Disusun Oleh :
Evans Aditya Pratama (2210801012)
Dosen pengampu :
Riri Novita Sunarti, M.Si
B. Isolasi bakteri
Isolasi bakteri merupakan suatu proses mengambil bakteri dari
lingkungan asalnya dan menumbuhkan di medium buatan sehingga
diperoleh biakan murni. Biakan pertaman hasil isolasi disebut isolat.
Pembuatan isolat dilakukan dengan cara mengambil sampel dari
lingkungan baik dari air, udara, maupun tanah. Selanjutnya sampel
tersebut kemudian dibiakan dengan menggunakan media universal
atau media selektif. Dari media universal tersebut akan diperoleh
mikroba campuran. Untuk proses identifikasi maupun isolasi jenis
tertentu saja, dilakukaan proses pembuatan isolat tunggal dar isolat
campuran tersebut (Lestari, 2017).
Mikroorganisme hasil isolasi perlu di identifikasi untuk
mengetahui jenis serta strainnya sehingga karakteristik dari
mikroorganisme tersebut dapat diketahui guna pemanfaatan
kemampuannya untuk proses pembelajaran mikrobiologi. Dalam
isolasi mikroba peranan media sangat penting, media selalu
dibutuhkan dalam pengisolasian mikroorganisme. Dengan
melakukan isolasi terhadap mikroba dapat dilakukan identifikasi
mikroba, yaitu untuk mengetahui sifat-sifat morfologi,
biokimia dan molekuler dari bakteri (Putri dan Endang, 2018).
Isolasi bakteri merupakan suatu cara untuk memisahkan atau
memindahkan mikroba tertentu dari lingkungan sehingga diperoleh
kultur murni atau biakan murni. Isolasi bakteri ini dilakukan dengan
beberapa cara yaitu metode tuang (pour plate), metode goresan (streak
plate), agar miring (slant culture), dan agar tegak (stab culture)
(Sudjito, 2018).
Dalam suatu kegiatan mikrobiologi yakni proses pembuatan isolat
dilakukan dengan cara mengambil sampel mikrobiologi dari
lingkungan yang ingin diteliti. Dari sampel tersebut maka kemudian
dibiakkan dengan menggunakan media universal atau media selektif,
tergantung tujuan yang ingin dicapai. Jika menggunakan media
universal akan diperoleh biakan mikroba campuran. Untuk proses
identifikasi maupun isolasi jenis tertentu saja, dilakukan proses
pembuatan isolat tunggal dari isolat campuran tersebut.Isolat tunggal
atau biakan murni merupakan biakan yang asalnya dari pembelahan
satu sel tunggal (Fatiqin, 2019).
Isolasi bakteri merupakan cara untuk memisahkan atau
memindahkan mikroba tertentu dari lingkungannya sehingga diperoleh
kultur murni atau biakan murni. Kultur murni ialah kultur yang sel-sel
mikrobanya berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal (Riski,
2017).
Tiga tabung dengan hasil positif uji fermentasi laktosa pada kaldu
laktosa dari tiga pengenceran terakhir dilakukan isolasi dengan metode
spread plate. Diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam. Bakteri
koliform akan tumbuh (hasil positif) dengan warna koloni merah
muda,
ungu gelap atau hitam dengan hijau metalik (Cappuccino & Sherman,
2020).
Morfologi mikroskopis isolat bakteri dilakukan melalui pewarnaan
gram. Hasil positif uji sebelumnya ditumbuhkan di medium nutrient
agar (NA) miring pada tabung reaksi. Diinkubasi pada suhu 37 C
selama 24 jam. Dibuat preparat kering dari masing-masing isolat lalu
diteteskan kristal violet dan didiamkan selama satu menit. Kelebihan
warna dibilas menggunakan akuades. Kemudian diteteskan larutan
iodin dan didiamkan selama satu menit. Dibilas menggunakan akuades
dan dialiri dengan etanol 96%. Dibilas kembali dengan akuades.
Selanjutnya diteteskan safranin dan didiamkan selama 30 detik
(Cappuccino & Sherman, 2020).
Masing-masing isolat bakteri dalam medium NA miring berumur
24 jam dilakukan karakterisasi biokimia melalui uji katalase, uji
fermentasi laktosa, uji Triple Sugar-Iron agar (TSIA), uji metil merah
dan uji voges-proskauer. Metode pengujian tersebut dilakukan
berdasarkan Cappuccino & Sherman (2020).
Tujuan dari pemindahan biakan, untuk menguasai teknik
pemindahanbiakan bakteri dari satu wadah ke wadah lainnya, secara
aseptik sehinggahanya biakan murni yang diharapkan yang akan
tumbuh. Teknik aseptik adalahteknik yang digunakan dalam
pencegahan kontaminasi media kultur steril. Halini sangat penting
dalam tahap awal isolasi mikroba terutama yang berasal daristok kultul
(bukan dari substrat). Kegagalan dalam hal pemindahan biakandapat
menyebabkan kontaminasi dari pertumbuhan mikroba yang tidak
diharapkan (Dwyana, 2017).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Tempat dan waktu
Praktikum mikrobiologi mengenai isolasi mikroba dilaksanakan
pada hari selasa tanggal 4 April 2023 pukul 10.26-12.06 WIB. Adapun
tempat dilaksanakannya praktikum adalah Dilaboratorium Terpadu
Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negri Raden Fatah
Palembang.
B. Alat dan bahan
1. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum kali ini terdiri dari :
cawan petri, incubator, jarum inokulasi (ose), Bunsen, alcohol.
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum kaliini terdiri
dari : media nutrient agar (NA), media potato dextro agar (PDA),
koloni bakteri campuran praktikum sebelumnya.
C. Cara kerja
Adapun cara kerja praktikum isolasi mikroba ini adalah sebagai
berikut :
1. Cairkan media NA dan PDA.
2. Tuangkan media kedalam cawan petri steril, biarkan membeku.
3. Pilihlah 3 macam koloni bakteri dan fungsi yang berasal dari biakan
campuran (praktikum topik sebelumnya). Tulislah nomor koloni yang
saudara pilih pada medium padat dalam cawan petri dan medium
miring.
4. Ambillah sedikit bakteri dari biakan yang dipilih dengan menggunakan
jarum ose.
5. Goreskan pada medium padat dalam cawan petri. Goresan dapat
dilakukan dengan teknik goresan kuadran.
6. Ambil bakteri dengan cara yang sama seperti langkah 4, lalu goreskan
pada agar miring yang steril.
7. Inkubasi semua biakan pada suhu kamar atau ruang selama 1×24 jam.
8. Lakukan pengamatan dan catat bentuk koloni bakteri tersebut.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel Morfologi Koloni NA dan PDA
Morfologi
Sumber Warna Bentuk Ukuran Tekstur Gambar
koloni koloni koloni koloni koloni
Entire
Mulut Shiny (halus dan 4cm Dry
NA(1) (mengkilap) beraturan) (kering)
Irregular
Rambut Dull (pucat) (tidak 5,2 cm Dry
NA beraturan) (kering)
Mulut Dull (pucat) Lobate 1,5 cm Dry
NA(2) (kering)
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum diatas dapat dibahas bahwa uji
aktivitas enzim protease dilakukan menggunakan media Skim Milk Agar
(SMA) (Himedia), isolat bakteri digoreskan pada media SMA dan
diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37C. Aktivitas proteolitik
ditunjukkan dengan terbentuknya zona jernih di sekitar koloni bakteri. Uji
aktivitas enzim lipase dilakukan dengan membuat media Spirit Blue Agar
(Himedia) yang mengandung tributirin. Hasil positif akan terbentuk zona
berwarna putih di sekitar koloni bakteri. Uji aktivitas enzim selulase
digunakan media mineral sederhana yang mengandung CMC 1%. Isolat
bakteri digoreskan pada media mengandung CMC dan diinkubasi selama
24 jam pada suhu 37C. Setelah 24 jam, larutan congo red dituangkan ke
atas kultur bakteri. Hasil positif aktivitas enzim selulase terbentuk zona
jernih kekuningan di sekitar kultur bakteri (Sarkar dan Chourasia, 2017).
Konversi mikrobia pada limbah sayur juga mampu menghasilkan
kompos yang meningkatkan efisiensi germinasi pada Cicer arietinum
(Indumathi, 2017).
Isolasi bakteri adalah proses mengambil bakteri dari medium atau
lingkungan asalnya dan menumbuhkannya di medium buatan sehingga
diperoleh biakan yang murni. Bakteri dipindahkan dari satu tempat ke
tempat lainnya harus menggunakan prosedur aseptik. Aseptik berarti bebas
dari sepsis, yaitu kondisi terkontaminasi karena mikroorganisme lain.
Teknik aseptik ini sangat penting bila bekerja dengan bakteri. Beberapa
alat yang digunakan untuk menjalankan prosedur ini adalah bunsendan
laminar air flow Bila tidak dijalankan dengan tepat, ada kemungkinan
kontaminasi oleh miroorganisme lain sehingga akan mengganggu hasil
yang diharapkan. Teknik aseptik juga melindungi laboran dari kontaminasi
bakteri (Singleton dan Sainsbury, 2017)
Persyaratan utama bagi isolasi dan kultivasi fage adalah harus
adanya kondisi optimum untuk pertumbuhan organisme inangnya. Sumber
bakteri ofage yang paling baik dan paling utama adalah habitat inang.
Sebagai contoh fage koli yang di jumpai di dalam pencernaan dapat
diisolasi dari limbah atau pupuk kandang. Hal ini dilakukan dengan
sentifugasi atau filtrasi bahan sumbernya dan penambahan kloroform
untuk membunuh sel-sel bakterinya (Adams, 2019).
Ada beberapa cara yang digunakan untuk bakteri, fungi, dan
khamir dengan metode garis, metode tuang, metode sebar, metode
penuangan, serta micromanipulator. Dua diantaranya yang paling sering
banyak digunakan adalah teknik cawan tuang dan cawan gores. Kedua
metode ini didasarkan pada prinsip yang sama yaitu mengencerkan
organisme sedemikian rupa sehingga individu species dapat dipisahkan
(Plezar, 2017).
Mikroorganisme dibiakkan di laboratorium pada medium yang
terdiri dari bahan nutrient. Biasanya pemilihan medium yang dipakai
bergantung kepada banyak faktor seperti seperti apa jenis mikroorganisme
yang akan ditumbuhkan. Perbenihan untuk pertumbuhan bakteri agar
dapat tetap dipertahankan harus mengandung semua zat makanan yang
diperlukan oleh organisme tersebut. Faktor lain seperti pH, suhu dan
pendinginan harus dikendalikan dengan baik (Buckle, 2017).
Mikroorganisme tidak memerlukan banyak ruangan untuk
perkembangannya, sebab itu media buatan (agar) dapat dimasukkan ke
dalam sebuah tabung percobaan labu atau cawan Petri. Pada permulaannya
tabung atau cawan Petri harus dalam keadaan steril (bebas dari setiap
mikroorganisme hidup) lalu setelah itu dimasukkan mikrobia yang
diinginkan, tabung atau cawan harus dilindungi terhadap kontaminasi dari
luar. Sumber utama pencemaran dari luar adalah udara, yang banyak
mengandung mikroorganisme yang berterbangan. Bentuk cawan petri,
dengan tutup yang saling menyelubungi, dirancang untuk mencegah
pencemaran udara. Pencemaran tabung atau labu dihindari dengan cara
menyumbat mulutnya dengan penutup yang cocok, biasanya dengan kapas
(Alam dkk, 2020).
Enzim selulase adalah biokatalisator yang berperan mengkatalisis
proses hidrolisis selulosa menjadi rantai selulosa yang lebih pendek atau
oligosakarida yang selanjutnya akan diubah lagi menjadi glukosa. Selulase
merupakan nama kelompok enzim yang memutuskan ikatan glikosidik
beta-1,4 di dalam selulosa, selodekstrin, selobiosa, dan turunan selulosa
lainnya. Selulase terdiridari enzim - enzim yang bekerja bersama-sama
secara sinergis untuk menghidrolisis selulosa (Zhang & Zhang, 2017).
Akibat hidrolisis selulosa menjadi glukosa dalam media padat
CMC, disekitar koloni tampak daerah yang lebih terang, dan daerah ini
disebut sebagai zona terang (Cleared zone). Kemampuan isolat tersebut
tumbuh padamedia selulosa membuktikan bahwa isolat tersebut mampu
memanfaatkan selulosa sebagai salah satu sumber nutriennya (Awan,
2020).
Selulosa dapat dijadikan sebagai sumber karbon dan energi bagi
mikroba. Masing-masing jenis bakteri selulolitik mempunyai kemampuan
tersendiri dalam mendegradasi selulosa. Bakteri genus Cytophaga
menduduki peringkat paling utama dalam mendegradasi selulosa.
Pertumbuhan bakteri selulolitik dalam media CMC melalui fase-fase
tertentu. Pada fase eksponensial terjadi pertambahan sel maksimal.
Dimana nutrien masih dapat mendukung pertumbuhan bakteri sampai fase
stasioner. Pada akhir fase ini kandungan nutrien berkurang yang
menandakan proses metabolisme menurun. Semakin banyak konsentrasi
CMC yang ditambahkan maka nilai viskositas dan kekentalannya akan
semakin tinggi. Pentingnya mengisolasi suatu mikroba dari lingkungan
dikarenakan banyaknya mikroba yang sulit untuk diamati atau dibedakan
secara langsung menggunakan panca indera. Sehingga dengan isolasi akan
mempermudah untuk melihat dan mengamati bentuk-bentuk pertumbuhan
mikroba pada beberapa medium serta dapat melihat morfologi dari
mikroba tersebut. Semakin banyak konsentrasi CMC yang ditambahkan
maka nilai viskositas dan kekentalannya akan semakin tinggi dan
mikroorganisme yang dihasilkan semakin banyak. Selulosa dapat
dijadikan sebagai sumber karbon dan energi bagi mikroba. Masing-masing
jenis bakteri selulolitik mempunyai kemampuan tersendiri dalam
mendegradasi selulosa (Ghoni, 2019).
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan mengenai
isolasi bakteri, dapat disimpulkan bahwa : Isolasi bakteri merupakan
proses pengambilan bakteri dari medium atau lingkungan asalnya,
dan menumbuhkan pada medium buatan sehingga diperoleh biakan
atau kultur murni. Pengisolasian dilakukan dengan menggunakan
beberapa sampel, yaitu sampel tanah, air laut, dan biota laut. Isolasi
mikroba dengan cara pengenceran terdiri dari teknik preparasi
suspensi dan teknik pengenceran bertingkat. Setelah teknik
pengenceran bertingkat, dilanjutkan dengan teknik penanaman. Pada
teknik penanaman terdiri dari spread plate (agar tabung ulas) dan pourplate
(agar tuang). Dilakukannya teknik pengenceran bertingkat dengan
tujuan untuk memperkecil jumlah isolat yang tersuspensi di dalam
cairan, sehingga mempermudah identifikasi mikroba.
B. Saran
Adapun saran yang dapat saya berikan setelah melakukan
praktikum ini adalah agar pada praktikum selanjutnya keaktifan
praktikan dalam proses praktikum harus lebih diperhatikan lagi
sehingga praktikum dapat berjalan kondusif dan efisien waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Adams, M.R. 2019. Food Microbiology. University of Surrey. Guildford.
New York.
Alam, M.S, Sarjono P.R, Aminin, A.L.N. 2013. Isolasi Bakteri Selulolitik
Termofilik Kompos Pertanian Desa Bayat, Klaten, Jawa Tengah.
Chem Info. No.1(1) :190-195.
Aryantha, I. N. P., & Dwiantara, W. S. (2019). Aktivitas Larvisidal
Ekstrak Etil Asetat dan Heksana dari Filtrat Beauveria bassiana
terhadap Aedes aegypti. Berita Biologi, 18(3), 359-364.
Awan, M., 2020, Introduction to Soil Microbiology, Second Edition, New
York :Jhon & Sons
Badan POM RI. (2019). Pedoman Penerapan Peraturan Badan POM
tentang Cemaran Mikroba dalam Pangan Olahan.
Direktorat Standardisasi Pangan Olahan Badan POM RI.
Buckle. 2017. Mikrobiologi Terapan. Universitas Gajah Mada:
Yogyakarta
Cappuccino, J. G., & Sherman, N. (2020). Microbiology: a Laboratory
Manual Twelfth Edition. Pearson Higher Ed.
Dwyana. 2017. Mikrobiologi Dasar. Makassar: Universitas Hasanuddin.
Fatiqin, Awalul., Novita, Riri., Apriani, Ike. (2019). Pengujian Salmonella
Dengan Menggunakan Media Ssa Dan E. Coli Menggunakan
Media Emba Pada Bahan Pangan. Jurnal Indobiosains. 1:1, 28-36.
Ghoni. 2019. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Papas Sinar Sinanti
Indumathi, D., 2017. Microbial conversion of vegetable wastes for bio
fertilizer production. IOSR- Journal of Biotechnology and
Biochemistry, 3(2), pp.43–47.
Ismaini, Meiriska and Bahri, Syaiful and Nukmal, Nismah and Setiawan,
Andi (2021) ISOLASI MIKROBA ENDOFIT MANGROVE
Lumnitzera racemosa. In: Seminar Nasional Bersama FMIPA
Unila Tahun 2021, 8-9 September 2021, Bandar Lampung.
(Unpublished)
Lestari, Purwaning Budi & Triasih Wahyu Hartati . 2017. Mikrobiologi
Berbasis Inkuiry. Gunung Samudera. Malang.
Pelezar. 2017. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : UI Press.
Puspitasari, R.L., Elfidasari, D., Aulunia, R. and Ariani, F. (2017). Studi
Kualitas Air Sungai Ciliwung Berdasarkan Bakteri Indikator
Pencemaran Pasca Kegiatan Bersih Ciliwung 2015. Jurnal Al-
Azhar Indonesia Seri Sains Dan Teknologi, 3(3), pp.156-162.
Putri, Adde Lolita Octavia Putri & Endang Kusdiyantini. 2018. Isolasi
Dan Identifikasi Bakteri Asam Laktat Dari Pangan Fermentasi
Berbasis Ikan (Inasua) Yang Diperjualbelikan Di Maluku
Indonesia. Jurnal Biologi Tropika, 1(2): 6-12.
Ria, Lilik ER, Dewi A, Mulia WA, Premi PR.2019. Mikrobiologi Dasar
Hasil Ternak. UB Press: Malang
Riski, Khofifu., Fakhrurrazi., Abrar, Mahdi. (2017). Isolasi Bakteri
Staphylococcus Aureus Pada Ikan Asin Talang-Talang
(Scomberoides Commersonnianus) Di Kecamatan Leupung
Kabupaten Aceh Besar . Jimvet . 1:3, 366-374.
Sarkar, P. and Chourasia R., 2017. Bioconversion of organic solid wastes
into biofortified compost using a microbial consortium.
International Journal of Recycling of Organic Waste in
Agriculture. 6, pp. 321–334.
Singleton dan Sainsbury. 2017. Dictionary of Microbiology and
Molecular Biology 3rd Edition. John Wiley and Sons. Sussex,
England.
Sudjito, Y.L. 2018. Smart Book Biologi Trik Meraih Nilai 100 SMA/MA
Kelas X, XI, XII. PT Grasindo. Jakarta.
Zhang, X.Z. & Zhang, Y.H.P. (2013). Cellulases: Characteristics,
Sources, Production and Applications. Bioprocessing
Technologies. In Yang, S.T., El-Enshasy, H.A. and Thongchul, N. (eds.)
Biorefinery forSustainable Production of Fuels, Chemicals, and
Polymers First Edition (pp. 131– 146). John Wiley & Sons, Inc.,
New York
LAMPIRAN