Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

MODUL PRAKTIKUM : PENAGRUH LINGKUNGAN TERHADAP


PERTUMBUHAN MIKROOGANISME

NAMA : ANDI MUHAMMAD FAHRIZAL

NRP : 1141825001

GROUP PRAKTIKUM : NRP

1. ABIYYU M W 1141720002
2. ABIGAEL A 1141720001
3. AGUNG WIJAYANTO 1141720004
4. APERTIK PRASETYATI 1141720005
5. ARDI HERDIANA 1141520027

TANGGAL PRAKTIKUM : 14 JULI 2019

ASISTEN PRAKTIKUM :

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA


I. Tujuan
Untuk mengetahui faktor faktor lingkungaan yang mempengaruhi pertumbuhan
mikkrooganisme

II. Dasar Teori


Kemampuan mikroorganisme untuk tumbuh dan tetap hidup merupakan hal yang
penting dalam ekosistem pangan. Suatu pengetahuan dan pengertian tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi kemampuan tersebut sangat penting untuk mengendalikan hubungan antara
mikroorganisme-makanan-manusia. Beberapa faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan
mikroorganisme meliputi suplai zat gizi, waktu, suhu, air, pH dan tersedianya oksigen
(Buckle, 1985).
Pertumbuhan mikroba pada umumnya sangat tergantung dan dipengaruhioleh faktor li
ngkungan, perubahan faktor lingkungan dapat mengakibatkanperubahan sifat morfologi dan f
isiologi. Hal ini dikarenakan, mikroba selainmenyediakan nutrient yang sesuai untuk kultivasi
nya, juga diperlukan faktorlingkungan yang memungkinkan pertumbuhan optimumnya. Mikr
oba tidak hanyabervariasi dalam persyaratan nutrisinya, tetapi juga menunjukkan respon yang
berbeda – beda. Untuk berhasilnya kultivasi berbagai tipe mikroba, diperlukansuatu kombina
si nutrient serta faktor lingkungan yang sesuai (Hafsah, 2009).
Faktor-faktor lingkungan yang menguasai kehidupan bakteri antara lain sebagai berikut
(Irianto, 2005), (Pelczar, 2006), (Sumadi, 2007)
1. Suhu
Suhu adalah faktor yang terpenting yang mempengaruhi pertumbuhan,
multiplikasi dan kelangsungan hidup dari semua organisme hidup. Suhu yang rendah
umumya memperlambat metabolisme seluler, sedangkan suhu yang lebih tinggi
meningkatkan taraf kegiatan sel. Tetapi tiap organisme memiliki batas suhu terendah,
batas-batas terhentinya tumbuh, dan suhu optimum untuk pertumbuhan dan reproduksi.
Ketiga suhu ini dinamakan suhu kardinal (titik kardinal) yakni meliputi suhu
pertumbuhan minimum, suhu pertumbuhan optimum dan suhu pertumbuhan
maksimum.
Berdasarkan kisaran suhunya, mikroba dibagi menjadi tiga kelompok:
 Psikofilik adalah kelompok mikroba yang dapat hidup dan tumbuh pada daerah
dengan suhu 00C sampai 300C dengan temperature optimumnya 150C.
 Mesofilik adalah kelompok mikroba yang dapat tumbuh dan bertahan hidup pada
keadaan dengan suhu optimum antara 250C-370C, minimum 150C, dan maksimum di
sekitar 550C.
 Termofilik adalah kelompok mikroba yang hidup pada suhu yang tinggi. Suhu
optimum untuk mikroba kelompok ini adalah 550C-600C. minimum 400C, dan
maksimum 750C. bakteri ini biasanya terdapat pada sumber air panas dan tempat-
tempat denga keadaan suhu tinggi.

2. Kemasaman atau kebasaan (pH)


pH optimum pertumbuhan bagi kebanyakan bakteri terletak antara 6,5 dan 7,5.
Namun, beberapa spesies dapat tumbuh dalam keadaan sangat masam, atau sangat
alkalin. Bagi kebanyakan spesies, nilai pH maksimum dan pH minimum ialah antara 4
dan 9. Bila bakteri dikultivasi didalam suatu medium yang mula-mula disesuaikan
pHnya, misalnya 7, maka mungkin sekali pH ini akan berubah sebagai akibat adanya
senyawa-senyawa asam atau basa yang dihasilkan selama pertumbuhannya.
3. Tekanan hidrostatik
Faktor yang juga dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba adala tekanan
hidrostatik. Ini akan dialami oleh organisme yang hidup diair. Tiap kedalaman 10 m,
tekanan akan meningkat satu atmosfer. Beberapa organisme dinamakan Barotolerant,
kalau organisme itu dapat tumbuh, berkembang, dan reproduksi pada lingkungan
dengan tekanan hidrostatik yang tinggi tersebut.
4. Bahan bentuk gas
Jenis dan konsentrasi gas dalam lingkungan sangat mempengaruhi pertumbuhan
mikroorganisme, seperti oksigen, karbondioksida yang sangat penting untuk kehidupan
bakteri, nitrogen dan amonia adalah esensial untuk siklus nitrogen dan H2S mengambil
peranan utama dalam siklus sulfur.
5. Faktor-faktor lain
Faktor lingkungan yang ekstrem tinggi atau ekstrem rendah akan membuat
lingkungan menjadi tidak toleran terhadap organisme yang ada didalamnya.
Konsentrasi oksigen berpengaruh nyata terhadap aktivitas enzim bagi organisme yang
melakukan metabolisme.

III. Alat dan Bahan


3.1.Alat
 Tabung Reaksi
 Cawan Petri steril
 Pipet steril
 Jarum Ose
 Pemanas spirtus
 Pinset
 Cakram Kertas
3.2.Bahan
 Aquades
 Alkohol 70%
 Larutan Iodin
 Larutan lysol
 Medium NA
 Medium Glucose Broth
 Suspensi biakkan E.Coli dan B. Substilis

IV. Cara Kerja


4.1.Penggaruh Suhu
1. Disiapkan 9 tabung reaksi yang telah berisi medium glucose broth masing-
masing 3 tabung untuk suhu 5°C, 30°C, dan 50°C. Tiap tabung diberi label
kontrol E.Coli dan B.Subtilis
2. Diberikan suspensi bakteri E.Coli dan B.Subtilis kemasing masing tabung
yang telah diberi label menggunakan jarum ose secara aseptis.
3. Divortex semua tabung lalu di inkubasi sesuai suhu dengan waktu 3X24 jam
lalu diamati.
4.2.Pengaruh pH
1. Disiapkan 9 tabung reaksi yang berisi medium glucose broth dengan pH
5,7,9. Masing masing tabung dengan pH yang beragam diberi label kontrol,
E.Coli, dan B.Substilis secara aseptis.
2. Divortex lalu diinkubasi dalam suhu ruang selama 3X24 jam kemudian
diamati.
4.3.Pengaruh Bahan kimia
1. Disiapkan 4 cawan petri steril lalu ditambahkan 0,2ml suspensi bakteri
E.Coli dan B.Substilis kedalam cawan secara pour plate. Tiap 1 suspensi
bakteri 2 cawan petri
2. Dibagi dua sisi cawan, aquades-iodine dan alkohol-lysol
3. Ditambahkan cakram kertas yang telah di rendam kedalam masing masing
larutan, letakkan daerah yang sudah dibagi
4. Diinkubasi pada suhu ruang 3X24 jam lalu diamati
V. Data Pengamatan
1. Pengaruh Suhu dan pH
Uji Mikroba
Perlakuan Kontrol Gambar
E.coli B.Subtilis

5˚C - - -

Suhu 30˚C - ++ -

50˚C - - -

5 - - -

Ph

7 + ++ -
9 + ++ -

Keterangan :

+ = Sedikit Keruh

++ = Keruh

+++ = Sangat Keruh

- = Media Bening

2. Pengaruh Bahan Kimia


E.coli B.Subtilis

Bahan Kimia D (cm) Gambar D (mm) Gambar

3.2
Betadine 3

Aquadest 0
0
0

Alkohol 0

0.35
Lysol 1.3

VI. Pembahasan
Pada percobaan pengaruh lingkunagn terhadap pertumbuhan mikroorganisme yang
dilakukan pada hari Minggu 14 Juli 2019 memiliki tujuan untuk mengetahui faktor-faktor
lingkungan yang memepengaruhi pertumbuhan terhadap mikrooraganisme. Dalam
pertumbuhannya mikroorganismemeiliki beberapa faktor antara lain faktor fisik dan faktor
kimia. Yang dimaksud dengan faktor fisik yaitu suhu, pH, kadar air, dan cahaya. Sedamgkan
faktor kimia yang mempengaruhinya antara lain pengaruh dari antsiseptik dan desinfektan
terhadap pertumbuhan mikrooganisme.
Pada percobaan ini ada 3 perlakuan yang diberikan antara lain pengaruh suhu, pengaruh
pH, dan pengaruh bahan kimia. Pada perlakuan pengaruh suhu , pada suhu 5oC tabung berisi
E.Coli belum terlihat adanya perubahan warna masih sama seperti tabung kontrol. Unutuk
tabung berisi B.Subtilis pada suhu 5oC terlihat sedikit keruh. Pada suhu 30oC tabung berisi
E.Coli terlihat keruh dan tabung berisi B.Subtilis terlihat sangat keruh. Pada suhu 50oC baik
pada tabung E.Coli dan B.Subtilis terlihat sedkit keruh.
Menurut literatur suhu untuk pertumbuhan bakteri E.Coli yaitu berkisar 7oC hingga
50 C dengan suhu optimum 37oC. Bakteri E.coli merupakan bakteri mesofilik yang mampu
o

bertahan hidup dan berkembang biak pada suhu ruangan. Sedngkan, suhu untuk pertumbuhan
bakteri B.Substilis optimum pada 25oC hingga 35oC.
Perlakuan kedua pengaruh pH terhadap pertumnuhan mikroorganisem pada pH 5, baik
pada tabung berisi E.Coli maupun tabung berisi B.Subtilis tidak ada kekeruhan, masih bening
seperti taung kontrol pH7 terlihat sedkit keruh pada tabung berisi E.coli dan B.Subtilis.
menurut literatur pH optimum untuk pertumbuhuan bakteri E.Coli 7-9 sedangakn untuk bakteri
B. Subtilis yaitu 7-9. Baik bakteri E.Coli dan B.Subtstilis merupakan bakteri neutrofil yaitu
bakteri yang mampu bertahan hidup dan berkembang biak pada pH netral. Pada suhu dan pH
adanya kekeruhan menandakan adanya aktivitas pertumbuhan bakteri dimedia tersebut. Jika
sedikit keruh menandakan adanya aktivitas bakteri meskipun sedikit
Perlakuan ketiga pengaruh bahan kimia. Pada perlakuan menggunakan alkohol-lysol
zona bening pada bakteri E.Coli sebesar 0cm dan B.Subtilis untuk alkohol. Pada perlakuan
menggunakan Aquades-Iodine zona bening B.Subtilis sebesar dan 0cm untuk aquades dan 3cm
untuk iodine. Adanya kesalahan yang dilakukan dalam percobaan pengaruh bahan kimia, yaitu
ketidak hati hatian yang menyebbkan kurat akuratnya hasil dari percobaan.
Menurut literatu, pada percobaan yang telah dilakukan oleh literatur zona bening yang
dihasilkan oleh bakteri B.Subtilis memiliki diameter 1,6cm terhadap larutan iodine dan yang
dihasilkan oleh bakteri E.Coli terhadap lysol sebesar 1,5cm. Zona hambat atau zona bening
adalah daerah untuk menghambat mikroorganisme untuk tumbuh pada media agar oleh
antimikroba. Contohnya pada zat antiseptik dan desinfektan.

VII. Kesimpulan
Bakteri E.Coli tumbuh pada suhu optimum 37oC dan pada pH berkisar antara 5
hingga 9 sedangkan bakteri B.Subtilus tumbuh pada suhu 25oC- 35oC pada pH 7-
9. Diameter zona bening yang dihasilkan lysol lebih besar dibanding alkohol dan
iodine karena lysol merupakan desinfektan.

VIII. Daftar Pustaka


Humairah, Anida. 2014. “PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI UMUM PENGARUH
BAHAN ANTIMIKROBA TERHADAP VIABILITAS BAKTERI”.
[Online](https://www.academia.edu/11164697/PRAKTIKUM_MIKROBI
OLOGI_UMUM_PENGARUH_BAHAN_ANTIMIKROBA_TERHADA
P_VIABILITAS_BAKTERI , diakses pada Sabtu 20 Juli 2019 )
Ayyub,M. 2013. “ Pengaruh Bahan Kimia Terhadap Pertumbuhan Bakteri”
[Online]( http://ayyub2201.blogspot.com/2013/12/pengaruh-bahan-kimia-
zat-antimikroba.html?m=1 , diakses pada 20 Juli 2019)
Kartika, Gemma. 2015. Laporan Praktikum “ Laporan Praktikum Mikrobiologi
Umum Pengaruh Faktor Lingkungan Terhadap Pertumbuhaan bakteri”.
[Online]( http://tikagpravitri.blogspot.com/2015/09/laporan-praktikum-
mikrobiologi-umum_29.html?m=1 , diakses pada 20 Juli 2019)

Anda mungkin juga menyukai