bahan Uji
nanas (Ananas comosus L.) dalam a. Pengolahan Bahan Uji
menghambat pertumbuhan Pseudomonas Bahan uji yang digunakan
aeruginosa. adalah kulit buah nanas (Ananas
comosus L.). Mula-mula kulit buah
METODE DAN BAHAN nanas dicuci bersih kemudian
Jenis Penelitian dipisahkan dari daging buah dan
Jenis penelitian ini merupakan durinya. Setelah itu, kulit nanas
penelitian eksperimen laboratorium untuk dipotong-potong kecil. Potongan
menentukan daya hambat ekstrak kulit nanas kulit nanas kemudian dikeringkan
(Ananas comosus L.) dalam menghambat dengan cara diangin-anginkan pada
pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa. suhu ruang dan terhindar dari sinar
matahari langsung. Penjemuran
Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan beberapa hari, sampai
Penelitian ini dilakukan di potongan kulit benar-benar kering
Laboratorium Biologi Farmasi Jurusan hingga dihasilkan simplisia kulit
Farmasi Politeknik Kesehatan Kementrian buah nanas.
Kesehatan Makassar dan telah dilakukan b. Pembuatan Ekstrak
pada bulan Mei – Juli 2017. Kulit buah nanas yang
telah dibuat simplisia, ditimbang
Bahan Uji dan Sampel sebanyak 200 gram. Kemudian,
1. Bahan Uji dimasukkan kedalam labu alas
Bahan uji pada penelitian ini adalah bulat. Kemudian dituangi cairan
kulit buah nanas yang diambil dari penyari etanol 96% ke dalam labu
Malakaji Desa Datara Kecematan alas bulat. Simplisia dalam labu
Tompobulu Kabupaten Gowa. alas bulat kemudian di refluks
2. Sampel selama 4 jam. Kemudian di saring.
Sampel dalam penelitian ini adalah Ekstraksi hasil refluks ditampung
biakan murni bakteri Pseudomonas menjadi satu dan diuapkan untuk
aeruginosa yang berasal dari memisahkan pelarutnya. Penguapan
Laboratorium Biologi Farmasi Jurusan dilakukan dengan menggunakan
Farmasi Politeknik Kesehatan rotatory evaporator. Selanjutnya,
Kemenkes Makassar. diuapkan kembali diwaterbath
hingga didapatkan ekstrak kental kontrol positif larutan siprofloksasin 50
kulit buah nanas. Sebagian ekstrak ppm dan kontrol negatif larutan Na.
kental yang diperoleh dipisahkah CMC selama 15 menit kemudian
kemudian sisanya di ekstraksi ditiriskan. Disiapkan medium MHA
kembali dengan pelarut eter dan n- steril yang suhunya 40-45oC. Dituang
Butanol. Ekstrak kering yang telah kedalam cawan petri steril sebanyak 20
diperoleh ditambahkan air dan ml, dibiarkan memadat. Setelah itu
dimasukkan ke dalam corong pisah. diulas dengan suspensi bakteri
Setelah itu ditambahkan eter 20 ml. Pseudomonas aeruginosa diatas media
Dikocok, lalu dibiarkan beberapa MHA tersebut kemudian dibiarkan
saat sampai terjadi pemisahan. selama 15 menit. Setelah itu, paper disk
Ekstrak eter dipisahkan dan diletakkan pada permukaan media
ditampung lalu dilakukan dengan jarak satu sama lainnya lebih
pengulangan sampai lapisan kurang sama. Diinkubasi dalam
eternya jernih. Selanjutnya residu inkubator pada suhu 37oC selama 1 x 24
yang diperoleh diekstraksi kembali jam. Diamati dan diukur zona
dengan n-Butanol sebanyak 20 ml, hambatan, kemudian catat pada
dikocok lalu dibiarkan beberapa lembaran pengamatan.
saat sampai terjadi pemisahan. 3. Pengamatan
Lapisan n-Butanol dipisahkan dan Pengamatan dilakukan dengan
ditampung lalu dilakukan mengukur daerah bening disekitar paper
pengulangan sampai lapisan n- disk dengan menggunakan jangka
Butanolnya jernih. Ekstrak Eter dan sorong setelah diinkubasi selama 1 x 24
ekstrak n-Butanol yang diperoleh jam.
diuapkan menggunakan waterbath
sampai diperoleh ekstrak kering. HASIL DAN PEMBAHASAN
2. Uji Aktivitas Ekstrak Kulit Buah Nanas Hasil Penelitian
terhadap pertumbuhan Pseudomonas Hasil uji aktivitas ekstrak etanol,
aeruginosae eter, dan n-Butanol kulit buah nanas dalam
Masing-masing Ekstrak etanol, menghambat pertumbuhan Pseudomonas
eter dan n-Butanol kulit buah nanas aeruginosa dilakukan dengan metode difusi
dibuat larutan dengan konsentrasi 4% agar dan diperoleh daya hambatan sebagai
b/v. Paper disk direndam dalam larutan berikut :
bahan uji ekstrak kulit buah nanas,

Tabel 1. Hasil pengukuran diameter zona hambatan pada Ekstrak Eter Kulit Buah Nanas terhadap
pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa.

Diameter zona hambat (mm)

Replikasi
Kontrol Ekstrak Ekstrak Eter Ekstrak Kontrol (+)
(-) Etanol n-Butanol
I 0 15 mm 9 mm 14 mm 26 mm
II 0 16 mm 9 mm 14 mm 25 mm
III 0 15 mm 8 mm 15 mm 26 mm
Jumlah 0 46 mm 26 mm 43 mm 77 mm
Rata-rata 0 15,33 mm 8,67 mm 14,33 mm 25,67 mm
Sumber : Data primer Juli 2017

Pembahasan buah nanas (Ananas comosus L.) dalam


Penelitian ini bertujuan untuk menghambat pertumbuhan Pseudomonas
menentukan daya hambat ekstrak eter kulit aeruginosa. Kulit buah nanas terlebih
dahulu di potong-potong kecil kemudian di selama 24 jam. Setelah 24 jam, diamati
keringkan dengan cara di angin-anginkan. apakah terbentuk zona bening. Zona bening
Metode penyarian yang digunakan adalah yang terbentuk merupakan zona hambatan.
refluks karena kulit buah nanas sendiri Selanjutnya, diukur zona hambatan yang
memiliki tekstur yang keras dan dengan terbentuk menggunakan jangka sorong dan
menggunakan pelarut etanol 96% karena diperoleh diameter zona hambatan rata-rata
etanol merupakan pelarut yang dapat untuk ekstrak etanol sebesar 15,33 mm;
menarik senyawa-senyawa kimia yang polar untuk ekstrak eter sebesar 8,67 mm; dan
maupun non polar. Ekstrak hasil refluks untuk ekstrak n-Butanol sebesar 14,33 mm.
ditampung menjadi satu dan diuapkan untuk sedangkan untuk kontrol positif sebesar
memisahkan pelarutnya. Penguapan 25,67 mm dan kontrol negatif sebesar 0 mm
dilakukan dengan menggunakan rotatory (tabel 1).
evaporator selanjutnya dikeringkan kembali Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak
di waterbath hingga didapatkan ekstrak Etanol, eter dan n_butanol kulit buah nanas
kental kulit buah nanas. Ekstrak kental yang dapat menghambat pertumbuhan
telah diperoleh disuspensi dengan air dan Pseudomonas aeruginosae. Senyawa kimia
dimasukkan ke dalam corong pisah. Setelah yang terkandung dalam kulit nanas yang
itu ditambahkan eter 20 ml. Dikocok, lalu telah diteliti antara lain mengandung
dibiarkan beberapa saat sampai terjadi senyawa bromelin, tanin, flavonoid dan
pemisahan. Ekstrak eter yang diperoleh alkaloid yang dapat menghambat
ditampung kemudian dilakukan pemisahn pertumbuhan bakteri. Senyawa-senyawa
lagi dengan menggunakan eter sampai tersebut memiliki mekanisme sebagai
lapisan eternya jernih. Ekstrak eter yang antibakteri. Enzim bromelin efek yang
diperoleh ditampung menjadi satu lalu ditandai dengan efek melunakkan yang
diuapkan sampai kering. Selanjutnya lapisan disebabkan oleh aktifitas proteolitik yang
air kemudian ditambahkan 20 ml n-Butanol kuat dari enzim ini, sehingga berpotensi
jenuh air lalu dikocok kemudian dibiarkan dalam bekerja untuk memberikan pengaruh
beberapa saat sampai terpisah. Ekstrak n- pada morfologi dinding sel bakteri. Tanin
Butanol yang diperoleh ditampung lalu dapat menghambat enzim reverse
diuapkan sampai kering. Proses pemisahan transkriptase dan DNA topoisomerase
dilakukan untuk memisahkan senyawa- sehingga sel bakteri tidak dapat terbentuk.
senyawa polar dan non polar dari ekstrak Flavonoid dapat dibagi menjadi tiga yaitu
etanol kulit buah nanas. Selanjutnya Ekstrak menghambat sintesis asam nukleat,
etanol, eter dan n-Butanol kulit buah nanas menghambat fungsi membran sel dan
iuji aktivitasnya dalam menghambat menghambat metabolisme energi.
pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa. Sedangkan, alkaloid yaitu dengan cara
Pengujian aktifitas ekstrak kulit menghambat sintesis dinding sel yang akan
buah nanas dalam menghambat menyebabkan lisis pada sel, sehingga sel
pertumbuhan Pseudomonas aeruginosae akan mati.
dilakukan dengan metode difusi agar. Hasil statististik menunjukkan
Ekstrak etanol, eter dan n-Butanol kulit buah bahwa nilai untuk tes homogenitas adalah p:
nanas yang diperoleh dibuat konsentrasi 4% 0,034 < 0,05 yang berarti data tidak
b/v dengan suspensi menggunakan homogen dan hasil uji distribusi normal
Na.CMC karena ekstrak lebih mudah menunjukkan nilai p: 0,000 < 0,05 yang
tersuspensi dalam Na.CMC dibandingkan berarti data tida terdistribusi normal.
dengan air. Selanjutnya paper disk direndam Sehingga uji statistik dilanjutkkan dengan
pada masing-masing ekstrak. Na.CMC uji Kruskal Wallis dan dialnjutkan dengan
sebagai kontrol negatif dan Ciprofloxacin uji Mann Whitney
sebagai kontrol positif karena mekanisme Hasil uji beda dari 5 perlakuan
kerjanya adalah menghambat aktivitas DNA terhadap Pseudomonas aeruginosa dengan
gyrase bakteri, bersifat bakterisidal dengan uji Kruskal Wallis diperoleh nilai sig. 0,009
spektrum luas terhadap bakteri Gram-positif < 0,05. Hal ini berarti bahwa semua
maupun negatif. Kemudian paper disk perlakuan memiliki perbedaan. Sehingga
diletakkan pada media yang telah diulas dilanjutkan dengan uji Mann Whitney untuk
bakteri kemudian diinkubasi pada suhu 37oC menentukan perbedaan antar perlakuan.
Berdasarkan hasil analisis Mann Hatam, dkk. 2013. Aktivitas Antioksidan
Whitney menghasilkan perbedaan uji daya dari Ekstrak Kulit nanas (Ananas
hambat antar perlakuan ( Lampiran 5 ). comosus L.Merr). Program Studi
Ekstrak Etanol memiliki aktivitas yang sama Farmasi Unstrat Manado. Jurnal
dengan ekstrak n-butanol ( sig p: 0,099 > Ilmiah Farmasi-Unstrat, Vol. 2,
0,05) sedangkan dengan ekstrak eter No.0,1 Hlm.8-12.
memiliki aktivitas yang berbeda dengan
Kalaiselvi, dkk. 2012. Occurence of
ekstrak etanol ( sig p: 0,043<0,05). Ekstrak
Bioactive Compounds in Ananus
n-Butanol memiliki aktivitas yang berbeda
comosus (L) : A Standardization by
dengan ekstrak eter (sig p: 0,043<0,05).
HPTLC. Asian Pacific Journal of
Ekstrak etanol, eter dan n-Butanol memiliki
Tropical Biomedicine, S1341-S1346.
aktivitas yang berbeda dengan kontrol
positif dan kontrol negatif. Makalew A. J. M, Edward Nangoy, dan
Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak Pemsi M. Wowor. (2016). ”Uji Efek
etanol, eter dan n-Butanol kulit buah nanas Antibakteri Air Perasan Daging Buah
memiliki aktivitas dalam menghambat (AnanasComocuus L) Terhadap
pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa dan Bakteri Klebsiella Pneumoniae”.
aktivitas terbesar diberikan oleh ekstrak Jurnal e-Biomedik (eBm),4,1.
etanol dan ekstrak n-Butanol.
Manaroinsong A, dkk. 2015. Uji daya
PENUTUP hambat ekstrak kulit nanas (Ananas
Kesimpulan comosus L.) terhadap bakteri
Staphylococcus aureus secara IN
Berdasarkan hasil penelitian dan
VITRO. Jurnal Ilmiah Farmasi Vol.4,
analisis data dapat disimpulkan bahwa
No.4, Hlm.27-33
ekstrak etanol, eter dan n-butanol kulit buah
nanas memiliki aktivitas dalam menghambat Plur. 2010. Analisis Usaha Pemanfaatan
Pseudomonas aeruginosa. Aktivitas terbesar limbah Kulit Nanas Menjadi
diberikan oleh ekstrak etanol dan ekstrak n- Minuman. Artikel Teknologi Pangan.
Butanol. Diakses pada tanggal 2 Mei 2017,
http://www.gubuktani.com.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang Radjid M. 2010. Buku Ajar Mikrobiologi.
telah dilakukan maka disarankan untuk Panduan Mahasiswa Farmasi dan
melakukan penelitian aktivitas ekstrak Kedokteran. Jakarta, EGC.
etanol dan n-Butanol kulit buah nanas Tochi, dkk. 2008. Therapeutic Application
terhadap bakteri dan jamur lain. of Pineapple Protease (Bromelain): A
Revew . Pakistan Journal of
DAFTAR PUSTAKA Nutrition, 7(4): 513-520.
Bangun, A. 2012. Ensiklopedia Tanaman
Obat Indonesia. Penerbit IPH.
Bandung.
Christy. 2012. Pengaruh Proses
Pengeringan dan Imobilisasi
Terhadap Aktivitas dan Kestabilan
Enzim Bromelain dari Buah Nenas
(Ananas comosus (L) Merr).
Makassar : Jurusan Teknologi
Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin.
Elliott Tom, dkk. 2013. Mikrobiologi
Kedokteran & Infeksi. Edisi 4.
Jakarta. EGC. Judul Asli : Lecture
Notes Medical Micribiology &
Infection.

Anda mungkin juga menyukai