Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI

PERCOBAAN III
ISOLASI DAN INOKULASI MIKROORGANISME

OLEH :
NAMA : WILDA PUSPITA AGAM
NIM : O1 A1 15 147
KELAS : D2015
KELOMPOK : I (SATU)
ASISTEN : ASMAHDIN

LABORATORIUM FARMASI
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI

2017
ISOLASI DAN INOKULASI MIKROORGANISME 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Mikroorganisme merupakan mahluk hidup yang populasinya sangat besar dan kompleks.
Spesiesnya yang berjumlah ratusan terdapat di bagian-bagian tubuh manusia, makanan, hewan dan
lain-lain. Mikroorganisme juga terdapat ditanah, air dan udara . Di alam, populasi mikroba tidak
terpisah sendiri menurut jenisnya, tetapi terdiri dari campuran berbagai macam sel. Di dalam
laboratorium populasi bakteri inidapat diisolasi menjadi kultur murni yang terdiri dari satu jenis
yang dapat dipelajari morfologi, sifat dan kemampuan biokimiawinya.
Isolasi merupakan metode yang digunakan untuk memisahkan atau memindahkan
mikroba tertentu dari suatu lingkungan, sehingga diperoleh kultur murni atau biakkan murni. Kultur
murni ialah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal.
Mengisolasi mikrooraganisme dapat di lakukan dengan cara goresan (streak plate), cara
taburan/tuang (pour plate), cara sebar (spread plate), cara pengenceran (dilution plate) serta
micromanipulator.
Tujuan isolasi adalah untuk memperlihatkan keanekaragaman mikroorganisme dalam
lingkungan di sekitar kita. Proses pemindahan mikroba dari medium lama ke medium baru harus
dilaksanakan secara teliti. Terlebih dahulu harus diusahakan agar semua alat-alat yang berhubungan
dengan medium dan pekerjaan inokulasi (penanaman) itu benar-benar steril, hal ini untuk
menghindari kontaminasi dengan mikroorganisme yang tidak diinginkan.
Inokulasi Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan
memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang
sangat tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi) terlebih dahulu diusakan agar semua
alat yang ada dalam hubungannya dengan medium agar tetap steril, hal ini agar menghindari
terjadinya kontaminasi. Dalam mengisolasi suatu mikroorganisme, dilakukan dengan cara yang
aseptis untuk menghindari terjadinya kontaminasi dengan mikroorganisme lain. Berdasarkan
uraian diatas, maka dilakukanlah praktikum mengenai Isolasi Mikroba ini.

B. RUMUSAN MASALAH

WILDA PUSPITA AGAM ASMAHDIN

O1A115147
ISOLASI DAN INOKULASI MIKROORGANISME 3
Rumusan masalah dalam percobaan adalah adalah bagaimanacara dan metode-metode
yang digunakan untuk memisahkan mikroba tertentu dari populasi campurannya untuk
mendapatkan kultur murni ?

C. TUJUAN
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui cara dan metode-metode yang
digunakan untuk memisahkan mikroba tertentu dari populasi campurannya untuk mendapatkan
kultur murni.
D. MANFAAT
Manfaat dari percobaan ini adalah dapat mengetahui cara dan metode-metode yang
digunakan untuk memisahkan mikroba tertentu dari populasi campurannya untuk mendapatkan
kultur murni.

WILDA PUSPITA AGAM ASMAHDIN

O1A115147
ISOLASI DAN INOKULASI MIKROORGANISME 4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dasar Teori
Secara alami, mikroba di alam ditemukan dalam populasi campuran. Untuk memperoleh
biakan murni dapat dilakukan isolasi yang diawali dengan pengenceran bertingkat. Proses isolasi
mikroba adalah memisahkan mikroba satu dengan mikroba lain yang berasal dari campuran
berbagai mikroba untuk dapat mempelajari sifat biakan, morfologi dan sifat mikroba lainnya
(Puspitasari, dkk., 2012).
Isolasi merupakan suatu cara untuk memisahkan mikoorganisme dari sampel atau alam
dan menumbuhkan dalam media kultur secara in vitro sehingga di peroleh biakan murni. Inokulasi
merupakan suatu cara untuk memindahkan biakan murni dari suatu media ke media lain yang
sama atau berbeda. Biakan murni (pure culture) inokulum merupakan biakan hasil isolasi yang
terdiri dari satu jenis mikroorganisme (Harti, 2015).
Metode dalam isolasi mikroorganisme yaitu metode cawan gores, prinsip menggoreskan
sejumlah suspensi sample pada permukaan media lempeng agar menggunakan jarum inokulasi
secara aseptik, lalu di inkubasi, dan metode cawan tuang, prinsi mencampur sejumlah suspensi
bahan atau seri pengenceran pada media agar yang di cairkan , lalu di tuang pada cawan petri
steril secara aseptik, biarkan padat, lantas di inkubasi (Harti, 2015).
Media Potato Dextrose Agar (PDA) merupakan media yang umum digunakan untuk
menganalisis jenis dan jumlah kapang pada produk makanan. Masalah yang sering dihadapi
dengan penggunaan media ini adalah seringnya terjadi kegagalan dalam pengamatan morfologi
dan penghitungan jumlah koloni kapang akibat tumbuhnya koloni yang menyebar sehingga
menghambat atau menutupi koloni yang lain (Indriati dkk., 2010)
Jamur endofit merupakan mikroorganisme yang terdapat di dalam suatu sistem jaringan
tumbuhan seperti biji, daun, bunga, ranting, batang dan akar. Berbagai senyawa fungsional dapat
dihasilkan oleh jamur endofit. Senyawa yang dihasilkan jamur endofit tersebut dapat berupa
senyawa anti kanker, antivirus, antibakteri, antifungi, hormon pertumbuhan tanaman, insektisida
dan lain-lain. isolasi jamur endofit dari bagian tanaman yang berbeda dari satu tumbuhan inang,
ternyata mengandung jenis isolat yang berbeda pula. Hal ini merupakan mekanisme adaptasi dari
endofit terhadap mikroekologi dan kondisi fisiologis yang spesifik dari masingmasing tumbuhan
inang. (Noverita dkk., 2009).

WILDA PUSPITA AGAM ASMAHDIN

O1A115147
ISOLASI DAN INOKULASI MIKROORGANISME 5
Isolasi jamur endofit dilakukan dengan mencuci bagian akar, batang, dan daun dengan
alkohol dan aquades agar steril dari jamur luar sehingga jamur yang tumbuh diharapkan berasal
dari dalam jaringan tanaman cengkeh. Kemudian sampel dipotong sepanjang 1 cm. Potongan
sampel disterilkan dengan cara dicuci ke dalam larutan NaOCl 10% selama 1 menit dan
selanjutnya direndam alkohol 96% selama 1 menit diulang 2 kali. Setelah itu dibilas dengan
aquades selama 1 menit dan diulang 2 kali, lalu potongan sampel dikeringkan diatas tissue
steril.Setelah kering, kemudian potongansampel ditanam pada media PDA didalam cawan
petri.Pada aquades bilasan terakhir diambil 1 ml dan dituang pada media PDA yang baru untuk
digunakan sebagai kontrol yang berfungsi menentukan apakah sampel yang diisolasi merupakan
jamur endofit atau bukan. Kemudian isolat diinkubasi selama 5-7 hari pada suhu 25- 30 oC atau
sampai isolat jamur endofit tumbuh memenuhi cawan petri (Shofiana dkk., 2015).
Mikroorganisme dikembangbiakkan dengan menginokulasikan mikroorganisme ke agar
nutrient. Teknik inokulasi yang digunakan adalah teknik cawan tuang, dengan sebelumnya
dilakukan pengenceran terlebih dahulu agar hasil koloni yang didapat berupa biakan murni.
Setelah diinkubasi dalam keadaan aerob selama 24 jam, koloni tunggal yang terbentuk diperiksa
menggunakan pewarnaan Gram untuk melihat karakteristik dinding sel dan bentuk dari sel
tersebut. Pengamatan dengan mikroskop dilakukan dengan menggunakan mikroskop jenis
mikroskop cahaya. Untuk pengamatan dinding sel Bakteri, digunakan perbesaran sebesar 1000x
dan menggunakan minyak emersi (Hasanah, 2013).
Proses aseptis dilakukan dengan menyemprotkan alkohol, menjaga lingkungan dari
mikroba pengkontaminasi dan melakukan sterilisasi terhadap alat dan bahan yang digunakan.
Memperkuat adanya bakteri indigenous ini, bersamaan dengan penanaman bakteri juga
dilakukan pembuatan medium kontrol. Medium kontrol merupakan medium yang dituang
ke dalam cawan petri secara aseptis dari medium yang sama pada saat penanaman tanpa
penambahan sampel. Jika medium kontrol tidak ditumbuhi oleh bakteri sedangkan medium
sampel ditemukan adanya bakteri, menandakan bahwa di dalam sampel terdapat bakteri yang
benar-benar berasal dari sampel tersebut (Nurmalinda dkk., 2013).

B. Uraian Bahan
1. Agar (Ditjen POM Edisi III, 1979)
Nama resmi : AGAR
Pemerian :Tidak berbau atau bau lemah,berasal musilago pada lidah.
WILDA PUSPITA AGAM ASMAHDIN

O1A115147
ISOLASI DAN INOKULASI MIKROORGANISME 6
Kelarutan : Tidak larut dalam air dingindan larut dalam air mendidih.
Kegunaan : Sebagai bahan pemadat medium.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
2. Ekstrak daging (Ditjen POM Edisi III, 1979)
Nama resmi : BEEF EXTRACT
Pemerian :Berbau dan berasa pada lidah. Kaldu daging sapi konsentrat diperoleh
dengan mengekstraksi daging sapi segar tanpa lemak, dengn cara
merebus dalam air dan menguapkan kaldu pada suhu rendah dalam
hampa udara sampai terbentuk residu kental berbentuk pasta. Massa
berbentuk pasta, berwarna coklat kekuningan sampai coklat tua, bau
dan rasa seperti daging, sedikit asam.
Kelarutan : Larut dalam air dingin.
Kegunaan : Sumber protein untuk pertumbuhan mikroorganisme.
Penyimpanan : Simpan dalam wadah tertutuprapat, tidak tembus cahaya.
3. Pepton (Farmakope Indonesia, edisi III, Hal : 721)
Nama Resmi : PEPTON
Nama Lain : Pepeton kering
Pemerian : Serbuk kuning kemerahan sampai coklat, bau khas tidak busuk.
Kelarutan : Larut dalam air, memberika larutan berwana coklat kekuningan yang
bereaksi agak asam; praktis tidak larut dalam etanol (95%) p dan dalam
eter P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai sumber nitrogen
4. Aquadest (Ditjen POM Edisi III, 1979)
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Air suling
RM/BM : H2O/18,02
R. struktur :

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna,tidak berbau,tidak berasa.


Kegunaan : Sebagai sumber nutrien mikroba danpelarut medium.
WILDA PUSPITA AGAM ASMAHDIN

O1A115147
ISOLASI DAN INOKULASI MIKROORGANISME 7
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
5. Dekstrosa (Ditjen POM Edisi III, 1979)
Nama resmi : DEXTROSUM
Nama lain : Glukosa, Dekstrosa
RM / BM : C6H12O6/180,16
R. struktur :

Pemerian :Hablur tidak berwarna, serbuk halus atau butiran putih, tidak berbau,
rasa manis.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, sangat mudah larut dalam air mendidih, agak
sukar larut dalam etanol (95%).
Kegunaan : Sebagai sumber nutrient yang spesifik untuk mikroba jamur
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
6. Alkohol (Ditjen pom, edisi IV, 1979: 63)
Nama resmi : AETHANOLUM
Nama lain : Etanol / Alkohol
RM/BM : C2H6O/46,07
R.struktur : CH3-CH2-OH
Pemerian : cairan mudah menguap, jerni, bau khas dan menyebabkan rasa
terbakar padah lidah. Mudah menguap meskipun pada suhu rendah dan
mendidih pada suhu 780C dan mudah terbakar
Kelarutan :bercampur dengan air dan praktis bercampur dengan semua pelarut
organik
Kegunaan : Anti mikroba, desinfektan, pelarut, penetrasi
Penyimpanan : Wadah tertutup rapat jauh dari api
7. Kentang (Solanium tuberosum)
a. Klasifikasi (Tjitrosoepomo, 2007)
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyt
Sub Divisio : Angiospermae
WILDA PUSPITA AGAM ASMAHDIN

O1A115147
ISOLASI DAN INOKULASI MIKROORGANISME 8
Class : Dicotyledoneae
Sub Class : Sympetalae
Ordo : Solanales
Familia : Solanaceae
Genus : Solanum
Species : Solanum tuberosum
Kegunaan : Untuk ekstraknya, sebagai sumber nutrient mikroba.
b. Morfologi (Tjitrosoepomo, 2007)
Bagian batang yang terletak dibawah permukaan tanah tumbuh daun-daun kecil
seperti sisik pada ketiak daun terdapat tunas ketiak yang dapat tumbuh menjulur secara
diageotropik. Buku-buku (internode) yang memanjang dan melengkung pada bagian
ujungnya disebut stolon. Umbi Kentang merupakan bagian dari batang yang berfungsi
sebagai tempat menyimpan cadangan makanan serta untuk berproduksi. Tanaman Kentang
yang berasal dari umbi tidak terdapat akar utama tetapi hanya akar halus atau akar serabut
saja yang panjangnya dapat mencapai 60 cm.
8. Tanaman Jarak (Prihandana dan Roy)
Regmum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Class : Dicotylodonae
Ordo : Euforbiales
Family : Euphorbiacea
Genus : Jatropha
Spesie : Jatropha carcus

BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu Dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 20 Maret 2017 pukul 13.00 WITA sampai
selesai bertempat di laboratorium Farmasi Jurusan Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo
Kendari Sulawesi Tenggara.
B. Alat dan Bahan

WILDA PUSPITA AGAM ASMAHDIN

O1A115147
ISOLASI DAN INOKULASI MIKROORGANISME 9
1. Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan isolasi dan inokulasi mikroorganisme adalah:
a. Cawan petri
b. Elektromantel
c. Erlenmeyer
d. Gelas kimia
e. Gelas ukur
f. Inkubator
g. Jarum Ose bulat
h. Laminar Air Flow
i. Lampu spiritus
j. Rak Tabung Reaksi
k. Silet
l. Tabung reaksi
m. Timbangan analitik

WILDA PUSPITA AGAM ASMAHDIN

O1A115147
ISOLASI DAN INOKULASI MIKROORGANISME 10
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan isolasi dan inokulasi mikroorganisme
adalah:
a. Akuades
b. Alkohol 70 %
c. Aluminium foil
d. Bayclin
e. Daun dan batang jarak
f. Media cair NB
g. Media cair PDB
h. Media padat NA
i. Media padat PDA
j. Tanah
k. Tisu

WILDA PUSPITA AGAM ASMAHDIN

O1A115147
ISOLASI DAN INOKULASI MIKROORGANISME 11
C. Prosedur Kerja
1. Isolasi jamur dengan metode tanam pembuatan media PDA

Daun & Batang


Jarak

- Dinyalakan ruang LAF dengan sinar UV selama 30 menit sebelum digunakan


- Dicuci sampai bersih daun dan batang jarak menggunakan air
- Masukkan alat dan bahan yang akan digunakan ke dalam LAF
- Dipotong daun jarak bentuk dadu sekitar 1 cm sebanyak 6 potong
- Dipotong batang jarak secara memanjang sekitar 1 cm lalu dikuliti kulit bagian
luar dan lapisan batang bagian di ambil
- Dicuci dengan campuran 1 tetes bayclin dan 5 ml air steril
- Dicuci dengan alkohol 70% + aquades 5 ml
- Dicuci dengan air steril
- Diambil dan dikeringkan
- Dimasukkan dalam media PDB dekat nyala api spiritus
- Disebar sampel tadi dengan menggunakan pinset
- Diinkubasi menggunakan inkubator selama 3 x 24 jam.

Hasil Pengamatan ?

1.

WILDA PUSPITA AGAM ASMAHDIN

O1A115147
ISOLASI DAN INOKULASI MIKROORGANISME 12
2. Isolasi bakteri dengan metode tuang pembuatan media NA

Tanah
- Dinyalakan ruang LAF dengan sinar UV selama 30 menit sebelum
digunakan
- Ditimbang sampel tanah sebanyak 1 gram
- Masukkan alat dan bahan yang akan digunakan ke dalam LAF
- Dimasukkan sampel tanah ke dalam erlenmeyer
- Ditambahkan air steril sebanyak 100 ml
- Dikocok sampai terbentuk suspensi
- Diambil 1 ml dibagian permukaan
- Dicukupkan hingga 9 ml menggunkan air steril
- Dilakukan pengenceraan bertingkat hingga 10 3
- Di pengenceran terakhir di ambil 100 ml
- Dimasukkan dalaam cawan petri dekat nyala lampu spritus
- Dimasukkan NA cair kedalam cawan biakan
- Diinkubasi menggunakan inkubator selama 1 x 24 jam

Hasil Pengamatan ?

WILDA PUSPITA AGAM ASMAHDIN

O1A115147
ISOLASI DAN INOKULASI MIKROORGANISME 13
2. Inokulasi bakteri ke Media Nutrient Broth

Koloni bakteri pada media NA


- Dinyalakan ruang LAF dengan sinar UV selama 30 menit sebelum
digunakan
- Dimasukkan semua alat dan bahan yang akan digunakan ke dalam
Laminar Air Flow
- Dipanaskan ose bulat (inokulum loop) pada nyala api spiritus sampai
membara
- Ditunggu hingga dingin
- Dibuka cawan petri didekat nyala lampu spritus
- Diambil koloni bakteri pada media NA menggunakan ose bulat
- Di tutup kembali cawan petri
- Dimasukkan koloni bakteri yang telah diambil dari media NA ke dalam
media cair NB di dekat nyala api spirtus
- Dipanaskan kembali ose bulat (inokulum loop) pada nyala api spiritus
sampai membara
- Diinkubasi menggunakan inkubator selama 1 x 24 jam.

Hasil Pengamatan ?

WILDA PUSPITA AGAM ASMAHDIN

O1A115147
ISOLASI DAN INOKULASI MIKROORGANISME 14
3. Inokulasi jamur ke Media Potato Dextrose Broth

Koloni jamur pada media PDA


- Dinyalakan ruang LAF dengan sinar UV selama 30 menit sebelum
digunakan
- Dimasukkan semua alat dan bahan yang akan digunakan ke dalam
Laminar Air Flow
- Dipanaskan ose bulat (inokulum loop) pada nyala api spiritus sampai
membara
- Ditunggu hingga dingin
- Dibuka cawan petri didekat nyala lampu spritus
- Diambil koloni bakteri pada media PDA menggunakan ose bulat
- Di tutup kembali cawan petri
- Dimasukkan koloni bakteri yang telah diambil dari media PDA ke dalam
media cair PDB di dekat nyala api spirtus
- Dipanaskan kembali ose bulat (inokulum loop) pada nyala api spiritus
sampai membara
- Diinkubasi menggunakan inkubator selama 3 x 24 jam.

Hasil Pengamatan ?

WILDA PUSPITA AGAM ASMAHDIN

O1A115147
ISOLASI DAN INOKULASI MIKROORGANISME 15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Isolasi mikroorganisme

Gambar
No Media Sampel
Sebelum sesudah
1 Potato
Dextrose
Agar
(PDA) Batang tanaman
jarak

Koloni jamur
2 Potato
Dextrose
Agar Daun tanaman
(PDA) jarak

Koloni jamur

3 Nutrient
Agar (NA)

Tanah

Koloni bakteri

2. Inokulasi Mikroorganisme
N Gambar
Media Sampel
o Sebelum sesudah

WILDA PUSPITA AGAM ASMAHDIN

O1A115147
ISOLASI DAN INOKULASI MIKROORGANISME 16
1 Potato
Dextrose
Broth
Batang
(PDB)
tanaman
jarak

Koloni jamur pada batang


Koloni jamur
2 Potato
Dextrose
Broth
Daun
(PDB)
tanaman
jarak
Koloni jamur berwarna
hitam

Koloni jamur hitam


3. Potato
Dextrose
Broth Daun
(PDB) tanaman
jarak
Koloni jamur berwarna
putih Koloi jamur putih
3 Nutrient
Broth
(NB)

Tanah

Koloni bakteri Koloni bakteri

WILDA PUSPITA AGAM ASMAHDIN

O1A115147
ISOLASI DAN INOKULASI MIKROORGANISME 17
B. Pembahasan
Pada umumnya mikroba yang hidup di alam terdapat dalam bentuk populasi
campuran. Sangat jarang mikroba di alam dijumpai sebagai spesies yang tunggal. Dengan
demikian, agar mikroba tersebut dapat diidentifikasikan, sehingga mudah dipelajari sifat
pertumbuhan, morfologis, dan fisiologis masing-masing mikroba maka langkah pertama
yang harus dilakukan yaitu spesies tersebut dipisahkan dari organisme lain yang umum
dijumpai dalam habitatnya, kemudian ditumbuhkan menjadi biakan murni yaitu suatu
biakan yang terdiri dari sel-sel dari satu spesies.
Proses pemisahan/pemurnian dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena
semua pekerjaan mikrobiologis memerlukan suatu populasi yang hanya terdiri dari satu
macam mikroorganisme saja. Teknik tersebut dikenal dengan isolasi Mikroba. Isolasi adalah
mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan menumbuhkannya dalam suatu
medium buatan. Proses pemisahan atau pemurnian dari mikroorganisme lain perlu
dilakukan karena semua pekerjaan mikrobiologis, misalnya telaah dan identifikasi
mikroorganisme, memerlukan suatu populasi yang hanya terdiri dari satu macam
mikroorganisme saja. Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba
dengan mikroba lainnya yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini
dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat sel-sel mikroba akan
membentuk suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya.
Metode yang biasanya dilakukan untuk menanam biakan di dalam medium
diantaranya adalah Metode cawan gores metode ini mempunyai dua keuntungan yaitu
menghemat bahan dan waktu. Memperoleh hasil yang baik diperlukan keterampilan yang
lumayan yang biasanya diperoleh dari pengalaman. Metode cawan gores yang dilakukan
dengan baik kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya mikroorganisme yang diinginkan.
Metode cawan tuang, cara ini di lakukan untuk memperoleh koloni murni dari populasi
campuran mikroorganisme adalah dengan mengencerkan specimen dalam medium agar
yang telah dicairkan dan didinginkan (50C) yang kemudian dicawankan. Konsentrasi sel-sel
mikroba di dalam specimen pada umumnya tidak diketahui sebelumnya, maka pengenceran
perku dilakukan beberapa tahap sehingga sekurang-kurangnya satu diantara cawan tersebut
mengandung koloni terpisah diatas permukaan ataupun di dalam agar. Metode ini
memboroskan bahan dan waktu namun tidak memerlukan keterampilan yang tinggi.

WILDA PUSPITA AGAM ASMAHDIN

O1A115147
ISOLASI DAN INOKULASI MIKROORGANISME 18
Pada metode gores digunakan jarum inokulasi yang berguna untuk menggores
dan mengambil biakan yang telah tumbuh pada medium. Sebelum jarum inokulasi
digunakan untuk mengambil biakan dalam cawan petri, terlebih dahulu jarum inokulasi di
lakukan pemijaran pada lampu spiritus. Setelah jarum inokulasi telah dilakukan pemijaran,
diambil koloni yang telah tumbuh pada media agar. Cara penggarisan dilakukan pada
medium pembiakan padat pada bentuk lempeng. Bila dilakukan dengan baik cara ini adalh
yang paling praktis. Dengan menggunakan jarum inokulasi dibuat garis sebnyak-banyaknya
pada permukaan lempeng medium pembiakan, sehingga pada garis-garis terahir koloni-
koloni bakteri yang terbentuk akan terpisah. Setalah dilakukaan goresan pada medium agar
padat, medium agar miring, dan medium broth, tabung reaksi tempat diletakkan medium
dibungkus kembali di inkubasi selama 24 jam. Setalah dilakukan inkubasi selama 24 jam,
pada medium agar padat, medium agar miring, dan medium broth akan terbentuk
karekteristik dari masing-masing koloni. Karakteristik koloni dapat berupa bentuk-bentuk
koloni, elevasi atau permukaan koloni, tepi koloni, warna dari koloni dan juga diameter
koloni.
Dalam isolasi mikroorganisme tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh
suatu biakan murni, tetapi juga bagaimana memelihara serta mencegah pencemaran dari
luar. Medium untuk membiakkan mikroba haruslah steril sebelum digunakan. Pencemaran
(kontaminasi) dari luar terutama berasal dari udara yang mengandung banyak
mikroorganisme. Oleh karena itu pengerjaan prosedur harus secara aseptis. Mengerjakan
atau memindahkan sampel harus dekat dengan lampu bunsen , menyemprotkan alkohol
pada ruang kerja, serta menggunakan antiseptik agar tidak terjadi kontaminasi sehingga
biakan murni yang diharapkan positif ada pada medium.
Percobaan yang telah dilakukan mengguanakn sampel batang dan daun jarak
serta tanah. Pada tanah akan diisolasi bakteri, sedangkan pada sampel daun dan batang
jarak akan diisolasi jamur endofitnya. Jamur endofit merupakan jamur yang terdapat pada
suatu tumbuhan yang tidak merugikan inangnya serta dapat menghasilkan senyawa yang
berguna seperti antibiotik, antivirus dan lain-lain yang sifatnya menguntungkan atau biasa
disebut simbiosis mutualisme. Sedangkan bakteri yang diisolasi dari tanah dapat berupa
bekteri yang bersifat patogen dan merugikan, bakteri ini dapat menyebabkan penyakit pada
manusia.

WILDA PUSPITA AGAM ASMAHDIN

O1A115147
ISOLASI DAN INOKULASI MIKROORGANISME 19
Proses isolasi jamur dari daun jarak dan batang jarak dilakukan dengan metode
tanam, yaitu dengan memotong kecil-kecil daun jarak maupun batang jarak dan dicuci
sampai bersih kemudian di masukkan ke dalam media padat PDA. Hasil dari isolat yang
dihasilkan dari daun jarak setelah diinkubasi selama 3 x 24 jam, yaitu ada dua jenis koloni
jamur, jamur yang berwarna hitam dan jamur yang berwarna putih. Sedangkan pada batang
jarak, jamur yang dihasilkan hanya satu jenis koloni yaitu jamur dengan benang-benang
berwarna putih hingga kekuningan. Media yang digunakan untuk menumbuhkan jamur
adalah media PDA, hal ini dimaksudkan karena pada medium PDA terdapat nutrisi yang
dibutuhkan oleh jamur. Selain itu media pertumbuhan untuk jamur adalah media PDA,
meskipun tidak menutup kemungkinan PDA juga mampu untuk menumbuhkan bakteri.
Pada isolasi bakteri dari tanah dilakukan dengan metode tuang yang dilakukan
dengan cara menuangkan suspensi tanah serta medium NA ke dalam cawan petri dimana
suspesi telah mengalami pengenceran. Pengenceran bertujuan untuk mengurangi
kepadatan bakteri yang ditanam. Kekurangan dari metode ini ialah bakteri yang tumbuh
terkadang pada bagian permukaan, kadang juga di dalam agar dan di bawah media agar,
serta petumbuhan bakteri yang menyebar atau spreading sehingga sulit untuk
mendapatkan koloni tunggal. Kelebihan dari metode ini ialah pengerjaan metode yang
mudah. Dari hasil pengamatan setelah diinkubasi selama 1 x 24 jam, dapat dilihat bahwa
pada medium NA semi sintetik didapatkan bentuk koloni menyebar tidak teratur.
Proses yang selanjutnya dilakukan adalah pemindahan mikroorganisme dari
koloninya untuk memperoleh biakan murni, halini biasa disebut dengan proses inokulasi.
Proses inokulasi dilakukan dengan metode penggoresan, yaitu dilakuakn dengan
menggoreskan jarum ose bulat ke dalam media lain. Media yang digunakan untuk
menginokulasi jamur adalah media PDA, sedangkan untuk menginokulasi bakteri digunakan
media NB. Proses inokulasi dilakukan pada 3 sampel jamur dan satu sampel tanah. Proses
inokulasi jamur dilakukan untuk memperoleh biakan murni dari masing-masing koloni
jamur, yaitu koloni jamur putih dan hitam pada daun, serta pada batang jarak. Sedangkan
proses inokulasi bakteri hanya dilakukan pada satu sampel.
Proses inokulasi dilanjutkan dengan peremajaan mikroba yang dilakukan di
dalam inkubator. Sama sepertii bakteri, untuk jamur 3 x 24 jam, dan untuk bakteri 1 x 24
jam. Inokulum yang dihasilkan dari proses inokulasi pada bakteri berupa koloni bakteri yang
lebih banyak dari sebelumnya. Sedangkan pada jamur, setelah proses inkubasi dihasilkan
WILDA PUSPITA AGAM ASMAHDIN

O1A115147
ISOLASI DAN INOKULASI MIKROORGANISME 20
jamur baik yang berwarna putih maupun hitam, dapat terlihat memenuhi permukaan
media, dengan satu macam koloni jamur. Dengan proses inokulasi ini dapat dihasilkan suatu
biakan murni dari jamur maupun dari bakteri.
Manfaat isolasi dan inokulasi mikroorganisme dalam bidang farmasi dapat
digunakan untuk menumbuhkan bakteri dan jamur untuk penelitan dalam membuat suatu
obat yang nantinya dapat digunakan untuk melawan atau pun membunuh mikroorganisme
yang dapat membahayakan manusia. Contohnya dalam menghasilkan antibiotika. Bahan
antibiotik dibuat dengan bantuan fungi, aktinomiset, dan bakteri lain. Antibiotik ini
merupakan obat yang paling manjur untuk memerangi infeksi oleh bakteri.

WILDA PUSPITA AGAM ASMAHDIN

O1A115147
ISOLASI DAN INOKULASI MIKROORGANISME 21

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Untuk memisahkan mikroba dari campurannya untuk mendapatkan kultur murni dilakukan
dengan cara isolasi, dimana ada beberapa metode yang digunakan yaitu metode goresan
dengan menggunakan jarum ose yang telah disterilkan dan metode cawan tuang.
2. Karakteristik mikroba yang tumbuh pada kultur murni yakni memiliki warna putih dan hidup
berkoloni.

B. Saran
Saran yang dapat penulis berikan adalah kepada praktikkan diharapkan aktif dalam
memberi pertanyaan terkait hal-hal yang berhubungan dengan percobaan yang dilakukan agar
praktikkan dapat dengan cepat memahami materi yang dijelaskan.

WILDA PUSPITA AGAM ASMAHDIN

O1A115147
ISOLASI DAN INOKULASI MIKROORGANISME 22
DAFTAR PUSTAKA

Ditjen POM, 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan RI. Jakarta.

Harti, A. S., 2015, Mikrobiologi Kesehatan, Cv.Andi Offset: Yogyakarta.

Hasanah, R., 2013, Isolasi Dan Identifikasi Bakteri Dari Produk Fermentasi Telur Ikan Tambakan, Jurnal
Ilmu Perikanan Tropis, Vol. 19(1).

Hendaryono,D. P. S. dan Ari W., 1994, Teknik Kultur Jaringan, Penerbit Kanisius: Yogyakarta.

Indriati, N., Nanang P., Dan Radestya T., 2010, Penggunaan Dichloran Rose Bengal Chloramphenicol
(DRBC) Sebagai Media Tumbuh Kapang Pada Produk Perikanan, Jurnal Pasca Panen Dan
Biotechnologi Kelautan Dan Perikanan, Vol. 5(2).

Noverita, Dinah F., Dan Ernawati S., 2009, Isolasi Dan Uji Aktivitas Antibakteri Jamur Endofit Dari Daun
Dan Rimpang Zingiber Ottensi Val., Jurnal Farmasi Indonesia, Vol. 4(4).

Nurmalinda, A., Periadnadi, Dan Nurmiati, 2013, Isolasi Dan Karakterisasi Parsial Bakteri Indigenou
Pemfermentasi Dari Buah Durian (Durio Zibethinus), Jurnal Biologi Universitas Andalas, Vol.
2(1).

Puspitasari, F.D., Maya,S. Dan Nengah, D.K.,2012, Isolasi Dan Karakterisasi Bakteri Aerob Proteolitik dari
Tangki Septik, Jurnal Sains dan Seni ITS, Vol. 1(1).

Shofiana, R.H., Liliek S., Dan Anton M., 2015, Eksplorasi Jamur Endofit Dan Khamir Pada Tanaman
Cengkeh (Syzygium Aromaticum) Serta Uji Potensi Antagonismenya Terhadap Jamur Akar Putih
(Rigidoporus Micropus), Jurnal HPT, Vol. 3(1).

WILDA PUSPITA AGAM ASMAHDIN

O1A115147

Anda mungkin juga menyukai