Anda di halaman 1dari 42

Case Report Session

Anemia Berat Hipokromik Mikrositer dan


Diabetes Melitus tipe 2
Disusun oleh :
Wangi Kamtala Syafti 1710070100079

Preseptor :
dr.Lidia Dewi,Sp.PD FINASIM

SMF INTERNE
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH M.NATSIR SOLOK
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS
BAITURRAHMAH
SOLOK
2021
ANEMIA

Anemia merupakan penurunan jumlah masa


eritrosit sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya
untuk membawa oksigen ke jaringan perifer
ETIOLOGI

• Gangguan pembentukan eritrosit di sumsum tulang


• Perdarahan
• Proses penghancuran eritrosit dalam tubuh sebelum waktunya (hemolisis).
KLASIFIKASI
 Klasifikasi Anemia Berdasarkan  Klasifikasi anemia berdasarkan
Gambaran Morfologi.10 derajat
Tidak anemia kadar Hb >11 gr%
• Anemia mikrositer hipokrom : Anemia ringan kadar Hb 9- 10,9 gr%
apabila MCV < 80 fl MCH <27pg
Anemia sedang kadar Hb 7-8,9 gr%
• Anemia normositik normokrom : Anemia berat kadar Hb < 7 gr%
apabila MCV 80-95 fl MCH 27-34
pg
• Anemia makrositer : apabila MCV
> 95 fl
TANDA DAN GEJALA

• Lemah dan lesu


• Cepat lelah
• Tinitus
• Mata berkunang-kunang
• Kaki terasa dingin
• Atrofi papil lidah
• Kesemutan
• Perdarahan kulit atau mukosa
PATOFISIOLOGI
Kegagalan Lisis sel
nutrisi, pajanan sel
sumsum darah hemoglobin
toksik, invasi tumor fagositik,hati
tulang merah dan limpa

berdifusi dalam Konsentrasi


Gejala Anoksia
glomerulus ginjal plasma
anemia organ
dan ke dalam urin meningkat
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan laboratorium
• Tes penyaring: hemoglobin, indeks eritrosit (MCV, MCH, dan MCHC),
apusan darah tepi
• Pemeriksaan rutin : laju endap darah, leukosit, dan trombosit.
• Pemeriksaan sumsum tulang
• Pemeriksaan khusus
Pemeriksaan laboratorium non hematologis terdiri dari faal ginjal, faal
endokrin, asam urat, faal hati dan biakan kuman.
 Pemeriksaan penunjang lain
• Biopsi kelenjar yang dilanjutkan dengan pemeriksaan hispatologi.
• Radiologi
• Pemeriksaan sitogenetik.
• Pemeriksaan biologi molekuler
PENATALAKSANAAN

• Pengobatan hendaknya diberikan berdasarkan diagnosis definitif yang


telah ditegakkan terlebih dahulu.
• Pemberian hematinik tanpa indikasi yang jelas tidak dianjurkan.
• Pengobatan anemia dapat berupa: terapi suportif, terapi kausal, terapi yang
khas untuk masing masing anemia
• Tranfusi darah
Diabetes Melitus

Diabetes mellitus yaitu penyakit metabolik dengan


karakteristik hiperglikemia yang disebabkan karena
kelainan sekresi pada insulin, kerja insulin atau
bahkan keduanya
KLASIFIKASI
Klasifikasi Deskripsi
Tipe 1 Destruksi sel beta, umumnya berhubungan dengan pada defisiensi insulin
absolut
- Autoimun
- Idiopatik

Tipe 2 Bervariasi, mulai yang dominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin
relatif sampai yang dominan defek sekresi insulin disertai resistensi insulin

Diabetes mellitus Diabetes yang didiagnosis pada trimester kedua atau ketiga
gestational kehamilandimana sebelum kehamilan tidak didapatkan diabetes
Diabetes mellitus - obat atau zat kimia misalnya penggunaan glukokortikoid pada terapi
tipe lain HIV/AIDS atau setalah transplantasi organ)
FAKTOR RESIKO

 Faktor resiko dapat diubah


Faktor resiko tidak dapat diubah • Obesitas
• Riwayat keluarga dengan DM • Kurangnya aktifitas fisik
• umur ≥45 tahun • Dislipidemia
• jenis kelamin
• Merokok
• Diet tidak sehat
PATOFISIOLOGI

RESISTENSI INSULIN
Insulin tidak dapat bekerja secara optimal di sel otot, lemak, dan hati sehingga
memaksa pankreas mengkompensasi untuk memproduksi insulin lebih
banyak. Ketika produksi insulin oleh sel beta pankreas tidak adekuat guna
mengkompensasi peningkatan resistensi insulin, maka kadar glukosa darah
akan meningkat, pada saatnya akan terjadi hiperglikemia kronik.
DISFUNGSI SEL BETA PANKREAS
Pada orang DM, sel beta pancreas tidak dapat memproduksi insulin karena
fungsi sel beta yang normal tinggal 50%. Sehingga sel beta pancreas diganti
dengan jaringan amyloid, akibatnya roduksi insulin mengalami penurunan
GEJALA KLINIS

Gejala Kronik
 Kesemutan
Gejala Klasik  Kelelahan
Poliphagia  Pandangan mulai
kabur
Polidipsia  kram
poliuria  Kemampuan seksual
menurun
DIAGNOSIS
1. Gejala klasik + GDP ≥ 126 mg/dl
2. Gejala klasik + GDS ≥ 200 mg/dl
3. Gejala klasik + GD 2 jam setelah TTGO ≥ 200 mg/dl
4. Tanpa gejala klasik + 2x Pemeriksaan GDP ≥ 126 mg/dl
5. Tanpa gejala klasik + 2x Pemeriksaan GDS ≥ 200 mg/dl
6. Tanpa gejala klasik + 2x Pemeriksaan GD 2 jam setelah TTGO ≥ 200 mg/dl
7. HbA1c ≥ 6.5%
HbA1c (%) Glukosa darah Glukosa plasma 2
puasa (mg/dL jam setelag TTGO
(mg/dL)

Diabetes ≥ 6,5 ≥ 126 ≥ 200


Pre-Diabetes 5,7 – 6,4 100 – 125 140 – 199

Normal < 5,7 70 – 99 70 – 139


PENATALAKSANAAN

DIET
karbohidrat 60-70%, lemak 20-25% dan protein 10-15%.
Exercise (latihan fisik/olahraga)
latihan secara teratur (3-4 kali seminggu) selama ± 30 menit
FARMAKOLOGI
Golongan sulfonilurea, biguanid, inhibitor alfa glukosidase dan insulin .
LAPORAN KASUS

Identitas Pasien
• Nama : Ny. S
• Umur : 39 Tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Agama : Islam
• Pekerjaan : IRT
• Alamat : Tigo Lurah
• Tanggal Masuk : 13 september 2021
Anamnesis
Keluhan Utama
• Badan terasa lemah sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit
Riwayat Penyakit Sekarang
• Pasien datang dengan keluhan badan terasa mudah lemah, letih sejak 3 bulan yang lalu dan
memberat sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit.
• Pasien mengalami penurunan berat badan 7 bulan yang lalu, dari 55 kg menjadi 45 kg
• Pasien mengeluhkan sering kesemutan pada kaki sejak 7 bulan yang lalu
• Pasien mengeluhkan sering haus meningkat sejak 7 bulan yang lalu.
• Pasien mengeluhkan sering buang air kecil meningkat sejak 7 bulan yang lalu, tidak
berbusa, dan tidak nyeri
• Pasien juga mengeluhkan nyeri ulu hati hilang timbul dan tidak menjalar sejak 3 hari
sebelum masuk rumah sakit.
• Pasien mengeluh sering pusing sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit.
• Pasien tidak mengalami penurunan nafsu makan
• Pasien tidak mengalami batuk dan flu
• Pasien tidak mengeluhkan nyeri dada, dan dada berdebar-debar tidak ada
• BAB pasien normal
Riwayat Penyakit Dahulu
• Pasien dikenal DM sejak 10 tahun yang lalu, pasien tidak rutin kontrol dan minum obat
• Pasien memiliki riwayat buang air kecil berdarah sejak 3 bulan yang lalu
• Pasien pernah di rawat di RSUD M.Natsir pada bulan juni karena anemia
• Riwayat hipertensi disangkal
• Riwayat kolesterol disangkal
• Riwayat penyakit jantung disangkal
• Riwayat penyakit ginjal disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
• Riwayat diabetes melitus disangkal
• Riwayat hipertensi disangkal.
• Riwayat penyakit jantung disangkal
• Riwayat penyakit ginjal disangkal
Riwayat Pekerjaan dan psikososial
• Pasien seorang perempuan berusia 39 tahun tinggal bersama suami dan 2 anaknya. Pasien
sehari-harinya bekerja sebagai ibu rumah tangga. Kebiasaan pasien meinum teh manis
sebanyak 2 kali dalam 1 hari. Pasien tidak merokok dan tidak mengkonsumsi alcohol.
Status Generalisata
• Keadaan Umum : Tampak Sakit sedang
• Vital Signs
o Kesadaran : Composmentis
o Tekanan Darah : 120/85 mmHg
o Frekuensi Nadi :98 x/ menit
o Frekuensi Napas: 20 x/menit
o Suhu : 36,1ºC
• Status gizi :
• Tinggi Badan : 155 cm
• Berat badan : 45 kg
• IMT : 18,75 (normalweight)
 Pemeriksaan Fisik
• Kepala : Normochepal, rambut hitam dan tidak rontok
• Mata : Konjungtiva tidak anemis (+/+), sklera ikterik (-/-)
• Telinga : tidak ditemukan massa, perubahan warna, bengkak pada auricular, liang
telinga tidak ditemukan massa.
• Hidung : septum nasal simetris, os nasal tidak ditemukan adanya massa,tidak
ditemukan adanya mimisan
• Mulut : Simetris, Sianosis(-)
• Leher : JVP 5 - 2 cmH2O
Kelenjar Getah Bening : Terdapat pembesaran kalenjar getah bening pada bagian
submandibular kanan dengan ukuran 1x1 cm, padat, tidak ada nyeri tekan. Terdapat
pembesaran kalenjar getah bening pada auricuris posterior kanan dengan ukuran 3x3 cm,
padat, tidak ada nyeri tekan. Tidak ada pembesaran kalenjar getah bening di
supra/infraclavicula kiri dan kanan.
Paru-paru
 Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris kiri dan kanan statis
dan dinamis
 Palpasi : Fremitus kiri sama dengan yang kanan

 Perkusi : sonor di kedua lapang paru


 Auskultasi : Vesikular,ronki(-/-) wheezing (-/-)
Jantung
• Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat
• Palpasi : Iktus cordis tidak teraba
• Perkusi
o Batas kiri: RIC V sejajar linea midclavicularis
o Batas kanan: RIC IV linea parasternalis dextra
o Batas atas : RIC II linea sternalis sinistra
• Auskultasi : reguler,mur-mur (-), gallop (-)
Abdomen
• Inspeksi: perut tidak tampak membuncit, sikatrik (-).
• Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (-) nyeri lepas (-), ascites (-), tidak ada pembesaran
hepar dan lien.
• Perkusi : tympani
• Auskultasi: Bising usus normal.
Extremitas : Superior
• Inspeksi: edema(-), sianosis(-), Ptekie (-)
• Palpasi : Perabaan hangat, pulsasi arteri radialis kuat angkat, pitting edema(-/-).
• CRT (< 2 detik)
• Tes sensibilitas : kasar (+/+), Halus (+/+)
Extremitas : Inferior
• Inspeksi: edema(-) sianosis(-), ptekie (-)
• Palpasi : Perabaan hangat, pulsasi A. Dorsalis pedis, A. Tibialis posterior, dan A. Poplitea
kuat angkat, pitting edema (-/-)
• Tes sensibilitas: kasar (+/+), halus (+/+)
Pemeriksaan darah tanggal 13 September 2021
Hematologi lengkap
Hb 4.4 g/dL
Eitrosit 2.92 106/mm3
Hematocrit 16.2 %
MCV 55.5 fL
MCH 15.1 pg/cell
MCHC 27,2 g/dl
PEMERIKSAAN RDW-CV 19.9%
PENUNJANG Leukosit 7.5 103/mm3
Trombosit 369 103/mm3
Basophil 1%
Eosinophil 3%
Neutrophil 64%
Limfosit 24%
Monosit 8%
Kimia Klinik
Glukosa
386 mg/dl
darah
ureum 15 mg/dl
kreatinin 0,83 mg/dl
Urine lengkap
Blood 1+
Bilirubin Negatif
Keton negatif
Protein 1+
Glukosa 1+
PH 7.00
Pemeriksaan darah tanggal 18 September 2021
Hematologi lengkap
Hb 11.5 g/dL
Eitrosit 5.18 106/mm3
Hematocrit 35.5 %
MCV 68.5fL
MCH 22.2 pg/cell
MCHC 32.4 g/dl
RDW-CV 27.2%
Leukosit 13.7 103/mm3
Trombosit 264 103/mm3
• Pemeriksaan Radiologi tanggal 13 September 2021
Diagnosis Kerja
Diagnosa Primer :Anemia berat Hipokromik Mikrositer
Diagnosis Sekunder: Diabetes tipe-2 tidak terkontrol normoweight
 Diagnosa banding
• Diabetes melitus tipe lain
• Chronic Kidney Disease
PENATALAKSANAAN

 Farmakologi
o IVFD Ringer Lactat 12 jam/kolf
Non farmakologi o Transfusi packed red cells 1
unit/ hari
• Istirahat o Ferrous sulfate 3x 200 mg
• Edukasi tentang penyakit o Metformin 2x 500mg
DM o Cefixime 2x200mg
o Paracetamol 3x 500mg
• Diet DM
o B complex 3x1
Pemeriksaan Anjuran
• Kimia Klinik: GDP, ureum, Kreatinin.
• Hematologi Lengkap
• Besi serum, TIBC, serum fernitin
• USG ginjal
Prognosis
• - Quo ad vitam : dubia ad bonam
• - Quo ad sanationam : dubia ad bonam
• - Quo ad functionam : dubia ad bonam
Follow Up
Tanggal Subject Objectif Assessment Planning

20/09/2 - Pasien KU: Tampak Sakit Diabetes tipe-2 Non farmakologi


1 Senin mengeluhkan sedang tidak terkontrol  Istirahat
badan letih Kes: Composmentis normoweight +  Diet DM (1300 kalori)
- sakit dibagian cooperative Anemia berat  Bergerak miring kekanan
ulu hati (+) TD: 130/90 mmHg Hipokromik dan kekiri
- kaki Nadi : 80 x/menit Mikrositer Farmakologi
kesemutan(+) Napas: 22 x/menit  IVFD Ringer Lactat 12
- Bab dan Bak Suhu : 36.5ºC jam/kolf
lancar  Transfusi packed red cells 1
- Makan habis unit/ hari
 Ferrous sulfate 3x 325 mg
 Metformin 2x500mg
 Cefixime 2x200mg
 Paracetamol 3x 500mg
 B complex 3x1
 Curcuma 3x1
KESIMPULAN

Pasien mengeluhankan badan terasa lemah, letih yang meningkat sejak 3 hari sebelum
masuk rumah sakit. Pasien mengeluhkan sering merasa kesemutan pada kaki dan sering
haus. Pasien mengalami penurunan berat badan 7 bulan yang lalu, dari 55 kg menjadi 45 kg.
Riwayat buang air kecil berdarah pada 3 bulan yang lalu.
Pada pemeriksaan fisik pasien di temukan berat badan 45 kg, tinggi badan 155 cm, keadaan
umum tampak sakit sedang, tekanan darah 120/85 mmHg, Nadi : 98x/menit, pernafasan :
20x/menit, suhu : 36,1C.
Pada pemeriksaan laboratorium yaitu hematologi lengkap ditemukan nilai Hb 447 g/dl,
eritrosit 2.92 106/mm3, MCV 55.5 fL, MCH 15.1 pg/cell, Trombosit 369 103/mm3. Kimia klinik
ditemukan glukosa darah 386 mg/dl. Ureum 15 mg/dl, kreatinin 0.83 mg/dl.
Diagnosis Diabetes mellitus tipe 2 tidak terkontrol normoweight dan anemia berat
hipokromik mikrositer
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai