Disusun oleh:
Nama : Nanda Febrika (E1K020032)
Shift : Shift I
Hari/Tanggal : Kamis / 9 Februari 2023
Dosen Pembimbing : 1. Dr. Mimi Sutrawati, S.P. M.Si
2. Dr. Ir. Hendri Bustamam, MS.
Coass : 1. Zahra Sahira (E1K018015)
2. Hediarton Berutu (E1K019021)
Pisang (Musa paradisiaca L.) merupakan tanaman yang berasal dari kawasan Asia
Tenggara, termasuk Indonesia.Pisang juga merupakan jenis buah yang langsung dapat dimakan
setelah buah pisang masak (Nuryani & Soedjono, 1999).Penyebaran tanaman pisang hampir
merata di seluruh dunia, yaitu meliputi daerah tropis dan subtropis (Suyanti &Supriyadi,2008).
Pisang merupakan produk hortikultura yang mempunyai arti penting bagi peningkatan gizi
masyarakat karena buahnya merupakan sumber vitamin (A, B1dan C), mineral (kalium, natrium,
chlor, magnesium, posfor) dan karbohidrat 25% yang mudah dicerna (Nuryani & Soedjono,
1999).Menurut Departemen Pertanian (2004),permintaan buahpisang di Indonesia pada tahun
2005 mengalami peningkatan 32,5% atau dengan total konsumsi di Indonesia sekitar 10,3 juta
ton. Salah satu kendala utama dalam budidaya tanaman pisang adalah penyakit antraknosa.
Penyakit antraknosa disebabkan oleh Colletotrichum musae (Semangun, 2000).
Penyakit antraknosa merupakan penyakit terpenting pada buah pisang, karena pathogen
tersebut dapat menyerang buah pisang yang masih muda maupun buah yang sudah matang.
Gejala serangan pathogen ini ada pada buah pisang yaitu berupa bintikbintik kecil
kehitaman,yang kemudian berkembang meluas kearah ujung buah. Gejala ini selanjutnya terus
berkembang cepat membentuk noda dan menyatu dengan noda lainnya sehingga membentuk
noda yang sangat besar sehingga buah pisang tersebut tidak menarik untuk dikomsumsi (Rumah
lewang &Amanupunyo, 2012).
Penyakit darah bakteri yang disebabkan oleh Blood diseases bacteri (BDB)
mengakibatkan rendahnya produksi dan produktifitas pisang. Penyakit ini merupakan salah satu
penyakit paling penting pada tanaman pisang di Indonesia, sebab Blood disease bakteri
melakukan kolonisasi pada relung ekologi yang sama dengan pathogen tanaman (Marwan et al,
2011). Bakteri ini dikenal sebagai patogen tular tanah paling berbahaya didunia, sampai tahun
2003 luas serangan penyakit layu di Sumatera Utara mencapai 186.148 ha (Ditlin Holtikultura
2006).
Selain mikroorganisme yang masuk ke dalam buah melalui luka, serangan busuk buah
juga sudah dimulai penetrasinya sejak buah masih di pohon (Bhargava, 2011). Mutu buah pisang
yang telah dipanen juga menurun akibat serangan hama dan penyakit pasca panen yang dapat
menyebabkan terjadinya penurunan hasil baik kualitas maupun kuantitasnya. Salah satu penyakit
yang biasanya menyerang buah pisang pasca panen dan simpanan adalah penyakit antraknosa
yang disebabkan oleh Colletotrichum musae (Semangun, 2000 ; Soesanto, 2006 ; Martoredjo,
2009).
BAB III
METEDOLOGI
3.1. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang diperlukan dalam prakktikum kali ini adalah
1) Gelas Objek
2) Gelas Penutup
3) Lampu Spritus
4) Mikroskop
5) Carter
6) Gunting
7) Alat tulis kuliah (ATK)
8) Jarum
9) Kaca preparat
10) Kamera handphone
11) Bagian tanaman pisang yang terserang berbagai penyakit
3.2. Cara Kerja
Cara kerja yang di perlukan dalam praktikum ini adalah
1. Mengamati bagian-bagian tanaman yang sakit, buat gambar dan deskripsi penyakit
2. Mengkorek bagian tanaman yangg sakit dengan menggunakan pisau scalpel atau
silet bertangkai, pindahkan ke atas gelas objek. Tetesi dengan air steril, kemudian
lekapkan dengan gelas penutup.
3. Mengamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 100-400 X
4. Memfoto hasil pengamatan yang di dapat menggunakan kamera handphone
5. Membuat gambar dan deskripsinya pada LKP
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil