Anda di halaman 1dari 9

IDENTIFIKASI RHODAMIN B PADA SYRUP BERWARNA MERAH

YANG BEREDAR DI KOTA MEDAN

Duma Sari 1) , Rosliana 2), Riyanto 3)


1) 2&3)
Mahasiswa Fakultas Biologi Universitas Medan Area, Dosen Fakultas Biologi Universitas
Medan Area,

ABSTRACT

Rhodamin B is one of a dangerous chemical for human health. This will be as a topic for
further observation weather many red syrups marketed within Medan are indicated
contained colored chemical Rhodamin B that is prohibited by the la, mentioned in the “
Permenkes No.239/Menkes/Per/V/85 “ about adding colored chemical in the food. The
objective of this observation is to identified whether or not Rhodamin B is used by mixed
in the red syrups those are distributed and marketed in Medan. The result shows that from
the 10 random samples, there is no indication Rhodamin B is found in the red syrup.

Keywords : Rhodamine B, Health, Market, Red syrup

1. PENDAHULUAN cenderung lebih menarik untuk dipilih


1.1. Latar Belakang konsumen dari pada makanan yang tidak
Seiring dengan perkembangan berwarna (Hastomo, 2008).
ilmu pengetahuan dan teknologi, Penggunaan zat pewarna sintetis
beberapa zat pewarna sintetis yang juga pada makanan saat ini masih
ikut berkembang. Warna dari suatu dipertanyakan keamanannya apakah telah
produk makanan dan minuman memenuhi standard, baik zat pewarna
merupakan salah stu ciri yang penting. sintetis maupun alami yang digunakan
Warna merupakan salah satu keriteria dalam industri makanan harus memenuhi
dasar untuk menentukan kualitas standard nasional dan internasional. Zat
makanan, warna juga merupakan salah pewarna yang dilarang digunakan dapat
satu faktor penentu yang dilihat oleh mempengaruhi kesehatan konsumen,
seseorang sebelum memutuskan untuk seperti timbulnya keracunan akut, kronis
memilih suatu barang yang termasuk dan bahkan kematian. Pada tahap
didalamnya adalah makanan dan keracunan kronis, dapat terjadi gangguan
minuman. Makananyang memiliki warna fisiologis tubuh seperti kerusakan syaraf,

1
gangguan organ tubuh dan kanker pembuatannya bersih dan bebas dari
(Djarismawati dkk, 2004). bahan tambahan pangan. Namun
Pemerintah Indonesia melalui beberapa sirup ada yang diberikan
peraturan Menteri Kesehatan pewarna sehingga terlihat lebih menarik
(Permenkes) No.239/Menkes/Per/V/85 (Purwaningsih, 2008).
menetapkan 30 zat pewarna yang Keamanan makanan mmerupakan
berbahaya. Rhodamin B termasuk salah kebutuhan masyarakat, karena makanan
satu zat pewarna yang dinyatakan yang aman akan melindungi dan
sebagai zat pewarna berbahaya dan mencegah terjadinya penyakit atau
dilarang digunakan pada produk pangan ( gangguan kesehatan lainnya. Disamping
Jana, 2007). itu dijelaskan bahwa sepanjang tahun
Rhodamin B merupakan pewarna 2007 badan POM beserta ke-26 balai
yamg dipakai untuk industri cat, teksti, POM di seluruh provinsi kembali
dan kertas. Rhodamin B merupakan zat melakukan survey makanan jajanan, 45%
warna yang berbentuk serbuk kristal, tercemar bahaya pangan, yakni formalin,
tidak berbau, berwarna merah keunguan, boraks, dan pewarna (Noorhamdani, dkk,
dalam bentuk larutan berwarna merah 2013).
terang berpendar (berfluorensi) zat warna Penggunaan Rhodamin B
ini dapat menyebabkan iritasi pada tentunya berbahaya bagi kesehatan.
saluran pernafasan dan merupakan zat Penumpukan Rhodamin B dilemak
karsiogenik (dapat menyebabkan kanker) dalam jangka waktu yang lama
serta Rhodamin B dalam konsentrasi jumlahnya terus menerus di dalam tubuh
tinggi dapat menyebabkan kerusakan dan ddapat menimbulkan kerusakan pada
pada hati (Mamoto Lidya Valda, 2013). organ tubuh sampai mengakibatkan
Sirup merupakan salah satu kematian (Mukaromah, 2008). Hal ini
minuman yang di gemari masyarakat mendorong peneliti untuk melakukan
indonesia. Sirup juga tak lepas dari identifikasi apakah minuman berwarna
masalah keamanan pangan. Sirup merah yang beredar di Kota Medan
biasanya dibuat dipabrik-pabrik tetapi terindikasi mengandung senyawa
ada jugaa sebagian dibuat oleh industri Rhodamin B atau tidak.
rumah tangga (home industri). Sirup
yang baik adalah sirup yang

2
1.2. Rumusan Masalah 2014 di Balai Laboraturium Kesehatan
Berdasarkan uraian pada latar Medan Sumatera Utara.
belakang diatas maka rumusan masalah
pada penelitian ini adalah apakah sirup 2.2. Bahan dan Alat Penelitian
berwarna merah yang beredar dikota Bahan-bahan yang digunakan
Medan terindikasi mengandung pewarna dalam penelitian ini yaitu sampel sirup
Rhodamin B yang merupakan salah satu yang bermerk dan tidak bermerk
bahan pewarna yang dilarang berwarna merah, Asam asetat 10%,
penggunaannya untuk produk makanan Ammonia 10%, Tri-natrium citrate, Bulu
sebagaimana yang ditetapkan oleh domba, Larutan baku Rhodamin B, dan
Permenkes No.239/Menkes/Per/V/85 akuades.
tentang pemakaian zat pewarna yang Alat-alat yang digunakan dalam
dilarang. penelitian ini gelas kimia 100ml,
Pemanas Listrik, Chamber, Kertas
1.3. Tujuan dari penelitian Kromatografi, Pipet mikro.
Untuk mengetahui ada tidaknya 2.3. Metode Penelitian
pewarna Rhodamin B pada Sirup Metode penelitian yang
berwarna merah yang beredar di kota digunakan bersifat deskriptif Kualitatif
Medan. Dengan menggunakan Kromatografi
Kertas. Pada penelitian ini akan
1.4. Manfaat penelitian menggambarkan keberadaan senyawa
Sebagi sumber informasi ilmiah Rhodamin B pada Sirup berwarna merah
tentang keberadaan Rodamin B pada yang beredar di Kota Medan Sumatera
Sirup berwarna merah yang beredar di utara. secara Laboraturium yaitu dengan
kota Medan. melekukan observasi pada Sirup yang
dicurigai mengandung Rhodamin B dan
II. BAHAN DAN METODE dilanjutkan dengan melakukan analisis
sampel di laboraturium (Sherly, dkk,
2.1. Waktu dan Tempat Penelitian 2013).
Penelitian ini akan dilakukan Sebanyak 10 sampel sirup yang
pada bulan April sampai dengan Juni dicurigai mengandung senyawa
Rhodamin B terdiri dari sirup

3
A,B,C,D,E,F,G,H,I,J. Selanjutnya sampel 10% sebanyak 25ml, kemudian didihkan
dikemas dan dibawa ke Balai selama 10 menit diatas pemanas Listrik.
Laboraturium Kesehatan Kota Medan Pisahkan bulu domba dan larutan.
dan dianalisis secara kualitatif. Kemudian larutan warna ditotolkan pada
kertas krromatografi, serta totolkan juga
2.4. Prosedur Penelitian larutan baku Rhodamin B sebagai
2.4.1 Penyediaan Larutan Uji pembanding dengan menggunakan pipet
Penyediaan larutan asam asetat mikro.
95%, sebanyak 10,5 ml dipipet ke dalam
beaker glass, dan dilarutkan dengan 2.4.3 Uji Kromatografi
aquadest hingga volume 100. Penyediaan Kertas kromatografi dipotog
larutan ammoniak 10%, sebanyak 40 ml panjang lebar tertentu hingga sesuai
dipipet dimasukkan kedalam beaker dengan bejana kromatografi yang
glass dan dilarutkan dengan aquadest digunakan, dibuat garis dengan pensil
hingga volume 100 ml. Penyediaan pada kertas kromatografi sejajar dengan
larutan eluen, larutan ammoniak pekat 5 sisi kertas bagian bawah dengan jarak 2
ml diencerkan dengan aquadest hingga cm, pada garis ditotolkan sampel dengan
volume 100 ml lalu tambahkan menggunakan pipet mikro berulang-
Trinatrium Citrat dan dihomogenkan. ulang pada masing-masing sampel
dengan jarak 2 cm, dikeringkan dengan
2.4.2 Uji Rhodamin B Secara Kualitatif suhu kamar. Setelah kering kertas
Ambil 50ml sampel sirup, kromatografi digantungkan kedalam
kemudian masukkan ke dalam gelas chamber yang berisi larutan eluen, lalu
kimia 100ml, tambahkan 10ml Asam ditutup, setelah pelarut merambat naik
asetat 10% kemudian masukkan bulu sampai jarak tertentu, keluarkan kertas
domba bebas lemak sepanjang 20cm lalu dari chamber dikeringkan diudara, lalu
didihkan selama 10 menit diatas pemanas diukur harga Rf. Kemudian dilihat
Listrik. Bulu domba dipisahkan dari dibawah sinar Lampu UV, jika
larutan dan dicuci dengan air dingin berfluorensi berwarna merah jambu
berulang-ulang hingga bersih. Masukkan terang, maka hal ini menunjukkan
bulu domba ke dalam gelas kimia yang adanya Rhodamin B.
bersih lalu tambahkan larutan NH4OH

4
 = Pemeriksaan zat pewarna


   


 
      


  Rhodamin B dilakukan pada 10 sampel
sirup. Sampel tersebut diambil dari

2.5 Analisis Data beberapa penjual yang beredar di kota

Data yang diperoleh dilaporkan Medan. Sampel tersebut dibawa ke

secara deskriptif, yaitu dengan laboraturium untuk di periksa

melampirkan hasil uji sirup yang mengandung Rhodamin B atau tidak.

diperiksa. Tabel 4.1 hasil pemeriksaan Rhodamin B


pada sirup berwarna merah yang

III. HASIL DAN PEMBAHASAN beredar di Kota Medan.

3.1 Hasil
Data asli pakai yang standard

Pd skripsi data yg di dapatkan harga rf untuk Rhodamin B 0,56 sdgkn pd

No Kode Sampel Harga Rf Pemeriksaan Rhodamin B

1 A 0,46 Negatip
2 B 0,13 Negatip
3 C 0,46 Negatip
4 D 0,25 Negatip
5 E 0,13 Negatip
6 F 0,0 Negatip
7 G 0,0 Negatip
8 H 0.08 Negatip
9 I 0,13 Negatip
10 J 0,13 Negatip
11 Baku Pembanding 0,58 Positip
Rhodamin B

Jika pakai angka standard dari Literatur haga rf untuk rhodamin B 0,97..
Maka datanta di ajuast.

Caraya, angka pembanding yaitu 0.58 dianggap standards literature yaitu 0.97

Data-datanya = 0.97/0.58 x data

5
Data dari standard literatur

Data
No Sampel Data asli Keterangan
ajusmemnt

1 A 0.46 0.77 Negatip


2 B 0.13 0.22 Negatip
3 C 0.46 0.77 Negatip
4 D 0.25 0.42 Negatip
5 E 0.13 0.22 Negatip
6 F 0.00 0.00 Negatip
7 G 0.00 0.00 Negatip
8 H 0.08 0.13 Negatip
9 I 0.13 0.22 Negatip
10 J 0.13 0.22 Negatip
Baku
11 Pembanding 0.58 0.97
Rhodamin B

3.2 Pembahasan No.722/Menkes/Per/IX/1998 tentang


Berdasarkan hasil pemeriksaan behan pewarna, tidak diizinkan
Rhodamin B pada 10 sampel, menggunakan zat warna Rhodamin B
menunjukkan bahwa ke-10 sampel kerena pewarna ini hanya digunakan
tersebut tidak terindikasi mengandung untuk pewarna industri tekstil seperti
senyawa Rhodamnin B. Pemeriksaan kain, kertas dan cat. Rhodamin B
senyawa Rhodamnin B dilakukan dengan mengandung senyawa klorin (Cl).
menggunakan metode kromatografi Senyawa klorin merupakan senyawa
kertas. anorganik yang reaktif dan berbahaya.
Meskipun tidak terlidentifikasi senyawa ini akan berusaha mencapai
adanya zat pewarna Rhodamin B pada 10 kesetabilan dalam tubuh dengan cara
sampel sirup, namun diperlukan sikap mengikat senyawa yang lain dalam
kehati-hatian dalam mengkonsumsi sirup tubuh, hal inilah yang bersifat, racun bagi
yang berwarna merah pekat yang dijual tubuh (Depkes, 1992).
bebas dipasaran. Menurut Cahyadi Rhodamin merupakan salah satu
(2008) bahan pewarna sintetis yang bahan tambahan pangan jenis pewarna
dilarang di Indonesia yang didasarkan yang dilarang menurut Peraturan Menteri
pada Permenkes RI Kesehatan RI Nomor

6
722/Menkes/Per/IX/1998. Pewarna dan pancreas. Hal ini disebabkan oleh
Rhodamin B termasuk pewarna yang kandungan arsen yang melebihi melebihi
dilarang digunakan untuk obat, makanan, 0,00014% dan timbale yang melebihi
dan kosmetik (Cahyo, 2006). 0,0001%. (Cahyo, 2006).
Kesulitan ekonomi mendorong
industri rumah tangga makanan dan IV. KESIMPULAN DAN SARAN
minuman menggunakan bahan tambahan 4.1 Kesimpulan
pangan yang dilarang karena harganya Dari hasil penelitian yang
dan hasil makanan dan minumannya dilakukan dapat disimpulkan bahwa pada
disukai konsumen. Menurut kelompok 10 sampel sirup berwarna merah yang
Studi Profetik Fakultas Farmasi beredar di Kota Medan tidak
Universitas Gadjah Mada tahun 2010, teridentifikasi adanya zat pewarna
didapatkan informasi bahwa hatga untuk Rhodamin B yang diidentifikasi dengan
bahan tambahan pangan pewarna aman Kromatografi Kertas.
pengganti Rhodamin adalah Rp
90.000/kg, sedangkan untuk harga 4.2 Saran
Rhodamin Rp 70.000/kg. Sehingga sudah 1. Disarankan untuk tetap berhati-hati
pasti akan banyak produsen makanan dalam memilih dan menkonsumsi
memilih bahan tambahan pangan yang sirup agar tidak membahayakan
lebih murah, yaitu Rhodamin B. konsumen.
Para produsen makanan lebih 2. Diperlukan penelitian selanjutnya
memilih bahan pewarna makanan yang tentang zat warna Rhodamin B pada
sudah jelas ddilarang pemerintah karena sirup yang berwarna merah.
harganya yang terpaut lebih murah 3. Lanjutkan penelitian dengan metode
daripada pewarna makanan yang aman. lain.
Pewarna yang aman tersebut pada
umumnya mahal dan tidak semua warung
atau toko menjualnya.
Penggunaan bahan pewarna yang
tidak direkomendasiikan oleh Depkes RI
atau FDA dapat menimbulkan gangguan
kesehatan, seperti timbulnya kanker usus,

7
DAFTAR PUSTAKA
Femilia, w, 2009. Analisa Penggunaan
Anonimus. 2006. Lebih Dekat Dengan
Zat Warna Pada Keripik Balado yang
Kue Basah (Ir.Sutrisno Koswara)
Diproduksi di Kecamatan Payakumbuh
http//www.ebookpangan.com diakses
Barat, Skripsi: Universitas Sumatera
tanggal 12 November 2013.
Utara.
BPOM. Badan Keamanan Terpadu,
Gritter, J, at al, 1991. Pengantar
2004.
Kromatografi. Penerbit ITB Bandung.
Hastomo, AE. 2008. Analisis Rhodamin
Cahyadi, Wisnu, 2006. Bahan Tambahan
B dan Methanil Yellow Dalam Jelly Di
Makanan. Bumi Aksara Jakarta.
Pasaran Kecamatan Jebres Kotamadya
Surakarta dengan Metode Kromatografi
Cahyo, 2006 Bahan tambahan Pangan.
Lapis Tipis. Fakultas Farmasi Universitas
Yogyakarta: Kanisius
Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
Dawile, S, dkk 2013. Jurnal Ilmiah
Herman, 2010. Identifikasi Pewarna
Farmasi. UNSRAT Vol.2 No.2, Agustus
Rhodamin Pada Minuman Ringan Tanpa
2013, Manado.
Merk yang Dijual Di Pasar Sentral Kota
Makasar. Vol.1, No.1, Mei 2010, hal 33-
Departemen Kesehatan Repupblik
36.
Indonesia .1992. Diktorat Pengawasan
Obat dan Makanan, Peraturan Menteri
Jana, J. 2007. Studi Penggunaan Pewarna
Kesehatan RI
Sintetis (Sunset Yellow, Tetrazine dan
No.722/Menkes/Per/IX/1988, Tentang
Rhodamin B) Pada Beberapa Produk
Bahan Tambahan Makanan. Edisi II, Jilid
Pangan di Kabupaten Sukabumi. FMIPA
II 1992. Departemen Kesehatan RI,
UMMI.
Jakarta.
Kusnandar, dkk. 2008. Teknologi Proses
Departemen Kesehatan Republik
Produksi Minuman Nata de Coco dalam
Indonesia, 1998. Peraturan Menteri,
Cup. www.unhas.ac.id, di akses tanggal
Republik Indonesia
25 Januari 2013.
No.722/Menkes/Per/IX/1998 Tentang
Bahan Tambahan Makanan, Jakarta.
Moleong, J, 2011. Metode Penelitian
Kualitatif, PT Remaja Rosdakarya,
Devianti, dkk 2009. Dampak Rhodamin
Bandung.
B Bagi Keshatan.Universitas Brawijaya,
Malang.
Noorhamdani, dkk 2013. Analisis
Kualitatif Formalin, Boraks, dan
Djarismawati, dkk 2004. Pengetahuan
Rhodamin B Pada Keamanan Pangan
Prilaku Peladang Cabe Merah Giling
Kerupuk Aci, Rambak, dan Berwarna di
dalam Penggunaan Rhodamin B di pasar
Pasar Tradisional Mergan dan Pasar
Tradisional di DKI Jakarta.
Besar Tradisional Kota Malang.
Universitas Brawijaya, Malang.
Fatmawati, dkk 2010. Analisis
Keberadaan Rhodamin B Pada Ikan
Profetik. Fakultas Farmasi Universitas
Cakalang Kufu yang Beredar dipasaran
Gadjah Mada Yogyakarta. 2010
Kota Manado. Program Studi Farmasi
FMIPA UNSRAT, Manado.

8
Purba, E, 2010. Anzlisis Zat Pewarna Suprapti, L, 2005 Kerupuk Udang
Pada Minuman Sirup yang Dijual di Sidoarjo, Kanisisus, Yogyakarta.
Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam
III Kecamatan Lubuk Pakam. Skripsi Syah, dkk 2005. Manfaat dan Bahaya
FKM USU, Medan. Bahan Tambahan Pangan. Himpunan
Alumni Fakultas Teknologi Pertanian
Purwaningsih, E. 2008. Kerupuk Dari Institut Pertanian Bogor.
Nasi-Aking. (Gendar) Jakarta : Azka
Press. Trimargono, dkk. 2000. Teknologi
Pangan Jakarta.
Putri, W.K.A, 2009. Pemeriksaan http:Bebas.vlsm.org/v12/artikel/pangan/P
Penyalahgunaan Rhodamin B Sebagai IPW/sari_sirup_buah.pdf.
Pewarna Pada Sediaan Lipstik yang
Beredar di Pusat Kota Medan. Fakultas Utami W, dan Suhendi A, 2009. Jurnal
Universitas Sumatera Utara, Medan. Analisis Rhodamin B Dalam Jajanan
Pasar Dengan Metode Kromatografi
Rohaendi, D, 2009, Kerupuk Sangrai. PT Lapis Tipis. Penelitian Sains dan
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Toksikologi, 10 (2) : 140-155, Surakarta.

Seto, Sagung, 2001. Pangan dan Gizi. Winarno, F.G, 1997. Pangan dan Gizi.
Ilmu Teknologi Industri dan PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Perdagangan, Institut Pertanian Bogor,
Bandung. Winarno, F.G, 2006. Kimia dan Panggan
Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Sorandaka, 2012. Dampak Penggunaan Utama.
Zat Warna pada Makanan.
http://informasisehatwordpress.com/. Wirasto, 2008. Analisis Rhodamin B dan
diakses pada 27 Desember 2013. Metanil Yellow dalam Minuman Jajanan
Anak SD di Kecamatan Laweyan
Subandi, 1999. Penelitian Kadar Arsen Kotamadya Surakarta dengan Metode
dan Timbal Dalam Pewarna Rhodamin B Kromatografi Lapis Tipis. Fakultas
dan Auramin Secara Spektrofotometri. Farmasi Universitas Muhammadiyah
Suatu penelitian Pendahuluan. Diakses Surakarta, Surakarta.
tanggal 30 desember 2013.
Yuliarti, N. 2007. Awas Bahaya di Balik
Sugiyatmi, S, 2006. Hubungan Lezatnya Makanan. Andi Offset.
Pengetahuan Dan Sikap Produsen Yogyakarta.
Kerupuk Terhadap Penggunaan Pewarna
Rhodamin B Pada Kerupuk Yang
Diproduksi di Desa Kalitekuk
Kecematan Karanganyar Kbupaten
Demak. Skripsi S1 Gizi Kesehatan
Masyarakat, Universitas Muhammadiyah
Semarang.

Anda mungkin juga menyukai