Penyakit Pascapanen
PENDAHULUAN
Jeruk lemon atau limau adalah semua tumbuhan
berbunga anggota marga Citrus dari suku Rutaceae (suku
jeruk-jerukan). Anggotanya berbentuk pohon dengan
buah yang berdaging dengan rasa asam yang segar,
meskipun banyak di antaranya yang memiliki rasa manis.
Rasa asam berasal dari kandungan asam sitrat yang
memang terkandung pada semua anggotanya (Marwanto,
2014).
Mikro :
Konidia pada awalnya hialin, selanjutnya akan
berubah warna menjadi coklat dan memiliki
sekat. Konidia berbentuk ellipsoid atau ovoid
dan memiliki ukuran 26 μm-29 μm x 13 μm-16
μm (Aisah et al., 2017)
Penicillium digitatum adalah fungi mesofolik
dan termasuk dalam spesies Penicillium
fitopatogenik, yang biasa ditemukan pada
lahan tanah yang ditanami jeruk. Fungi ini
merupakan pelaku utama penyebab
pembusukan pasca panen pada buah-
buahan dan penyebab penyakit pada buah
jeruk yang sering dikenal dengan green rots (a: konidia, b: fialid, c: metulae, d:
atau green mould. percabangan konidiofor, e: konidiofor)
Mikroskopis,
a.Konidia,
b.Vesikel, (Literatur : Amanda et al,. 2017)
c.Hifa,
Aspergillus sp. d.Fialid
Pada mentimun e.Konidiofor,
f. konidia muda
Pembahasan
Berdasarkan hasil yang didapat, diduga patogen yang menyerang buah
mentimun sesuai dengan gejala dan karakteristik mikroskopisnya yaitu
Penicillium sp.
Penicillum sp.
Pada bawang merah
BLOTTER TEST
PENDAHULUAN
Suhu Kulkas
Suhu Ruang
PEMBAHASAN
Dari hasil praktikum pengaruh suhu terhadap penyimpanan buah alpukat didapatkan
bahwa buah alpukat pada suhu kulkas terlihat buah masih segar dan tidak ada patogen
yang menyerang buah alpukat, sedangkan pada perlakuan suhu ruang, buah alpukat
menjadi busuk, berwarna hitam dan berair, buah berwarna hitam mulai dari pangkal
buah sampai keseluruhan buah. Perubahan wama hijau menjadi hitam pada kulit buah
teiadi karena berlangsungnya proses pematangan. Perubahan warna ini terjadi sebagai
atibat beriangsungnya penguraian klorofil dan terjadinya sintesis karotenoid-
karotenoid. Pembentukan karotenoid ini memperlihatkan warna hitam pada kulit buah
(Pantastico et al., 1986).
Singh dan Sagar (2010) menyebutkan buahan yang dikemas mengalami peningkatan
kadar air selama penyimpana dan peningkatan pada suhu kamar relatif lebih tinggi
dibandingkan dengan suhu rendah. Hal ini terjadi akibat adanya jumlah air metabolit
sebagai hasil samping proses respirasi lebih banyak dibandingkan dengan air yang
menguap melalui proses transpirasi, sehingga terjadi akumulasi air di antara sel.
REFERENSI
Sandra, F.K, Nurhasanah, Y.S, Mutaqin, K.H, Wiyono, S, Tondok, E.T.
2021. Keragaman Morfologi dan Molekuler Lasiodiplodia theobromae dari
Tanaman Jeruk, Kakao, Karet, Manggis, dan Pisang. Jurnal Fitopatologi
Indonesia Vol 17 (2) : 58–66.
Marwanto. 2014. Rekayasa Alat Pemeras Air Jeruk Siam dengan Sistem
Ulir. Sambas: POLTESA.
Aisah A.R, Soekarno B, Achmad. 2017. Patogenesitas Isolat
Botryodiplodia spp. Terhadap Bibit Jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.)
Miq). Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol. 14 No. 2 : 85-101.
Ristiari N.P.N, Julyasih K.S.M, Suryanti I.A.P. 2018. Isolasi Dan
Identifikasi Jamur Mikroskopis Pada Rizosfer Tanaman Jeruk Siam (Citrus
nobilis Lour.) Di Kecamatan Kintamani, Bali. Jurnal Pendidikan Biologi
Undiksha Volume 6 (1) : 10-19.
TERIMA
KASIH