Anda di halaman 1dari 3

Nugraheni, Mutiara. 2013. Pengetahuan Bahan Pangan Hewani. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Rhodamin B.
Alasan ekonomi memang menjadi pangkal dari penyalahgunaan zat kimia berbahaya
bagi tubuh dalam panganan. Padahal pangan yang aman, bermutu dan bergizi adalah hak
setiap orang. Tapi seperti panganan ideal ini hanya sebatas impian. Apalagi untuk makanan
yang nikmat tapi murah.
Agar lebih memikat, pangan itu pun diwarnai. Ada anggapan makin merah warnanya,
makin tertarik calon pembeli. Sayangnya, banyak produsen nakal yang menggunakan
rhodamin B sebagai pewarna lantaran harganya relatif murah dan warnanya mencolok.
Rhodamin B bukan untuk makanan, tetapi untuk mewarnai tekstil dan kertas.
Zat pewarna Rhodamin B sangat berbahaya bagi kesehatan. Apalagi jika dikonsumsi
jangka panjang. Rhodamin B bisa memicu kanker jiak dikonsumsi tahunan karena bukan
pewarna untuk makanan, maka Rhodamin B tidak bisa larut dan dicerna oleh tubuh.
Meskipun kadarnya hanya sedikit pada makanan, lambat laun akan terjadi penumpukan
dalam tubuh manusia.
Rhodamin B sendiri, karena berbahaya untuk kesehatan, telah dilarang
penggunaannya sejak 1987. Penelitian menunjukkan, penggunaan Rhodamn]in B yang terus
menerus bisa menyebabkan munculnya penyakit kanker hati, ginjal dan kandung kemih.
Pemerintah Indonesia melalui Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes)
No.239/menkes/Per/V/85 menetapkan 30 zat pewarna berbahaya. Rhodamin B termasuk
salah satu zat pewarna yang dinyatakan sebagai zat pewarna berbahaya dan dilarang
digunakan pada produk pangan (syah et al. 2005). Namun demikian, penyalahgunaan
rhodamin B ditemukan pada makanan dan minuman seperti kerupuk, sambal botol dan
Makassar pada saat BPM Makassar melakukan pemeriksaan sejumlah sampel makanan san
minuman ringan (Anonimus 2006).
Rhodmain B termasuk zat yang apabila diamati daris egi fisiknya cukup mudah untuk
dikenali. Bentuknya seperti kristal, biasanya berwarna hijau atau ungu kemerahan.
Disamping itu rhodamin B juga tidak berbau serta mudah larut dalam larutan berwarna merah
terang berflourescen. Zat warna ini mempunyai banyak sinonim, anatar lain D and C Red no.
19, Food Red 15, ADC Rhodamine B, Aizen Rhodamine dan Briliant Pink B. rhodamin
bisana digunakan dalam industri tekstil. Pada awalnya zat ini digunakan sebagai bahan kain
atau pakaian. Campuran zat pewarna tersebut akan menghasilkan warna-warna yang menarik.
Bukan hanya di industri tekstil, rhodamin B juga sangat diperlukan oleh pabrik kertas.
Fungsinya sama yaitu sebagai bahan pewarna kertas sehingga dihasilkan warna-warna kertas
yang menarik. Sayangnta zat yang seharusnya digunakan sebagai pewarna tekstil dan kertas
tersebut digunakan pula sebagai pewarna makanan.
Penggunaan zat pewarna ini dilarang di Eropa mulai 1984 karena rhodmain B
termasuk karsinogen yang kuat. Efek negatif lainnya adalah menyebabkan gangguan fungsi
hati atau bahkan bisa menyebabkan timbulnya kanker hati. Bebrapa penelitian membuktikan
bahwa zat pewarna tersebut memang berbahaya bila digunakan pada makanan.hasil suatu
penelitian e yebutkan bahwa uji terhadap mencit, rhodamin B menyebabakan terjadinya
perubahan sel hati dari normal menjadi nekrosis dan jaringan di sekitarnya mengalami
disintegrasi. Kerusakan pada jaringan hati ditandai dengan adanya piknotik (sel yang
melakukan pinositosis) dan hiperkromatik dari nukleus, degenerasi lemak dan sitolisis dari
sitoplasma (Anonimus 2006).
Analisis yang menggunakan metode detsruksi yang kemudian diikuti dengan analisis
metode spektrofotometri, diketahui bahwqa sifat racun rhodamin B tidak hanya disebabkan
oleh senyawa organik saja tetapi juga oleh kontaminasi senyawa anorganik terutama timbal
dan arsen. Keberasaan kedu unsur tersebut menyebabkan rhodmain B berbahaya jika
digunakan sebagai pewarna pada makanan, obat mauoun kosmetik sekalipun. Timbal banyak
digunakan sebagai pigmen atau zat pewarna dalam industri kosmetik dan kontaminasi dalam
makanan dapat terjadi salah satu diantaranya oleh zat pewarna untuk tekstil.

Anda mungkin juga menyukai