LAPORAN PRAKTIKUM
PENGANTAR BAKTERIOLOGI TUMBUHAN
“Isolasi Bakteri Patogen”
Oleh :
NAMA : YOVIE NATANIEL
NIM : D1F121005
KELAS : PTP-A
ASISTEN : ANDI HIQMAWATI AF., S.P.
dua faktor yaitu penyakit infeksi dan penyakit non infeksi, penyakit infeksi
dan limbah peternakan. Pencemaran yang terjadi disebabkan oleh bakteri yang dapat
menyebabkan menurunnya kualitas perairan. Isolasi adalah salah satu cara untuk
diperoleh kultur murni atau biakkan murni. Kultur murni merupakan kultur yang sel-
goresan (streak plate), taburan/tuang (pour plate), sebar (spread plate), pengenceran
dengan cara isolasi dan identifikasi bakteri yang akan memudahkan membuat vaksin
untuk jenis pathogen tertentu. Hal ini akan memudahakan apabila patogen dengan
jenis yang sama menyerang kembali, sehingga vaksin yang dibuat dapat digunakan
dan patogen yang menyerang populasi ikan dapat dikendalikan. Perlu digunakan
teknik aseptik, dimana semua peralatan maupun media pertumbuhan yang akan
digunakan pada teknik ini harus dalam keadaan steril/aseptik Untuk mencegah
mikroorganisme luar yang tidak dikehendaki masuk ke dalam biakan murni. Biakan
murni adalah biakan yang hanya terdiri dari satu spesies tunggal.
3. Mengetahui jenis-jenis bakteri apa saja yang tumbuh pada medium biakan
Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan
mikroba lain yang berasal dari campuranmbermacam-macam mikroba. Hal ini dapat
membentuk koloni sel yang tetap pada tempatnya. Beberapa cara atau metode untuk
memperoleh biakan murni dari suatu biakan campuran. Dua diantaranya yang paling
sering digunakan adalah metode cawan gores dan metode cawan tuang. Yang
individu. Dengan anggapan bahwa setiap koloni dapat terpisah dari satu jenis sel
seperti tanah, lumpur, air, udara, dan limbah produksi dalam media yang
mengandung nutrisi, baik media umum maupun media selektif (Mikdarullah et al.,
2017).
masing mikroba harus dipisahkan dari satu dengan yang lainnya sehingga didapatkan
kultur atau biakan murni dari mikroba tersebut. Untuk mendapatkan isolat bakteri
dari suatu bahan yang mengandung campuran mikroba dapat dilakukan isolasi.
Bakteri yang telah diisolasi dengan menggunakan media TSA juga kemudian
bakteri pada media yang terbatas tidak mungkin dilakukan penghitungan bakteri yang
bakteri pada sampel (Ahmad et., 2015). Tidak semua data jumlah koloni pada setiap
pengenceran dapat dihitung karena jumlah koloninya kurang dari batas minimum
atau
lebih dari batas maksimum dalam standar perhitungan total plate count (Christy et
al., 2019).
terjadinya
berupa organ, jaringan, sel ataupun protoplasma dan selanjutnya mengkultur bagian
tanaman tersebut pada media buatan dengan kondisi lingkungan yang steril dan
terkendali.
yang tumbuh. Isolat yang digunakan dalam identifikasi ini adalah biakan murni.
Secara makroskopis meliputi bentuk koloni bakteri, warna koloni, tepi koloni, dan
elevasi koloni. Secara mikroskopis diamati bentuk sel, susunan sel dengan
morfologi koloni pada berbagai medium. Bakteri terlebih dahulu di inokulasi pada
koloni, permukaan koloni, bentuk koloni, elevasi, dan tepi (Margin). Pengamatan
koloni bakteri pada medium tegak hanya berupa pengamatan bentuk pertumbuhan
koloni. Pada medium miring yang diamati adalah bentuk pertumbuhan koloni dan
permukaan, bau, kekeruhan dan endapan koloni bakteri (Yulitaasary et al., 2017).
III. METODE PRAKTIKUM
Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu hawar daun bakteri pada
tanaman padi dan singkong, tanah dari pohon pisang yang terkena penyakit darah,
tomat yang bergejala layu bakteri, media TSA aquades dan alkohol.
Alat yang digunakan yaitu aluminium foil, plastic wrap, timbangan digital,
vortex, tabung reaksi gelas ukur, pinset, cawan petri, jarum ose, lampu Bunsen,
cutter, pipet mikro, tissue, kamera handphone, dan alat tulis menulis.
hawar daun bakteri, bagian yang diambil yaitu antara tanaman yang terkena
penyakit dan yang sehat. Mencuci sampel tersebut hingga bersih, kemudian
menggunakan alkohol 70% dan aquades selama kurang lebih 3 menit menit.
Setelah itu, memasukkan potongan sampel yang sudah disterilisasi tadi ke dalam
mortar lalu menambahkan aquades steril 4-5 ml kemudian digerus hingga jaringan
tanaman hancur dan homogen. Pada media PDA memasukkan 100 µl cairan
(Streaking) cairan pada media agar harus dibuat 4 arah dengan saling memotong.
Perlu di ingat bahwa kita harus selalu mensterilisasikan setiap alat yang digunakan
lamanya pada suhu ruang dan diamati pertumbuhan serta menghitung populasi
kemudian siapkan 9 ml aquades steril dan masukkan tanah yang telah di suspense
tadi kedalam aquades tersebut. Setelah melakukan hal tersebut selanjutnya adalah
Kemudian menuang medium TSA kedalam cawan petri, setelah itu masukkan
sampel yang telah di suspense tadi pada media TSA dalam cawan petri dengan
cara menyebar menggunakan batang penyebar yang telah di sterilisasikan.
TSA tersebut.
microtube dan tutup. Selanjutnya siapkan cawan petri yang berisikan medium
dengan terus memperhatikan sterilisasi pada alat yang digunakan saat melakukan
extract. Setelah selesai, tutup cawan petri dan lekatkan dengan menggunakan
plastik wrap, kemudian inkubasikan selama 48 jam pada suhu standar kemudian
Mikdarullah, Nugraha A. 2017. Teknik Isolasi Bakteri Proteolitik dari Sumber Air
Panas Ciwidey, Bandung. Jurnal Teknik Litkayasa Akuakultur. 15(1):11-14.
Putri A L O dan Kusdiyantini E. 2018. Isolasi dan identifikasi bakteri asam laktat
dari pangan fermentasi berbasis ikan (Inasua) yang diperjualbelikan di
Maluku-Indonesia. Jurnal Biologi Tropica. 1(2):6-12.
Suprapto H, Sudarno, Tito I M. 2016. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Kitinolitik yang
Terdapat pada Cangkang Lobster Air Tawar (Cherax quadricarinatus). Jurnal
Ilmiah Perikanan dan Kelautan. 8(1):1-6.
Yulitaasary A T, Aisyah I N, Mochammad I. 2017. Isolasi dan Identifikasi
Azotobacter dari Rhizosfer Tanaman Kopi (coffea canephora) yang
Terserang Nematoda Parasite Pratylenchus Coffeae. Jurnal saintifika.
19(2):13-23.
LAMPIRAN
Gambar 1 : Proses isolasi bakteri patogen dari tanah melalui teknik penggoresan
Gambar 2 : Penggoresan dari ekstrak jaringan sakit