Anda di halaman 1dari 16

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS MIPA


UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR

LAPORAN LENGAP

PERCOBAAN VI : PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP


PERTUMBUHAN MIKROORANISME

GOLONGAN III C

ANGKATAN 2018

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR
MAKASSAR
2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Populasi mikroba dialam sekitar kita sangat banyak. Mereka berasal

dari air, tanah dan atmosfer. Masing-masing mikroorganisme memiliki

cara tersendiri untuk hidup mulai dari lingkungan maupun cara untuk

hidup.

Kehidupan mikroorganisme pada umumnya sangat tergantung pada

faktor lingkungan. Faktor lingkungan ini meliputi faktor biotik dan faktor

abiotik.

Faktor abiotik adalah faktor luar seperti pada pengaruh suhu,

pengaruh pH, pengaruh tekanan osmose dan lain-lain. Sedangkan

pengaruh faktor biotik adalah dari mikroorganisme itu sendiri.

Faktor-faktor biotik tersebut meliputi faktor fisik (suhu, pH, tekanan

osmose) faktor kimia (senyawa racun), dan faktor biologi (interaksi dengan

mikroorganisme lainnya). Faktor inilah yang sering terjadi dan dialami

didalam pertumbuhan suatu mikroorganisme yang banyak dari organisme

tersebut suatu senyawa dapat berlaku sebagai sumber energi.

Oleh karena itu dilakukan percobaan ini untuk mengetahui

bagaimana pengaruh lingkungan sehingga mikroorganisme tersebut dapat

hidup dan berkembang biak untuk melangsungkan kehidupannya.


B. Maksud dan Tujuan Percobaan

1. Maksud percobaan

Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan

memahami pengaruh lingkungan terhadapa pertumbuhan mikroba

seperti pengaruh suhu, pH, cahaya matahari, zat-zat kimia dan logam

berat.

2. Tujuan percobaan

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui

pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan mikroorganisme beserta

mekanismenya.

3. Prinsip percobaan

Mahasiswa dapat mengetahui dan menentukan pengaruh suhu, pH,

cahaya, dan pengaruh bahan kimia.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu berhubungan dengan

berbagai macam mikroorganisme yang dapat menginfeksi, yang dapat

membahayakan atau merusak inang. Akan tetapi, agar dapat memahami

lebih banyak masalah dalam mendiagnosis dan pencegahan infeksi, maka

perlu diketahui bahwa mikroorganisme yang telah menemukan tempat

yang tetap pada bagian-bagian tubuhmanusia disebutflora normal kita

(M. Natsir Djide, 2004).

Mikroorganisme mempunyai penyebaran yang sangat luas, ada

didalam air, diudara, bahan makanan, minuman dan sediaan farmasi,

dalam tubuh manusia, bahkan mikroorganisme masih dapat ditemukan

diatmosfer sampai ketinggian 10 km (M. Natsir Djide, 2004).

Adapun pengaruh lingkungan pada pertumbuah dan perkembangan

bakteri : (Entjang, 2003)

1. Pengaruh suhu

a) Pengaruh suhu rendah

Suhu rendah sampai dibawah suhu minimumnya,

menyebabkan bakteri tidak dapat berkembag biak, pada umumnya

tidak segera mematikan bakteri, bahkan ada yang tahan bertahun-


tahun pada suhu minus 70oC. Bakteri yang pathogen pada manusia

umumnya cepat mati pada suhu 0oC.

b) Pengaruh suhu tinggi

Suhu tinggi lebih membahayakan kehidupan bakteri dibandingkan

dengan suhu rendah. Bila bakteri dipanaskan pada suhu diatas

maksimumnya, akan segera mati. Semua bakteri, baik yang pathogen

maupun tidak dalam bentuk vegetatifnya mati dalam waktu 30 menit

pada suhu 60oC 65oC. Kenyataan ini merupakan dasar tindakan

pasteurisasi.

2. Cahaya

Sebagian besar bakteri adalah chemotrophe, karena itu

pertumbuhannya tidak bergantung pada adanya cahaya matahari.

Pada beberapa species, cahaya matahari dapat membynuhnya

karenapengaruh sinar ultraviolet.

3. Pengeringan (kelembaban)

Air sangat penting untuk kehidupan bakteri terutama karena

bakteri hanya dapat mengambil makanan dari luar dalam bentuk

larutan (holophytis). Semua bakteri tumbuh baik pada media yang

basah dan udara yang lembab, dan tidak dapat tumbuh pada media

dan udara yang kering.

4. Keasaman (pH)

Umumnya asam mempunyai pengaruh buruk terhadap

pertumbuhan bakteri. Kebanyakan bakteri lebih baik hidup dalam


suasana netral (pH 7,0) atau sedikit basa (pH 7,2 - 7,4), tetapi pada

umumnya dapat hidup pada pH 6,5 – 7,5. Bakteri-bakteri yang

patogen pada manusia tumbuh baik pada pH 6,8 – 7,4 yaitu sama

dengan pH darah.

5. Pengaruh O2 dari udara

Untuk melangsungkan hidupnya, manusia dan binatang

membutuhkan O2 (oxygen) yang diambil dari udara melalui

pernapasan. Fungsi O2 ini sudah jelas, yaitu untuk pembakaran zat-

zat makanan didalam sel-sel jaringan, sehingga dihasilkan panas dan

tenaga.

6. Pengaruh tekanan osmotik

Air keluar masuk sel bakteri melalui proses osmosis, karena

perbedaan tekanan osmotic antara cairan yang ada didalam dengan

yang diluar sel bakteri.

7. Pengaruh mikroorganisme disekitarnya

Kehidupan suatu organisme di alam tidak dapat dipisahkan dar

adanya organisme lain. Seperti halnya manusia tidak dapat hidup bila

tidak ada tumbuhan ataupun hewan. Organisme-organisme ini di alam

verada dalam keseimbangan yang disebut keseimbangan biologis.

Demikian pula, bakteri di alam selalu bercampur dengan bakteri yang

lainnya, tidak pernah didapatkan keadaan murni seprti halnya pada

biakan murni yang sengaja dibuat di laboratorium.

8. Pengaruh zat kimia (desinfektan) terhadap mikroba


a. Pengubah permeabilitas membrane cytoplasma sehingga lalu

lintas zat-zat yang keluar masuk sel mikroba menjadi kacau.

b. Oksidasi, beberapa oksidator kuat dapat mengoksidasi unsur sel

tertentu sehingga fungsi unsur itu terganggu, misalnya

mengoksidasi suatu enzyme.

c. Terjadinya ikatan kimia ion-ion logam tertentu dapat mengikat diri

pada beberapa enzym sehingga fungsi enzym itu terganggu

d. Memblokir beberapa reaksi kimia, misalnya preparat sulfat

memblokir sintesa folic acid didalam sel mikroba

e. Hidrolisa asam atau basa kuat dapat menghidrolisis struktur sel

sehingga hancur

f. Mengubah sifat colloida protoplasma sehingga mengumpal dan

selnya mati.

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak bahan kimia yang dapat

digunakan untuk pengendalian mikroorganisme. Karena diketahui bahwa

zat-zat kimia dapat menghambat atau mematikan mikroorganisme.

Bahan-bahan tersebut dapat digunakan pada bidang kedokteran, farmasi,

pertanian, pengawetan makanan/minuman dan laboratorium mikrobiologi.

Beberapa diantaranya zat-zat kimia tersebut dapat digunakan pada

jaringan manusia dan juga dapat digunakan pada benda mati atau kedua-

duanya (M. Natsir Djide, 2004).


BAB III

METODELOGI PERCOBAAN

A. Alat

Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah autoklaf,

batang L, cawan petri, inkubator, lampu spiritus, ose lurus, pipet tetes,

rak tabung reaksi, tabung reaksi.

B. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah alkohol

70%, aluminium foil, antiseptik, bakteri E-coli, kertas karbon, kapas,

medium NA.

C. Cara kerja

1. Faktor Suhu

a. Disiapkan tiga buah tabung

b. Ditambahkan LB 5 Ml dan E-Coli 10 µL pada masing-masing

tabung

c. Dimasukkan kedalam inkubator kemudian disumbat tabung dengan

kapas lalu ditutup menggunakan aluminium foil

d. Dimasukkan tabung pertama pada kulkas dengan suhu 8 oC, tabung

kedua pada inkubator dengan suhu 37 oC, dan tabung ketiga pada

inkubator dengan suhu 27oC.

e. Diamati kekeruhannya.
2. Pengaruh Oksigen

a. Disiapkan dua buah tabung,tabung pertama berisi medium tegak

berisi Nutrien Agar (NA) dan tabung kedua medium control

b. Dipijarkan dengan ose lurus lalu diambil biakan ditusuk ke medium

tegak

c. Disumbat menggunakan kapas dan aluminium foil

d. Dimasukkan kedalam inkubator selama 1 x 24 jam dengan suhu

37oC

e. Diamati pertumbuhan mikroba

3. Pengaruh cahaya

a. Disiapkan tiga buah cawan petri

b. Dituangkan medium NA kedalam cawan petri secara aseptis

kemudiankan dibiarkan memadat

c. Diteteskan 3 tetes biakan E-Coli lalu ratakan menggunakan batang

d. Pada cawan petri pertama dijemur dibawah cahaya, cawan petri

kedua dijemur dibawah cahaya dan dibungkus kertas karbon, dan

pada cawan petri ketiga langsung dibungkus kertas karbon

e. Diinkubasi selama 1 x 24 jam dengan suhu 37 oC

4. Pengaruh bahan kimia

a. Dicairkan medium NA
b. Diteteskan biakan pada cawan petri steril sebanyak 2 – 3 tetes

c. Dituangkan medium yang sudah agak dingin pada cawan petri yang

berisi biakan kemudian dibiarkan memadat

d. Disterilkan pipet dengan alkohol 70% lalu dipijarkan

e. Diambil kertas cakram (piper disk) lalu dicelukan pada sampel uji

(ligeent, gliaerine, dettol, dan cefixime)

f. Ditempelkan pada cawan petri yang berisi biakan + NA

g. Diinkubasi selama 1 x 24 jam dengan suhu 37oS

h. Diamati daya hambatnya.


BAB IV

HASIL PENGAMATAN

1. Pengaruh suhu

Suhu Nama bakteri Hasil

8oC E-Coli Tidak terdapat bakteri

37oC E-Coli Terdapat bakteri

27oC E-Coli Terdapat bakteri

Keterangan : - (Tidak terdapat bakteri)

+ (Terdapa bakteri)

+ (Terdapat bakteri)

2. Pengaruh Oksigen

Nama Bakteri Hasil


E-Coli Keruh
Kontrol Tidak keruh
Keterangan : ++ (Keruh)

- (Jernih)

3. Pengaruh cahaya

Keterangan Nama bakteri Hasil

Cahaya E-Coli Agak Keruh

Cahaya + karbon E-Coli Keruh

Tanpa cahaya + karbon E-Coli Agak Keruh

Keterangan: +(Agak keruh)

++ (keruh)

+ (Agak keruh)
4. Pengaruh bahan kimia

Nama sampel Nama bakteri Hasil

Tidak terdapat zona


Api Strepthococcus
hambat

Detol Strepthococcus Zona hambat

Listerin Strepthococcus Zona hambat

Ligent Strepthococcus Zona hambat

Cefixime Strepthococcus Zona hambat

Keterangan: - (Tidak terdapat zona hambat)

++ (Zona hambat)

++ (Zona hambat)

++ (Zona hambat)

++ (Zona hambat)
BAB V

PEMBAHASAN

Kehidupan mikroorganisme pada umumnya sangat bergantung

pada faktor lingkungan. Faktor lingkungan itu meliputi faktor biotik dan

abiotic. Faktor biotik adalah faktor luar seperti suhu, pH, tekanan osotik

dan lain-lain. Sedangkan faktor biotik dan mikroorganisme itu sendiri

(Subandi, 2010).

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui pengaruh

lingkungan terhadap pertumbuhan mikroorganisme beserta

mekanismenya.

Faktor-faktor dalam pertumbuahan mikroorganisme terbagi atas

dua yaitu abiotic dan biotik. Faktor abiotik meliputi faktor fisik dan kimia

lingkungannya. Beberapa faktor abiotic perlu mendapatkan perhatian ialah

suhu, pH, daya logam berat, sinar gelombang pendek, kelembapan,

pengeringan, dan tekanan osmosis (Jurono, 1986).

Hasil pada percobaan pengaruh suhu dengan sampel uji E-Coli

dengan medium Lactosa Broth yaitu bakteri E-Coli pada suhu 8 oC terjadi

prlambatan proses metabolisme sehingga hasilnya sedikit, pada suhu

kamar 27oC dan 37oC hasilnya sesuai dengan literatur yang menyatakan

bahwa bakteri E-Coli merupakan bakteri mesofilik yaitu bakteri yang

memiliki suhu optimum kira-kira 37oC. pada suhu optimum ini, laju

metabolisme dan reproduksi berjalan optimal sehingga pertumbuhan


bakteri pada medium akan lebat. Sedangkan pada suhu lain, laju

metabolisme rendah sehingga pertumbuhannya lebih sedikit (Triob, 2008).

Pengaruh cahaya dengan sampel E-Coli pada cawan yang disinari

matahari lalu dibungkus dengan kertas karbon hitam hasilnya keruh dan

cawan yang disinari tanpadibungkus dan cawan yang dibungkus dengan

kertas karbon hasilnya agak keruh. Hal ini sesuai dengan literature bahwa

E-Coli pertumbuhannya tidak tergantung pada adanya cahaya matahari,

cahaya matahari dapat membunuhnya karena pengaruh sinar UV

(Entijang, 2003).

Pengaruh oksigen dengan sampel E-Coli pada hasil yang

diperoleh pada tabung reaksi kekeruhannya lebih keruh disbanding

dengan control (pembanding sehingga sesuai dengan literature bahwa

bakteri E-Coli termasuk kedalam bakteri aerobik yang tidak membutuhkan

oksigen (Radji, 2002).

Pengaruh bahan kimia menggunakan sampel uji (Detol, cefixime,

Listerine, Ligent). Pada cefixime, detol, Listerine dan ligent memiliki daya

hambat. Hal ini dapat dilihat pada cawan petri terdapat warna bening yang

menunjukkan potensi penghambat antimikroba yaitu menekan suatu

proses biokimia (Atlas, 1997).


BAB VI

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat

disimpulkan bahwa kehidupan mikroorganisme pada umumnya sangat

bergantung pada faktor lingkungnan. Faktor lingkungan itu meliputi

faktor biotik dan faktor abiotik. pada pengaruh lingkungan terhadap

pertumbuhan mikroorganisme ada faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme diantaranya yaitu

pengaruh suhu, pengaruh cahaya, pengaruh pengeringan

(kelembapan), pengaruh keasaman (pH), pengaruh oksigen, pengaruh

tekanan osmotic, dan pengaruh zat kimia.

B. SARAN

Sebaiknya alat-alat di laboratorium yang kurang segera dilengkapi

agar praktikan berjalan dengan lancar dan nyaman.


DAFTAR PUSTAKA

Atlas, Ronald M. 1997. Principles of microbiology 2 thed. Dubuque, low:


Wan
C.Brown Publishers. 212-213.

Entdjang, I, 2003. Microbiology dan parasitology untuk akademi


keperawatan dan sekolah tenaga kesehatan yang sederajat,
5861.PT. Citra Aditya Bukti: Jakarta.

Jutono, dkk. 1980. Pedoman praktikum mikrobiologi umum (untuk


perguruan tinggi) Yokyakarta: UGM Press.

Djide M, Natris. 2008 dasar-dasar mikrobiologi. Universitas Hasanuddin.


Makassar.

Subandi, 2010. Ekonomi koprasi. Teori dan praktek. Penerbit alfabeta:


Bandung.

Triwibowo, Y. 2008. Biologi molekuler. Erlangga: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai