Anda di halaman 1dari 21

MATA KULIAH

: PENYEHATAN MAKANAN DAN MINUMAN

TINGKAT

: II D3 KESEHATAN LIN\GKUNGAN

TANGGAL

: 18 NOVEMBER 2015

PRAKTIKUM

: PEMERIKSAAN FISIK DAN KIMIA PADA MAKANAN DAN


MINUMAN

TUJUAN

: UNTUK MENGETAHUI KUALITAS MAKANAN

Aceh Besar 18 november 2015

PEMBIMBING

ARNIDA SARI,SKM
NIP: 19750719 200060420 03

KATA PENGATAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran ALLAH SWT karna berkat rahmadnya serta
karunua- NYA kami dapat menyelesaikan LAPORAN ini tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa laporan ini jauh lebih sempurnadan memiliki banyak
kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihakyang bersifat selalu
membangun kami harapkan kesempurnaan laporan ini
Akhir kata, kami sampaikan terimakasih pada semua pihak yang ikut beperanserta hingga
kami dapat menyelesaikan LAPORAN ini. Sebelum dan sesudah kami mohon maaf atas
segala kekurangan dari LAPORAN ini karena kekurangan hanya milik kami kesempurnaan
hanyalah milik ALLAH SWT

Banda Aceh

januari 2016
Penulis

DAFTAR ISI
KETERANGAN

HALAMAN

LEMBAR PENGASAHAN ........................................................................................................ 1


KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
LATAR BELAKANG ..................................................................................................................
A.
B.
C.
D.

FORMALIN...........................................................................................................
BORAKS...............................................................................................................
RODAMIN B.........................................................................................................
METANIL YELLOW................................................................................................

TUJUAN PEMERIKSAAN .........................................................................................................


PEMERIKSAAN FARMALIN,BORAKS,RODAMIN B DAN METANIL LELLOW
A. PEMERIKSAAN
FISIK
PADA
MAKANAN
DAN
MINUMAN ............................................................................................................
B. BAHAN .................................................................................................................
C. PROSUDUR KERJA..................................................................................................
D. TABEL HASIL PEMERIKSAAN....................................................................................
E. HASIL ....................................................................................................................
KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................................................
GAMBAR DOKUMEN TASI PRAKTEK .......................................................................................

BAB I
Pendahuluan
Latar Belakang
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 329/Menkes/PER/XII/76, yang
dimaksud zat aditif, yaitu bahan yang sengaja ditambahkan dan dicampurkan sewaktu
pengolahan makanan untuk meningkatkan mutu makanan. Sedangkan FAO dan WHO dalam
kongresnya di Roma tahun 1956 menetapkan definisi zat aditif sebagai bahan-bahan yang
ditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan dalam jumlah sedikit untuk memperbaiki
warna, bentuk, cita-rasa, tekstur, atau memperpanjang masa simpan (Winarno dkk, 1984).
Penggunaan zat aditif pada produk pangan harus mempunyai sifat: dapat
mempertahankan nilai gizi makanan tersebut, tidak mengurangi zat-zat esensial di dalam
makanan, mempertahankan atau memperbaiki mutu makanan, dan menarik bagi konsumen,
tetapi tidak merupakan suatu penipuan. Sedangkan zat aditif yang tidak boleh digunakan
antara lain mempunyai sifat: dapat merupakan penipuan bagi konsumen, menyembunyikan
kesalahan dalam teknik penanganan atau pengolahan, dapat menurunkan nilai gizi makanan,
dan tujuan penambahan masih dapat digantikan perlakuan-perlakuan lain yang lebih praktis.
Zat aditif dapat diperoleh dari ekstrak bahan alami yang disebut zat aditif alami, dan
dapat pula dibuat dari reaksi-reaksi tertentu, atau yang dikenal dengan zat aditif
sintetik. Daun suji, kunyit, cabai, anggur, bit, wortel, jeruk merupakan contoh pewarna
alami. Sedangkan zat pewarna sintetik yang boleh digunakan dalam makanan harus yang
berlabel FD&C (food, drugs & cosmetics), contohnya: FD&Yellow no.5 dan 6,dan FD&Cred
no 2 dan 3. Dari hasil beberapa penelitian menunjukkan bahwa masih sering kita jumpai
penggunaan zat pewarna merah Rhodamin B dan Metanil Yellow pada produk makanan
industri rumah tangga seperti kerupuk, makanan ringan, terasi, kembang gula, sirup, bisKuit,
sosis, manisan dan ikan asap. Perlu diketahui bahwa kedua zat pewarna tersebut adalah
bahan kimia yang digunakan untuk pewarna merah dan kuning pada industri tekstil dan
plastik.
Zat kimia yang digunakan sebagai pengawet dapat berupa zat organik dan anorganik.
Zat organik lebih sering digunakan untuk pengawet karena mudah dibuat. Zat organik yang
biasanya digunakan adalah asam sorbat, asam propionat, asam benzoat, asam asetat (cuka)
dan epoksida. Asam benzoat atau garam natriumnya sering digunakan untuk bahan makanan
dengan kondisi asam, seperti minuman buah, sari apel, minuman berkarbonat, acar, dan
sambal tomat. Bahan ini digunakan untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Benzoat efektif
pada pH 2,5 - 4,0. Asam benzoat secara alami terdapat dalam rempah-rempah dan kayu
manis. Cuka atau larutan 4% asam asetat biasa digunakan untuk mencegah pertumbuhan
kapang dalam roti.

Zat pengawet anorganik yang digunakan adalah sulfit, nitrat dan nitrit. Garam nitrit dan
nitrat (NaNO3 atau NaNO2, dengan nama dagang sendawa Chili) biasanya digunakan untuk
memperoleh warna daging yang baik dan menghambat pembentukan toksin oleh Clostridium
botulinum. Namun demikian, penggunaan natrium nitrit sebagai pengawet dapat
membahayakan, bila terjadi ikatan antara nitrit dengan amino atau amida yang dapat
membentuk turunan nitrosamida (senyawa karsinogen nitrosamina) yang bersifat toksik
(racun) dan dapat menimbulkan kanker pada hewan. Oleh karena itu penggunaan nitrit
hendaknya dibatasi. Zat pengawet yang paling aman digunakan adalah pengawet alamiah
seperti gula, garam dapur, dan asam jawa.

Rumusan Masalah
Penggunaan bahan tambahan makanan yang terlarang masih dilakukan. Bahkan
tampaknya akan semakin tinggi jika mengambil segmen pengusaha pangan jajanan.
Produknya justru banyak sekali dikonsumsi oleh masyarakat luas, termasuk kalangan remaja
dan anak-anak usia sekolah.
Bahan tambahan pangan menurut peraturan Menkes No. 235 (1979) dapat
dikelompokan menjadi 14 kelompok berdasarkan fungsinya, yaitu:(1) antioksidan dan
antioksidan sinergis; (2) anti kempal; (3) pengasam, penetral dan pendapar; (4) enzim; (5)
pemanis buatan; (6) pemutih dan pematang; (7) penambah gizi; (8) pengawet; (9)
pengemulsi, pemantap dan pengental; (10) pengeras; (11) pewarna alami dan sintetik; (12)
penyedap rasa dan aroma; (13) sekuestran; (14) bahan tambahan pangan lainnya.
Akhir-akhir ini beredar informasi di masyarakat dimana terjadi penyalahgunaan
penggunaan zat aditif terutama zat pengawet pada produk pangan yang sesungguhnya tidak
sesuai dengan penggunaannya dan zat aditif tersebut dapat memicu terjadinya penyakit
kanker. Sebagai contoh yaitu penggunaan boraks dan formalin dalam makanan sehari-hari
seperti baso, mie basah, ikan asin dan tahu.
Tujuan Pemeriksaan
Tujuan pemeriksaan terhadap bahan tambahan pangan berikut adalah untuk mencari
tahu ada atau tidaknya penggunaan bahan tambahan pangan yang dilarang oleh pemerintah.
Pemeriksaan secara kualitatif ini juga bertujuan untuk mengenal jenis bahan-bahan pangan
yang rawan menggunakan zat aditif berbahaya.

BAB II
5

Landasan Teori

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 329/Menkes/PER/XII/76, yang


dimaksud zat aditif, yaitu bahan yang sengaja ditambahkan dan dicampurkan sewaktu
pengolahan makanan untuk meningkatkan mutu makanan.Penggunaan zat aditif pada produk
pangan harus mempunyai sifat yang dapat mempertahankan nilai gizi makanan tersebut, tidak
mengurangi zat-zat esensial di dalam makanan, mempertahankan atau memperbaiki mutu
makanan, dan menarik bagi konsumen serta aman bagi kesehatan.
Diantara zat aditif yang sering digunakan antara lain adalah bahan pengawet dan
bahan pewarna. Pemakaian bahan tambahan pangan tersebut sering kali merugikan konsumen
karena bersifat toksik (racun) yang membawa pengaruh buruk bagi kesehatan. Zat aditif
tersebut antara lain yaitu ;
A. Formalin
Formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk. Di dalam
larutan formalin terkandung sekitar 37% formaldehid dalam air dan merupakan anggota
paling sederhana dan termasuk kelompok aldehid dengan rumus kimia HCHO. Formalin
biasanya diperdagangkan di pasaran dengan nama berbeda-beda antara lain yaitu: Formol,
Morbicid, Methanal, Formic aldehyde, Methyl oxide, Oxymethylene, Methylene aldehyde,
Oxomethane, Formoform, Formalith, Karsan, Methyleneglycol, Paraforin, Polyoxymethylene
glycols, Superlysoform, Tetraoxymethylene, dan Trioxane.
Formalin biasanya digunakan pada :
Bidang kesehatan : desinfektan dan pengawet mayat
Industri perkayuan dan plywood : sebagai perekat
Industri plastik : bahan campuran produksi
Industri tekstil, resin, karet dan fotografi : mempercepat pewarnaan.
Dari hasil sejumlah survey dan pemeriksaan laboratorium, ditemukan sejumlah produk
pangan menggunakan formalin sebagai pengawet misalnya ikan segar, ayam potong, mie
basah, bakso, ikan asin dan tahu yang beredar di pasaran, dengan ciri sebagai berikut:
Tahu yang bentuknya sangat kenyal, tidak mudah hancur, awet bebe
Mie basah yang berwarna lebih mengkilat serta awet beberapa hari d
Ayam potong yang berwarna putih bersih, awet dan tidak mudah bus
Ikan basah yang warnanya putih bersih, kenyal, insangnya berwarna
Ikan asin yang bentuknya bagus, tidak lembek, tidak bau, dan awet.

Bakso yang berwarna lebih putih dan lebih keras serta awet sampai b
Formalin tidak diizinkan ditambahkan ke dalam bahan makanan atau digunakan
sebagai pengawet makanan, tetapi formalin mudah diperoleh dipasar bebas dengan harga
murah. Adapun landasan hukum yang dapat digunakan dalam pengaturan formalin yaitu:
- UU Nomor : 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
6

- UU Nomor : 7 tahun 1996 tentang Pangan


- UU Nomor : 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
Kepmenkes Nomor : 1168/Menkes/Per/X/1999 tentang Bahan Tambahan
- Makanan
SK Memperindag Nomor : 254/2000 tentang Tataniaga Impor dan Peredaran
- Bahan Berbahay
Dampak formalin pada kesehatan manusia, dapat bersifat akut dan kronik
a. Akut (efek pada kesehatan manusia terlihat langsung).
1. Bila terhirup akan terjadi iritasi pada hidung dan tenggorokan, gangguan
pernafasan, rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan serta batuk-batuk.
Kerusakan jaringan dan luka pada saluran pernafasan seperti radang paru dan
pembengkakan paru. Tanda-tanda lainnya meliputi bersin, radang tekak, radang
tenggorokan, sakit dada, yang berlebihan, lelah, jantung berdebar, sakit kepala,
mual dan muntah. Pada konsentrasi yang sangat tinggi dapat menyebabkan
kematian.
2. Bila terkena kulit akan menimbulkan perubahan warna, yakni kulit menjadi
merah, mengeras, mati rasa dan ada rasa terbakar.
3. Bila terkena mata akan menimbulkan iritasi mata sehingga mata memerah,
rasanya sakit, gata-gatal, penglihatan kabur dan mengeluarkan air mata. Bila
merupakan bahan berkonsentrasi tinggi maka formalin dapat menyebabkan
pengeluaran air mata yang hebat dan terjadi kerusakan pada lensa mata.
4. Apabila tertelan maka mulut, tenggorokan dan perut terasa terbakar, sakit
menelan, mual, muntah dan diare, kemungkinan terjadi pendarahan, sakit perut
yang hebat, sakit kepala, hipotensi (tekanan darah rendah), kejang, tidak sadar
hingga koma. Selain itu juga dapat terjadi kerusakan hati, jantung, otak, limpa,
pankreas, sistem susunan syaraf pusat dan ginjal.
b. Kronik (setelah terkena dalam jangka waktu yang lama dan berulang).
1. Apabila terhirup dalam jangka waktu lama maka akan menimbulkan sakit kepala,
gangguan sakit kepala, gangguan pernafasan, batuk-batuk, radang selaput lendir
hidung, mual, mengantuk, luka pada ginjal dan sensitasi pada paru. Efek
neuropsikologis meliputi gangguan tidur, cepat marah, keseimbangan terganggu,
kehilangan konsentrasi dan daya ingat berkurang. Gangguan haid dan
kemandulan pada perempuan. Kanker pada hidung, rongga hidung, mulut,
tenggorokan, paru dan otak.
2. Apabila terkena kulit, kulit terasa panas, mati rasa, gatal-gatal serta memerah,
kerusakan pada jari tangan, pengerasan kulit dan kepekaan pada kulit, dan terjadi
radang kulit yang menimbulkan gelembung.
7

3. Jika terkena mata, yang paling berbahaya adalah terjadinya radang selaput mata.
4. Jika tertelan akan menimbulkan iritasi pada saluran pernafasan, muntah-muntah
dan kepala pusing, rasa terbakar pada tenggorokan, penurunan suhu badan dan
rasa gatal di dada.
Pemakaian formaldehida pada makanan dapat menyebabkan keracunan pada tubuh
manusia, dengan gejala: sukar menelan, mual, sakit perut yang akut disertai muntah-muntah,
mencret darah, timbulnya depresi susunan syaraf, atau gangguan peredaran darah. Konsumsi
formalin pada dosis sangat tinggi dapat mengakibatkan konvulsi (kejang-kejang), haematuri
(kencing darah) dan haimatomesis (muntah darah) yang berakhir dengan kematian. Injeksi
formalin dengan dosis 100 gr dapat mengakibatkan kematian dalam waktu 3 jam.
Formalin tidak termasuk dalam daftar bahan tambahan makanan (additive) pada Codex
Alimentarius, maupun yang dikeluarkan oleh Depkes. Humas Pengurus Besar Perhimpunan
Dokter spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI) menyatakan formalin mengandung
37% formalin dalam pelarut air dan biasanya juga mengandung 10 persen methanol.
Formalin sangat berbahaya bagi kesehatan manusia, karena dapat menyebabkan kanker,
mutagen yang menyebabkan perubahan sel dan jaringan tubuh, korosif dan
iritatif. Berdasarkan penelitian WHO, kandungan formalin yang membahayakan sebesar 6
gram. Padahal rata-rata kandungan formalin yang terdapat pada mie basah 20 mg/kg mie.
B. Boraks
Boraks merupakan senyawa kimia dengan nama natriurn tetraborat, berbentuk kristal
lunak. Boraks bila dilarutkan dalam air akan terurai menjadi natrium hidroksida serta asam
borat. Baik boraks maupun asam borat memiliki sifat antiseptik, dan biasa digunakan oleh
industri farmasi sebagai ramuan obat misalnya dalam salep, bedak, larutan kompres, obat oles
mulut dan obat pencuci mata. Secara lokal boraks dikenal sebagai 'bleng' (berbentuk larutan
atau padatan/kristal) dan ternyata digunakan sebagai pengawet misalnya pada pembuatan mie
basah, lontong dan bakso.
Penggunaan boraks ternyata telah disalahgunakan sebagai pengawet makanan, antara lain
digunakan sebagai pengawet dalam bakso dan mie. Boraks juga dapat menimbulkan efek
racun pada manusia, tetapi mekanisme toksisitasnya berbeda dengan formalin. Toksisitas
boraks yang terkandung di dalam makanan tidak langsung dirasakan oleh konsumen. Boraks
yang terdapat dalam makanan akan diserap oleh tubuh dan disimpan secara kumulatif dalam
hati, otak, atau testis (buah zakar), sehingga dosis boraks dalam tubuh menjadi tinggi. Pada
dosis cukup tinggi, boraks dalam tubuh akan menyebabkan timbulnya gejala pusingpusing,muntah, mencret, dan kram perut. Bagi anak kecil dan bayi, bila dosis dalam tubuhnya
mencapai 5 gram atau lebih, akan menyebabkan kematian. Pada orang dewasa, kematian
akan terjadi jika dosisnya telah mencapai 10 - 20 g atau lebih.
a. Ciri-ciri Makanan yang Mengandung Boraks
8

Ciri-ciri mie basah mengandung boraks: Teksturnya kenyal, lebih mengkilat,

tidak lengket, dan tidak cepat putus.


Ciri baso mengandung boraks: teksturnya sangat kenyal, warna tidak

kecokelatan seperti penggunaan daging namun lebih cenderung keputihan.


Ciri-ciri jajanan (seperti lontong) mengandung boraks: teksturnya sangat

kenyal, berasa tajam, seprti sangat gurih dan membuat lidah bergetar dan
meberikan rasa getir.
Ciri-ciri kerupuk mengandung boraks: teksturnya renyah dan bisa

menimbulkan rasa getir


b. Pengaruh Boraks Terhadap Kesehatan
Jika terhirup; Rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan, sukar bernapas, napas
pendek, sakit kepala, kanker paru-paru.
Jika terkena kulit; Kemerahan, gatal, kulit terbakar.
Jika terkena mata; Kemerahan, gatal, mata berair, kerusakan mata, pandangan kabur,
kebutaan.
Jika tertelan; Mual, muntah, perut perih, dalam jumlah banyak menyebabkan kurang
darah, muntah darah, mati.
C. Rhodamin B
Rhodamin B adalah salah satu zat pewarna sintetis yang biasa digunakan pada industri
tekstil dan kertas . Zat ini ditetapkan sebagai zat yang dilarang penggunaannya pada makanan
melalui Menteri Kesehatan (Permenkes)
No.239/Menkes/Per/V/85. Namun penggunaan Rhodamine dalam makanan masih terdapat di
lapangan. Contohnya, BPOM di Makassar berhasil menemukan zat Rhodamine-B pada
kerupuk, sambal botol, dan sirup melalui pemeriksaan pada sejumlah sampel makanan dan
minuman. Rhodamin B ini juga adalah bahan kimia yang digunakan sebagai bahan pewarna
dasar dalam tekstil dan kertas. Pada awalnya zat ini digunakan untuk kegiatan histologi dan
sekarang berkembang untuk berbagai keperluan yang berhubungan dengan sifatnya dapat
berfluorensi dalam sinar matahari.
Rumus Molekul dari Rhodamin B adalah C 28H31N2O3Cl dengan berat molekul sebesar
479.000. Zat yang sangat dilarang penggunaannya dalam makanan ini berbentuk kristal hijau
atau serbuk ungu-kemerah merahan, sangat larut dalam air yang akan menghasilkan warna
merah kebiru-biruan dan berfluorensi kuat. Rhodamin B juga merupakan zat yang larut dalam
alkohol, HCl, dan NaOH, selain dalam air.
Di dalam laboratorium, zat tersebut digunakan sebagai pereaksi untuk identifikasi Pb, Bi, Co,
Au, Mg, dan Th dan titik leburnya pada suhu 165?C.
Dalam analisis dengan metode destruksi dan metode spektrofometri, didapat informasi bahwa
sifat racun yang terdapat dalam Rhodamine B tidak hanya saja disebabkan oleh senyawa
9

organiknya saja tetapi juga oleh senyawa anorganik yang terdapat dalam Rhodamin B itu
sendiri, bahkan jika Rhodamin B terkontaminasi oleh senyawa anorganik lain seperti
timbaledan arsen ( Subandi ,1999). Dengan terkontaminasinya Rhodamin B dengan kedua
unsur tersebut, menjadikan pewarna ini berbahaya jika digunakan dalam makanan.
Di dalam Rhodamin B sendiri terdapat ikatan dengan klorin ( Cl ) yang dimana senyawa
klorin ini merupakan senyawa anorganik yang reaktif dan juga berbahaya. Rekasi untuk
mengikat ion klorin disebut sebagai sintesis zat warna. Disini dapat digunakan Reaksi FrieldCrafts untuk mensintesis zat warna seperti triarilmetana dan xentana. Rekasi antara ftalat
anhidrida dengan resorsinol dengan keberadaan seng klorida menghasilkan fluoresein.
Apabila resorsinol diganti dengan N-N-dietilaminofenol, reaksi ini akan menghasilkan
rhodamin B.
Selain terdapat ikatan Rhodamin B dengan Klorin terdapat juga ikatan konjugasi. Ikatan
konjugasi dari Rhodamin B inilah yang menyebabkan Rhodamin B bewarna merah.
Ditemukannya bahaya yang sama antara Rhodamin B dan Klorin membuat adanya
kesimpulan bahwa atom Klorin yang ada pada Rhodamin B yang menyebabkan terjadinya
efek toksik bila masuk ke dalam tubuh manusia. Atom Cl yang ada sendiri adalah termasuk
dalam halogen, dan sifat halogen yang berada dalam senyawa organik akan menyebabkan
toksik dan karsinogen.
Beberapa sifat berbahaya dari Rhodamin B seperti menyebabkan iritasi bila terkena mata,
menyebabkan kulit iritasi dan kemerahan bila terkena kulit hampir mirip dengan sifat dari
Klorin yang seperti disebutkan di atas berikatan dalam struktur Rhodamin B. Penyebab lain
senyawa ini begitu berbahaya jika dikonsumsi adalah senyawa tersebut adalah senyawa yang
radikal. Senyawa radikal adalah senyawa yang tidak stabil. Dalam struktur Rhodamin kita
ketahui mengandung klorin (senyawa halogen), sifat halogen adalah mudah bereaksi atau
memiliki reaktivitas yang tinggi maka dengan demikian senyawa tersebut karena merupakan
senyawa yang radikal akan berusaha mencapai kestabilan dalam tubuh dengan berikatan
dengan senyawa-senyawa dalam tubuh kita sehingga pada akhirnya akan memicu kanker
pada manusia.
Klorin sendiri pada suhu ruang berbentuk sebagai gas. Sifat dasar klorin sendiri adalah gas
beracun yang menimbulkan iritasi sistem pernafasan. Efek toksik klorin berasal dari kekuatan
mengoksidasinya. Bila klorin dihirup pada konsentrasi di atas 30ppm, klorin mulai bereaksi
dengan air dan sel-sel yang berubah menjadi asam klorida (HCl) danasam hipoklorit (HClO).
Ketika digunakan pada tingkat tertentu untuk desinfeksi air, meskipun reaksi klorin dengan
air sendiri tidak mewakili bahaya utama bagi kesehatan manusia, bahan-bahan lain yang
hadir dalam air dapat menghasilkan disinfeksi produk sampingan yang dapat merusak
kesehatan manusia. Klorit yang digunakan sebagai bahan disinfektan yang digunakan dalam
kolam renang pun berbahaya, jika terkena akan mennyebabkan iritasi pada mata dan kulit
manusia.
10

Ciri makanan yang mengandung Rhodamin B:


1. Warna kelihatan cerah (berwarna-warni), sehingga tampak menarik.
2. Ada sedikit rasa pahit (terutama pada sirop atau limun).
3. Muncul rasa gatal di tenggorokan setelah mengonsumsinya.
4. Baunya tidak alami sesuai makanannya
5. Harganya Murah seperti saus yang cuma dijual Rp. 800 rupiah per botol
D. Methanyl yellow
Methanil yellow adalah zat warna sintetik berbentuk serbuk berwarna kuning kecoklatan,
larut dalam air agak larut dalam aseton. Methanil yellow digunakan untuk memberi kuning.
Methanil yellow merupakan senyawa kimia aromatik yang dapat menimbulkan tumor dalam
berbagai jaringan hati, kandung kemih, saluran pencernaan dan jaringan kulit. Methanil
yellow digunakan untuk pewarna wool, nilon, kulit, kertas, cat, aluminium, detergen, kayu
dan kosmetik.
Beberapa telah ditemukan untuk beberapa jenis pangan di antaranya, kerupuk,

mie, pangan jajanan berwarna kuning dan banyak juga sebagai pewarnapada tahu.
Ciri pangan dengan pewarna kuning metanil biasanya, berwarna kuning menyolok

dan cenderung berpendar, banyak memberikan titik-titik warna karena tidak


homogen (misalnya pada kerupuk).
Metilen yellow bila digunakan sebagai bahan pangan bisa bersifat karsinogenik

BAB III
Prosedur Kerja Praktikum
1. PEMERIKSAAN FISIK PADA MAKANAN DAN MINUMAN
Tujuan : Untuk mengetahui kualitas makanan
11

Alat :
1.
2.
3.
4.
5.

Pisau /cutter /gunting


Pembuka kaleng
Piring /wadah
Sendok /garpu
Handscoon

Bahan :
1. Minuman
- susu soya master
- country choice mango juice
2. Roti
- Nusa indah
- Roti kita
3. Kopiko brown coffe
4. Rayco /penyedap rasa
5. Tepung goreng pisang adabi
6. Buah
- Markisa
- Mangga
- Jeruk

Hasil pengamatan
No
Nama
Bahan/sam
pel
1.

Roti kita

2.

Nusa indah

3.

Kopiko
brown
cofee
Tepung
adabi

4.

5.
6.

7.
8.

Rayco/pen
yedap rasa
Country
choice
manggo
juice
Susu soya
master
Markisa

Hasil Pemeriksaan
Tgl prodak/batas
exp
T ekstur
Keras, mudah
hancur

Warna
Abu-abu,berjamur

Bau
Asam,basi

Lembek,masih
bagus
Masih bagus

Berjamur

Asam,basi

Bagus (coklat tua)

Warna copi

Tidak
berubah,masih
halus
Mengumpal

Tidak berubah

Kental

Mengumpal,sanga
t kental
Kulit busuk,layu

Rasa

Ket

Suhu
4-7 hari

Kios
Rena

Asam

4-7 hari

Makin
pahit,asin

Maret 2015

Kios
bu Ani
Kios

Wangi
tepung

24 juni 2015

Kios

Kuning tidak
berubah
Makin pekat

Tidak
berubah
Asam
menyegat

19 desember 2014

Kios

12 november 2012

Kios

Coklat muda

Asam
menyengat
Busuk, asam

21 agustus 2013

Kios

3-7 hari

Toko
buah

Pucat

12

hambar

9.

Jeruk

10.

Mangga

Busuk
,lembek,tidak
segar
Layu,busuk,lembe
k

Tidak berubah

Tidak
berubah

Pait,asam,
hambar

3-7 hari

Toko
buah

Tidak berubah
(kuning tua )

asam

Sangat
asam

3-7 hari

Toko
buah

2. PEMERIKSAAN KIMIA PADA MAKANAN DAN MINUMAN


Tujuan : Untuk mengetahui kualitas makanan
a. Pemeriksaan Formalin

Formalin tidak diizinkan ditambahkan ke dalam bahan makanan atau digunakan


sebagai pengawet makanan, karena berbahaya bagi kesehatan dan dapat
menyebabkan kematian jika dikonsumsi dalam kadar yang tinggi. Pemeriksaannya
dilakukan dengan cara sebagai berikut;
Alat :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Mortal
Petridish
Beaker glass
Spatula
Pisau
Sepuit
Tisu

Bahan :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.

Tahu
Bakso
Mie basah
Lontong
Sosis
Cincau
Jeruk nipis
Bunga pacar air
Kulit buah naga
Aquadest
Formalin . Fo-1 (cair) , Fo-2 (padat/serbuk)
Ket:
Fo-1 3-5 tetes
Fo-2 1 stik sendok

Cara kerja :
1. Persiapkan sampel yang akan di periksa
2. Masing-masing sampel dihaluskan terlebih dahulu menggunakan mortal;

13

3. Tambahkan sedikit air agar sampel menjadi lebih halus atau menjadi homogen dengan
air;
4. Kemudian tuangkan masing-masing sampel ke dalam cawan petri;
5. Ambil air yang telah homogen dengan sampel menggunakan spet sebanyak 2 ml
(note : Tanpa ada padatannya ).
6. Kemudian masukkan kedalam tabung reaksi;
7. Lalu tambahkan 3 5 tetes pereaksi I formalin ke dalam tabung reaksi tersebut secara
hati hati tetes demi tetes dan segera tutup botolnya;
8. Tambahkan pereaksi II formalin 1mg ( dengan menggunakan ujung stik yang telah
tersedia ) kedalam tabung dan kocok hingga homogen; ( jangan tersentuh tangan )
9. Tutup tabung menggunakan kapas dan diamkan selama 5 menit;
10. Jika hasilnya positif, sampel akan berubah warnanya menjadi ungu kebiruan.
b. Pemeriksaan Boraks
Pada dosis cukup tinggi, boraks dalam tubuh akan menyebabkan timbulnya gejala
pusing-pusing, muntah, mencret, dan kram perut. Bagi anak kecil dan bayi, bila
dosis dalam tubuhnya mencapai 5 gram atau lebih, akan menyebabkan kematian.
Pemeriksaannya dilakukan dengan cara sebagai berikut;
Alat :
a. Mortal
b. Petridish
c. Beaker glass
d. Spatula
e. Pisau
f. Sepuit
g. Tisu
Bahan :
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Mangga madu
Ale-ale
Stoberi
Isocup
Bakso
Mie basah

Cara kerja :
1. Persiapkan sampel yang akan di periksa
2. Masing-masing sampel dihaluskan terlebih dahulu menggunakan mortal
3. Tambahkan sedikit air agar sampel menjadi lebih halus atau telah homogen
dengan air
4. Kemudian tuangkan masing-masing sampel ke dalam cawan petri
5. Ambil air yang telah homogen dengan sampel menggunakan spet sebanyak 2 ml
(note : Tanpa ada padatannya)
6. Kemudian masukkan kedalam tabung reaksi
7. Lalu tambahkan 25tetes pereaksi I boraks ke dalam tabung reaksi tersebut secara
hati hati tetes demi tetes dan segera tutup botolnya
8. Kocok hati hati selama beberapa menit
14

9. Celupkan pereaksi boraks II ( kertas lakmus ) kedalam tabung reaksi secara


perlahan hingga kertas menjadi basah
10. Kemudian angin anginkan hingga kering
11. Jika kertas ( pereaksi II ) berubah menjadi kemerahan atau merah, tandanya
sampel positif mengandung boraks.
c. .Pemeriksaan Rhodamin B
Beberapa sifat berbahaya dari Rhodamin B seperti menyebabkan iritasi bila
terkena mata, menyebabkan kulit iritasi dan kemerahan bila terkena kulit hampir
mirip dengan sifat dari Klorin. Penyebab lain senyawa ini begitu berbahaya jika
dikonsumsi adalah senyawa tersebut adalah senyawa yang radikal.
Pemeriksaannya dilakukan dengan cara sebagai berikut;
Alat :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Mortal
Petridish
Beaker glass
Spatula
Pisau
Sepuit
Tisu

Bahan :
a. Mangga madu
b. Ale-ale
c. Stoberi
d. Isocup
e. Bakso
f. Mie basah
g. Roti
Cara kerja :
1. Persiapkan sampel yang akan di periksa
2. Sampel padat dihaluskan terlebih dahulu menggunakan mortal;
3. Tambahkan sedikit air agar sampel menjadi lebih halus atau menjadi homogen
dengan air;
4. Kemudian tuangkan masing-masing sampel ke dalam cawan petri
5. Ambil air yang telah homogen dengan sampel menggunakan spet sebanyak 2 ml
(note : Tanpa ada padatannya )
6. Kemudian masukkan kedalam tabung reaksi
7. Lalu tambahkan 35 tetes pereaksi I rhodamin - b ke dalam tabung reaksi tersebut
secara hati hati tetes demi tetes dan segera tutup botolnya
8. Setelah itu tambahkan 5 tetes pereaksi II rhodamin b
9. Kemudian tambahkan 3 5 tetes pereaksi III rhodamin b (gunakan pipet tetes yang
ada);
10. Dikocok dengan hati hati
15

11. Jika terbentuk warna ungu (violet) pada lapisan atas, sampel positif mengandung
rhodamin b.

Pemeriksaan Methanil Yellow


Methanil yellow merupakan senyawa kimia aromatik yang dapat menimbulkan tumor
dalam berbagai jaringan hati, kandung kemih, saluran pencernaan dan jaringan kulit. Ciri
pangan dengan pewarna kuning metanil biasanya, berwarna kuning menyolok dan cenderung
berpendar, banyak memberikan titik-titik warna karena tidak homogen (misalnya pada
kerupuk dan sirup). Pemeriksaannya dilakukan dengan cara sebagai berikut;
a.

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Alat
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.

Mortal
Petridish
Beaker glass
Spatula
Pisau
Sepuit
Tisu

Mangga madu
Ale-ale
Stoberi
Isocup
Bakso
Mie basah
Roti

Cara kerja
1) Persiapkan sampel yang akan di periksa
2) Kemudian tuangkan sampel ke dalam cawan petri
3) Ambil sampel menggunakan spet sebanyak 1 ml
4) Lalu masukkan kedalam tabung reaksi
5) Tambahkan pereaksi methanil yellow tetes demi tetes secara hati hati, setelah itu tutup
botolnya
6) Kocok secara hati hati, amati perubahan yang terjadi
7) Jika terbentuk warna violet kecoklatan, sampel positif mengandung methanil yellow.

16

BAB IV
Hasil & Kesimpulan
4.1 Hasil
Tabel Hasil Pemeriksaan Kualitas Zat Kimia pada Makanan & Minuman

N
o

Tempat
pengambilan

Formali
n
+
-

Pemeriksaan Sampel
Metani
borak rhodami
l
s
n-b
yellow
+ +
+
-

16-12-2015

Lambaro

16-12-2015

Lampeuneru
t

Tanggal
pengambila
n

Sampel
Mie
basah I
Siomay
poltekke
s

Tahu

16-12-2015

Nesu

Cincau

16-12-2015

Ketapang
Blang
bintang
Kantin
poltekkes
Punge kapal
apung

Sosis

16-12-2015

Lontong
Bakso
memed

16-12-2015

16-12-2015

17

Ket.

Mangga
madu
Bakso
punge

10

stoberi

06-01-2016

Kios

11

Ale-ale
Mie
basah II

06-01-2016

Kios

06-01-2016

Lambaro

Isocup
Roti
basah

06-01-2016

Kios

06-01-2016

Gerobak kue

12
13
14

06-01-2016

Kios

06-01-2016

Punge

Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemeriksaan pada praktikum penyehatan makanan dan minuman
yang telah dilakukan, kami menyimpulkan bahwa kandungan zat aditif yang berbahaya
terutama formalin masih dapat kita temukan disekitar kita. Penggunaan zat aditif sangat
berbahaya bagi kesehatan karena dalam dosis yang tinggi dapat menyebabkan kematian.
Kurangnya kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap kualitas pangan yang akan
diolah untuk dikonsumsi juga mempengaruhi tingginya masalah kesehatan yang terjadi. Zat
aditif bukan lagi hanya sekedar zat tambahan pangan, namun juga telah menjadi alat untuk
meraup keuntungan yang besar dengan modal yang sedikit.
Praktikum yang telah kami lakukan juga sangat membantu kami untuk lebih
mengenal lingkungan disekitar. Ketelitian terhadap makanan siap saji dan bahan pangan
sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan pada diri sendiri dan
masyarakat

18

18
Alat :
6. Pisau /cutter /gunting
7. Pembuka kaleng
8. Piring /wadah
9. Sendok /garpu
10. Handscoon
Bahan :
7. Minuman
- susu soya master
- country choice mango juice
8. Roti
- Nusa indah
- Roti kita
9. Kopiko brown coffe
10. Rayco /penyedap rasa
19

11. Tepung goreng pisang adabi


12. Buah
- Markisa
- Mangga
- Jeruk

Hasil pengamatan
No
Nama
Bahan/sa
mpel

Hasil Pemeriksaan
Tgl prodak/batas
exp

1.

Roti kita

T ekstur
Keras, mudah
hancur

Warna
Abu-abu,berjamur

Bau
Asam,basi

2.

Nusa
indah

Lembek,masih
bagus

Berjamur

Asam,basi

3.

Kopiko
brown
cofee
Tepung
adabi

Masih bagus

Bagus (coklat tua)

Warna copi

Tidak
berubah,masih
halus
mengumpal

Tidak berubah

Kuning tidak
berubah

Kental

4.

5.

8.

Rayco/pe
nyedap
rasa
Country
choice
manggo
juice
Susu soya
master
Markisa

9.

jeruk

10.

Mangga

6.

7.

Rasa

Ket

Suhu
4-7 hari

Kios
Rena

Asam

4-7 hari

Makin
pahit,asin

Maret 2015

Kios
bu
Ani
Kios

Wangi
tepung

24 juni 2015

Kios

Tidak
berubah

19 desember
2014

Kios

Makin pekat

Asam
menyegat

12 november
2012

Kios

Mengumpal,san
gat kental
Kulit busuk,layu

Coklat muda

21 agustus 2013

Kios

hambar

3-7 hari

Busuk
,lembek,tidak
segar
Layu,busuk,lem
bek

Tidak berubah

Asam
menyengat
Busuk,
asam
Tidak
berubah

Pait,asam,
hambar

3-7 hari

Toko
buah
Toko
buah

Sangat
asam

3-7 hari

Pucat

Tidak berubah
(kuning tua )

asam

20

Toko
buah

21

Anda mungkin juga menyukai