1, (2012) 1-5
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
(*) Dosen Pembimbing
E-mail: srputra@chem.its.ac.id
Abstrak Isolasi dan identifikasi bakteri termofilik
dari sumber mata air panas Songgoriti, Malang telah dilakukan
di Laboratorium Kimia Mikroorganisme. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bakteri-bakteri termofilik yang
terdapat di sumber mata air panas Songgoriti dan mencari
bakteri termofilik yang berpotensial untuk dikembangkan secara
aplikatif. Bakteri termofilik yang diisolasi setelah inkubasi hari
kedua, diberi nama isolat A,B, C dan D. Bakteri A,B dan D
merupakan bakteri Gram negatif berbentuk batang sedangkan
bakteri C merupakan bakteri Gram positif berbentuk batang.
Identifikasi bakteri ditentukan dengan berbagai uji, yaitu: uji
oksidasi, uji fermentasi glukosa, dan uji Na+. Menurut morfologi
dan fisiologinya, isolat A, B dan D merupakan bakteri yang
berasal dari genus Vibrio sp sedangkan isolat C merupakan
bakteri dari genus Bacillus sp.
I. PENDAHULUAN
merupakan negara yang memiliki keadaan
Indonesia
geografis yang sangat dimungkinkan mengandung
bakteri-bakteri termofilik karena Indonesia memiliki banyak
gunung berapi serta sumber air panas. Beberapa bakteri
termofilik berhasil diisolasi dari berbagai sumber air panas di
Indonesia antara lain bakteri termofil sumber mata air panas di
Pacet (8 genus bakteri antara lain Thermus sp, Acetogenium
sp,
Bacillus
sp,
Thermodesulfobacterium
sp,
Thermomicobrium sp, Thermotrix sp, Pseudomonas sp, dan
Sulfobacillus sp) (Asnawi, 2006). Selain itu, mikroorganisme
termofilik juga berhasil diisolasi dari sumber air panas Danau
Ranau Sumatera Selatan dan didapat dua isolat yang
merupakan genus Bacillus sp (Muharni, 2010). Bakteri
termofilik juga ditemukan dari sumur minyak bumi Jatibarang.
Isolat-isolat tersebut hidup dalam kondisi oksigen yang relatif
sedikit dengan suhu 40-90 C. Isolat-isolat tersebut diinkubasi
pada suhu 45 C dan didapatkan 12 isolat. Beberapa bakteri
mampu hidup dengan suhu di atas 55 C. Isolat tersebut
diidentifikasi sebagai Pseudomonas aeruginosa , P. putida ,
2
ditandaidengan munculnya warna merah muda. Uji diulang
untuk isolat bakteri B dan D
D
C
Gambar 4.1 Hasl pewarnaan Gram Isolat A, B, C dan D
Hasil pewarnaan Gram untuk isolat A,B dan D
menunjukkan bentuk sel batang (bacill) berwarna merah. Dari
hasil tersebut dapat diketahui bahwa isolat A merupakan
bakteri Gram negatif.
3
Hasil pewarnaan gram untuk isolat C menunjukkan
bentuk sel batang (bacill) berwarna ungu. Dari hasil tersebut
dapat diketahui bahwa isolat C merupakan bakteri Gram
positif.
Setelah mengetahui Gram dari isolat-isolat A, B, C dan D
maka dilakukan uji oksidasi untuk isolat bakteri Gram negatif
dan pewarnaan spora untuk isolat bakteri Gram positif. Uji
oksidasi dan pewarnaan endospora dilakukan untuk
mendapatkan genus yang lebih spesifik dari isolat-isolat
tersebut.
3.2.2 Uji Oksidasi
Uji oksidasi digunakan ini untuk mengetahui bakteri yang
menghasilkan enzim sitokrom oksidase. Pada uji oksidasi ini
digunakan
reagen
berupa
N,N,N,N-tetramethyl-pphenylenediamine (TMPD). Reagen tersebut merupakan
indikator redoks dalam mengukur aktivitas enzim sitokrom
oksidase yang terjadi pada bakteri. Enzim sitokrom oksidase
merupakn enzim kompleks yang berperan dalam fosforilasi
oksidatif.
Hasil pada isolat bakteri A menunjukkan hasil positif
untuk uji ini dengan timbulnya warna ungu setelah
direaksikan dengan reagen ini. Hal tersebut menunjukkan
bahwa bakteri tersebut merupakan bakteri aerob yang
memiliki enzim sitokrom c oksidase. Menurut buku panduan
second edition of Bergeys Manual , kemungkinan isolat
berasal dari kelompok bakteri Aeromonas sp, Pseudomonas sp
dan Vibrio sp.
Hasil pada isolat bakteri B dan D juga menunjukkan hasil
positif untuk uji oksidasi yang ditandai dengan timbulnya
warna ungu setelah direaksikan reagen TMPD. Isolat bakteri
tersebut merupakan bakteri aerob yang juga memiliki enzim
sitokrom c oksidase. Isolat bakteri B juga merupakan isolat
bakteri yang berasal dari dari kelompok bakteri Aeromonas
sp, Pseudomonas sp dan Vibrio sp.
Uji biokimia untuk isolat A, B dan D adalah uji
fermentasi glukosa untuk mengelompokkan bakteri menjadi
kelompok yang lebih kecil yaitu Aeromonas sp dan Vibrio sp.
3.2.3 Uji Fermentasi Glukosa
Uji fermentasi glukosa digunakan untuk mengetahui
apakah isolat bakteri tersebut dapat melakukan fermentasi
glukosa. Perubahan warna yang terjadi pada media
menunjukkan adanya asam sebagai hasil dari proses
fermentasi glukosa. Pada saat fermentasi, hanya bakteri yang
bersifat aerob fakultatif yang dapat melakukan fermentasi
glukosa sedangkan bakteri yang bersifat aerob obligat tidak
dapat melakukan proses fermentasi glukosa ini.
Hasil pada isolat bakteri A, B dan D menunjukkan bahwa
isolat dapat melakukan fermentasi glukosa ditunjukkan
dengan adanya perubahan warna pada media dari warna
merah menjadi kuning. Kemungkinan genus untuk isolat C
berasal dari kelompok bakteri Vibrio sp dan Aeromonas sp.
Pada hari kedua inkubasi dapat dilihat bahwa isolat A,B
dan D merupakan bakteri aerob fakultatif yang mampu
memfermentasikan glukosa menjadi asam piruvat.
Uji berikutnya untuk isolat A, B dan D adalah uji Na+
yang dilakukan untuk mendapatkan genus dari isolat bakteri
A, B dan D.
4
tersebut menunjukkan bahwa kemungkinan bakteri untuk
isolat C adalah bakteri Clostridium sp dan Bacillus sp. Uji
selanjutnya untuk isolat C menurut second edition of Bergeys
Manual adalah uji strict anaerob.
Endospora yang dimiliki oleh isolat C tersebut yang
memungkinkan isolat bakteri tersebut ditemukan
di
lingkungan Sumber Air Panas Songgoriti. Endospora pada
bakteri ini berfungsi untuk melindungi bakteri dari suhu
tinggi.
4.3.6 Uji Strict Anaerob
Pada uji strict anaerob ini, media yang digunakan
merupakan media Thioglycollate agar. Thyoglycollate agar ini
digunakan untuk mengetahui hubungan antara oksigen dengan
mikroorganisme. Media ini terbuat dari asam thyoglicolic
dengan agar yang akan mencegah masuknya oksigen ke dalam
media. Media ini juga memiliki indikator berupa resazurin
yang digunakan untuk mengetahui keberadaan oksigen pada
media. Resazurin akan berwarna merah ketika di dalam media
terdapat oksigen dan akan semakin memudar dengan
berkurangnya kandungan oksigen pada media.
Berdasarkan hasil dari uji strict anaerob, diketahui bahwa
bakteri tersebut negatif terhadap uji ini karena bakteri tersebut
tumbuh pada permukaan media thioglycollate agar. Bakteri
yang tumbuh pada permukaan media merupakan bakteri yang
bersifat aerob karena pada inokulasi awal oksigen hanya
berada di daerah permukaan media. Hal tersebut ditunjukkan
dengan adanya perbedaan warna pada media awal uji strict
anaerob. Pada media thioglycollate agar yang belum ditanami
bakteri, media akan memiliki dua warna yaitu merah muda
dan kuning. Menurut second edition of Bergeys manual ,
bakteri yang ditemukan merupakan bakteri dari genus Bacillus
sp. Bacillus sp merupakan bakteri yang berasal dari genus
Gram positif yang memiliki sifat aerob obligat maupun aerob
fakultatif dan membentuk endospora pada kondisi lingkungan
tertentu.
IV. KESIMPULAN