ABSTRACT
Ageratum conyzoides L. is commonly known as weed species however leaf from this plant is
used as traditional medicine for wound and skin infection. Furthermore it is important to test A.
conyzoides L. leaves extract can inhibit the growth of Staphylococcus aureus bacteria which is
causing infection disease. The content of this leaf which can inhibit bacterial growth is also
obeserved. The study was conducted by growing S. aureus bacteria on nutrient agar (NA) and
then a number of leave extract from A. conyzoides leaves (7.5, 15.0, 35 and 50%) were injected
to NA by well diffusion method. Amoxicillin 0,6% and DMSO 1% were also injected as positve
control and negative control respectively. Inhibition zone was measured based on diameter
formed. The results showed that increasing leaves extract increased inhibition of S. aureus
growth however 50% leave extract inhibited S. aureus growth less than Amoxicilin 0,6%.A.
conyzoides leaf can inhibit S. aureus growth may be caused by terpenoid, fenol, saponin and
alkaloid on its content.
Keywords :Extract Bandotan, Ageratum conyzoides L., Staphylococus aureus. Inhibition zone.
Pembahasan
Penyakit yang disebabkan oleh
infeksi bakteri patogen dapat disembuhkan
oleh beberapa obat antibakteri.Namun
dalam perkembangannya penanganan
terhadap beberapa penyakit ini menemui
Kontrol negatif kesulitan (Awoyinka et al,
2007).Perkembangan penggunaan obat
Gambar 2 Grafik zona daya hambat ekstrak tradisional khususnya dari tumbuh-
daun Ageratum conyzoides L. terhadap
pertumbuhan bakteri S. aureus nilai yang tumbuhan dapat membantu meningkatkan
ditampilkan adalah nilai rata-rata ± standar derajat kesehatan masyarakat secara
deviasi. Angka yang diikuti oleh huruf yang
sama menunjukan tidak berbeda nyata pada meluas.Selama ini penyakit infeksi diatasi
taraf uji 5%.
dengan menggunakan antibiotik.
Penggunaan antibiotik yang berlebihan bisa
membuat mikroba patogen menjadi resisten Cara kerja fenol dalam membunuh
(Refdanita dkk., 2004). Oleh karena itu, mikroorganisme yaitu dengan cara
diperlukan alternatif dalam mengatasi mendenaturasi protein sel (Pelczar dan
masalah ini dengan memanfaatkan bahan- Chan, 1981). Saponin memiliki gugus
bahan aktif antimikroba dari tanaman obat. aglikonyang berperan sebagai
Menurut Ushimaru et al., (2007), antibakteri.Mekanisme kerja saponin dapat
Pemanfaatan tumbuhan obat secara mengubah permeabilitas sel dan
tradisional dapat berdasarkan verifikasi efek mengganggu permeabilitas membran sel
farmakologi dan anti infeksi dari senyawa bakteri (Villa, 2014).Bakteri gram positif
yang dihasilkan tumbuhan tersebut seperti S. aureus tidak memiliki membran
terhadap aktifitas mikro organisme. luar seperti yang dimiliki kebanyakan bakteri
Pemanfaatan daun A. conyzoides L. gram negatif. Disamping itu S. aureus
sebagai anti bakteri khususnya S. Aureus memiliki dinding sel yang bersifat hidrofobik
dapat diidentifikasi berdasarkan uji daya pada bagian luarnya, sehingga konsentrasi
hambat ekstrak tumbuhan terhadap rendah dari ekstrak akan dapat membunuh
pertumbuhan bakteri tersebut. seluruh bakteri S. aureus (Madigan et al.,
Hasil uji fitokimia dari daun A. 2009). Uji alkaloid menunjukan dengan
conyzoides L. menunjukkan adanya terbentuknya warna coklat. Senyawa
kandungan senyawa aktif berupa terpenoid, alkaloid mempunyai mekanisme kerja
fenol, saponin dan alkaloid (Tabel 4.1). sebagai antibakteri yaitu dengan cara
Senyawa tersebut diatas mampu untuk mengganggu komponen penyusun
menghambat pertumbuhan bakteri patogen peptodoglikan pada sel bakteri sehingga
(Kamboj dan Saluja, 2010). Senyawa lapisan dinding sel tidak terbentuk secara
terpenoid bereaksi dengan porin pada utuh dan menyebabkan kematian pada sel
membran luar dinding sel bakteri, tersebut (Farnworth, 1966).
membentuk ikatan polimer yang kuat Bachir dan Benali, (2012)
sehingga mengakibatkan rusaknya porin. menyatakan bahwa bakteri gram positif
Rusaknya porin yang merupakan pintu seperti S. aureus memiliki lapisan
keluar masuknya senyawa akan peptidoglikan yang lebih tebal tanpa adanya
mengurangi permeabilitas dinding sel membrane luar. Adanya aktivitas senyawa
bakteri yang mengakibatkan sel bakteri fenolik akan dengan mudah menyebabkan
kekurangan nutrisi, sehingga pertumbuhan kerusakan pada dinding dan membrane sel
bakteri terhambat atau mati (Cowan, 1999). sehingga akan mengganggu sistem