Dosen Pembimbing :
Narwati, S.Si. M.Kes
Madina Amalia, S.Tr.KL
Disusun Oleh:
KELOMPOK A
D3-2A
B. DASAR TEORI
Udara tidak mengandung komponen nutrisi yang penting untuk bakteri, adanya
bakteri udara kemungkinan terbawa oleh debu, tetesan uap air kering ataupun terhembus
oleh tiupan angin. Bakteri yang berasal dari udara biasanya akan menempel pada
permukaan tanah, lantai, maupun ruangan. Bakteri yang berasal dari udara terutama yang
mengakibatkan infeksi di rumah sakit misalnya Bacillus sp., Staphylococcus sp.,
Streptococcus sp., Pneumococcus sp., Coliform, dan Clostridium sp. (Bibiana, 1992).
Mikroorganisme di udara bersifat sementara dan beragam.
Keberadaan mikroorganisme di udara dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
kelembaban udara, ukuran dan konsentrasi partikel debu, temperatur, aliran udara, serta
jenis mikroorganisme. Semakin lembab maka kemungkinan semakin banyak kandungan
mikroba di udara karena partikel air dapat memindahkan sel-sel yang berada di permukaan.
Begitu juga dengan partikel debu, semakin tinggi konsentrasi dan semakin kecil ukuran
partikel debu maka semakin banyak jumlah mikroba di udara. Jika suhu di suatu ruangan
dinaikkan maka akan berdampak pada kekeringan di udara, tetapi perlu diperhatikan bahwa
suhu tinggi dapat menaikkan suhu air sehingga memudahkan proses penguapan air. Aliran
udara yang tinggi juga mampu mempercepat penguapan dan menerbangkan partikel debu.
Pada umunya keadaan udara yang kering dan mengandung sedikit debu memiliki
konsentrasi mikroorganisme yang rendah. Selain itu jenis mikroba udara juga dipengaruhi
oleh sumber-sumber pertumbuhan mikroorganisme. Untuk melakukan pengujian
mikroorganisme udara dalam suatu ruangan tertutup maupun terbuka harus memperhatikan
beberapa hal penting berikut: aliran udara pernafasan, jendela dan pintu, letak dan sistem
ventilasi, ada atau tidaknya sistem penyaringan, sirkulasi udara, kecepatan angin, AC,
tekanan udara dalam suatu ruangan, jumlah orang/petugas yang lalu lalang, dan lain-lain.
Jumlah dan macam mikroorganisme dalam suatu volume udara bervariasi sesuai dengan
lokasi, kondisi cuaca dan jumlah orang yang ada. Selain itu, jumlah mikroorganisme yang
mencemari udara juga ditentukan oleh sumber pencemaran di dalam lingkungan, misalnya
dari saluran pernapasan manusia melalui batuk dan bersin Udara terutama merupakan
media penyebaran bagi mikroorganisme.
Kelompok mikroorganisme yang paling banyak tersebar di udara bebas adalah
bakteri, jamur (termasuk di dalamnya ragi) dan juga mikroalga. Belum ada
mikroorganisme yang habitat aslinya di udara. Mereka terdapat dalam jumlah yang relatif
kecil bila dibandingkan dengan di air atau di tanah. Mikroorganisme udara dapat dipelajari
dalam dua bagian, yaitu mikroorganisme udara di luar ruangan dan mikroorganisme udara
di dalam ruangan. Mikroorganisme paling banyak ditemukan di dalam ruangan
(Budiyanto, 2005; Waluyo, 2009).
Pada tahun 1883, Christian Gram, seorang ahli bakteriologi dari Denmark
menemukan metode pewarnaan bakteri secara tidak sengaja. Pewarnaan Gram merupakan
pewarnaan diferensial yang sangat berguna dan paling banyak digunakan dalam
laboratorium mikrobiologi. Pewarnaan ini merupakan tahap penting dalam pencirian
identifikasi bakteri.
Pewarnaan Gram memilahkan bakteri menjadi kelompok Gram Positif dan Gram
Negatif. Bakteri Gram–Positif berwarna ungu disebabkan komplek zat warna kristal violet-
yodium tetap dipertahankan meskipun diberi larutan pemucat, sedangkan bakteri Gram-
negatif berwarna merah karena kompleks tersebut larut sewaktu pemberian larutan
pemucat dan kemudian mengambil zat warna kedua yang berwarna merah. Perbedaan hasil
dalam pewarnaan ini disebabkan perbedaan struktur kedua kelompok bakteri tersebut.
Pewarnaan Gram memberikan hasil yang baik, bila digunakan biakan segar yang berumur
24-48 jam. Bila digunakan biakan tua, terdapat kemungkinan penyimpangan hasil
pewarnaan Gram. Pada biakan tua banyak sel mengalami kerusakan pada dinding selnya.
Kerusakan pada dinding sel ini menyebabkan zat warna dapat keluar sewaktu dicuci
dengan larutan pemucat. Ini berarti bahwa bakteri Gram positif dengan dinding yang rusak
tidak dapat mempertahankan kompleks warna kristal violet-yodium sehingga terlihat
sebagai bakteri Gram-negati
D. PROSEDUR KERJA
- Langkah langkah pembuatan media dan pengambilan sampel udara:
28 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑥
1. Buat media nutrient dengan hitungan =
1000 𝑚𝑙 200 𝑚𝑙
28 𝑥 200
X=
1000
56
=
10
= 5,6 gram ≈ 6 gram/ 200 ml
2. Masukan nutrient agar kedalam erlenmeyer dan dicampur aquades
3. Letakan erlenmeyer kedalam beker glass, lalu di tim dengan kompor listrik
4. Sterilkan dalam otoklaf dengan suhu 121°C
5. Kemudian tuang kedalam petridish steril (15-20 ml) dan dibiarkan sampai membeku.
6. Setelah membeku , alat MAS (Mikrobiology Air Sampler) disterilkan dengan kapas
alcohol
7. Petridish di flambir dan masukan kedalam MAS (Mikrobiology Air Sampler)
8. Aktifkan/On selama 3-5 menit, tutup rapat setelah itu beri tanda petridish sumber
paparan/mikroba dengan menggunakan spidol.
9. Buka petridish 2 ( jangan terlalu lebar untuk mencegah kontaminasi ) tiup petridish
tersebut kemudian segera tutup kembali. Beri tanda pada petridish sumber
paparan/mikroba.
10. Eramkan kedua petridsih tersebut dalam incubator dengan suhu 35°C selama 24 jam
11. Lakukan pemeriksaan morphologi bakteri dari kedua petridish tersebut dengan
pewarnaan gram catat hasilnya.
12. Bandingkan mikroba yang ada di udara dan yang ada disaluran pernafasan
13. Kemudian lakukan Pewarnaan Gram.
E. HASIL
Dari praktikum yang kita lakukan yaitu dapat diambil kesimpulan bahwa diduga
hasilnya berwarna merah menunjukkan bahwa bakteri gram negatif yang tidak
mempertahankan zat warna kristal violet sewaktu proses pewarnaan Gram, sehingga akan bewarna
merah bila diamati dengan mikroskop dan berbentuk basil.
F. DOKUMENTASI