8/21/2017
epidemiologi
insiden KAD di Amerika serikat =>
8/1000 pasien DM pertahun untuk
semua kelompok umur. kelompok umur 30
tahun sebesar 13,4 /1000 pasien DM per
tahun
Di negara maju dengan sarana yang
lengkap, angka kematian KAD berkisar
9-10%, sedangkan diklinik dengan sarana
dan mencapai 25-50%.
8/21/2017
faktor pencetus
infeksi
infark miokard akut (IMA)
pengobatan insulin dihentikan
stres
obat-obatan : diuretika, steroid
8/21/2017
8/21/2017
Gejala klinis
polidipsia, poliuria, polifagi dan kelemahan
gejala dehidrasi berupa membran mukosa
kering, turgor kulit menurun, takikardi dan
hipotensi
anoreksia, mual, muntah dan nyeri perut
pernafasan kussmaul (pernafsan cepat dan
dalam)
secara neurologis, 20% penderita tanpa
perubahan sensoris, sebagianpenderita lain
dengan penuruan kesadaran dan 10%
penderita bahkan sampai koma
8/21/2017
diagnosa
Kriteria diagnostik KAD menurut American
Diabetes Association
8/21/2017
Penatalaksanaan
memperbaiki volume sirkulasi dan
perfusi jaringan
menurun kadar glukosa darah
memperbaiki asam keton di serum da
urin ke keadaan normal
mengoreksi gangguan elektrolit
8/21/2017
8/21/2017
komplikasi
ginjal diabetik (nefropati diabetik)
kebutaan (retinopati diabetik)
neuropati diabetik
kelainan jantung
hipoglikemia
hipertensi
8/21/2017
SEPSIS
3. Gastrointestinal
GEJALA KLINIS
Suhu lebih >38oC atau <360C
LBP
IL-10 jantung KID
TNF-alfa
IL-1
Makrofag
NO Maldistribusi
Endotel vaskular
volume darah
Vasodilatasi
Hipoperfusi
jaringan dan syok
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan darah perifer lengkap ,
Faal hati
Faal ginjal
Kultur darah
Foto thorak
PENATALAKSANAAN
Dasar pengelolaan sepsis :
ARDS
Gagal jantung
Gagal ginjal
Disfungsi otak
ulkus pedis diabetik
merupakan luka terbuka pada permukaan kulit
karena adanya komplikasi makroangiopati
sehingga terjadi vaskuler insusifiensi dan
neuropati, yang lebih lanjut terdapat luka pada
penderita yang sering tidak dirasakan, dan dapat
berkembang menjadi infeksi disebabkan oleh
bakteri aerob maupun anaerob
8/21/2017
klasifikasi ulkus pedis
8/21/2017
tanda dan gejala
kesemutan, nyeri kaki saat istirahat, sensasi
rasa berkurang, kerusakan jaringan (nekrosis),
penurunan denyut nadi arteri dorsalis pedis,
tibialis dan poplitea, kaki menjadi atrofi,
dingin dan kuku menebal dan kulit kering
8/21/2017
8/21/2017
diagnosa
1. Pemeriksaan Fisik :
Inspeksi kaki untuk mengamati terdapat luka /
ulkus pada kulit atau jaringan tubuh pada kaki,
pemeriksaan sensasi vibrasi / rasa berkurang
atau hilang, palpasi denyut nadi arteri dorsalis
pedis menurun atau hilang.
2 Pemeriksaan Penunjang :
X-ray, EMG (Electromyographi) dan
pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui
apakah ulkus kaki diabetes menjadi infeksi dan
menentukan kuman penyebabnya
8/21/2017
faktor resiko
> tidak dapat dirubah :
- umur
- lama penderita diabetes melitus > 10 tahun
> dapat dirubah :
1. Neurophati (sensorik, motorik, perifer).
2. Obesitas.
3. Hipertensi.
4. Glikolisasi Hemoglobin (HbA1C) tidak
terkontrol.
5. Kadar Glukosa Darah Tidak Terkontrol.
6. Kebiasaan Merokok.
7. Ketidakpatuhan Diet Diabetes Mellitus.
8. Kurangnya Aktivitas Fisik.
9. Pengobatan Tidak Teratur.
8/21/2017
DIABETES MELITUS
Diabetes melitus (DM): penyakit dengan
karakteristik hiperglikemia akibat:
Gangguan kerja
Gangguan sekresi
insulin di jaringan Keduanya
insulin
perifer
25
KLASIFIKASI
Klasifikasi DM berdasarkan American Diabetic Association :
26
Faktor resiko
Umur 45 tahun
Obesitas (IMT 25)
Hipertensi 140/90
Riwayat keluarga DM
Riwayat abortus berulang, melahiran bayi cacat,
atau melahirkan anak dengan BB lahir 4000 gr
Riwayat DM gestasional
Riwayat penyakit jantung coroner, TB,
hipertiroidisme
Dislipidemia (HDL 35 mg/dl atau TG 250 mg/dl)
Riwayat toleransi gula terganggu (TGT) atau gula
darah puasa terganggu (GDPT)
27
Gejala klinis Diabetes Melitus
Keluhan klasik DM:
Keluhan lain:
Lemah badan, kesemutan, gatal, mata
kabur, disfungsi ereksi , serta pruritus
vulvae gejala komplikasi DM
28
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan darah rutin
2. Pemeriksaan gula darah
3. Urinalisa rutin
4. Pemeriksaan faal ginjal, elektrolit, fungsi
hati (SGPT, albumin,globulin),profil
lipid,albumin mikro
5. HbA1C
6. Pemeriksaan EKG
7. Rontgen foto Thorak
8. Pemeriksaan oftalmologi untuk melihat tanda
retinopati diabetik
Diagnosis Diabetes Melitus
No. Kriteria Diagnosis DM
1 Gejala klasik DM + glukosa plasma sewaktu 200 mg/dL (11,1 mmol/L)
Glukosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada
suatu hari tanpa memperhatikan waktu makan terakhir.
2 Atau
Gejala klasik DM + glukosa plasma puasa 126 mg/dL (7,0 mmol/L)
Puasa diartikan pasien tidak mendapat kalori tambahan sedikitnya 8
jam
3 Glukosa plasma 2 jam pada TTGO sewaktu 200 mg/dL (11,1 mmol/L)
TTGO dilakukan dengan standar WHO, menggunakan beban glukosa
yang setara dengan 75 gr glukosa anhidrus yang dilarutkan ke dalam air.
30
Langkah diagnostik Diabetes Melitus
31
Terapi farmakologi
Obat hipoglikemi oral Suntikan
pemicu sekresi insulin (sekretagog):
Sulfoniluria dan Glinid Insulin
Penghambat glukoneogenesis:
Metformin
Penghambat glukosidase
alfa
DPP-IV Inhibitor
32
Komplikasi
1. Komplikasi Akut
Ketoasidosis diabetik (KAD)
Hiperosmolar hiperglikemi non-ketotik
(HHNK)
Hipoglikemia
2. Komplikasi kronik
Makroangiopati
Mikroangiopati
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama : Ny. Y
Jenis Kelamin : perempuan
Umur : 42 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Alamat : selayo
Suku Bangsa : Minang
Tanggal Masuk : 28 Juli 2016
Anamnesis
Keluhan Utama
Badan lemah sejak 2 hari sebelum masuk
rumah sakit
Riwayat Penyakit Sekarang
Badan lemah sejak 2 hari sebelum masuk
rumah sakit. Badan lemah dirasakan
sebelumnya 1 bulan terakhir. Pasien
merasa lemah sehingga sulit melakukan
aktivitas sehari-hari dan berdiri
Pasien mengeluhkan nafsu makan berkurang sejak 2
minggu sebelum masuk rumah sakit
Riwayat Psikososial
42
Jantung
Jantung
Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus cordis teraba di RIC V sejajar linea
midclavicularis sinistra.
Perkusi
Batas kiri : RIC V sejajar linea midclavicularis sinistra
Batas kanan : RIC IV linea sternalis dextra
Batas atas : RIC II linea parasternalis sinistra
Auskultasi : Irama murni, M1>M2, P2<A2, bising
jantung (-)
43
Abdomen
Abdomen
Inspeksi : perut tampak tidak membuncit, sikatrik (-)
Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba
Nyeri tekan (-), Nyeri lepas (-)
Ginjal: bimanual (-), ballotement (-), nyeri ketok CVA
(-)
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+) normal
44
Ekstremitas
Superior
Inspeksi : edema (-), sianosis (-)
Palpasi : perabaan hangat, pulsasi arteri radialis
kuat angkat
Tes sensibilitas : Sensibilitas halus normal dan
sensibilitas kasar normal.
Refleks fisiologis
Kanan Kiri
Refleks biseps ++ ++
Refleks triseps ++ ++
Refleks brachioradialis ++ ++
45
Refleks patologis
Kanan Kiri
Refleks Hoffman-Tromer - -
Inferior
Inspeksi : edema tungkai (-/-), edema pada
pergelangan kaki (-/-), sianosis (-/-)
Palpasi : perabaan hangat, pulsasi A. femoralis,
A.dorsalis pedis, A.tibialis posterior, dan A.poplitea
kuat angkat.
Tes sensibilitas: sensibilitas halus normal dan
sensibilitas kasar normal.
46
Reflek fisiologis
Kanan Kiri
Refleks Patella ++ ++
Refleks Cremaster ++ ++
Refleks Achilles ++ ++
Refleks Patologis
Kanan Kiri
Refleks babinski tidak bisa dilakukan -
Refleks gordon tidak bisa dilakukan -
Refleks oppenheim tidak bisa dilakukan -
Refleks chaddoks tidak bisa dilakukan -
Pemeriksaan yang telah dilakukan
Pemeriksaan labor tanggal 28 juli 2016 (IGD)
Pemeriksaan darah rutin
Hemoglobin : 8,5 g/dL
Hematokrit : 24,8%
Leukosit : 2280 /mm3
Trombosit : 537.000 /mm3
Pemeriksaan elektrolit :
- natrium : 127,0 mEq/L
- Kalium : 5,95 mEq/L
- chlorida : 86,7 mEq/L
Pemeriksaan Urin
- Keton : +++
Pemeriksaan gula darah
Gula Darah Random : 303 mg%
Gula Darah jam 20.00 : 208 mg%
Diagnosa Kerja
Ketoasidosis diabetik
Sepsis ec ulkus diabetikum
Diabetes melitus tipe 2, tidak terkontrol, normoweight
Diagnosa Banding:
1. komahiperosmolar hiperglikemik nonketokik (KHNK)
2. sepsis
3. syok
Pemeriksaan Anjuran
1. Pemeriksaan darah rutin 4.Pemeriksaan urinalisa
jumat, 29 juli Tidur kurang K.Umum: Sedang KAD + Sepsis ec ulkus Non farmakologi:
2016 nyenyak. vital sign pedis + Diabetes melitus Istirahat
Badan terasa kes : CMC tipe 2 tidak terkontrol, Diet: MLDD 1900 kalori
lemah Tekanan Darah: 110/70 normoweight Farmakologi:
Nafsu makan mmHg - IVFD RL 8 jam/kolf
menurun Frekuensi Nadi :64 x/menit Inj. Ceftriaxon 1x2
Sakit kepala (+) regular Inj ranitidin 2x1
Demam (+) Frekuensi Napas: 20 Metronidazol 500 ml inf
Nyeri perut(-) x/menit Sucrafat 3x1
Batuk (-) Suhu:37,6 C Domperidon 3x1
Sesak nafas(-) pemeriksaan urinalisa Anjuran :
keton : +++ Konsul bedah
Cek GDR / 4 jam
Cek Faal Hepar
sabtu, Tidur K.Umum: Sedang Non farmakologi:
30 juli kurang Vital Signs KAD + Sepsis ec ulkus pedis + Istirahat
2016 nyenyak. Kes: CMC Diabetes melitus tipe 2 tidak Diet: ML 1900 kalori
Badan Tekanan Darah: terkontrol, normoweight Farmakologi:
terasa 130/70 mmHg suspek struma nodusa - IVFD RL 8 jam/kolf
lemah Frekuensi Inj. Ceftriaxon 1x2
Nafsu Nadi:80x/menit Inj ranitidin 2x1
makan regular Metronidazol 3x1/po
menurun RR:24 x/menit Sucrafat 3x1/po
Sakit Suhu:36,9 C Domperidon 3x1/po
kepala (+) Parasetamol 3x1/po
Demam (-) Anjuran :
Nyeri Konsul bedah
perut(-) Tranfusi PRC 2 kantong
Batuk (-) cek darah rutin (hb,ht,leu,trombo)
Sesak Cek TSH,
nafas(-) Cek keton urin
Cek Ca darah
Minggu, Tidur kurang K.Umum: Sedang KAD + Sepsis ec ulkus pedis Non farmakologi:
31 juli Vital Signs + Diabetes melitus tipe 2 Istirahat
nyenyak.
tidak terkontrol,
2016 Kes: CMC Diet: MCDD 1500 kalori
Badan terasa normoweight
Tekanan Darah: Farmakologi:
lemah
100/70 mmHg - IVFD RL 8 jam/kolf
berkurang
Frekuensi Nadi: Inj. Ceftriaxon 1x2
Nafsu makan 92x/menit regular Inj ranitidin 2x1
menurun RR:21 x/menit Metronidazol 3x1/po
Sakit kepala Suhu:36,9C sukralfat 3x1/po
(+) Domperidon 3x1/po