Oleh :
NAMA : YOVIE NATANIEL
NIM : D1F121005
KELAS : PTP-A
ASISTEN : ANDI HIQMAWATI AF., S.P.
FAKULTAS PERTANIAN
KENDARI
2022
I. PENDAHULUAN
Dalam pewarnaan gram diperlukan empat jenis larutan, yaitu larutan zat
warna basa, mordant, pencuci zat warna, dan satu zat warna lainnya (counterstain)
yang berbeda dari zat warna yang pertama. Mordant adalah suatu zat yang dapat
menaikkan afinitas atau pengikatan antara sel dengan zat warna. Beberapa contoh
mordant misalnya asam, basa, garam metal, dan yodium. Dengan adanya mordant,
zat warna akan lebih sukar tercuci. Pencuci warna digunakan untuk menghilangkan
KOH berair pada kaca slide. Tes ini dianggap positif jika suspensi seperti gel atau
menjadi kental dan keluar ketika loop diangkat, maka isolat adalah gram negatif.
mikroba, salah satunya berdasarkan sifat kimiawinya. Sel terdiri dari berbagai bahan
kimia. Bila sel mikroba diberi perlakuan kimiawi, maka sel ini memperlihatkasn
Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air, dimana
sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Salah satu cara untuk mengamati bentuk sel
bakteri sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau
pewarnaan. Hal tersebut juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu
yang telah disebutkan diatas maka kami sangat tertarik untuk melakukan pengujian
guna untuk mengidentifikasi dan mengetahui morfologi dari bakteri utamanya pada
bakteri yang ber gram positif dan gram negatif serta dapat mengetahui morfologi
bakteri aerob dan anaerob dengan cara pewarnaan gram, uji KOH dan uji fisiologis.
Pada pewarnaan Gram terdapat 2 jenis bakteri yaitu Gram positif dan Gram
negatif. Tujuan dari pewarnaan Gram ini yaitu untuk mempermudah melihat bakteri
secara mikroskopik, memperjelas ukuran dan bentuk bakteri, melihat struktur dalam
bakteri seperti dinding sel dan vakuola, dan menghasilkan sifat-sifat fisik serta kimia
khas dari bakteri dengan zat warna. Dalam pewarnaan, bakteri Gram positif berwarna
ungu sedangkan bakteri Gram negatif berwarna merah. Bakteri memiliki beberapa
bentuk yaitu bacillus (batang), coccus (bulat), dan spirilum (lengkung). Bakteri yang
berbentuk bacillus dibagi atas diplobacillus dan tripobacillus. Pada bentuk coccus
anggur). Khusus pada spirilum hanya dibagi dua yaitu setengah melengkung dan
maupun dari aktivitas enzimatik. Teknik molekuler untuk identifikasi spesies suatu
bakteri salah satunya adalah dengan menggunakan analisis 16S rRNA. Sifat variatif
suatu basa dapat digunakan untuk melihat galur dalam spsesies yang sama. Urutan
basa 16S rRNA dapat memperlihatkan derajat persamaan yang rendah pada suatu
Uji Gram dilakukan dengan mencampurkan satu lup isolat bakteri pada kaca
objek yang telah ditetesi KOH 3% sebanyak 10 μL, kemudian diamati terbentuk
tidaknya lendir. Jika terbentuk lendir maka bakteri tersebut dikelompokkan ke dalam
Gram negatif namun jika tidak terbentuk lendir maka tergolong Gram positif. Bakteri
yang tahan terhadap asam memiliki ketahanan yang lebih besar terhadap kerusakan
0,5-10 u dan lebar 0,5-2,5 u. Karakteristik bakteri dilihat dari bentuknya, seperti bulat
(cocci), batang (spirilli), koma (vibrios). Tambahan struktur bakteri yang terpenting
merupakan struktur tambahan di luar sel yang berbentuk cabuk halus yang tidak
Susunan flagella pada sel yang untuk diidentifikasi dan dikelompokkan menjadi dua
golongan, yaitu flagella peitrichous dan flagella polar (Arisandi et al., 2017).
Pengujian reaksi dengan KOH yakni biakan murni bakteri antagonis yang
berumur 24 jam disuspensikan diatas gelas objek yang sebelumnya telah ditetesi
dengan KOH 3 % kemudian diaduk menggunakan jarum ose. Suspensi bakteri yang
tidak terangkat dengan jarum ose atau encer, menunjukkan bakteri Gram
komposisi didnding sel bakteri dan permeabilitas diantara kediua kelompok dinding
sel bakteri menyebabkan perbedaan warna pada bakteri gram positif dan gram
(sarfanim). Bakteri grm positif akan menunjukkan warna ungu sedangkan untuk
bakteri gram negative akan menunjukan warna merah (Jannah et al., 2017).
molekuler dengan gen 16S rRNA, dan menguji infektivitas pada ikan nila. Hasil
yaitu 2,61 dan tidak patogen terhadap ikan nila dengan tingkat kelangsungan hidup
Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu sampel tanaman sakit, sampel
tanah dari sekitar perakaran tanaman sakit, medium biakan (NBY, King’s B, YDCA,
TTC/TSB), aquadest steril, dan alcohol 70%, sarfanim, crystal violet, mordan lugol
iodine.
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah jarum ose, lampu bunsen,
biakan bakteri sebanyak 1 ose, lalu melarutkan biakan pada larutan KOH 3% pada
kaca preparat. Mengamati lapisan peptidoligan bakteri, apabila mengental makan ber
mengering larutkan larutan crystal violet sebanyak 2 tetes pada biakan bakteri pada
kaca preparate kemudian tunggu hingga 1 menit lalu bilas dengan aquades.
tetes lalu tunggu selama 1 menit, setelah itu membilas dengan aquades, kemudian
kering anginkan lalu bilas Kembali menggunakan alcohol selama 30 detik, setelah itu
kering teteskan larutan safranin pada biakan sebanyak 1-2 tetes, tunggu salama 1
menit lalu bilas menggunakan aquades, setelah itu kering anginkan Kembali, lalu
tutup menggunakan penutup kaca preparate, lalu mengamati bentuk dan warna
4.1. Hasil
Hasil dari praktikum pewarnaan gram dan uji larutan KOH 3% pada koloni
a b
Gambar 4.1. (a). Pengamatan secara mikroskopis koloni bakteri isolat T. Tomat 10 -4, (b). Pengamatan
secara mikroskopis koloni bakteri isolat T. Tomat 10-7.
yang telah diberi pewarnaan gram. Gambar (a). merupakan koloni bakteri yang
berhasil diisolasi pada pengenceran 10-4, sedangkan pada gambar (b). merupakan
Reaksi Bentuk
No Kode Isolat Hasil Pewarnaan
Gram Bakteri
Tanah rhizosfer
1 Ungu (+) Positif Basil
T. Tomat 10-4
Tanah rhizosfer
2 Jingga kemerahan (-) Negatif Basil
T. Tomat 10-7
solanacearum yang telah diberi perlakuan larutan KOH 3% adalah sebagai berikut.
a
Gambar 4.2. (a). Hasil pengujian KOH pada bakteri Ralstonia solanacearum dengan kode isolat T.
Tomat 10-4.
Berdasarkan gambar 4.2 dapat dilihat hasil pengujian KOH terhadap koloni
bakteri Ralstonia solanacearum dari isolat pengenceran 10-4 dan 10-7. Hasil pengujian
Kode
No Nama Bakteri Reaksi Gram Keterangan
Isolat
T. Tomat Ralstonia
1 (-) Negatif Berlendir
10-4 solanacearum
T. Tomat Ralstonia
2 (+) Positif Tidak Berlendir
10-7 solanacearum
4.2. Pembahasan
Menentukan Gram suatu bakteri dapat dilakukan dengan uji KOH, dalam
praktikum pengecetan Gram dan pengujian KOH pada bakteri, langkah-langkah yang
dilakukan untuk uji Gram yaitu pertama-tama, mengambil satu ose biakan bakteri
dan mencampurkan dengan 2 tetes larutan KOH 3%, di atas gelas objek, kemudian
mengaduk secara merata dengan jarum ose, dan menarik jarum ose ke atas gelas
objek dan mengamati pembentukan lendir. Jika suspensi (campuran bakteri dengan
KOH) menjadi berlendir maka dinyatakan sebagai Gram negatif, jika tidak tampak
maka dapat diketahui bahwa penentuan bakteri Gram positif dan Gram negatif dapat
dilakukan dengan pengecatan Gram dan Pengujian KOH. Tes string kalium
pertumbuhan dari koloni bakteri bercampur dalam suspensi 3% KOH berair pada
kaca slide. Tes ini dianggap positif jika suspensi seperti gel atau menjadi kental dan
yang bergejala hawar daun bakteri ada yang berlendir dan ada yang tidak berlendir.
Hasil yang berlendir menunjukkan bakteri tersebut merupakan Gram negatif karena
robeknya selaput pada bakteri yang dikenal dengan lisis dan menghasilkan bakteri.
Sedangkan yang tidak berlendir menunjukkan bakteri tersebut adalah bakteri positif
Perbedaan dasar antara bakteri Gram positif dan negatif adalah pada
sehingga tidak mengalami lisis atau kebocoran sel, sedangkan bakteri Gram negatif
lapisan peptidoglikannya tipis sehingga mengalami lisis atau kebocoran sel akibatnya
Berdasarkan pewarnaan gram pada biakan bakteri yang dilakukan, dapat kita
lihat bahwa bakteri tersebut berwarna violet yang menandakan bahwa bakteri
bakteri berwarna merah yang menandakan bahwa bakteri tersebut adalah bakteri
5.1. Kesimpulan
2. Pengujian KOH bertujuan untuk mengetahui lapisan peptidoligan atau dinding sel
5.2. Saran
Saran untuk praktikum selanjutnya yaitu agar praktikan dan asisten dapat lebih
bekerja sama dalam praktikum serta lebih banyak lagi biakan bakteri yang akan di amati
agar praktikan dapat lebih mengetahui Gram-Gram pada bakteri serta Praktikan dapat
Arisandi A, Badrud T, Raini Y. 2017. Jumlah Koloni pada Media Kultur Bakteri
yang Berasal dari Thallus dan Perairan Sentra Budidaya Kappaphycus
Alvarezii Di Sumenep. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. 9 (1) : 57-64.
Arriani IF, Luqman QA dan Restu RK. 2019. Pemanfaatan Bakteri Antagonis
Lumpur Sidoarjo Untuk Menekan Sclerotium rofsii Sacc. Penyebab Penyakit
Rebah Semai pada Tanaman Kedelai. Jurnal Viabel Pertanian. 13 (1) : 11-20.
Bulele T, Rares FES dan Porotu’o J. 2019. Identifikasi Bakteri dengan Pewarnaan
Gram pada Penderita Infeksi Mata Luar di Rumah Sakit Mata Kota Manado.
Jurnal e-Biomedik (eBm). 7 (1) : 30-36.
Kurnia K, Sadi NH dan Jumianto S. 2016. Isolasi Bakteri Heterotrof Di Situ Cibuntu,
Jawa Barat dan Karakterisasi Resestensi Asam dan Logam. Jurnal Biologi. 9
(2) : 74-79.