TINGKAT
: II D3 KESEHATAN LIN\GKUNGAN
TANGGAL
: 18 NOVEMBER 2015
PRAKTIKUM
TUJUAN
PEMBIMBING
ARNIDA SARI,SKM
NIP: 19750719 200060420 03
KATA PENGATAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran ALLAH SWT karna berkat rahmadnya serta
karunua- NYA kami dapat menyelesaikan LAPORAN ini tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa laporan ini jauh lebih sempurnadan memiliki banyak
kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihakyang bersifat selalu
membangun kami harapkan kesempurnaan laporan ini
Akhir kata, kami sampaikan terimakasih pada semua pihak yang ikut beperanserta hingga
kami dapat menyelesaikan LAPORAN ini. Sebelum dan sesudah kami mohon maaf atas
segala kekurangan dari LAPORAN ini karena kekurangan hanya milik kami kesempurnaan
hanyalah milik ALLAH SWT
Banda Aceh
januari 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KETERANGAN
HALAMAN
FORMALIN...........................................................................................................
BORAKS...............................................................................................................
RODAMIN B.........................................................................................................
METANIL YELLOW................................................................................................
BAB I
Pendahuluan
Latar Belakang
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 329/Menkes/PER/XII/76, yang
dimaksud zat aditif, yaitu bahan yang sengaja ditambahkan dan dicampurkan sewaktu
pengolahan makanan untuk meningkatkan mutu makanan. Sedangkan FAO dan WHO dalam
kongresnya di Roma tahun 1956 menetapkan definisi zat aditif sebagai bahan-bahan yang
ditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan dalam jumlah sedikit untuk memperbaiki
warna, bentuk, cita-rasa, tekstur, atau memperpanjang masa simpan (Winarno dkk, 1984).
Penggunaan zat aditif pada produk pangan harus mempunyai sifat: dapat
mempertahankan nilai gizi makanan tersebut, tidak mengurangi zat-zat esensial di dalam
makanan, mempertahankan atau memperbaiki mutu makanan, dan menarik bagi konsumen,
tetapi tidak merupakan suatu penipuan. Sedangkan zat aditif yang tidak boleh digunakan
antara lain mempunyai sifat: dapat merupakan penipuan bagi konsumen, menyembunyikan
kesalahan dalam teknik penanganan atau pengolahan, dapat menurunkan nilai gizi makanan,
dan tujuan penambahan masih dapat digantikan perlakuan-perlakuan lain yang lebih praktis.
Zat aditif dapat diperoleh dari ekstrak bahan alami yang disebut zat aditif alami, dan
dapat pula dibuat dari reaksi-reaksi tertentu, atau yang dikenal dengan zat aditif
sintetik. Daun suji, kunyit, cabai, anggur, bit, wortel, jeruk merupakan contoh pewarna
alami. Sedangkan zat pewarna sintetik yang boleh digunakan dalam makanan harus yang
berlabel FD&C (food, drugs & cosmetics), contohnya: FD&Yellow no.5 dan 6,dan FD&Cred
no 2 dan 3. Dari hasil beberapa penelitian menunjukkan bahwa masih sering kita jumpai
penggunaan zat pewarna merah Rhodamin B dan Metanil Yellow pada produk makanan
industri rumah tangga seperti kerupuk, makanan ringan, terasi, kembang gula, sirup, bisKuit,
sosis, manisan dan ikan asap. Perlu diketahui bahwa kedua zat pewarna tersebut adalah
bahan kimia yang digunakan untuk pewarna merah dan kuning pada industri tekstil dan
plastik.
Zat kimia yang digunakan sebagai pengawet dapat berupa zat organik dan anorganik.
Zat organik lebih sering digunakan untuk pengawet karena mudah dibuat. Zat organik yang
biasanya digunakan adalah asam sorbat, asam propionat, asam benzoat, asam asetat (cuka)
dan epoksida. Asam benzoat atau garam natriumnya sering digunakan untuk bahan makanan
dengan kondisi asam, seperti minuman buah, sari apel, minuman berkarbonat, acar, dan
sambal tomat. Bahan ini digunakan untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Benzoat efektif
pada pH 2,5 - 4,0. Asam benzoat secara alami terdapat dalam rempah-rempah dan kayu
manis. Cuka atau larutan 4% asam asetat biasa digunakan untuk mencegah pertumbuhan
kapang dalam roti.
Zat pengawet anorganik yang digunakan adalah sulfit, nitrat dan nitrit. Garam nitrit dan
nitrat (NaNO3 atau NaNO2, dengan nama dagang sendawa Chili) biasanya digunakan untuk
memperoleh warna daging yang baik dan menghambat pembentukan toksin oleh Clostridium
botulinum. Namun demikian, penggunaan natrium nitrit sebagai pengawet dapat
membahayakan, bila terjadi ikatan antara nitrit dengan amino atau amida yang dapat
membentuk turunan nitrosamida (senyawa karsinogen nitrosamina) yang bersifat toksik
(racun) dan dapat menimbulkan kanker pada hewan. Oleh karena itu penggunaan nitrit
hendaknya dibatasi. Zat pengawet yang paling aman digunakan adalah pengawet alamiah
seperti gula, garam dapur, dan asam jawa.
Rumusan Masalah
Penggunaan bahan tambahan makanan yang terlarang masih dilakukan. Bahkan
tampaknya akan semakin tinggi jika mengambil segmen pengusaha pangan jajanan.
Produknya justru banyak sekali dikonsumsi oleh masyarakat luas, termasuk kalangan remaja
dan anak-anak usia sekolah.
Bahan tambahan pangan menurut peraturan Menkes No. 235 (1979) dapat
dikelompokan menjadi 14 kelompok berdasarkan fungsinya, yaitu:(1) antioksidan dan
antioksidan sinergis; (2) anti kempal; (3) pengasam, penetral dan pendapar; (4) enzim; (5)
pemanis buatan; (6) pemutih dan pematang; (7) penambah gizi; (8) pengawet; (9)
pengemulsi, pemantap dan pengental; (10) pengeras; (11) pewarna alami dan sintetik; (12)
penyedap rasa dan aroma; (13) sekuestran; (14) bahan tambahan pangan lainnya.
Akhir-akhir ini beredar informasi di masyarakat dimana terjadi penyalahgunaan
penggunaan zat aditif terutama zat pengawet pada produk pangan yang sesungguhnya tidak
sesuai dengan penggunaannya dan zat aditif tersebut dapat memicu terjadinya penyakit
kanker. Sebagai contoh yaitu penggunaan boraks dan formalin dalam makanan sehari-hari
seperti baso, mie basah, ikan asin dan tahu.
Tujuan Pemeriksaan
Tujuan pemeriksaan terhadap bahan tambahan pangan berikut adalah untuk mencari
tahu ada atau tidaknya penggunaan bahan tambahan pangan yang dilarang oleh pemerintah.
Pemeriksaan secara kualitatif ini juga bertujuan untuk mengenal jenis bahan-bahan pangan
yang rawan menggunakan zat aditif berbahaya.
BAB II
5
Landasan Teori
Bakso yang berwarna lebih putih dan lebih keras serta awet sampai b
Formalin tidak diizinkan ditambahkan ke dalam bahan makanan atau digunakan
sebagai pengawet makanan, tetapi formalin mudah diperoleh dipasar bebas dengan harga
murah. Adapun landasan hukum yang dapat digunakan dalam pengaturan formalin yaitu:
- UU Nomor : 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
6
3. Jika terkena mata, yang paling berbahaya adalah terjadinya radang selaput mata.
4. Jika tertelan akan menimbulkan iritasi pada saluran pernafasan, muntah-muntah
dan kepala pusing, rasa terbakar pada tenggorokan, penurunan suhu badan dan
rasa gatal di dada.
Pemakaian formaldehida pada makanan dapat menyebabkan keracunan pada tubuh
manusia, dengan gejala: sukar menelan, mual, sakit perut yang akut disertai muntah-muntah,
mencret darah, timbulnya depresi susunan syaraf, atau gangguan peredaran darah. Konsumsi
formalin pada dosis sangat tinggi dapat mengakibatkan konvulsi (kejang-kejang), haematuri
(kencing darah) dan haimatomesis (muntah darah) yang berakhir dengan kematian. Injeksi
formalin dengan dosis 100 gr dapat mengakibatkan kematian dalam waktu 3 jam.
Formalin tidak termasuk dalam daftar bahan tambahan makanan (additive) pada Codex
Alimentarius, maupun yang dikeluarkan oleh Depkes. Humas Pengurus Besar Perhimpunan
Dokter spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI) menyatakan formalin mengandung
37% formalin dalam pelarut air dan biasanya juga mengandung 10 persen methanol.
Formalin sangat berbahaya bagi kesehatan manusia, karena dapat menyebabkan kanker,
mutagen yang menyebabkan perubahan sel dan jaringan tubuh, korosif dan
iritatif. Berdasarkan penelitian WHO, kandungan formalin yang membahayakan sebesar 6
gram. Padahal rata-rata kandungan formalin yang terdapat pada mie basah 20 mg/kg mie.
B. Boraks
Boraks merupakan senyawa kimia dengan nama natriurn tetraborat, berbentuk kristal
lunak. Boraks bila dilarutkan dalam air akan terurai menjadi natrium hidroksida serta asam
borat. Baik boraks maupun asam borat memiliki sifat antiseptik, dan biasa digunakan oleh
industri farmasi sebagai ramuan obat misalnya dalam salep, bedak, larutan kompres, obat oles
mulut dan obat pencuci mata. Secara lokal boraks dikenal sebagai 'bleng' (berbentuk larutan
atau padatan/kristal) dan ternyata digunakan sebagai pengawet misalnya pada pembuatan mie
basah, lontong dan bakso.
Penggunaan boraks ternyata telah disalahgunakan sebagai pengawet makanan, antara lain
digunakan sebagai pengawet dalam bakso dan mie. Boraks juga dapat menimbulkan efek
racun pada manusia, tetapi mekanisme toksisitasnya berbeda dengan formalin. Toksisitas
boraks yang terkandung di dalam makanan tidak langsung dirasakan oleh konsumen. Boraks
yang terdapat dalam makanan akan diserap oleh tubuh dan disimpan secara kumulatif dalam
hati, otak, atau testis (buah zakar), sehingga dosis boraks dalam tubuh menjadi tinggi. Pada
dosis cukup tinggi, boraks dalam tubuh akan menyebabkan timbulnya gejala pusingpusing,muntah, mencret, dan kram perut. Bagi anak kecil dan bayi, bila dosis dalam tubuhnya
mencapai 5 gram atau lebih, akan menyebabkan kematian. Pada orang dewasa, kematian
akan terjadi jika dosisnya telah mencapai 10 - 20 g atau lebih.
a. Ciri-ciri Makanan yang Mengandung Boraks
8
kenyal, berasa tajam, seprti sangat gurih dan membuat lidah bergetar dan
meberikan rasa getir.
Ciri-ciri kerupuk mengandung boraks: teksturnya renyah dan bisa
organiknya saja tetapi juga oleh senyawa anorganik yang terdapat dalam Rhodamin B itu
sendiri, bahkan jika Rhodamin B terkontaminasi oleh senyawa anorganik lain seperti
timbaledan arsen ( Subandi ,1999). Dengan terkontaminasinya Rhodamin B dengan kedua
unsur tersebut, menjadikan pewarna ini berbahaya jika digunakan dalam makanan.
Di dalam Rhodamin B sendiri terdapat ikatan dengan klorin ( Cl ) yang dimana senyawa
klorin ini merupakan senyawa anorganik yang reaktif dan juga berbahaya. Rekasi untuk
mengikat ion klorin disebut sebagai sintesis zat warna. Disini dapat digunakan Reaksi FrieldCrafts untuk mensintesis zat warna seperti triarilmetana dan xentana. Rekasi antara ftalat
anhidrida dengan resorsinol dengan keberadaan seng klorida menghasilkan fluoresein.
Apabila resorsinol diganti dengan N-N-dietilaminofenol, reaksi ini akan menghasilkan
rhodamin B.
Selain terdapat ikatan Rhodamin B dengan Klorin terdapat juga ikatan konjugasi. Ikatan
konjugasi dari Rhodamin B inilah yang menyebabkan Rhodamin B bewarna merah.
Ditemukannya bahaya yang sama antara Rhodamin B dan Klorin membuat adanya
kesimpulan bahwa atom Klorin yang ada pada Rhodamin B yang menyebabkan terjadinya
efek toksik bila masuk ke dalam tubuh manusia. Atom Cl yang ada sendiri adalah termasuk
dalam halogen, dan sifat halogen yang berada dalam senyawa organik akan menyebabkan
toksik dan karsinogen.
Beberapa sifat berbahaya dari Rhodamin B seperti menyebabkan iritasi bila terkena mata,
menyebabkan kulit iritasi dan kemerahan bila terkena kulit hampir mirip dengan sifat dari
Klorin yang seperti disebutkan di atas berikatan dalam struktur Rhodamin B. Penyebab lain
senyawa ini begitu berbahaya jika dikonsumsi adalah senyawa tersebut adalah senyawa yang
radikal. Senyawa radikal adalah senyawa yang tidak stabil. Dalam struktur Rhodamin kita
ketahui mengandung klorin (senyawa halogen), sifat halogen adalah mudah bereaksi atau
memiliki reaktivitas yang tinggi maka dengan demikian senyawa tersebut karena merupakan
senyawa yang radikal akan berusaha mencapai kestabilan dalam tubuh dengan berikatan
dengan senyawa-senyawa dalam tubuh kita sehingga pada akhirnya akan memicu kanker
pada manusia.
Klorin sendiri pada suhu ruang berbentuk sebagai gas. Sifat dasar klorin sendiri adalah gas
beracun yang menimbulkan iritasi sistem pernafasan. Efek toksik klorin berasal dari kekuatan
mengoksidasinya. Bila klorin dihirup pada konsentrasi di atas 30ppm, klorin mulai bereaksi
dengan air dan sel-sel yang berubah menjadi asam klorida (HCl) danasam hipoklorit (HClO).
Ketika digunakan pada tingkat tertentu untuk desinfeksi air, meskipun reaksi klorin dengan
air sendiri tidak mewakili bahaya utama bagi kesehatan manusia, bahan-bahan lain yang
hadir dalam air dapat menghasilkan disinfeksi produk sampingan yang dapat merusak
kesehatan manusia. Klorit yang digunakan sebagai bahan disinfektan yang digunakan dalam
kolam renang pun berbahaya, jika terkena akan mennyebabkan iritasi pada mata dan kulit
manusia.
10
mie, pangan jajanan berwarna kuning dan banyak juga sebagai pewarnapada tahu.
Ciri pangan dengan pewarna kuning metanil biasanya, berwarna kuning menyolok
BAB III
Prosedur Kerja Praktikum
1. PEMERIKSAAN FISIK PADA MAKANAN DAN MINUMAN
Tujuan : Untuk mengetahui kualitas makanan
11
Alat :
1.
2.
3.
4.
5.
Bahan :
1. Minuman
- susu soya master
- country choice mango juice
2. Roti
- Nusa indah
- Roti kita
3. Kopiko brown coffe
4. Rayco /penyedap rasa
5. Tepung goreng pisang adabi
6. Buah
- Markisa
- Mangga
- Jeruk
Hasil pengamatan
No
Nama
Bahan/sam
pel
1.
Roti kita
2.
Nusa indah
3.
Kopiko
brown
cofee
Tepung
adabi
4.
5.
6.
7.
8.
Rayco/pen
yedap rasa
Country
choice
manggo
juice
Susu soya
master
Markisa
Hasil Pemeriksaan
Tgl prodak/batas
exp
T ekstur
Keras, mudah
hancur
Warna
Abu-abu,berjamur
Bau
Asam,basi
Lembek,masih
bagus
Masih bagus
Berjamur
Asam,basi
Warna copi
Tidak
berubah,masih
halus
Mengumpal
Tidak berubah
Kental
Mengumpal,sanga
t kental
Kulit busuk,layu
Rasa
Ket
Suhu
4-7 hari
Kios
Rena
Asam
4-7 hari
Makin
pahit,asin
Maret 2015
Kios
bu Ani
Kios
Wangi
tepung
24 juni 2015
Kios
Kuning tidak
berubah
Makin pekat
Tidak
berubah
Asam
menyegat
19 desember 2014
Kios
12 november 2012
Kios
Coklat muda
Asam
menyengat
Busuk, asam
21 agustus 2013
Kios
3-7 hari
Toko
buah
Pucat
12
hambar
9.
Jeruk
10.
Mangga
Busuk
,lembek,tidak
segar
Layu,busuk,lembe
k
Tidak berubah
Tidak
berubah
Pait,asam,
hambar
3-7 hari
Toko
buah
Tidak berubah
(kuning tua )
asam
Sangat
asam
3-7 hari
Toko
buah
Mortal
Petridish
Beaker glass
Spatula
Pisau
Sepuit
Tisu
Bahan :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
Tahu
Bakso
Mie basah
Lontong
Sosis
Cincau
Jeruk nipis
Bunga pacar air
Kulit buah naga
Aquadest
Formalin . Fo-1 (cair) , Fo-2 (padat/serbuk)
Ket:
Fo-1 3-5 tetes
Fo-2 1 stik sendok
Cara kerja :
1. Persiapkan sampel yang akan di periksa
2. Masing-masing sampel dihaluskan terlebih dahulu menggunakan mortal;
13
3. Tambahkan sedikit air agar sampel menjadi lebih halus atau menjadi homogen dengan
air;
4. Kemudian tuangkan masing-masing sampel ke dalam cawan petri;
5. Ambil air yang telah homogen dengan sampel menggunakan spet sebanyak 2 ml
(note : Tanpa ada padatannya ).
6. Kemudian masukkan kedalam tabung reaksi;
7. Lalu tambahkan 3 5 tetes pereaksi I formalin ke dalam tabung reaksi tersebut secara
hati hati tetes demi tetes dan segera tutup botolnya;
8. Tambahkan pereaksi II formalin 1mg ( dengan menggunakan ujung stik yang telah
tersedia ) kedalam tabung dan kocok hingga homogen; ( jangan tersentuh tangan )
9. Tutup tabung menggunakan kapas dan diamkan selama 5 menit;
10. Jika hasilnya positif, sampel akan berubah warnanya menjadi ungu kebiruan.
b. Pemeriksaan Boraks
Pada dosis cukup tinggi, boraks dalam tubuh akan menyebabkan timbulnya gejala
pusing-pusing, muntah, mencret, dan kram perut. Bagi anak kecil dan bayi, bila
dosis dalam tubuhnya mencapai 5 gram atau lebih, akan menyebabkan kematian.
Pemeriksaannya dilakukan dengan cara sebagai berikut;
Alat :
a. Mortal
b. Petridish
c. Beaker glass
d. Spatula
e. Pisau
f. Sepuit
g. Tisu
Bahan :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Mangga madu
Ale-ale
Stoberi
Isocup
Bakso
Mie basah
Cara kerja :
1. Persiapkan sampel yang akan di periksa
2. Masing-masing sampel dihaluskan terlebih dahulu menggunakan mortal
3. Tambahkan sedikit air agar sampel menjadi lebih halus atau telah homogen
dengan air
4. Kemudian tuangkan masing-masing sampel ke dalam cawan petri
5. Ambil air yang telah homogen dengan sampel menggunakan spet sebanyak 2 ml
(note : Tanpa ada padatannya)
6. Kemudian masukkan kedalam tabung reaksi
7. Lalu tambahkan 25tetes pereaksi I boraks ke dalam tabung reaksi tersebut secara
hati hati tetes demi tetes dan segera tutup botolnya
8. Kocok hati hati selama beberapa menit
14
Mortal
Petridish
Beaker glass
Spatula
Pisau
Sepuit
Tisu
Bahan :
a. Mangga madu
b. Ale-ale
c. Stoberi
d. Isocup
e. Bakso
f. Mie basah
g. Roti
Cara kerja :
1. Persiapkan sampel yang akan di periksa
2. Sampel padat dihaluskan terlebih dahulu menggunakan mortal;
3. Tambahkan sedikit air agar sampel menjadi lebih halus atau menjadi homogen
dengan air;
4. Kemudian tuangkan masing-masing sampel ke dalam cawan petri
5. Ambil air yang telah homogen dengan sampel menggunakan spet sebanyak 2 ml
(note : Tanpa ada padatannya )
6. Kemudian masukkan kedalam tabung reaksi
7. Lalu tambahkan 35 tetes pereaksi I rhodamin - b ke dalam tabung reaksi tersebut
secara hati hati tetes demi tetes dan segera tutup botolnya
8. Setelah itu tambahkan 5 tetes pereaksi II rhodamin b
9. Kemudian tambahkan 3 5 tetes pereaksi III rhodamin b (gunakan pipet tetes yang
ada);
10. Dikocok dengan hati hati
15
11. Jika terbentuk warna ungu (violet) pada lapisan atas, sampel positif mengandung
rhodamin b.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Alat
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
Mortal
Petridish
Beaker glass
Spatula
Pisau
Sepuit
Tisu
Mangga madu
Ale-ale
Stoberi
Isocup
Bakso
Mie basah
Roti
Cara kerja
1) Persiapkan sampel yang akan di periksa
2) Kemudian tuangkan sampel ke dalam cawan petri
3) Ambil sampel menggunakan spet sebanyak 1 ml
4) Lalu masukkan kedalam tabung reaksi
5) Tambahkan pereaksi methanil yellow tetes demi tetes secara hati hati, setelah itu tutup
botolnya
6) Kocok secara hati hati, amati perubahan yang terjadi
7) Jika terbentuk warna violet kecoklatan, sampel positif mengandung methanil yellow.
16
BAB IV
Hasil & Kesimpulan
4.1 Hasil
Tabel Hasil Pemeriksaan Kualitas Zat Kimia pada Makanan & Minuman
N
o
Tempat
pengambilan
Formali
n
+
-
Pemeriksaan Sampel
Metani
borak rhodami
l
s
n-b
yellow
+ +
+
-
16-12-2015
Lambaro
16-12-2015
Lampeuneru
t
Tanggal
pengambila
n
Sampel
Mie
basah I
Siomay
poltekke
s
Tahu
16-12-2015
Nesu
Cincau
16-12-2015
Ketapang
Blang
bintang
Kantin
poltekkes
Punge kapal
apung
Sosis
16-12-2015
Lontong
Bakso
memed
16-12-2015
16-12-2015
17
Ket.
Mangga
madu
Bakso
punge
10
stoberi
06-01-2016
Kios
11
Ale-ale
Mie
basah II
06-01-2016
Kios
06-01-2016
Lambaro
Isocup
Roti
basah
06-01-2016
Kios
06-01-2016
Gerobak kue
12
13
14
06-01-2016
Kios
06-01-2016
Punge
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemeriksaan pada praktikum penyehatan makanan dan minuman
yang telah dilakukan, kami menyimpulkan bahwa kandungan zat aditif yang berbahaya
terutama formalin masih dapat kita temukan disekitar kita. Penggunaan zat aditif sangat
berbahaya bagi kesehatan karena dalam dosis yang tinggi dapat menyebabkan kematian.
Kurangnya kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap kualitas pangan yang akan
diolah untuk dikonsumsi juga mempengaruhi tingginya masalah kesehatan yang terjadi. Zat
aditif bukan lagi hanya sekedar zat tambahan pangan, namun juga telah menjadi alat untuk
meraup keuntungan yang besar dengan modal yang sedikit.
Praktikum yang telah kami lakukan juga sangat membantu kami untuk lebih
mengenal lingkungan disekitar. Ketelitian terhadap makanan siap saji dan bahan pangan
sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan pada diri sendiri dan
masyarakat
18
18
Alat :
6. Pisau /cutter /gunting
7. Pembuka kaleng
8. Piring /wadah
9. Sendok /garpu
10. Handscoon
Bahan :
7. Minuman
- susu soya master
- country choice mango juice
8. Roti
- Nusa indah
- Roti kita
9. Kopiko brown coffe
10. Rayco /penyedap rasa
19
Hasil pengamatan
No
Nama
Bahan/sa
mpel
Hasil Pemeriksaan
Tgl prodak/batas
exp
1.
Roti kita
T ekstur
Keras, mudah
hancur
Warna
Abu-abu,berjamur
Bau
Asam,basi
2.
Nusa
indah
Lembek,masih
bagus
Berjamur
Asam,basi
3.
Kopiko
brown
cofee
Tepung
adabi
Masih bagus
Warna copi
Tidak
berubah,masih
halus
mengumpal
Tidak berubah
Kuning tidak
berubah
Kental
4.
5.
8.
Rayco/pe
nyedap
rasa
Country
choice
manggo
juice
Susu soya
master
Markisa
9.
jeruk
10.
Mangga
6.
7.
Rasa
Ket
Suhu
4-7 hari
Kios
Rena
Asam
4-7 hari
Makin
pahit,asin
Maret 2015
Kios
bu
Ani
Kios
Wangi
tepung
24 juni 2015
Kios
Tidak
berubah
19 desember
2014
Kios
Makin pekat
Asam
menyegat
12 november
2012
Kios
Mengumpal,san
gat kental
Kulit busuk,layu
Coklat muda
21 agustus 2013
Kios
hambar
3-7 hari
Busuk
,lembek,tidak
segar
Layu,busuk,lem
bek
Tidak berubah
Asam
menyengat
Busuk,
asam
Tidak
berubah
Pait,asam,
hambar
3-7 hari
Toko
buah
Toko
buah
Sangat
asam
3-7 hari
Pucat
Tidak berubah
(kuning tua )
asam
20
Toko
buah
21