9 (2) : 125-131
Abstract
Ambon banana fruit which is attacked by fungi that cause rot does not last long during storage. This study
aims to determine the genus of fungi isolated from ambon. The study was conducted at the Microbiology
Laboratory, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Tanjungpura University, Pontianak. There were 9
fungal isolates obtained, genus Aspergillus (3 isolates), genus Colletotrichum (1 isolate), genus Fusarium (3
isolates) and genus Penicillium (2 isolates) with the isolates code Aspergillus sp. PA1, Aspergillus sp. PA2,
Aspergillus sp. PA3, Colletotrichum sp. PA4, Fusarium sp. PA5, Fusarium sp PA6, Fusarium sp. PA7,
Penicillium sp. PA8 and Penicillium sp. PA9.
125
Protobiont (2020) Vol. 9 (2) : 125-131
Kentang dikupas kemudian dipotong dadu dan Jamur yang diamati kemudian diidentifikasi
ditimbang sebanyak 200 gram. Kentang di masuk- dengan mengamati karakter makromorfologis dan
kan ke dalam gelas piala ditambahkan akuades mikromorfologis. Karakter makromorfologis yang
sebanyak 500 ml. gelas piala yang berisi potongan meliputi bentuk, tepian, warna koloni dan
kentang kemudian ditutup menggunakan allu- diameter. Karakter mikromorfologis yang
munium foil kemudian dipanaskan menggunakan meliputi struktur konidiofor yaitu bersekat atau
hotplate stirrer pada suhu 1000C hingga kentang tidak bersekat dan struktur reproduksi meliputi
lunak. Air rebusan kentang kemudian disaring. bentuk spora.
Sukrosa 20 gram, agar 15 gram, dan ciprofloxacin
0,01 gram ditambahkan ke dalam air rebusan Perhitungan Pengamatan Diameter Jamur
kentang kemudian ditambah akuades sampai 1000 Rata-rata pertumbuhan diameter jamur penyebab
ml. Campuran bahan tersebut lalu dipanaskan busuk buah pisang ambon dihitung menggunakan
sampai mendidih. Setelah mendidih, bahan rumus sebagai berikut:
tersebut dipindah ke dalam erlenmeyer kemudian
ditutup dengan kapas dan dibungkus dengan d = (AA’) + (BB’) + (CC’) + (DD’)
plastik, kemudian disterilisasi menggunakan 4
autoklaf selama 15 menit dengan suhu 121 °C dan
tekanan 1 atm (Atlas, 2004).
Pengambilan Sampel
Sampel buah pisang ambon umur tiga hari setelah
panen diambil dari kebun. Buah pisang ambon
selanjutnya dimasukkan ke dalam plastik.
Kemudian pisang diinkubasi dengan suhu ruang
selama sembilan hari. Gambar 1.Pengukuran rata-rata diameter pertumbuhan
jamur
Isolasi Jamur Patogen
Keterangan: Pengukuran diameter jamur dengan garis
Isolasi jamur penyebab busuk buah pisang ambon horizontal (AA’), vertikal (BB’) dan diagonal (CC’ dan
menggunakan metode tanam langsung (direct DD’)
plating method) dengan cara membersihkan ter-
lebih dahulu permukaan kulit pisang mengguna- (Davis, 1965 dalam Nawawi, 2001)
kan alkohol 70 % selama tiga menit, kemudian di-
bilas menggunakan akuades steril selama dua Penyajian Data
menit. Kulit buah pisang busuk dipotong meng-
gunakan cutter dengan ukuran 1x1 cm kemudian Data hasil karakterisasi dan identifikasi isolat
potongan diletakkan pada media PDA dan diinku- jamur disajikan dalam bentuk gambar (foto).
basi selama tujuh hari pada suhu ruang. Setelah
jamur tumbuh pada media kemudian dilakukan
pemurnian dan diamati setiap hari pertumbuhan
koloni setiap jamur dan dilakukan pengamatan di
bawah mikroskop (Agrios, 2005).
126
Protobiont (2020) Vol. 9 (2) : 125-131
c b
b a
a A B
d
Gambar 9 A. Koloni jamur Penicillium sp. PA 8 pada
A B media PDA. B. Karakter mikromorfologi
Gambar 4 A. Koloni Jamur Aspergillus sp. PA 3 pada jamur dengan perbesaran 400x: a. Koni-
media PDA. B. Karakter mikromorfologi diofor; b. Fialid; c. Konidia
jamur dengan perbesaran 400x: a.Koni-
diofor; b. Vesikel; c.Fialid; d. Konidia d
b
b c
A B a
a Gambar 10 A. Koloni jamur Penicillium sp. PA 9 pada
A B media PDA. B. Karakter mikromorfologi
Gambar 5 A. Koloni jamur Colletotrichum sp. PA 4 jamur dengan perbesaran 400x: a. Koni-
pada media PDA. B. Karakter mikro- diofor; b. Percabangan konidiofor; c. Fialid;
morfologi jamur dengan perbesaran 400x: d. Konidia
a. Konidiofor; b. Konidia
127
Protobiont (2020) Vol. 9 (2) : 125-131
128
Protobiont (2020) Vol. 9 (2) : 125-131
129
Protobiont (2020) Vol. 9 (2) : 125-131
sp. ada yang memiliki fialid berbentuk botol yang Kidd, S, Hallyday, C, Alexiou, H & Ellis, D, 2016,
terdiri dari 3-6 fialid, konidia kehijauan berbentuk Descriptions of Medical Fungi, 3rd edition,
bulat, metula berbentu silinder dan konidiofor Newstyle Printing, Mile End
berwarna hialin.
Kiswanti, SD & Sumardiyono, C, 2010, ‘Identifikasi
Penicillium sp. PA 9 dan Virulensi Fusarium oxysporum f.sp.
cubense Ras 4’, Jurnal Perlindungan Tanaman
Hasil pengamatan makroskopis selama masa Indonesia, vol. 16, no. 1, hal. 28-32
inkubasi 7 hari pada media PDA memperlihatkan
karakter dari jamur Penicillium sp. PA 9 yaitu Natawijaya, D, Saepudin, Adam & Pangesti, D, 2015,
koloni berwarna hijau dengan tepi berwarna putih, ‘Uji Kecepatan Pertumbuhan Jamur Rhizopus
bentuk koloni bulat, tekstur kasar dengan garis- stolonifer dan Aspergillus niger yang
Diinokulasikan pada Beberapa Isolat Buah
garis radial di permukaan koloni, dan warna balik
Lokal’, Jurnal Siliwangi, vol. 1, no.1, hal. 32-40
koloni kuning dengan bagian tepi putih (Gambar
10A). Menurut Gandjar et al. (1999), Samson et Navi, SS, Bandyopadhyay, R, Hall, AJ & Bramel-Cox,
al. (2010), dan Watanabe (2002) jamur PJ, 1999, A Pictorial Guide for the Identifi-
Penicillium memiliki warna hijau, hijau keabuan, cation of Mold Fungi on Sorghum Grain,
hijau kekuningan atau hijau kebiruan, tekstur International Crops Research Institute for the
kasar dan padat. Semi-Arid Tropics, Information Bulletin (59),
Andhra Pradesh
Hasil pengamatan mikroskopis pada perbesaran
400x yaitu konidiofor panjang bercabang, bentuk Nawawi, G, 2001, Mengukur Jarak dan Sudut, Modul
silindris dan berwarna hialin. Konidia berbentuk Program Keahlian Mekanisme Pertanian,
bulat berwarna kehijauan kemudian konidiofor Depertemen Pendidikan Nasional, Direktorat
bersekat (Gambar 10B). Menurut Samson et al. Pendidikan Menengah Kejuruan, Jakarta
(2010) anggota Penicillium ada memiliki Nugraheni, ES, 2010, Karakterisasi Biologi Isolat-
konidiofor hialin, konidia bulat berwarna Isolat Fusarium sp. pada Tanaman Cabai
kehijauan atau hialin. Merah (Capsicum annuum L.) Asal Boyolali,
Skripsi, Program Studi Agronomi Fakultas
DAFTAR PUSTAKA Pertanian Universitas Sebelas Maret, Surakarta
Agrios, GN, 2005, Plant Pathology, 5th edition,
Prabawati, S, Suyanti, & Setyabudi, DA, 2008,
Departement of Plant Pathology University of
Teknologi Pascapanen dan Teknik Pengolahan
Florida, Academic Press, New York
Buah Pisang, Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Pascapanen Pertanian, dalam
Atlas, RM, 2004, Handbook of Microbiological Media,
3rd edition, CRC Press, Boca Raton Seminar Badan Litbang Pertanian, Departemen
Pertanian, Bogor
Barnett, HL & Hunter, BB, 2003, Illustrated Genera of
Imperfact Fungi, 4th edition, American Praja, RN & Yudhana, A, 2017, ‘Isolasi dan
Phytopathological Society, St. Paul Identifikasi Aspergillus spp. pada Paru-Paru
Ayam Kampung yang Dijual di Pasar
Banyuwangi’, Jurnal Medik Veterinereissn,
Bessey, EA, 1979, Morphology and Taxonomy of
vol.1 no.1, hal. 6-11
Fungi,3rd edition, Vikas Publishing House PVT
LTD, New Delhi
Rangkuti, EE, Dwi,SS, Kiki, N & Erman,M, 2014,
‘Kemampuan Bakteri Endofit Tanaman
Drusch, S & Ragab, W, 2003, ‘Mycotoxin Fruits, Fruit
Juice and Dried Fruit’, Journal of Food Semangka dalam Menekan Perkembangan
Protection, vol. 66, no. 8, pp. 1514-1527 Penyakit Bercak Daun dan Umbi Tanaman
Kentang dengan Menggunakan Trichoderma
Gandjar, I, Robert, AS, Karin, Van den, TV, Ariyanti, spp. Isolat Lokal’, BIOMA, vol. 11, no. 1, hal.
O & Iman, S, 1999, Pengenalan Kapang Tropik 24-32
Umum, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta
Ratnaningsih, EA, 2014, Mikobiota pada Buah Pisang:
Pengaruhnya Terhadap Fusarium semitectum,
Hardianty, DI, Roza, RM & Martina, A, 2013, Isolasi
dan Seleksi Jamur Selulolitik dari Hutan Cendawan Penyebab Busuk Buah, Skripsi,
Arboretum Universitas Riau, Fakultas Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian
Bogor, Bogor
kampus Binawidya Pekanbaru
Raper, KB & Fennel, DI, 1965, The Genus Aspergillus,
Williams & Wilkins, Baltimore
130
Protobiont (2020) Vol. 9 (2) : 125-131
Samson, RA, Houbraken, J, Thrane, U, Frisvad, JC & Sutejo, AM, Priyatmojo, A & Wibowo, A, 2008,
Andersen, B, 2010, Food and Indoor Fungi, ‘Identifikasi Morfologi Beberapa Spesies Jamur
CBS-KNAW Fungal Biodiversity Centre, Fusarium’, Jurnal Perlindungan Tanaman
Utrecht Indonesia, vol.14, no.1, hal. 7-13
Simanjuntak, N, Khotimah, S & Linda, R, 2015, Waluyo, L, 2008, Teknik dan Metode Dasar dalam
‘Keanekaragaman Kapang Udara di Ruang Mikrobiologi, Universitas Muhammadiyah
Perkuliahan Fakultas Matematika dan Ilmu Malang Press, Malang
Pengetahuan Alam Universitas Tanjungpura
Pontianak’, Protobiont, vol. 4, no. 2, hal. 55-62 Watanabe, T, 2002, Pictorial Atlas of Soil and Seed
Fungi: Morphologis of Cultured Fungi and Key
Smith, BJ, & Black, LL, 1990, ‘Morphological, to Species, 2nd edition, CRC Press, Boca Raton
Cultural, and Pathogenic Variation Among
Colletotrichum Species Isolated from Widiastuti, A, Ningtyas, OH & Priyatmojo, A, 2015,
Strawberry’, Plant Disease, vol. 74, no. 1, pp. ‘Identifikasi Cendawan Penyebab Penyakit
69-76 Pascapanen pada Beberapa Buah di
Yogyakarta’, Jurnal Fitopatologi Indonesia,
vol. 11, no. 3, hal. 91–96
131