Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran atau

substansi atau masa zat suatu organisme, misalnya kita sebagai makhluk

makro ini dikatakan tumbuh ketika bertambah tinggi, bertambah besar atau

bertambah berat. Pada organisme bersel satu pertumbuhan lebih diartikan

sebagai pertumbuhan koloni, yaitu pertambahan jumlah koloni, ukuran

koloni yang semakin besar atau subtansi atau massa mikroba dalam koloni

tersebut semakin banyak, pertumbuhan pada mikroba diartikan sebagai

pertambahan jumlah sel mikroba itu sendiri (Waluyo,2005).

Dalam pertumbuhannya setiap makhluk hidup membutuhkan

nutrisi yang mencukupi serta kondisi lingkungan yang mendukung demi

proses pertumbuhan tersebut. Sehingga bisa dikatakan bahwa ada beberapa

faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba khususnya mikroba

pada makanan, antara lain faktor intrinsik (sifat fisik, kimia, dan struktur

makanan), ekstrinsik (kondisi lingkungan penyimpanan), implisit

(interaksi dengan mikroba lain), dan pengolahan (proses pengolahan

makanan). Pengaruh faktor ini akan memberikan gambaran yang

memperlihatkan peningkatan jumlah sel yang berbeda dan pada akhirnya

memberikan gambaran pula terhadap kurva pertumbuhannya (Waluyo,

2005).
Mikroorganism mengalami pertumbuhan jika berada pada kondisi-

kondisi tertentu. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan

mikroba misalnya pada panas, konsentrasi ion hidrogen (pH), adanya air,

oksigen dan cahaya mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme.

Sewaktu pertumbuhan mikroorganisme, konsentrasi ion hidrogen (pH)

dalam media mempengaruhi protein (enzim dan sistem transport) yang

terdapat pada membran sel. Struktur protein akan berubah bila pH dalam

media berubah.

Mikroorganisme memiliki enzim yang berfungsi sempurna pada

pH tertentu. Bila terjadi penyimpangan pH, pertumbuhan dan metabolisme

organisme terhenti. Lazimnya mikroorganisme tumbuh pada pH sekitar

7,0, namun ada juga yang dapat tumbuh pada pH 2,0 dan pH 10,0, fungi

dapat tumbuh pada kisaran pH yang luas, kelompok ini dapat tumbuh pada

pH asam.

Mikroorganisme yang melaksanakan proses fermentasi

menghasilkan asam sehingga pH dapat turun menjadi 3,5. Sebaliknya,

sewaktu metabolisme protein dan asam amino dilepaskan ion amonium

sehingga pH media menjadi basa. Perubahan pH terjadi dengan cepat

dalam lingkungan tertutup seperti misalnya kaldu nutrien dalam tabung,

sehingga menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Untuk mencegah

perubahan pH seringkali ditambahkan larutan penyangga dalam media.


B. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Maksud Percobaan

Untuk megetahui pengaruh pH terhapap pertumbuhan

mikroorganisme.

2. Tujuan Percobaan

Untuk menentukan pH pertumbuhan mikroorganisme.

C. PRINSIP PERCOBAAN

Media PW dikondisikan sesuai dengan pH yang diinginkan lalu

diinokulasi dengan mikroorganisme kemudian diinkubasi selama 1 x 24

jam kemudian diamati ada tidaknya perubahan pada media PW.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TEORI UMUM

Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu berhubungan dengan

berbagai macam mikroorganisme yang dapat menginfeksi yang dapat

membahayakan atau merusak inang. Akan tetapi, agar dapat memahami

lebih banyak masalah dalam mendiagnosis dan pencegahan infeksi, maka

perlu diketahui bahwa mikroorganisme tumbuh dipengaruhi oleh beberapa

faktor yang menunjang pertumbuhannya (M. Natsir Djide, 2005).

Pertumbuhan adalah penambahan secara teratur semua komponen

sel suatu jasad. Pembelahan sel adalah hasil dari pertumbuhan sel. Pada

jasad bersel tunggal (uniseluler), pembelahan atau perbanyakan sel

merupakan pertambahan jumlah individu. Misalnya pembelahan sel pada

bakteri akan menghasilkan pertambahan jumlah sel bakteri itu sendiri.

Pada jasad bersel banyak (multiseluler), pembelahan sel tidak

menghasilkan pertambahan jumlah individunya, tetapi hanya merupakan

pembentukan jaringan atau bertambah besar jasadnya (Suharjono, 2006).

Seperti makhluk hidup pada umumnya, pertumbuhan mikroba

tentunya tidak lepas dari pengaruh lingkungan. Faktor-faktor yang

mempengaruhi itu dapat berupa faktor fisika, faktor kimia, maupun faktor

biologi. Namun, pertumbuhan mikroba ini tidak hanya dipengaruhi faktor

lingkungan, tetapi juga mempengaruhi keadaan lingkungan. Akibat


ukurannya yang sangat mikroskopis, pertumbuhan mikroba sangat

tergantung pada keadaan sekelilingnya (Pelczar dan Chan, 2006).

Kehidupan bakteri tidak hanya dipengaruhi oleh faktor-faktor

lingkungan, akan tetapi juga mempengaruhi keadaan lingkungan. Bakteri

dapat mengubah pH dari medium tempat ia hidup, perubahan ini disebut

perubahan secara kimia. Adapun faktor-faktor lingkungan dapat di bagi

atas faktor-faktor biotik dan faktor-faktor abiotik. Di mana, faktor-faktor

biotik terdiri atas makhluk-makhluk hidup, yaitu, mencakup adanya

asosiasi atau kehidupan bersama antara mikroorganisme, dapat dalam

bentuk simbiose, sinergisme, antibiose dan sintropisme. Sedangkan faktor-

faktor abiotik terdiri atas faktor fisika (misal: suhu, atmosfer gas, pH,

tekanan osmotik, kelembaban, sinar gelombang dan pengeringan) serta

faktor kimia (misal: adanya senyawa toksik atau senyawa kimia lainnya)

(Hadioetomo, 1985).

Beberapa faktor abiotik yang dapat mempengaruhi pertumbuhan

bakteri, antara lain: suhu, kelembaban, cahaya, pH, Aw dan nutrisi.

Apabila faktor-faktor abiotik tersebut memenuhi syarat, sehingga optimum

untuk pertumbuhan bakteri, maka bakteri dapat tumbuh dan berkembang

biak (Haastuti, 2008).

Medium harus mempunyai pH yang tepat, yaitu tidak terlalu asam

atau basa. Kebanyakan bakteri tidak tumbuh dalam kondisi terlalu basa,

dengan pengecualian basil kolera (Vibrio cholerae). Pada dasarnya tak

satupun yang dapat tumbuh baik pada pH lebih dari 8. Kebanyakan


patogen, tumbuh paling baik pada pH netral (pH7) atau pH yang sedikit

basa (pH 7,4). Beberapa bakteri tumbuh pada pH 6, tidak jarang dijumpai

organisme yang tumbuh baik pada pH 4 atau 5. Sangat jarang suatu

organisme dapat bertahan dengan baik pada pH 4; bakteri autotrof tertentu

merupakan pengecualian. Karena banyak bakteri menghasilkan produk

metabolisme yang bersifat asam atau basa (Hafsah, 2009).

Mikroba umumnya menyukai pH netral yaitu pH 7. Beberapa

bakteri dapat hidup pada pH tinggi (medium alkalin) Apabila mikroba

ditanam pada media dengan pH 5 maka pertumbuhan didominasi oleh

jamur, tetapi apabila pH media 8 maka pertumbuhan didominasi oleh

bakteri. Berdasarkan pHnya mikroba dapat dikelompokan menjadi 3 yaitu

mikroba asidofil adalah kelompok mikroba yang dapat hidup tumbuh baik

pada pH 6,0 – 8,0 pada pH 2,0-5,0, mikroba mesofil (neutrofil) adalah

kelompok mikroba yang dapat hidup pada pH 5,5-8,0, dan mikroba alkafil

adalah kelompok mikroba yang dapat hidup pada pH 8,4-9,5.0 (Brooks

dkk, 1994).

B. URAIAN BAKTERI

1. Acinobacteria calcoaceticus

Kingdom : Bakteri

filum : Proteobakteria

kelas : Gammaproteobakteria

ordo : Pseudomonadales
family : Moraxellaceae

genus : Acinobacter

spesies : Acinobacter calcoaceticus

C. URAIAN BAHAN

1. Media PW (Peptone Water – Bacteriological Peptone)

Komposisi :

· Peptone from casein 10,0

· Disodium hydrogen phospate dodecahydrate 9,0

· Potasium dihydrogen phospate 1,5

· Sodium chloride 5

2. Metilen Biru (FI.Ed III Hal. 381)

Nama resmi : METHYLTHIONINI CHLORIDUM

Nama lain : Biru metilen

Pemerian : Hablur atau serbuk hablur hijau tua, berkilauan seperti

perunggu, tidak berbau atau praktis tidak berbau. Stabil

diudara; larutan dalam air dan dalam etanol berwarna biru

tua.

Kelarutan : Larut dalam air dan dalam kloroform; agak sukar larut

dalam etanol.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.


Kegunaan : Sebagai indikator.

3. Air suling (FI. Ed III Hal. 96)

Nama resmi : AQUA DESTILATA

Nama lain : Air suling, aquadest

RM/BM : H2O/18,02

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak

mempunyai rasa.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan : Sebagai pelarut.

4. Asam klorida (FI. Ed III Hal. 53)

Nama resmi : ACIDUM CHLORIDUM

Nama lain : Asam klorida

Pemerian : Cairan tidak berwarna, berasap,bau merangsang, jika

diencerkan dengan 2 bagian air, asap dan bau hilang.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

Kegunaan : Sebagai pelarut.

5. Natrium hidroksida (FI. Ed III Hal. 412)

Nama resmi : NATRII HIDROCXYDUM

Nama lain : Natrium Hidroksida

Pemerian : bentuk batang, butiran, massa hablur atau keping. Kering,

keras, rapuh dan menunjukkan susunan hablur, putih,


mudah meleleh basah, sangat alkalis dan korosif, segera

menyerap karbon hidroksida .

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan : Zat tambahan


BAB III

METODE KERJA

A. ALAT DAN BAHAN

1. Alat yang digunakan:

 Autoklaf

 Tabung reaksi

 Inkubator

 Lemari pendingin

 Rak tabung reaksi

 Spoit 1 cc

2. Bahan yang digunakan adalah :

 Aquades

 Biakan bakteri (acinobacteria)

 Indikator universal

 Larutan HCl

 Larutan NaoH

 Metilen blue

 Pepton water

B. CARA KERJA

1. Disiapkan media PW yang dibutuhkan lalu dikondisikan pH

nya menjadi pH 3,0; 5,0; 7,0; dan 9,0.


2. Diinokulasikan mikroorganisme ke dalam masing-masing

media PW yang telah dikondisikan lalu diinkubasi selama 48

jam.

3. Diamati perubahan yang terjadi pada PW.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PEMBAHASAN

 Tabel hasil pengamatan :

Waktu pH media
3,0 5,0 7,0 9,0
pengamatan
60 menit - - - -
120 menit - - - -
180 menit - - - -
240 menit - - - -
300 menit - - - -
1320 menit - - + +
1380 menit - - ++ +
1740 menit - - +++ +

 Grafik hasil pengamatan :

3
5
7
9

B. PEMBAHASAN

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas

kehidupan mikroba antara lain faktor abiotik yang meliputi

temperatur, kelembaban, tekanan osmosis, pengaruh pH, pengaruh


logam berat serta pengaruh zat-zat kimia. Sedangkan faktor biotik

meliputi bebas hama serta asosiasi. Berdasarkan faktor-faktor

tersebut, maka dilakukanlah pengamatan tentang pengaruh pH,

terhadap pertumbuhan Mikroba.

Aktivitas kehidupan suatu jasad memerlukan keadaan

sekitar yang sesuai, yang dapat mempengaruhi sifat morfologi dan

fisiologi dari jasad akan menyesuaikan dengan keadaan sekitar

yang ada pada waktu itu.

Pada hasil percobaan dapat dilihat bahwa pertumbuhan

bakteri terdapat pada pH 7 dan pH 9, sedangkan pada pH 3 dan 5

tidak terdapat pertumbuhan bakteri. Dapat dikatakan bahwa pH

optimum pertumbuhan Acinobacteria calcoaceticus yaitu pada Ph

7 dan pH 9.

Bakteri yang banyak tumbuh pada tabung pada pH 7 yaitu

pH netral. Bakteri dapat tumbuh pada pH 7 karena medium harus

mempunyai pH yang tepat yaitu tidak terlalu asam atau basa.

Kebanyakan bakteri tidak tumbuh dalam kondisi terlalu basa.Pada

dasarnya tidak satupun yang dapat tumbuh baik pada pH lebih dari

7 dan sangat jarang bakteri ditemukan pada pH dibawah 4 karena

banyak bakteri menghasilkan produk metabolisme yang bersifat

asam atau basa (Volk&Wheeler, 1993).

Bila pH lingkungan tidak sesuai untuk aktivitas enzim

secara optimal, maka mikrobia tidak dapat melakukan metabolisme


dengan baik. Akibatnya mikrobia tidak dapat tumbuh dengan

optimal. Berdasarkan pH, mikrobia dikelompokkan menjadi

golongan asidofil (mikrobiayang tumbuh dengan baik pada pH

asam), netral (mikrobia yang tumbuh dengan baikpada pH netral)

dan alkalifil (mikrobia yang tumbuh dengan baik pada pH basa).

KisaranpH untuk pertumbuhan setiap kelompok mikrobia sangat

bervariasi. Beberapa mikrobia mampu tumbuh pada kisaran pH

yang lebar. Pada umumnya pertumbuhan optimum mikrobia terjadi

pada pH 7 dan dapat tumbuh dengan baik pada kisaran pH 5 – 8.


BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari hasil percobaan tersebut dapat disimpulakan :

1. Bakteri Acinobacteria calcoaceticus dapat tumbuh optimum pada pH

netral dan pH basa yaitu pada pH 7 dan pH 9.

2. Bakteri Acinobacteria calcoaceticus tidak dapat tumbuh pada pH asam

yaitu pada pH 3 dan 5.

B. SARAN

1. Dalam percobaan, diharapkan para asisten harus lebih memperhatikan

praktikan agar praktikan dapat bekerja dengan lebih hati-hati sehingga

tidak terjadi gangguan kesehatan pada praktikan dan asisten akibat

mikroba uji.

2. Dalam percobaan ini hendaknya praktikan bertanya kepada laboran

jika ada yang kurang jelas, sehingga tidak terjadi kesalahan yang

mungkin berakibat fatal bagi praktikan.


DAFTAR PUSTAKA

Brooks, dkk., 1994, Mikrobiologi Kedokteran Edisi 2. Penerbit buku Kedokteran

EGC.Jakarta

Haastuti, Utami Sri. 2008 .Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Malang: Universitas

Negeri Malang.

Hadioetomo, R.S. 1985. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek.PT.Gramedia.Jakarta.

Hafsah. 2009. Mikrobiologi Umum. Makassar: UIN Alauddin Makassar,

Natsir Djide, M. 2005. “Bakteriologi”. Makassar: Fakultas MIPA Universitas

Hasanuddin

Pelczar, MJ dan ECS. Chan,. 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi jilid II. Jakarta:

Penerbit Universitas Indonesia (UI - Press).

Volk &Wheeler. 1993. Mikrobiologi Dasar jilid 1. Erlangga. Jakarta.

Waluyo, Lud.2005.Mikrobiologi Umum. Malang: UMM Press.

Anda mungkin juga menyukai