ABSTRACT:
The purpose of this study was to determine the types of fungi associated with rotten cacao
pods. The results of this study can be used as additional information in controlling not only
the main pathogen, but also other associated microorganisms. The method used in this study
is a descriptive method through observation or direct observation. The variables observed in
this study were the types of fungi associated with the symptoms of cocoa pod rot. The results
found five (5) types of fungi associated with symptoms of cocoa pod rot disease, namely
Aspergillus aculeatus, Fusarium sp., Mucor sp., Rhizopus sp. and one (1) type of fungus was
not identified. All types of fungi have different macroscopic and microscopic morphology.
In general, 4 types of fungi were identified as fungi that cause rot in plants.
Keywords: cocoa pod rot, fungi, association
| 9
ISSN : 1907-039X Jurnal AGROTEK Vol 9, Nomor 2 (2021)
E-ISSN : 2620-8385 https://faperta.unipa.ac.id/
| 10
ISSN : 1907-039X Jurnal AGROTEK Vol 9, Nomor 2 (2021)
E-ISSN : 2620-8385 https://faperta.unipa.ac.id/
1. Aspergillus aculeatus
Miselium dari cendawan ini
berwarna hitam kecoklatan, tebal dengan Gambar 3. Ciri Morofologi Fusarium sp.;
bentuk pertumbuhan menyebar ke (a). Miselium (Koloni); (b). Hifa dan
samping. Memiliki spora berbentuk bulat, Spora (perbesaran 1000x).
dengan tangkai spora yang berwarna hialin
(bening) (Gambar 2). Menurut Barnett&Hunter (1999),
Fusarium sp., memiliki miselium dominan
berwarna putih, meskipun ada juga spesies
yang berwarna merah muda, ungu dan
salem. Cendawan ini memiliki tipe hifa
yang bersekat. Spora yang dihasilkan antar
spesies Fusarium juga berbeda. Ada yang
berbentuk seperti bulan sabit, berujung
runcing, berujung tumpul, melengkung.
Gambar 2. Ciri Morfologi A. aculeatus; 3. Mucor sp.
(a). Miselium (Koloni); b). Spora dan
Tangkai Spora (perbesaran 1000x). Miselium cendawan ini berwarna
putih dengan cara pertumbuhan yang
Menurut Barnett&Hunter (1999), cepat, merata dan padat sehingga
koloni dari A. aculeatus berwarna coklat memenuhi seluruh petri. Menghasilkan
kehitaman, bentuk pertumbuhan spora berbentuk bulat lonjong berwarna
konsentris. Memiliki miselium yang tebal hitam dan didukung oleh struktur seperti
tetapi pertumbuhannya rata. Menghasilkan tangkai yang memanjang dan transparan
spora yang dinamakan konidia yang (Gambar 4).
berbentuk bulat lonjong dan memiliki
tangkai konidia (konidiofor) yang
panjang. Cendawan ini merupakan salah a
satu spesies yang mudah ditemukan di
tanah serta pada buah busuk (Gandjar dkk.,
2006).
2. Fusarium sp.
Gambar 4. Ciri Morfologi Mucor sp.; (a).
Miseliumnya berwarna putih Miselium; (b). Hifa, Spora, Collumela
keabuan pada permukaan bawah, tipis (perbesaran 1000x).
serta membentuk garis melingkar seperti
cincin terpusat, cara penyebarannya Gandjar et al., (2006) menjelaskan bahwa
merata. Secara mikroskopis, memiliki hifa Mucor sp., memiliki koloni berwarna
yang bersekat dan kelabu dan agak kasar. putih krem dan putih keabuan, dengan
| 11
ISSN : 1907-039X Jurnal AGROTEK Vol 9, Nomor 2 (2021)
E-ISSN : 2620-8385 https://faperta.unipa.ac.id/
pertumbuhan yang sangat cepat pada 6b). Cendawan ini belum dapat diketahui
cawan petri. Memiliki hifa yang tidak spesiesnya secara pasti karena ciri-ciri
bersekat, spora berbentuk bulat dan yang dihasilkan belum cukup untuk
didukung oleh massa kompak yang diidentikasi.
disebut collumela. Cendawan ini banyak
ditemukan di tanah, permukaan tanaman
serta bahan pangan yang busuk.
4. Rhizopus sp.
Memiliki miselium berwarna keabu-
abuan di bagian tengah hingga berwarna
putih di bagian tepi, penyebarannya b
merata dan padat. Menghasilkan spora Gambar 6. Ciri Morfologi; (a). Miselium;
ukuran dewasa dan bentuknya bulat utuh, (b). Hifa (perbesaran 1000x).
berwarna hitam serta memiliki tangkai
Berdasarkan hasil penelitian tersebut
yang berwarna hialin (Gambar 5).
diatas, diketahui tidak hanya satu jenis
cendawan yang tumbuh pada gejala busuk
buah kakao. Cendawan yang tumbuh lebih
dari satu jenis dan memiliki ciri
morofologi yang berbeda satu dengan
yang lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa,
busuk buah pada umumnya disebabkan
oleh satu jenis cendawan patogen utama
dan diikuti oleh jenis cendawan lain
Gambar 5. Ciri Morfologi Rhizopus sp.; sebagai patogen sekunder. Dari segi
(a). Miselium; (b). Sporangium dan patogenesis, umunya gejala penyakit yang
Sporangiosfor (perbesaran 1000x). telah terjadi, dapat menjadi jalan masuk
atau tempat infeksi bagi cendawan lain
Berdasarkan ciri di atas, cendawan (Agrios, 2005). Cendawan hasil isolasi
ini adalah Rhizopus sp., sesuai menunjukkan hubungan atau asosiasi
dengan deskripsi Barnett&Hunter (1999), dengan gejala busuk buah kakao. Asosiasi
yaitu : koloni berwarna putih. Hifa tidak yang dihasilkan biasanya berdampak
bersekat dan memiliki filamen. Spora negatif, karena akan terus menginfeksi
terkumpul dalam struktur yang berbentuk buah kakao, menambah luasan gejala
bulat hitam yang dinamakan sporangium. busuk yang sudah ada bahkan dapat
Sporangium didukung oleh tangkai yang menghasilkan gejala penyakit lain selain
disebut sporangiosfor. Pada dasarnya busuk buah (Rojas et.al., 2010).
Rhizopus sp., merupakan cendawan yang Morfologi yang berbeda-beda
bersifat saprofit, meskipun hidup pada menunjukkan banyaknya aneka ragam
buah atau sayuran (Gandjar dkk., 2006). cendawan yang ada dan tumbuh dengan
5. Cendawan tidak teridentifikasi baik jika lingkungan mendukung. Hal ini
juga didukung dengan ditemukannya
Ciri-ciri dari cendawan ini adalah: spora pada pengamatan mikroskopis; di
miselium berwarna, berbentuk padat, tebal mana spora merupakan alat
dengan penyebarannya ke arah samping perkembangbiakan cendawan. Dengan
hingga memenuhi seluruh ruang petri demikian, dapat dibuktikan bahwa
(Gambar 6a.). Cendawan ini juga memiliki cendawan ini dapat berkembang dengan
hifa yang bersekat,panjang dan berwarna baik. Lingkungan yang mendukung
gelap namun tidak nampak spora (Gambar
| 12
ISSN : 1907-039X Jurnal AGROTEK Vol 9, Nomor 2 (2021)
E-ISSN : 2620-8385 https://faperta.unipa.ac.id/
| 13