Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS ZAT PEWARNA RHODAMIN B PADA JAJANAN

YANG DIPASARKAN DI LINGKUNGAN SEKOLAH

ANALYSIS OF RHODAMIN B DYES IN STUDY


WHICH IS BASED IN SCHOOL ENVIRONMENT
Restu Tjiptaningdyah 1), M. Bambang Sigit Sucahyo 2) dan Safrina Faradiba 3)
1)
Dosen prodi Teknologi Pangan Unitomo Surabaya
2)
Dosen prodi Teknologi Pangan Unitomo Surabaya
3)
Mahasiswa Prodi Teknologi Pangan Unitomo Surabaya
e-mail : restutjiptaningdyah@yahoo.co.id

ABSTRAK

Rhodamine B adalah pewarna sintetis yang biasa digunakan sebagai pewarna tekstil,
dan tidak boleh digunakan pada produk makanan karena dapat menyebabkan iritasi saluran
pernapasan, kulit, mata, saluran gastrointestinal, keracunan dan gangguan hati, dan kanker
dan tumor jangka panjang. Penelitian ilmiah untuk membuktikan hal itu belum dilakukan.
Sebenarnya rhodamine B masih digunakan dalam berbagai produk makanan olahan. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bahan kimia pewarna Rhodamin B yang terdapat
pada makanan ringan yang dijual di Sekolah Negeri di Desa Sidokare, Kecamatan Sidoarjo.
Ukuran sampel adalah 20 spesies, semuanya diambil dari 4 sekolah setempat. Sampel
dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: 1. Dari 20
jenis makanan ringan yang dipasarkan di lingkungan sekolah 30 persen diidentifikasi
mengandung pewarna sintetis Rhodamin B, 2. Tingkat pewarna Rhodamin B pada makanan
ringan yang dipasarkan di lingkungan sekolah SDN Sidokare Village. Kecamatan Sidoarjo
berkisar antara 0,3314 ppm sampai 0,6521 ppm

Kata kunci: Aditif makanan, Rhodamin B, bahan pewarna makanan, makanan ringan anak-
anak

ABSTRACT

Rhodamine B is a synthetic dye commonly used as a textile dye, and should not be
used in food products because it can cause respiratory tract irritation, skin, eyes,
gastrointestinal tract, poisoning and liver disorders, and long-term cancer and tumors.
Scientific research to prove it has not been done. In fact rhodamine B is still used in a variety
of processed food products. The purpose of this research is to identify the chemical substance
of Rhodamin B dye contained in the snacks sold in the State School in Sidokare Village,
Sidoarjo Subdistrict. The sample size is 20 species, all taken from 4 local schools. The
samples were analyzed qualitatively and quantitatively. The results of the study concluded
that: 1. Of the 20 kinds of snacks marketed in the school environment 30 percent identified to
contain synthetic dyes Rhodamin B, 2. Levels of dyes Rhodamin B in snacks that are marketed
in the school environment SDN Sidokare Village Sidoarjo sub-district ranged from 0.3314
ppm to 0.6521 ppm

Keyword : Food additives, Rhodamin B, Food coloring materials, children snack’s

303 | Jurnal Agriekstensia Vol. 16 No. 2 Desember 2017


Analisis Zat Pewarna Rhodamin B…..… (Restu Tjiptaningdyah, M. Bambang S Sucahyo, dan Safrina Faradiba)

PENDAHULUAN dijumpai terutama dalam makanan yang


berwarna merah terang. Selain itu saus
Salah satu kelompok masyarakat tomat dengan warnanya yang merah
yang sering mengalami masalah akibat seringkali disalahgunakan oleh produsen
keracunan makanan jajanan adalah anak dengan menambahkan pewarna yang tidak
sekolah (BPOM, 2009). Jajanan anak seharusnya ada dalam makanan seperti
sekolah merupakan masalah yang perlu rhodamnin B.
diperhatikan masyarakat, khususnya orang Rhodamin B merupakan zat warna
tua dan guru karena makanan jajanan ini sintetik yang umum digunakan sebagai
sangat berisiko terhadap cemaran biologis pewarna tekstil, tetapi tidak boleh
atau kimiawi yang banyak mengganggu digunakan di dalam produk pangan
kesehatan, baik jangka pendek maupun karena diduga dapat menyebabkan iritasi
jangka panjang. Berdasarkan data Kejadian saluran pernafasan, kulit, mata, saluran
Luar Biasa (KLB) pada jajanan anak pencernaan, keracunan dan gangguan
sekolah tahun 2004-2006, kelompok siswa hati, serta dalam jangka panjang kanker
Sekolah Dasar (SD) paling sering dan tumor (Winarno dan Rahayu 2004).
mengalami keracunan pangan. Menurut Penelitian ilmiah untuk membuktikan hal
WHO keracunan makanan yang dapat tersebut belum banyak dilakukan. Pada
menyebabkan kematian mencapai 2,2 juta kenyataannya rhodamin B masih
orang dan sebagian besar terjadi pada anak- digunakan dalam berbagai produk olahan
anak. Hal ini didukung oleh survey BPOM pangan (Cahyadi W., 2008). Pewarna
tahun 2004 yang menunjukkan bahwa 60% Rhodamin B banyak digunakan pada
jajanan sekolah tidak memenuhi standar produk makanan dan minuman industri
mutu dan keamanan. Survey BPOM tahun rumah tangga, antara lain kerupuk,
2007 juga membuktikan bahwa 45% makanan ringan, pefinen, sirup, minuman
jajanan sekolah merupakan makanan kemasan, es doger, dan manisan.
jajanan yang berbahaya (BPOM, 2009). Makanan yang diberi zat pewarna itu
Jajanan anak sekolah merupakan biasanya berwarna merah lebih terang
masalah yang perlu diperhatikan dan ditemukan pada makanan dan
masyarakat, khususnya orang tua dan guru minuman jajanan anak sekolah dasar
karena makanan jajanan ini sangat berisiko (SD). Penggunaan Rhodamin B dalam
terhadap cemaran biologis atau kimiawi produk pangan mungkin karena harganya
yang banyak mengganggu kesehatan, baik yang jauh lebih murah dibandingkan
jangka pendek maupun jangka panjang. dengan zat warna pangan yang diizinkan.
Berdasarkan data Kejadian Luar Biasa Kemungkinan kedua adalah kurangnya
(KLB) pada jajanan anak sekolah tahun pengetahuan produsen industri rumah
2004-2006, kelompok siswa Sekolah Dasar tangga tentang zat pewarna apa saja yang
(SD) paling sering mengalami keracunan diperbolehkan dan yang tidak pada
pangan. Menurut WHO keracunan makanan.
makanan yang dapat menyebabkan Zat pewarna sintesis yang sering
kematian mencapai 2,2 juta orang dan ditambahkan adalah Rhodamin B, yaitu
sebagian besar terjadi pada anak-anak. Hal merupakan zat warna sintetik yang umum
ini didukung oleh survey BPOM tahun digunakan sebagai pewarna tekstil.
2004 yang menunjukkan bahwa 60% Rhodamin B merupakan zat warna
jajanan sekolah tidak memenuhi standar tambahan yang dilarang penggunaannya
mutu dan keamanan. Survey BPOM tahun dalam produk pangan. Rhodamin B bersifat
2007 juga membuktikan bahwa 45% karsinogenik sehingga dalam penggunaan
jajanan sekolah merupan makanan jajanan jangka panjang dapat menyebabkan kanker.
yang berbahaya (BPOM, 2009). Uji toksisitas Rhodamin B telah dilakukan
Pewarna Rhodamin B dilarang terhadap mencit dan tikus dengan injeksi
penggunaannya oleh pemerintah dan subkutan dan secara oral. Rhodamin B
penyalahgunaannya dalam makanan banyak dapat menyebabkan karsinogenik pada

304 | Jurnal Agriekstensia Vol. 16 No. 2 Desember 2017


Analisis Zat Pewarna Rhodamin B…..… (Restu Tjiptaningdyah, M. Bambang S Sucahyo, dan Safrina Faradiba)

tikus ketika diinjeksi subkutan, yaitu timbul jajanan yang dipasarkan di lingkungan
sarcoma lokal. Sedangkan secara IV Sekolah Dasar Negeri di Kelurahan
didapatkan LD5089,5mg/kg yang ditandai Sidokare Kecanatan Sidoarjo. Pengujian
dengan gejala adanya pembesaran hati, dan analisis kandungan bahan rhodamin-B
ginjal, dan limfa diikuti perubahan anatomi dilakukan di Laboratorium Pangan di UTM
berupa pembesaran organnya (MerckIndex, (Universitas Trunojoyo Madura).
2006).
Pengujian yang dilakukan oleh Waktu Penelitian
lembaga pembinaan dan perlindungan
Penelitian ini dilaksanakan pada
konsumen (LP2K) Semarang terhadap
bulan Oktober 2016 sampai Februari 2017.
jajanan anak yang diperdagangkan di Kota
Semarang, yang meliputi komposisi kimia
Sampel Penelitian
khususnya untuk mengetahui zat warna.
Hasil analisis terhadap jajanan tersebut Sampel yang dipilih dan diambil
telah di temukan pewarna yang dilarang untuk dianalisa adalah semua jajanan yang
antara lain Rhodamin B (43,10%), Metanil dijual di sekolah-sekolah yang
Yellow (12,07%) dan pewarna hijau diindikasikan mengandung zat pewarna
(1,7%). sintetis rhodamin B.
Selain itu, Balai Besar Pengawas
Obat dan Makanan (BBPOM) Bandar Kriteria Inklusi :
Lampung juga melakukan penelitian
terhadap jajananan anak sekolah pada bulan  Jajanan berwarna merah muda
sampai keunguan.
Juni 2012, dari 156 sampel yang diteliti
terdapat 29 sampel yang mengandung  Jajanan berupa kerupuk, agar-agar,
Rhodamin B (BPOM, 2012). Alasan inilah kue, kembang gula. es dan saus.
yang melatar belakangi penulis untuk  Jajanan tidak memiliki lisensi dari
melakukan penelitian tentang identifikasi BPOM.
zat pewarna Rhodamin B dalam jajanan
yang dipasarkan di lingkungan Sekolah Variabel Penelitian
Sidokare. Variabel Terikat (dependent
Tujuan penelitian ini untuk variable) yaitu jajanan yang dipasarkan di
mengidentifikasi adanya bahan tambahan Sekolah Dasar Negeri di Kelurahan
pewarna Rhodamin B di dalam jajanan Sidokare Kecamatan Sidoarjo. Variabel
yang dipasarkan di lingkungan sekolah Bebas (independent variable) yaitu zat
(SDN Kelurahan Sidokare Kecamatan pewarna Rhodamin B.
Sidoarjo
Prosedur Penelitian

METODE PENELITIAN Pembuatan larutan baku Rhodamin


B dilakukan dengan membuat larutan baku
Metode Penelitian dengan konsentrasi 20 ppm. Selanjutnya
dibuat larutan baku dengan konsentrasi
Metode penelitian ini merupakan masing-masing 0.5; 1; 1,5; 2; 3; 5; 6; 7,5
deskriptif laboratorium yaitu dengan ppm. Pelarut yang digunakan adalah larutan
melakukan observasi pada jajanan yang HCl 0,1 N (Putri, 2009).
dicurigai mengandung Rhodamin B dan
dilanjutkan dengan melakukan analisis Kromatografi
sampel di laboratorium secara kualitatif dan
kuantitatif. 1. Gerus sampel dengan menggunakan
mortir hingga halus
Tempat dan Waktu Penelitian 2. Sampel ditimbang sebanyak 10 gram
dimasukkan kedalam gelas beker 100
Sampel penelitian ini berasal dari ml, kemudian direndam dalam 20 ml

305 | Jurnal Agriekstensia Vol. 16 No. 2 Desember 2017


Analisis Zat Pewarna Rhodamin B…..… (Restu Tjiptaningdyah, M. Bambang S Sucahyo, dan Safrina Faradiba)

larutan ammonia 2% (yang dilarutkan 3. Untuk menghitung kadar Rhodamin B


menggunakan etanol 70%) selama dalam sampel dapat digunakan kurva
semalam. kalibrasi dengan persamaan regresi y=
3. Larutan disaring filtratnya dengan bx ± a.
menggunakan kertas saring
4. Larutan dipindahkan ke dalam gelas
beker kemudian dipanaskan di hot HASIL DAN PEMBAHASAN
plate
5. Residu dari penguapan dilarutkan Fenomena penjual jajanan anak
dalam 10 ml air yang mengandung sekolah di lingkungan Sekolah Dasar
asam (larutan asam dibuat dengan Negeri Kelurahan Sidokare ini pada
mencampurkan 10 ml air aqudes dan 5 umumnya tidak menetap, dan sering
ml asam asetat 10%) berpindah pindah tempat. Penjual jajanan
6. Benang wol dengan panjang 15 cm yang sifatnya menetap atau permanan ada
dimasukkan kedalam larutan asam dan di dalam lingkungan sekolah (kantin).
dididihkan hingga 10 menit, pewarna Sedangkan yang lain berada di luar pagar
akan mewarnai benang wol, kemudian sekolah yang biasanya jajanan diletakkan di
benang wol diangkat dan dicuci atas sepeda atau rombong.
dengan air hingga bersih. Hasil pengamatan survey 4 sekolah
7. Kemudian benang wol dimasukkan ke dasar, terdapat 20 jenis jajanan sekolah
dalam larutan basa yaitu 10 ml yang diindikasikan mengandung zat
ammonia 10% (yang dilarutkan dengan pewarna rhodamin B. Jenis-jenis jajanan
etanol 70%) dan dididihkan. adalah sebagai berikut : Es campur, es
8. Benang wol akan melepaskan warna, gronjong, saos bakso/cilok/sempol, kerupuk
pewarna akan masuk dalam larutan warna merah kuning, kerupuk merah kecil,
basa. kerupuk merah melingkar, kerupuk merah
9. Larutan basa yang didapat selanjutnya lebar, cendol, kembang gula, permen keras,
akan digunakan sebagai cuplikan permen lunak, sosis bakar, agar-agar merah
sampel pada analisis kromatografi dan putih, agar-agar merah dalam plastic, agar-
Spektofotometri UV-Vis. agar mutiara dalam plastic, agar-agar merah
10. Totolkan pekatan pada kertas saring (2 dalam plastic panjang, keripik merah putih,
cm dari tepi bawah kertas). kolang-kaling, sosis tusuk, dan ongol-ongol
11. Masukan kertas tersebut kedalam (gambar produk pangan ada di bagian
bejana yang telah diberi larutan elusi. bawah artikel ini.
12. Perhitungan/ penentuan zat warna Selanjutnya semua jenis jajanan
dengan cara mengukur nilai Rf dari diberi kode angka 1 sampai dengan angka
masing-masing bercak tersebut, dengan 20 sebelum dilakukan uji kualitatif ataupun
cara membagi jarak gerak zat terlarut kuantitatif. Hal ini bertujuan untuk
oleh jarak zat pelarut. menjaga subyektifitas pengujian. Uji
13. Jika Rf = 1 berarti zat warna tersebut kualitatif terhadap ada dan tidaknya zat
adalah Rhodamin B. pewarna Rhodamin B, menggunakan
metode spektrofotometri sinar tampak.
Spektrofotometri UV-Vis Apabila setelah diuji kualitatif
menunjukkan positif mengandung zat
1. Dari masing masing larutan basa yang
pewarna Rhodamin B, dilanjutkan analisa
telah siap (pada poin i) dimasukkan
kuantitatif dengan menggunakan metode
kedalam kuvet
spektrofomrtri UV-vis. Hasil analisa
2. Kemudian diukur secara
kualitatif dan kuantitaif, ditunjukkan pada
spektrofotometri cahaya tampak pada
table 3 di bawah ini :
panjang gelombang 500 nm – 600 nm.

306 | Jurnal Agriekstensia Vol. 16 No. 2 Desember 2017


Analisis Zat Pewarna Rhodamin B…..… (Restu Tjiptaningdyah, M. Bambang S Sucahyo, dan Safrina Faradiba)

Tabel 1. Hasil Uji Kualitatif dan Kuanitatif Rhodamin B Pada Sampel


Analisa
Kode Warna Uji Analisa Kualitatif
Kuantitatif
1 Bening Negatif _
2 Merah Muda Positif 0,3314 ppm
3 Bening Negatif _
4 Bening Negatif _
5 Bening Negatif _
6 Bening Negatif _
7 Merah tua Positif 0,6057 ppm
8 Merah Muda Positif 0,4675 ppm
9 Bening Negatif _
10 Bening Negatif _
11 Bening Negatif _
12 Bening Negatif _
13 Merah Muda Positif 0,4170 ppm
14 Bening Negatif _
15 Bening Negatif _
16 Bening Negatif _
17 Bening Negatif _
18 Merah muda Positif 0,4308 ppm
19 Merah tua Positif 0,6521 ppm
20 Bening Negatif _

Pada Tabel 3 tersebut dapat dilihat terang pada konsentrasi rendah. Zat
bahwa dari 20 sampel yang diidentifikasi pewarna Rhodamin B merupakan zat warna
dengan spektrofotometri sinar tampak sintetis, berwarna merah keunguan, yang
terdapat 6 sampel atau 30% yang positif digunakan sebagai zat warna untuk kertas
mengandung Rhodamin B (sampel nomor dan tekstil. Sering disalah gunakan untuk
2, 7, 8, 13, 18 dan 19). Pada identifikasi pewarna pangan dan kosmetik. Misalnya :
dengan Kromatografi secara visual sirup, terasi, kerupuk, lipstik, dll.
keenam sampel memberikan noda warna Ciri-ciri makanan yang diberi
merah muda/merah dan berfluoresensi Rhodamin B adalah warna makanan yang
kuning di bawah sinar UV 254 nm. terang mencolok. Biasanya makanan yang
diberi pewarna untuk makanan warnanya
Pembahasan tidak begitu merah terang mencolok.
Bahaya utama terhadap kesehatan yaitu
Pada bagian awal makalah ini
pemakaian waktu lama (kronis) dapat
dijelaskan cara analisis terhadap BTM
menyebabkan radang kulit alergi, dan
bahan tambahan pangan. Bahan Tambahan
gangguan fungsi hati/kanker hati.
Pangan adalah bahan atau campuran bahan
Setelah dilakukan penelitian
yang secara alami bukan merupakan bagian
terhadap 20 sampel (jenis) jajanan yang di
dari bahan baku pangan, tetapi diambahkan
pasarkan pada wilayah SD Negrei
kedalam pangan untuk mempengaruhi sifat
Kelurahan Sidokare Kecamatan Sidoarjo,
atau bentuk pangan, salah satunya adalah
diperoleh 6 sampel jajanan yang
zat pewarna Rhodamin B.
mengandung Rhodamin B. Suatu senyawa
Rhodamin B adalah pewarna sintetis
yang mengandung Rhodamin B akan
yang berasal dari metalinilat dan
mudah diamati. Secara visual akan
difenilalanin yang berbentuk serbuk kristal
memberikan warna merar muda, dan jika
berwarna kehijauan, berwarna merah
dilihat dibawah sinar UV akan berfluoresen
keunguan dalam bentuk terlarut pada
berwarna merah orange.
konsentrasi tinggi dan berwarna merah

307 | Jurnal Agriekstensia Vol. 16 No. 2 Desember 2017


Analisis Zat Pewarna Rhodamin B…..… (Restu Tjiptaningdyah, M. Bambang S Sucahyo, dan Safrina Faradiba)

Kita dapat mengenali ciri makanan waspada dan hati-hati dalam


yang menggunakan Rhodamin B, yaitu memantau anak mengkonsumsi
biasanya makanan yang diberi zat pewarna jajanan di lingkungan sekolah
ini lebih terang atau mencolok warnanya
dan memiliki rasa agak pahit. Disamping
itu, apabila kita ingin melakukan pewarnaan DAFTAR PUSTAKA
makanan yang murah namun dengan tidak
melibatkan zat-zat kimia yang dapat Azizahwati, Kurniadi, M., Hidayat H.,
merusak kesehatan, kita dapat menggunakan 2007, Majalah Ilmu Kefarmasian :
daun jambu atau daun jati (warna merah). Analisis Zat Warna Sintetik
Terlarang untuk Makanan yang
Beredar di Pasaran, IV (I), 7 - 8,
KESIMPULAN DAN SARAN Departemen Farmasi FMIPA,
Universitas Indonesia, Depok.
Kesimpulan
Balai Besar POM., 2009, Instruksi Kerja:
1. H
Penetapan Kadar Pewarna
asil penelitian ini memberikan
Rhodamin B dalam Makanan,
kesimpulan bahwa dari 20 macam
Jakarta.
jajanan yang dipasarkan di lingkungan
sekolah 30 persen atau sebanyak 6
Cahyadi, W., 2008, Analisis dan Aspek
(enam) macam yang teridentifikasi
Kesehatan Baahan Tambahan
mengandung zat pewarna sintetis
Pangan, PT. Penerbit Bumi Aksara,
Rhodamin B yaitu : Kerupuk merah
Jakarta
kecil, Kerupuk merah besar, Ongol-
ongol, Es gronjong, Kerupuk merah
Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
kuning, dan Kolang-kaling
2002. Direktorat Pengawasan Obat
2. K
dan Makanan, Peraturan Menteri
adar zat pewarna Rhodamin B dalam
Kesehatan RI No.
jajanan yang dipasarkan di lingkungan
722/MenKes/Per/IX/1988 Tentang :
sekolah SDN Kelurahan Sidokare
Bahan Tambahan Makanan. Edisi
Kecamatan Sidoarjo berkisar antara
11, Jilid II 1992. Departemen
0,3314 ppm hingga 0,6521 ppm.
Kesehatan RI, Jakarta.
Saran
Khairuna Hamida, dkk., 2012, Jurnal
1. Bagi masyarakat : perlu adanya Kesehatan Masyarakat KEMAS 8
pengetahuan dan informasi yang (I) 67 – 73 Fakultas Ilmu Kesehatan
cukup tentang zat-zat kimia berbahaya Universitas Negeri Semarang ISSN
yang terkandung dalam makanan 1858-1196, Semarang.
(Rhodamin B), serta bahaya yang
ditimbulkannya terhadap kesehatan Merc Index, 2006, Chemistry Constant
tubuh (Kerupuk merah kecil, Kerupuk Companion, Now with a New
merah besar, Ongol-ongol, Es addition, Edisi 14th, Whitehouse
gronjong, Kerupuk merah kuning, dan Station, NJ, USA.
Kolang-kaling)
2. Bagi pihak sekolah : pengawasan Winarno, F. G. 2004. Kimia Pangan dan
keluar-masuknya penjual jajanan anak Gizi. P.P. Gramedia. Jakarta
sekolah di lingkungan sekolah sangat
penting untuk meminimumkan Winarno, F.G., Rahayu T.S, 2004, Bahan
penyalahgunaan zat-zat kimia tambahan Makanan dan
tersebut. Kontaminan, PT Pustaka Sinar
3. Bagi orang tua murid : agar lebih Harapan, Jakarta.

308 | Jurnal Agriekstensia Vol. 16 No. 2 Desember 2017


Analisis Zat Pewarna Rhodamin B…..… (Restu Tjiptaningdyah, M. Bambang S Sucahyo, dan Safrina Faradiba)

Yuliarti, N., 2007, Bahaya di Balik


Lezatnya Makanan, Andi Offset,
Yogyakarta.

309 | Jurnal Agriekstensia Vol. 16 No. 2 Desember 2017

Anda mungkin juga menyukai