Anda di halaman 1dari 63

Case Report Session

Ketoasisosis Diabetik+Sepsis ec Ulkus Diabetikum+


diabetes melitus tipe 2
Oleh :
Mhd Arif Munandar
NPM 1210070100117
Preseptor :
dr. Elvi Fitraneti, Sp.PD

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS


BAITURRAHMAH
BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM
RSUD SOLOK
2016
Ketoasidosis diabetik (KAD)
level skdi 3b

adalah keadaan dekompensasi kekacauan


metabolik yang ditandai oleh trias
hiperglikemia, asidosis, dan ketosis, terutama
disebabkan oleh defisiensi insulin dan absolut
atau relatif.

8/21/2017
epidemiologi
insiden KAD di Amerika serikat =>
8/1000 pasien DM pertahun untuk
semua kelompok umur. kelompok umur 30
tahun sebesar 13,4 /1000 pasien DM per
tahun
Di negara maju dengan sarana yang
lengkap, angka kematian KAD berkisar
9-10%, sedangkan diklinik dengan sarana
dan mencapai 25-50%.

8/21/2017
faktor pencetus
infeksi
infark miokard akut (IMA)
pengobatan insulin dihentikan
stres
obat-obatan : diuretika, steroid

8/21/2017
8/21/2017
Gejala klinis
polidipsia, poliuria, polifagi dan kelemahan
gejala dehidrasi berupa membran mukosa
kering, turgor kulit menurun, takikardi dan
hipotensi
anoreksia, mual, muntah dan nyeri perut
pernafasan kussmaul (pernafsan cepat dan
dalam)
secara neurologis, 20% penderita tanpa
perubahan sensoris, sebagianpenderita lain
dengan penuruan kesadaran dan 10%
penderita bahkan sampai koma
8/21/2017
diagnosa
Kriteria diagnostik KAD menurut American
Diabetes Association

8/21/2017
Penatalaksanaan
memperbaiki volume sirkulasi dan
perfusi jaringan
menurun kadar glukosa darah
memperbaiki asam keton di serum da
urin ke keadaan normal
mengoreksi gangguan elektrolit

8/21/2017
8/21/2017
komplikasi
ginjal diabetik (nefropati diabetik)
kebutaan (retinopati diabetik)
neuropati diabetik
kelainan jantung
hipoglikemia
hipertensi

8/21/2017
SEPSIS

Sepsis adalah suatu sindroma klinik yang


terjadi sebagai manifestasi proses
inflamasi imunologi karena adanya
respon tubuh yang berlebihan terhadap
rangsangan produk mikroorganisme.
ETIOLOGI
Sepsis disebabkan oleh berbagai macam organisme
infeksius, yaitu bakteri gram negative, bakteri gram
positif, fungi, parasit, dan virus.

Daerah infeksi yang paling sering menyebabkan sepsis


adalah
1. Paru-paru 4. Organ pelvis

2. Saluran kemih 5. Kulit dan jaringan lunak

3. Gastrointestinal
GEJALA KLINIS
Suhu lebih >38oC atau <360C

Frekuensi denyut jantung > 90 x/menit

Frekuensi pernapasan >20 x/menit atau PaCO2

Hitung leukosit >12.000/mm3, <4.000/mm3, atau


ditemukan >10% sel darah putih muda (batang),
PATOFISIOLOGI
Stimulasi eksogen
SIRS
(endotoksin)
IL-6 Hepar CRP

IL-8 Paru ARDS

LBP
IL-10 jantung KID

TNF-alfa
IL-1
Makrofag

NO Maldistribusi
Endotel vaskular
volume darah
Vasodilatasi
Hipoperfusi
jaringan dan syok
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan darah perifer lengkap ,

Faal hati

Faal ginjal

Analisis gas darah

Kultur darah

Foto thorak
PENATALAKSANAAN
Dasar pengelolaan sepsis :

1. Menghilangkan fokus infeksi

2. Menghilangkan/menghindari faktor pencetus,


misalnya kateterisasi urin

3. Membunuh kuman penyebab, dengan


pemberian antimikrobial yang tepat
4. Meminimalkan efek interaksi host-mikroba,
misalnya dengan bahan yang bekerja
terhadap mediator sepsis

5. Meningkatkan pertahanan host, dengan


memperbaiki penyakit dasar, menghilangkan
penyebab keadaan immunokompromais

6. Mengobati komplikasi dan infeksi sepsis


Komplikasi
MODS (Multiple Organ Dysfunction Syndrome)

ARDS

Disseminated Intravascular Coagulation (DIC)

Gagal jantung

Gangguan fungsi hati

Gagal ginjal

Pendarahan saluran cerna (stress ulcer)

Disfungsi otak
ulkus pedis diabetik
merupakan luka terbuka pada permukaan kulit
karena adanya komplikasi makroangiopati
sehingga terjadi vaskuler insusifiensi dan
neuropati, yang lebih lanjut terdapat luka pada
penderita yang sering tidak dirasakan, dan dapat
berkembang menjadi infeksi disebabkan oleh
bakteri aerob maupun anaerob

8/21/2017
klasifikasi ulkus pedis

8/21/2017
tanda dan gejala
kesemutan, nyeri kaki saat istirahat, sensasi
rasa berkurang, kerusakan jaringan (nekrosis),
penurunan denyut nadi arteri dorsalis pedis,
tibialis dan poplitea, kaki menjadi atrofi,
dingin dan kuku menebal dan kulit kering

8/21/2017
8/21/2017
diagnosa
1. Pemeriksaan Fisik :
Inspeksi kaki untuk mengamati terdapat luka /
ulkus pada kulit atau jaringan tubuh pada kaki,
pemeriksaan sensasi vibrasi / rasa berkurang
atau hilang, palpasi denyut nadi arteri dorsalis
pedis menurun atau hilang.
2 Pemeriksaan Penunjang :
X-ray, EMG (Electromyographi) dan
pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui
apakah ulkus kaki diabetes menjadi infeksi dan
menentukan kuman penyebabnya

8/21/2017
faktor resiko
> tidak dapat dirubah :
- umur
- lama penderita diabetes melitus > 10 tahun
> dapat dirubah :
1. Neurophati (sensorik, motorik, perifer).
2. Obesitas.
3. Hipertensi.
4. Glikolisasi Hemoglobin (HbA1C) tidak
terkontrol.
5. Kadar Glukosa Darah Tidak Terkontrol.
6. Kebiasaan Merokok.
7. Ketidakpatuhan Diet Diabetes Mellitus.
8. Kurangnya Aktivitas Fisik.
9. Pengobatan Tidak Teratur.
8/21/2017
DIABETES MELITUS
Diabetes melitus (DM): penyakit dengan
karakteristik hiperglikemia akibat:

Gangguan kerja
Gangguan sekresi
insulin di jaringan Keduanya
insulin
perifer

25
KLASIFIKASI
Klasifikasi DM berdasarkan American Diabetic Association :

26
Faktor resiko
Umur 45 tahun
Obesitas (IMT 25)
Hipertensi 140/90
Riwayat keluarga DM
Riwayat abortus berulang, melahiran bayi cacat,
atau melahirkan anak dengan BB lahir 4000 gr
Riwayat DM gestasional
Riwayat penyakit jantung coroner, TB,
hipertiroidisme
Dislipidemia (HDL 35 mg/dl atau TG 250 mg/dl)
Riwayat toleransi gula terganggu (TGT) atau gula
darah puasa terganggu (GDPT)
27
Gejala klinis Diabetes Melitus
Keluhan klasik DM:

Poliuria, polidipsia, polifagia, dan


penurunan BB tanpa sebab

Keluhan lain:
Lemah badan, kesemutan, gatal, mata
kabur, disfungsi ereksi , serta pruritus
vulvae gejala komplikasi DM
28
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan darah rutin
2. Pemeriksaan gula darah
3. Urinalisa rutin
4. Pemeriksaan faal ginjal, elektrolit, fungsi
hati (SGPT, albumin,globulin),profil
lipid,albumin mikro
5. HbA1C
6. Pemeriksaan EKG
7. Rontgen foto Thorak
8. Pemeriksaan oftalmologi untuk melihat tanda
retinopati diabetik
Diagnosis Diabetes Melitus
No. Kriteria Diagnosis DM
1 Gejala klasik DM + glukosa plasma sewaktu 200 mg/dL (11,1 mmol/L)
Glukosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada
suatu hari tanpa memperhatikan waktu makan terakhir.

2 Atau
Gejala klasik DM + glukosa plasma puasa 126 mg/dL (7,0 mmol/L)
Puasa diartikan pasien tidak mendapat kalori tambahan sedikitnya 8
jam
3 Glukosa plasma 2 jam pada TTGO sewaktu 200 mg/dL (11,1 mmol/L)
TTGO dilakukan dengan standar WHO, menggunakan beban glukosa
yang setara dengan 75 gr glukosa anhidrus yang dilarutkan ke dalam air.

30
Langkah diagnostik Diabetes Melitus

31
Terapi farmakologi
Obat hipoglikemi oral Suntikan
pemicu sekresi insulin (sekretagog):
Sulfoniluria dan Glinid Insulin

Peningkat sensitivitas insulin:


Agonis GLP-1/Incretin
Tiazolidindion (pioglitazon) dan Metformin mimetic

Penghambat glukoneogenesis:
Metformin

Penghambat glukosidase
alfa

DPP-IV Inhibitor
32
Komplikasi
1. Komplikasi Akut
Ketoasidosis diabetik (KAD)
Hiperosmolar hiperglikemi non-ketotik
(HHNK)
Hipoglikemia
2. Komplikasi kronik
Makroangiopati
Mikroangiopati
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama : Ny. Y
Jenis Kelamin : perempuan
Umur : 42 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Alamat : selayo
Suku Bangsa : Minang
Tanggal Masuk : 28 Juli 2016
Anamnesis
Keluhan Utama
Badan lemah sejak 2 hari sebelum masuk
rumah sakit
Riwayat Penyakit Sekarang
Badan lemah sejak 2 hari sebelum masuk
rumah sakit. Badan lemah dirasakan
sebelumnya 1 bulan terakhir. Pasien
merasa lemah sehingga sulit melakukan
aktivitas sehari-hari dan berdiri
Pasien mengeluhkan nafsu makan berkurang sejak 2
minggu sebelum masuk rumah sakit

Pasien sering merasa haus dan sering buang air kecil


pada malam hari, Frekuensi > 4x, gejala ini muncul
sejak 2002 terkena DM.

Pasien ada tukak dikaki kanan sejak tahun 2002,


awalnya terjadi luka ditusuk paku dan tidak sembuh,
sudah ada penangan sebelumnya, kedua kaki terasa
kesemutan tidak ada,
Demam ada sudah 1 minggu yang lalu, tidak
terlalu tinggi dan tidak diberi obat demam

Mual dan muntah tidak ada

Pusing dan sakit kepala tidak ada

Sesak nafas tidak ada

Penurunan berat badan secara drastis tidak


ada

BAK dan BAB normal seperti biasa.


Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien riwayat Diabetes Melitus sejak 2002. Gula


darah pasien paling tinggi sekitar 300 mg%. Pasien tidak
mengkonsumsi obat penurun gula darah dan pasien tidak
kontrol ke dokter/ RS

Riwayat hipertensi disangkal

Riwayat penyakit jantung disangkal

Riwayat asam urat disangkal

Riwayat kolesterol disangkal


Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat hipertensi disangkal

Riwayat diabetes mellitus disangkal

Riwayat asma disangkal

Riwayat Psikososial

Pasien seorang perempuan usia 70 tahun. Pasien seorang


Ibu rumah tangga. Pasien tidak merokok, pasien suka
mengkonsumsi makanan yang manis, mengkonsumsi 2
gelas teh sehari. Aktivitas pasien dalam kategori ringan
Hasil Pemeriksaan Fisik Tanggal 28 juli 2016
Keadaan Umum : Sedang
Vital Signs :
Kesadaran : Compos mentis cooperatif
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Frekuensi Nadi : 76 x/ menit, regular
Frekuensi Napas : 18 x/menit
Suhu : 38 C
Status Gizi :
Berat Badan : 67 kg
Tinggi Badan : 160 cm
IMT : 22,9 (Status Gizi : Berat
Badan Normal)
Status Generalisata

Kulit : Ikterik (-), sianosis (-)


Kepala
Bentuk : dalam batas normal
Rambut : dalam batas normal
Wajah : dalam batas normal
Telinga : dalam batas normal
Hidung : dalam batas normal
Mulut : dalam batas normal
Leher :
Benjolan/massa (-)
Tidak ada pembesaran KGB
JVP 5 2 cmH2O
41
Paru-paru
Inspeksi
Simetris kiri dan kanan
Palpasi
fremitus kiri sama dengan kanan
Perkusi
Sonor di kedua lapang paru
Auskultasi
Suara napas vesikular, wheezing (-), rhonki basah
nyaring (-)

42
Jantung
Jantung
Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus cordis teraba di RIC V sejajar linea
midclavicularis sinistra.
Perkusi
Batas kiri : RIC V sejajar linea midclavicularis sinistra
Batas kanan : RIC IV linea sternalis dextra
Batas atas : RIC II linea parasternalis sinistra
Auskultasi : Irama murni, M1>M2, P2<A2, bising
jantung (-)

43
Abdomen
Abdomen
Inspeksi : perut tampak tidak membuncit, sikatrik (-)
Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba
Nyeri tekan (-), Nyeri lepas (-)
Ginjal: bimanual (-), ballotement (-), nyeri ketok CVA
(-)
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+) normal

44
Ekstremitas
Superior
Inspeksi : edema (-), sianosis (-)
Palpasi : perabaan hangat, pulsasi arteri radialis
kuat angkat
Tes sensibilitas : Sensibilitas halus normal dan
sensibilitas kasar normal.
Refleks fisiologis
Kanan Kiri
Refleks biseps ++ ++
Refleks triseps ++ ++
Refleks brachioradialis ++ ++
45
Refleks patologis
Kanan Kiri

Refleks Hoffman-Tromer - -

Inferior
Inspeksi : edema tungkai (-/-), edema pada
pergelangan kaki (-/-), sianosis (-/-)
Palpasi : perabaan hangat, pulsasi A. femoralis,
A.dorsalis pedis, A.tibialis posterior, dan A.poplitea
kuat angkat.
Tes sensibilitas: sensibilitas halus normal dan
sensibilitas kasar normal.
46
Reflek fisiologis
Kanan Kiri
Refleks Patella ++ ++
Refleks Cremaster ++ ++
Refleks Achilles ++ ++

Refleks Patologis

Kanan Kiri
Refleks babinski tidak bisa dilakukan -
Refleks gordon tidak bisa dilakukan -
Refleks oppenheim tidak bisa dilakukan -
Refleks chaddoks tidak bisa dilakukan -
Pemeriksaan yang telah dilakukan
Pemeriksaan labor tanggal 28 juli 2016 (IGD)
Pemeriksaan darah rutin
Hemoglobin : 8,5 g/dL
Hematokrit : 24,8%
Leukosit : 2280 /mm3
Trombosit : 537.000 /mm3
Pemeriksaan elektrolit :
- natrium : 127,0 mEq/L
- Kalium : 5,95 mEq/L
- chlorida : 86,7 mEq/L
Pemeriksaan Urin
- Keton : +++
Pemeriksaan gula darah
Gula Darah Random : 303 mg%
Gula Darah jam 20.00 : 208 mg%
Diagnosa Kerja
Ketoasidosis diabetik
Sepsis ec ulkus diabetikum
Diabetes melitus tipe 2, tidak terkontrol, normoweight

Diagnosa Banding:
1. komahiperosmolar hiperglikemik nonketokik (KHNK)
2. sepsis
3. syok
Pemeriksaan Anjuran
1. Pemeriksaan darah rutin 4.Pemeriksaan urinalisa

2. Pemeriksaan kimia klinik Warna, blood, bilirubin,


urobilinogen, keton,
Pemeriksaan Faal ginjal protein, glukosa, sedimen:
eritrosit ,leukosit:
(Ureum,Creatinin),
5. HbA1C
Pemeriksaan gula darah 6. EKG
(GD puasa , GD 2 jam pp )

Faal hati ,albuminuria


mikro, profil lipid
Penatalaksanaan
1. Nonfarmakologi
Diet/Nutrisi
Berat Badan Ideal (BBI) = (TB-100) 10%(TB-100)
(160-100) 10%(160-100)
60 6 = 54 kg
Status Gizi : (BB aktual : BB ideal) x 100%
= (54 : 67) x 100% =80,6 % (Berat badan normal)

Jumlah kebutuhan kalori per hari :


Kebutuhan kalori basal = BB ideal x 25 kalori
= 54 x 30 kalori
= 1.620 kalori
Kebutuhan aktivitas +10% = 20% x 1.620 = 162 kalori

Total kebutuhan kalori : 1.620 + 162 = 1782 kalori


Distribusi makanan :
Karbohidrat = 60% x 1782= 1.069,2 kalori : 4 =
267,3 gr
Protein = 20% x 1782= 356,4 kalori : 4 =
89,1 gr
Lemak = 20% x 1782= 356,4 kalori : 9 =
39,6 gr
Diet rendah natrium.
Serat 25 gr/hari
Latihan Jasmani
Latihan aerobik 3-5 kali seminggu selama + 30 menit
Latihan disesuaikan dengan keadaan fisik pasien,
kontinyu, reguler, intensitas bertahap
2. Farmakologi
Th/ :
IVFD NaCL 0,9% guyur => NaCL 8 jam/kofl
Inj. Medronidazol 3x1 (gol. AB)
Inj. Cefotaxim 2x1
Inj. Ranitidin 2x1
Domperidon 3x1 peroral
Sukralfat 3x1
Sliding scale / 4 jam
Transfusi PRC 1 unit/ hari
Tanggal Subject Objektif Assessment Planing

jumat, 29 juli Tidur kurang K.Umum: Sedang KAD + Sepsis ec ulkus Non farmakologi:
2016 nyenyak. vital sign pedis + Diabetes melitus Istirahat
Badan terasa kes : CMC tipe 2 tidak terkontrol, Diet: MLDD 1900 kalori
lemah Tekanan Darah: 110/70 normoweight Farmakologi:
Nafsu makan mmHg - IVFD RL 8 jam/kolf
menurun Frekuensi Nadi :64 x/menit Inj. Ceftriaxon 1x2
Sakit kepala (+) regular Inj ranitidin 2x1
Demam (+) Frekuensi Napas: 20 Metronidazol 500 ml inf
Nyeri perut(-) x/menit Sucrafat 3x1
Batuk (-) Suhu:37,6 C Domperidon 3x1
Sesak nafas(-) pemeriksaan urinalisa Anjuran :
keton : +++ Konsul bedah
Cek GDR / 4 jam
Cek Faal Hepar
sabtu, Tidur K.Umum: Sedang Non farmakologi:
30 juli kurang Vital Signs KAD + Sepsis ec ulkus pedis + Istirahat
2016 nyenyak. Kes: CMC Diabetes melitus tipe 2 tidak Diet: ML 1900 kalori
Badan Tekanan Darah: terkontrol, normoweight Farmakologi:
terasa 130/70 mmHg suspek struma nodusa - IVFD RL 8 jam/kolf
lemah Frekuensi Inj. Ceftriaxon 1x2
Nafsu Nadi:80x/menit Inj ranitidin 2x1
makan regular Metronidazol 3x1/po
menurun RR:24 x/menit Sucrafat 3x1/po
Sakit Suhu:36,9 C Domperidon 3x1/po
kepala (+) Parasetamol 3x1/po
Demam (-) Anjuran :
Nyeri Konsul bedah
perut(-) Tranfusi PRC 2 kantong
Batuk (-) cek darah rutin (hb,ht,leu,trombo)
Sesak Cek TSH,
nafas(-) Cek keton urin
Cek Ca darah
Minggu, Tidur kurang K.Umum: Sedang KAD + Sepsis ec ulkus pedis Non farmakologi:
31 juli Vital Signs + Diabetes melitus tipe 2 Istirahat
nyenyak.
tidak terkontrol,
2016 Kes: CMC Diet: MCDD 1500 kalori
Badan terasa normoweight
Tekanan Darah: Farmakologi:
lemah
100/70 mmHg - IVFD RL 8 jam/kolf
berkurang
Frekuensi Nadi: Inj. Ceftriaxon 1x2
Nafsu makan 92x/menit regular Inj ranitidin 2x1
menurun RR:21 x/menit Metronidazol 3x1/po
Sakit kepala Suhu:36,9C sukralfat 3x1/po
(+) Domperidon 3x1/po

Demam (-) Parasetamol 3x1/po


Anjuran :
Nyeri perut(-)
- pemeriksaan darh rutin
Batuk (-)
(Hb,Ht,Lu, trom)
Sesak nafas(-)
-Pemeriksaan gula darah
- pemeriksaan urin
- Hb : 10,3 g/dL*, - Ht : 29,7 % *
- Leu : 10.890 u/L, -trombo: 422.000 u/L
Ca. Darah : 7,12
Elektrolit :
-natrium:147,8mEq/L, - kalium :
4,68mEq/L
-chlorida: 112,8mEq/L
GDR : 191 mg%
TSH : 0,79, FT4 : 12,94
Pem. Faal hepar
-bilirubin total: 0,86mg/dL
-bilirubin direct : 0,57 mg/dL
- bilirubin indirect : 0,29 mg/dL
- SGOT : 75,3 U/L * - SGPT : 31,2 U/L
-total protein:5,51g/dl - albumin : 1,76
g/dl*, - globulin : 3,76 g/dl*, - HBsAg : (-
), GDP:06.00: 181mg%, 2 jam pp : 179
Senin, Tidur kurang K.Umum: Sedang KAD + Sepsis ec Non farmakologi:
1 agustus nyenyak. Vital Signs ulkus pedis + - Istirahat
Diabetes melitus
201 Badan terasa Kes: CMC - Diet: DD 1900
tipe 2 tidak
lemah Tekanan Darah: 110/70 kalori
terkontrol,
Nafsu makan mmHg Farmakologi:
normoweight
menurun Frekuensi Nadi: 100x/menit - IVFD RL 8
Skit kepala(-) regular jam/kolf
Demam (-) RR:22 x/menit, Suhu:36,5 C - Inj.
Pem. Darah Ceftriaxon
- Hb : 9,1 g/dl *,- Ht : 26,7 % * 1x2
- CT/BT : 4/2, - leu : 10830 - Inj ranitidin
-trombosit: 361.000/uL 2x1
Faal ginjal : - Metronidazol
- ureum: 46,2 mg/dl 3x1/po
- creatinin: 0,70mg/dl - Sucrafat
3x1/po
- Domperidon
3x1/po
Pemeriksaan urin:
- warna: kuning
-blood:-,
-Bilirubin; -
- urobilinogen; +
- keton ; +,
-protein;+
- nitrit; -,
- glukosa ; -
- pH ; 6,0 ,
-Bj ;1.015
- eritrosit ; 1-3
- silinder ; -
- lekosit: 2-4
- kristal : -
8/21/2017 - epitel : 1-3
KESIMPULAN
Telah dilaporkan seorang pasien perempuan umur 42 tahun
masuk bangsal penyakit dalam dirawat di bangsal penyakit dalam
wanita Rumah Sakit Umum Daerah Solok sejak tanggal 28 Juli
2016 dengan diagnosis akhir Ketoasidosis Diabetikum + Sepsis ec
ulkus diabetik + diabetes militus tipe 2 tidak terkontrol
normoweight. Diagnosis ditegakkan berdasakan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Dari anamnesis didapatkan badan lemah sejak 2 hari
sebelum masuk rumah sakit, Badan lemah dirasakan sebelumnya
1 bulan terakhir. Pasien merasa lemah sehingga sulit melakukan
aktivitas sehari-hari dan berdiri, Pasien mengeluhkan nafsu
makan berkurang sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit
,Pasien sering merasa haus dan sering buang air kecil pada malam
hari, Frekuensi > 4x, gejala ini muncul sejak 2002 terkena DM,
Pasien ada tukak dikaki kanan sejak tahun 2002, awalnya terjadi
luka ditusuk paku dan tidak sembuh, sudah ada penangan
sebelumnya, kedua kaki terasa kesemutan tidak ada, Demam ada
sudah 1 minggu yang lalu, tidak terlalu tinggi dan tidak diberi
obat demam
Pada pemeriksaan fisik didapatkan
keadaan umum sedang dengan kesadaran
composmentis, tekanan darah 110/70 mmHg,
frekuensi Nadi 76 x/menit, frekuensi Napas 18
x/menit, Suhu 38 C. pada pemeriksaan paru
ditemukan wheezing (-), ronki basah nyaring (-
).
Dari pemeriksaan Pemeriksaan darah rutin
Hemoglobin: 8,5 g/dL, Hematokrit: 24,8%,
Leukosit: 2280 /mm3 ,Trombosit: 537.000
/mm3,Pemeriksaan elektrolit : natrium :
127,0 mEq/L, Kalium : 5,95 mEq/L, chlorida :
86,7 mEq/L, Pemeriksaan Urin: Keton : +++,
Pemeriksaan gula darah : Gula Darah Random
: 303 mg%, Gula Darah jam 20.00 : 208 mg%
Dari anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang dapat ditegakkan diagnose Ketoasidosis
Diabetikum + Sepsis ec ulkus diabetik + diabetes militus tipe 2
tidak terkontrol normoweight. Pasien diberikan terapi diet
nutrisi dan farmakologi yaitu IVFD NaCL 0,9% guyur, Inj.
Medronidazol 3x1 ,Inj. Cefotaxim 2x1, Inj. Rantidin 2x1,
Domperidon 3x1 peroral, Sukrafat 3x1 ,Sliding scale / 4 jam,
Transfusi PRC 1 unit/ hari .Pasien diistirahatkan, Pasien
diberikan diet ML DD 1900 Kkal. Dengan pemeriksaan anjuran
Pemeriksaan darah rutin , EKG, Pemeriksaan kimia
klinik:Pemeriksaan Faal ginjal (Ureum,Creatinin), Pemeriksaan
gula darah (GD puasa , GD 2 jam pp ), Pemeriksaan urinalisa
(Warna, blood, bilirubin, urobilinogen, keton, protein, glukosa,
sedimen: eritrosit ,leukosit), HbA1C dengan prognosis Quo ad
vitam: dubia ad malam,Quo ad sanantionam: dubia ad
malam,Quo ad fungsionam: dubia ad malam.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai