Anda di halaman 1dari 2

Nama : Auliya Rahmah

NPM : 2019710097
Tugas Individu Toksikologi Lingkungan

Bahaya Penggunaan Rhodamin B Pada Makanan

Bahan Tambahan Pangan (BTP) adalan bahan atau campuran bahan yang secara
alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi ditambahkan kedalam pangan
untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan. Penambahan bahan tambahan pangan ke
dalam makanan merupakan hal yang dipandang perlu untuk meningkatkan mutu suatu produk
sehingga mampu bersaing di pasaran. Namun, pemakaian bahan-bahan tersebut harus sesuai
dengan aturan karena apabila apabila tidak sesuai, bahan tersebut hanya akan membawa
dampak negatif bagi tubuh. Oleh karena itu, sangat penting diperhatikan bahwa penanganan
dan pengolahan bahan pangan dilakukan secara higinies dan tepat.

Zat pewarna merupakan salah satu dari bahan tambahan pangan dan zat pewarna
alami maupun buatan sebagai bahan tambahan makanan telah diatur dalam Peraturan Menteri
Kesehatan RI Nomor 722/MenKes/Per/VI/88 mengenai Bahan Tambahan Makanan.
Sedangkan zat warna yang dilarang digunakan dalam pangan tercantum dalam Peraturan
Menteri Kesehatan RI Nomor 239/MenKes/Per/V/85 mengenai zat warna tertentu yang
dinyatakan sebagai bahan berbahaya. Dalam peraturan-peraturan tersebut, pemerintah
mengatur bahan tambahan makanan apa saja yang diperbolehkan dan batas maksimum
penggunaannya.

Salah satu zat pewarna yang dilarang digunakan untuk makanan adalah zat pewarna
Rhodamin B. Rhodamin B adalah bahan kimia yang digunakan untuk pewarna merah pada
industri tekstil plastik dan kain. Namun, sering disalah gunakan untuk pewarna pangan dan
kosmetik. Contohnya : sirup, terasi, kerupuk, lipstik, dll. Sedangkan ciri-ciri makanan yang
menggunakan Rhodamin B salah satunya, warna makanan tampak terang mencolok, memiliki
rasa agak pahit, terkadang warna terlihat tidak homogen (rata), ada gumpalan warna pada
produk, selain itu biasanya produk pangan yang mengandung rhodamin B tidak
mencantumkan kode, label, merek, atau identitas lengkap lainnya.

Pada umumnya, bahaya akibat pengonsumsian rhodamin B akan muncul jika zat
warna ini dikonsumsi dalam jangka panjang. Tetapi, perlu diketahui pula bahwa rhodamin B
juga dapat menimbulkan efek akut jika tertelan sebanyak 500 mg/kg yang merupakan dosis
toksiknya. Efek toksik yang mungkin terjadi adalah iritasi saluran cerna. Jika hal tersebut
terjadi maka tindakan yang harus dilakukan antara lain segera berkumur, jangan menginduksi
muntah, serta periksa bibir dan mulut jika ada jaringan yang terkena zat beracun. ika
diperlukan segera bawa pasien ke rumah sakit atau dokter terdekat.

Menurut WHO, Rhodamin B berbahaya bagi kesehatan manusia karena sifat kimia
dan kandungan logam beratnya. Beberapa penyakit yang dapat disebabkan oleh konsumsi
makanan yang mengandung Rhodamin B yaitu, kanker, keracunan, iritasi paru-paru, mata,
tenggorokan, hidung, dan usus. Masih adanya penggunaan zat berbahaya pada makanan
karena efek yang ditimbulkan dari mengkonsumsi makanan tercemar tersebut tidak langsung
seketika terasa. Penyakit akan timbul setelah beberapa tahun kemudian akibat residu yang
mengendap dalam tubuh.

Perlu adanya tindakan pencegahan untuk menghindari mengonsumsi makanan yang


mengandung Rhodamin B. Beberapa caranya yaitu, pertama, lebih teliti dalam membeli
produk pangan, misalnya dengan menghindari jajanan yang berwarna terlalu menyolok,
terutama jajanan yang dijual di pinggir jalan. Kedua, mengenali kode registrasi produk,
misalnya produk pangan sudah terdaftar di Badan POM atau untuk pangan industri rumah
tangga sudah terdaftar di Dinas Kesehatan setempat. Ketiga, tidak membeli produk yang
tidak mencantumkan informasi kandungannya pada labelnya.

Anda mungkin juga menyukai