Anemia aplastik
pada DM tipe 2
Evita Peninta Dwi Savitri
Marsya Nursyifani
St Jalila Revika Putri
Zulfikar Andimapali
Anemia aplastik merupakan suatu sindroma kegagalan sumsum tulang yang
Latar dikarakterisasi dengan adanya pansitopenia perifer, hipoplasia sumsum tulang dan
makrositosis oleh karena terganggunya eritropoesis dan peningkatan jumlah fetal
belakang hemoglobin. Anemia Aplastik dapat terjadi pada semua golongan usia, serta dapat
diturunkan secara genetik ataupun didapat.
Pasien dengan anemia aplastik dan DM tipe II dibutuhkan diagnosis dan tatalaksana
yang tepat dikarenakan respon terhadap terapi yang dapat mempengaruhi kondisi
pasien sehingga dibutuhkan penyesuaian untuk menentukan prognosis selanjutnya.
Anemia
aplastik
Definisi anemia aplastik
15-25 tahun
PA L I N G S E R I N G
I D I O PAT I K
Sekitar 50-70% Etiologi
PRIMER anemia
• Kelainan kongenital
- Fanconi aplastik
- Non-fanconi
• Dyskeratosis kongenital
SEKUNDER
• Radiasi, bahan kimia
• Obat idiosinkratik
• Infeksi virus
• Kehamilan
Patogenesis
anemia
aplastik
T I DA K B E R AT
Klasifikasi Sumsum tulang hiposelular namun tidak
memenuhi kriteria berat
anemia
aplastik B E R AT
Selularitas sumsum tulang <25%
Sitopenia sedikitnya dua dari tiga sel
darah
S A N G AT B E R AT
Hitung neutrophil <500/uL
Hitung trombosit <20.000/uL
Hitung retikulosit absolut <60.000/uL
Sindrom anemia
Lesu, cepat lelah, palpitasi, sesak napas,
Manifestasi sakit kepala, pusing, mual, muntah, pucat,
kulit tidak elastis
klinis
Gejala perdarahan
Ptekie, ekimosis, epistaksis, perdarahan
subkonjungtiva, perdarahan gusi,
hematemesis/melena atau menorhagia
pada wanita, perdarahan organ dalam,
perdarahan otak
Ta n da -t a n da i n f e ksi
Ulserasi mulut atau tenggorokan, selulitis
leher, febris, sepsis atau syok septik
• Retikusitopenia
Tatalaksana
Memperbaiki sumsum tulang
10,9%
KO N S E S N S U S P E R K E N I
Etiologi DM tipe 2
Tatalaksana
Fa r m a ko l o g i s
• Obat anti hiperglikemia oral
- Pemacu sekresi insulin : ulfonil urea, Glinid
- Peningkat sensitivitas terhadap Insulin : Metformin, Tiazolidindion
- Alfa glucosidase blocker : Acarbose
- Penghambat DPP-IV : Sitagliptin dan Linagliptin.
- Penghambat SGLT-2 : Canagliflozin, Empagliflozin, Dapagliflozin, Ipragliflozin
Hemochromatosis berkembang dari penyerapan zat besi yang berlebihan atau gangguan
daur ulang zat besi. Pasien dengan hemochromatosis menyerap 4 mg zat besi per hari, yang
meningkatkan kadar zat besi dalam darah, menghasilkan peningkatan kadar feritin dalam
darah dan penumpukan zat besi di banyak organ
Zat besi yang berlebihan disimpan dalam sel retikuloendotelial ketika kemampuan
menangkap makrofag mencapai batasnya, dan ia diimpregnasi ke beberapa organ seperti
jantung, hati, limpa, sumsum tulang, dan sistem endokrin, yang mengakibatkan kegagalan
organ
• Metilprednisolon dosis rendah 1-2 mg/kgBB/hari dapat digunakan untuk mengurangi
perdarahan dan gejala serum sickness
• Metilprednisolon dosis tinggi memberikan respons pengobatan yang baik sampai 40%
Daftar 2. Isyanto, Abdulsalam M. Masalah pada Tatalaksana Anemia Aplastik Dddapat. Sari Pediatri no.7.2005.
26-33
3. Timan IS, Aulia D, Atmakusuma D, et al. Some Hematological Problems in Indonesia. Int J Hematol.