Anda di halaman 1dari 11

I.

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Untuk mengetahui jenis-jenis jamur patogen yang menyebabkan busuk pada buah jeruk nipis. Hasil identifikasi jamur patogen diharapkan dapat dijadikan suatu referensi untuk mengatasi busuk pada buah jeruk nipis dengan cara mencari antagonisnya.

1.2 Dasar Teori Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) merupakan salah satu jenis buah-buahan yang tumbuh dengan subur di Indonesia. Buah jeruk nipis sangat khas dibanding dengan jenis buah jeruk yang lain, karena memiliki rasa yang cenderung pahit dan asam. Berbagai macam senyawa kimia bermanfaat yang terkandung dalam buah jeruk nipis seperti asam sitrat, asam amino (triptofan dan lisin), minyak atsiri (limonen, linalin asetat, geranil asetat, fellandren, sitral, lemon kamfer, kadinen, aktialdehid dan anildehid), vitamin A, B1 dan vitamin C. Senyawa-senyawa kimia tersebut berperan dalam pengobatan berbagai macam penyakit dan sebagai bahan dasar dalam pembuatan kosmetik (Haq, dkk., 2010; Razak, dkk., 2013). Buah jeruk nipis yang dimanfaatkan baik di industri maupun rumah tangga perlu dipertahankan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Salah satu upaya dalam menjaga kualitas buah tersebut adalah mengurangi pembusukan dengan langkah awal mengetahui penyebabnya sehingga dapat dikendalikan dengan langkah yang tepat. Penyakit pada buah jeruk nipis sebagian besar disebabkan oleh jamur. Menurut Hartoyo (2013); Maspary (2012); Elfina, dkk. (2013) beberapa jenis jamur yang dapat menyerang buah jeruk adalah: a) Sphaceloma fawcetti penyebab kudis dengan gejala bercak kecil jernih yang berubah menjadi gabus berwarna kuning atau oranye b) Penicillium spp., Phytophtora citriphora, Botryodiplodia theobromae penyebab busuk buah dengan gejala terdapat tepung-tepung padat berwarna hijau kebiruan pada permukaan kulit.

c)

Fusarium sp., penyebab buah gugur prematur dengan gejala dua-empat minggu sebelum panen buah gugur, pada buah pascapanen menunjukkan gejala bercak berwarna cokelat dan terdapat miselium berwarna putih

d) Alternaria sp., gejalanya ujung tangkai berwarna kecokelatan juga busuk pada pusat buah e) Colletotrichum sp., gejala yang tampak yaitu bercak pada buah berwarna kecokelatan dan bercak tampak kering. Pada gejala lanjut sebagian permukaan busuk berwarna cokelat dan menjadi busuk lunak. f) Aspergillus sp. dengan gejala bercak berwarna cokelat kehitaman dan terdapat miselium berwarna hitam. Jenis-jenis jamur patogen yang secara khusus menyerang buah jeruk nipis belum diketahui. Jeruk nipis juga memiliki senyawa-senyawa aktif yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri, sehingga kemungkinan hanya patogen tertentu yang tahan terhadap senyawa tersebut yang mampu menyebabkan busuk pada buah jeruk nipis (Haq, dkk., 2010). Kemampuan mikroba patogen untuk memulai terjadinya penyakit sangat tergantung pada sejumlah faktor, yang secara umum berkaitan dengan mikroba, inang, lingkungan, yang dikenal sebagai segitiga penyakit. Masing-masing faktor tersebut saling mempengaruhi dan akan menimbulkan makin parahnya penyakit baik pada saat pemeliharaan maupun pascapanen. Perkembangan jamur patogen saat pascapanen sangat dipengaruhi

oleh kondisi lingkungan, khususnya suhu, pH, nutrisi, dan kandungan air, yang harus tersedia. Selain itu, patogen pascapanen harus bekerja sama dengan enzim yang dihasilkannya untuk menguraikan jaringan inang, yang mengakibatkan keluarnya nutrisi yang sesuai bagi pertumbuhan patogen dari jaringan yang terurai tersebut. Kerentanan buah dipengaruhi oleh pematangan pada saat panen dan perubahan fisiologi yang terjadi. Sebagai contoh, jeruk nipis yang masak lebih rentan terhadap serangan kapang Penicillium. Penanganan pascapanen terbaik yang perlu dilakukan untuk memelihara produk buah segar adalah mengelola produk dalam kondisi optimum untuk konsumsi dan mencegah serangan patogen (Jufry, 2010 ; Muryati, 2007 ; Adinugroho, 2008).

II. MATERI DAN METODE

2.1 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam identifikasi jamur patogen penyebab busuk buah jeruk nipis adalah sebagai berikut: A. Alat 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Skalpel Cawan petri (petridish) Pinset Lampu bunsen Jarum inokulasi Inkubator Gelas benda (object glass) Gelas penutup (cover glass) Mikroskop cahaya B. Bahan 1. Jeruk nipis 2. Media PDA (Potato Dextrosa Agar) 3. Air steril 4. Alkohol 70% 5. Larutan Phenol 6. Phenol + Cotton blue 7. Bayclin

10. Korek api 11. Pipet tetes 12. Gelas beker (beker glass) 13. Kantong plastik 14. Karet gelang 15. Jarum 16. Lemari es (refrigerator) 17. Labu erlenmeyer

2.2 Cara Kerja 2.2.1 Pemilihan buah jeruk nipis yang terinfeksi jamur patogen

Dipilih sampel buah jeruk nipis di pasar Badung, Denpasar, Bali yang terserang penyakit dan menunjukkan gejala penyakit yang ditandai dengan adanya hifa-hifa jamur pada permukaan buah. Sampel dibawa ke laboratorium Patologi Tumbuhan untuk dilakukan isolasi dan identifikasi jamur patogen penyebab busuk pada buah jeruk nipis.

2.2.2 Pengamatan gejala awal buah jeruk nipis Bagian buah jeruk nipis yang terserang jamur patogen diamati secara visual dan didokumentasikan. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan gejala yang nanti ditimbulkan menunjukkan gejala yang sama setelah diinokulasikan dengan jamur patogen yang telah diisolasi dan dimurnikan.

2.2.3 Isolasi jamur patogen buah jeruk nipis Bagian buah jeruk nipis yang terserang jamur patogen dipotong dengan ukuran 1 x 1 cm. Bagian buah yang diambil terdapat bagian yang terinfeksi dan bagian buah yang masih belum diinfeksi, agar nutrisi untuk pertumbuhan patogen masih tersedia. Potongan buah tersebut dicelupkan dalam bayclin 10% selama 10 detik, kemudian disiram 3 kali dengan menggunakan air steril dan ditanam pada media PDA steril. Isolat diinkubasi dalam suhu kamar selama 2 hari. Jamur yang menunjukkan bentuk dan warna koloni yang berbeda, masingmasing diamati di bawah mikroskop. Jamur diidentifikasi berdasarkan karakter yang diperoleh dari hasil pengamatan mikroskopis. Spesies jamur patogen yang telah teridentifikasi selanjutnya direisolasi. Jamur patogen direisolasi sebanyak 3 kali untuk mendapatkan biakan jamur yang benar-benar murni. Masa inkubasi untuk masing-masing proses reisolasi adalah 3 hari.

2.2.4 UJi Postulat Koch Tahap yang terakhir adalah uji Postulat Koch dengan langkah kerja sebagai berikut: gelas beker untuk tempat buah jeruk nipis yang digunakan untuk uji Postulat Koch terlebih dahulu dibersihkan dengan menggunakan alkohol 70%. Buah jeruk nipis yang akan diuji disemprot dengan alkohol 70%, kemudian dicuci dengan air steril. Buah dimasukkan ke dalam gelas beker yang, selanjutnya ditutup dengan kantung plastik yang diikat dengan karet gelang agar kantung plastik tidak lepas. Jarum diambil dan disterilisasi dengan menggunakan alkohol 70%, kemudian setelah agak mengering dipanaskan di atas api bunsen dan didiamkan beberapa menit agar jarum tidak terlalu panas. Buah yang terdapat dalam gelas beker dilukai dengan alat tersebut, dimana hanya sebagian tutup

kantung plastik dibuka untuk mencegah kontaminan, lalu gelas beker ditutup kembali. Diambil jarum inokulasi, disterilisasi dengan alkohol 70%, dipanaskan, dan didiamkan beberapa menit. Jamur patogen yang telah dimurnikan diambil dengan menggunakan jarum tersebut. Jamur patogen dimasukkan pada celahcelah luka yang telah dibuat pada buah jeruk nipis sebelumnya. Kondisi buah selalu dijaga agar selalu steril. Buah diinkubasi pada suhu kamar dalam kondisi gelas beker tertutup rapat. Inkubasi dilakukan selama beberapa hari, sampai jamur patogen tumbuh dan menunjukkan gejala yang sama dengan gejala awal yang terlihat ketika buah jeruk nipis terserang jamur patogen tersebut.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil isolasi, pengamatan struktur makroskopis dan mikroskopis, serta uji postulat Koch diperoleh hasil sebagai berikut: gejala awal yang terlihat pada buah jeruk nipis yang terserang jamur patogen adalah adanya hifa jamur yang berwarna putih kecoklatan serta spora yang berwarna keabu-abuan pada kulit buah jeruk nipis. Pada pengamatan gejala awal menunjukkan bahwa kulit jeruk yang terserang penyakit memiliki bercak coklat kehitaman (Gambar 3.1.A). A B C

Gambar 3.1. Gejala awal buah jeruk nipis yang terinfeksi jamur patogen (A) dan jamur yang tumbuh pada inkubasi 2 hari pada media PDA (B)

Pengamatan secara makroskopis pada buah jeruk nipis yang diisolasi, menunjukkan bahwa terdapat dua koloni jamur yang tumbuh pada media PDA steril (Gb. 3.1.B). Masing-masing koloni jamur yang tumbuh diamati struktur mikroskopisnya. Berdasarkan pengamatan makroskopis koloni jamur pertama memiliki warna hifa putih kecoklatan, permukaan koloni berserabut dan spora yang berwarna abu kehitaman. Koloni jamur tersebut sama dengan koloni jamur Rhizopus pada penelitian Sitepu, dkk. (2011). Koloni jamur kedua memiliki warna putih pada koloninya (Gb. 3.1.C), jamur ini belum dapat diidentifikasi. Koloni jamur kedua memiliki koloni yang berlendir seperti bakteri. Jamur tersebut tidak teridentifikasi karena pada saat pengamatan gejala awal, jeruk nipis yang terinfeksi didominasi oleh hifa jamur (bersekat) dan bukan lendir.

Gambar 3.2. Jamur patogen pada buah jeruk nipis. Struktur mikroskopis jamur Rhizophus sp. (A) dan koloni jamur Rhizophus sp. pada media PDA (Gb. B, tanda panah) Pengamatan secara mikroskopis juga menunjukkan bahwa koloni jamur pertama merupakan koloni dari jamur Rhizophus sp. (Gb. 3.2.A). Jamur tersebut memiliki sporangiofor yang merupakan hifa tegak, berfungsi sebagai tangkai sporangium (Gb. 3.2.A, tanda panah 1), hifa lebar, tidak bersekat pada saat masih muda, apabila sudah tua hifanya bersekat dapat dan mempunyai rhizoid

(menyerupai akar) yang terdapat pada pangkal sporangiofor (Elfrisda, 2012). Rhizoid berfungsi untuk menembus substrat dan menyerap makanan (Gb.3.2.A, tanda panah 2). Struktur tersebut merupakan kekhasan struktur jamur dari genus Rhizopus. Rhizophus merupakan salah patogen penyebab penyakit pasca panen atau di dalam industri (NASA, 2011). Jamur dari genus ini kebanyakan menyebabkan kerusakan pada buah panili maupun stroberi, jarang menginfeksi buah jeruk. Buah stroberi yang terserang jamur jenis Rhizopus stolonifer

menunjukkan gejala buah busuk lunak, berair, bila dipijit keluar cairan keruh, penyakitnya disebut dengan busuk Rhizopus/ Rhizopus spot (Andini, 2013; Fauziah, 2011). Berdasarkan uji Postulat Koch yang dilakukan, terlihat bahwa gejala awal yang ditunjukkan buah jeruk nipis sama dengan gejala yang ditunjukkan setelah dilakukan uji Postulat Koch (Gambar 3.3.A). Pada gambar 3.3.B (tanda panah) tampak jamur Rhizopus sp. menginfeksi buah jeruk nipis dengan cara mensekresikan enzim-enzim pencernaan melalui rhizoid. Enzim tersebut

berfungsi untuk menguraikan nutrisi atau makanan yang terdapat pada buah jeruk tersebut. Makanan diserap oleh rhizoid dan dibawa ke hifa (Permana, 2012). Secara khusus jamur yang termasuk ke dalam genus Rhizopus menguraikan selulosa, karena termasuk ke dalam jamur pengurai selulosa (Sutedjo, dkk., 1991). A B

Gambar 3.3 Hasil uji Postulat Koch Buah jeruk nipis dapat dihindarkan dari serangan jamur patogen dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Penyimpanan buah pada suhu rendah, hal ini dapat mengurangi kerentanan terhadap penyakit pascapanen. Buah yang segar dan tidak mengalami kerusakan fisiologi juga akan rentan terhadap penyakit apabila terdedah dalam suhu tinggi; 2) Tempat penyimpanan buah harus mempunyai kelembaban yang tinggi 90%. Hal tersebut dapat memacu pertahanan struktural produk pascapanen terhadap patogen dengan cara membentuk penghalang lignin, khususnya pada jeruk; 3) Modifikasi atmosfer ruang simpan, dimana tingkat O2 dan CO2 pada ruang simpan diusahakan seimbang. Modifikasi atmosfer dapat menghambat pembentukan spora; 4) Menghambat produksi etilen yang secara alami diproduksi pada buah yang matang dengan menggunakan anti etilen. Produksi etilen yang berlebihan dapat menyebabkan peningkatan pemasakan produk pascapanen dan peningkatan serangan patogen (Jufri, 2010).

IV. PENUTUP 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil identifikasi dan uji Postulat Koch yang dilakukan pada buah jeruk nipis yang menunjukkan gejala penyakit, dapat disimpulkan sebagai berikut: Gejala awal yang terlihat pada buah jeruk nipis yang terserang jamur patogen, yaitu adanya hifa jamur berwarna putih kecoklatan, spora yang berwarna abu kehitaman serta bercak coklat kehitaman pada kulit buah jeruk nipis. Jamur patogen penyebab busuk pada buah jeruk nipis adalah jamur Rhizopus sp. karakteristik yang dimiliki oleh jamur tersebut antara lain: memiliki warna hifa putih kecoklatan, permukaan koloni berserabut dan spora yang berwarna abu kehitaman, memiliki sporangiofor dan rhizoid yang merupakan karakter khas dari genus Rhizopus.

4.2 Saran Dalam praktikum ini ditemukan dua koloni jamur berbeda yang diduga sebagai penyebab busuk pada buah jeruk nipis, tetapi baru koloni jamur pertama yang dapat diidentifikasi. Diharapkan dilakukan identifikasi lebih lanjut untuk mengetahui jenis jamur patogen tersebut, sehingga penyakit tersebut dapat ditanggulangi.

DAFTAR PUSTAKA

Adinugroho, W. C. 2008. Konsep Timbulnya Penyakit Tanaman. Tugas Mata Kuliah Teknologi Perlindungan Hutan. Mayor Silvikultur Tropika, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Andini, P. 2013. Budidaya Tanaman Strawberry, [Online], Available: http://strawberryqu.blogspot.com/2013/03/budidaya-tanamanstrawberry.html [ 20 Januari 2014]. Elfina, Y., M. Ali dan S. Maysaroh. 2013. Identifikasi Gejala dan Penyebab Penyakit Buah Jeruk Impor Dipenyimpanan di Kota Pekanbaru. Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Riau. Elfrisda. 2012. Fungi, [Online], Availabe: http://trisniatma.com/kd-2-4-fungi/ [20 Januari 2014]. Fauziah, Z. 2011. Budidaya Strawberry, [Online], http://ziahzi.blogspot.com/ [ 20 Januari 2014]. Available:

Hartoyo, D. 2013. Budidaya Jeruk (Citrus sp.), [Online], Available: http://www.htysite.com/budidaya%20jeruk.htm [14 Januari 2014]. Haq, G. I., A. Permanasari dan H. Sholihin. 2010. Efektivitas Penggunaan Sari Buah Jeruk Nipis Terhadap Ketahanan Nasi. Jurnal Sains dan Teknologi Kimia. 1(1): 44-58. Jufry. 2010. Faktor yang Mempengaruhi Penyakit Pasca Panen, [Online], Available: http://jufrys.wordpress.com/2010/03/19/faktor-yangmempengaruhi-penyakit-pascapanen/ [16 Januari 2014]. Maspary. 2012. Mengendalikan 11 Penyakit Tanaman Jeruk, [Online], Available: http://www.gerbangpertanian.com/2012/10/mengendalikan-11penyakit-tanaman-jeruk.html [14 Januari 2014]. Muryati. 2007. Pengaruh Umur Buah dan Faktor Iklim terhadap Serangan Penggerek Buah Jeruk Citripestis sagitiferella Mr. (Lepidoptera:Pyralidae). J. Hort. 17(12): 188-195. NASA. 2011. Teknis Budidaya Panili, [Online], Available: http://naturalnusantara.co.id/index.php?mod=produkliflet&act=view&id =68 [19 Januari 2014]. Razak, A., A. Djamal dan G. Revilla. 2013. Uji Daya Hambat Air Perasan Buah Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia S.) terhadap Pertumbuhan Bakteri

Staphylococcus aureus Secara In Vitro. Jurnal Kesehatan Andalas. 2(1): 5-8. Sitepu, H., U. Suryanti dan S. Purwantisari. 2011. Eksplorasi Jamur Antagonis Spesifik Lokal untuk Pengendalian Jamur Patogen Penyebab Busuk Daun dan Umbi Tanaman Kentang. Agromedia. 29(1): 50-57. Sutedjo, M.M., A.G. Kartasapoetra dan R.D.S. Mikrobiologi Tanah. Rineka Cipta. Jakarta. Sastroatmodjo. 1991.

Permana, P. 2012. Rhizopus oryzae Materi Kuliah Semester 3, [Online], Available: http://putupermana.blogspot.com/2012/03/rhizopus-oryzaemateri-kuliah-semester.html [20 Januari 2014].

Anda mungkin juga menyukai