Disusun Oleh:
Wangi Kamtala syafti (17 079)
Rahmawati Z (17 080)
dhealma christy (17 081)
Nofrina Putri Melati (17 082)
Gilang Aji Pranata S (17 083)
Muhammad Jefri (17 084)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG
2019
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas pertolongan-NYA kami
dapat menyelesaikan makalah islam dan genderisme. Meskipun banyak rintangan dan hambatan
yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikannya dengan baik.
Harapan kami semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, serta bermanfaat bagi kita semua, walaupun masih banyak terdapat
kekurangan pada laporan ini baik dalam isi maupun cara penyajian makalah. Oleh karena itu
kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan laporan kami berikutnya.
Kata pengantar..................................................................... i
Daftar isi.............................................................................. ii
BAB II Kesimpulan.................................................................. 9
BAB 1
1. Pengertian Gender
Dari segi etimologi, kata gender berasal dari bahasa inggris “gender” yang berarti jenis
kelamin. Berdasarkan arti kata tersebut, gender sama dengan seks
yang juga berarti jenis kelamin. Namun, banyak dari para ahli yang meralat definisi ini. Artinya,
kata “gender” tidak hanya mencakup masalah jenis kelamin. tapi lebih dari itu, analisis
gender lebih menekankan pada lingkungan yang membentuk pribadi seseorang.
2. pengertian feminimisme
Feminisme berasal dari bahasa latin, Femina atau feminus yang merupakan kombinasi
dari kata fe berarti iman dan mina atau minus yang artinya kurang, jadi femina artinya kurang
iman. Penamaan ini membuktikan bahwa di Barat perempuan dianggap sebagai makhluk yang
kurang iman, dalam pengertian makhluk sekunder atau kedua setelah laki-laki. Dan
kata isme berasal dari bahasa Yunani –ismos yang menandakan suatu paham atau ajaran atau
kepercayaan. Sedangkan pengertian Feminisme adalah sebuah gerakan dilakukan oleh kaum
perempuan yang menuntut emansipasi atau kesamaan dan keadilan yang setara dengan para
lelaki.
Istilah ini mulai dikenal dan berkembang pada tahun 1980-an yang tidak terlepas dari
gelombang westernized-globalization, yang didalamnya terdapat era postmodernism. Pada
masa inilah yang banyak menghasilkan produk-produk pemikiran barat seperti relativisme,
equality, nihilism, serta deconstruction.Dengan memasukkan istilah “Posmo”, feminisme
mampu menjadi sebuah idiologi dengan visi dan misi yang tersebar luas hingga saat sekarang
ini.
Sejak awal mula kedatangannya, Islam telah menghapus diskriminasi terhadap kaum
perempuan, setelah sebelumnya pada zaman jahiliyah praktek pembunuhan bayi perempuan
merupakan suatu hal yang lazim dilakukan, namun ketika Islam datang hal tersebut dihapuskan
dan dilarang secara keseluruhan. Di dalam agama, terdapat perbedaan-perbedaan dalam hal
pembagian hak, peran dan tanggung jawab atara pria dan wanita. Namun, semua itu sudah
dianggap adil diantara keduanya tanpa adanya diskriminasi.
Keadilan kemakmuran, dan kejujuran serta kasih sayang hanya sampai pada kalimat-
kalimat puitis. Kapital ataupun modal telah menjadi penentu siapa yang akan menjadi
policymaker. Dalam tatanan kapitalisme-liberalisme semua bisa dibeli dengan uang, entah itu
jabatan, hukum, hawa nafsu, bahkan manusia sekalipun. Sehingga kidakpuasan, kekesalan, dan
kebingungan telah menjadi sebuah ledakan yang membelalakan status quo. Kondisi yang
demikianlah Membuat wanita dalam system Kapitalisme-sekuler menuntut adanya persamaan
gender.Namun, mereka sudah tidak dapat lagi membedakan mengapa mereka tertindas dalam
sistem kapitalisme-liberalisme dan sekulerisme, dengan hidup mulia dalam sistem Islam.
Semuanya dilawan dan dianggap sebagai biang ketidakadilan dan ketertindasan wanita.
(dengan kata lain para feminis tersebut tertindas dalam system kapitalisme sekulerisme namun
menyalahkan sistem Islam). Mereka yang awam tentang syariat Islam dan jauh dari nilai-nilai
Islam itu menuduh syariat Islam tidak adil pada perempuan. Padahal jika manusia jujur melihat
yang nyata. Bahwa konsep system Islam telah termanifestasikan dalam diri manusia.
Kejujuran akan menghantarkan mereka menyaksikan bahwa hanya syariat Islamlah yang
memuliakan wanita sebagaimana firman Allah SWT: ^^Katakanlah kepada wanita yang
beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan
janganlah mereka menampakan perhiasannya, kecuali yang biasa nampak dari padanya.^^(Qs.
An Nuur: 31) Menurut para mufasirin seperti Imam Jalalain, Ibnu Katsir, Al Qurthubidll, yang
dimaksud kalimat [u]yang biasa nampak dari pada wanita[/u] yaitu muka dan telapak tangan.
Sementara dalam masalah kepemimpinan Negara serta jabatan politis yang menuntut
tanggung jawab besar agar negara menjadi kuat dan kokoh, serta penuh kemakmuran dan
keadilan Islam mewajibkan laki-laki. Sementara dalam sektor publik : seperti dakwah, amar
ma’ruf nahi munkar, bekerja, menjadi anggota majelis umah (wakil rakyat) jual beli dll, syariat
Islam membolehkan wanita berperan aktif di dalamnya senyampang dapat terjaga
kehormatannya, serta fungsinya sebagai ibu tidak terlantar.
Aktifitas para genderis itu sungguh aneh. Apa yang mereka perjuangkan dan mengapa
justru memusuhi sistem Islam yang merupakan sumber kebaikan dan rahmat bagi alam semesta.
Aneh memang, mengapa mereka menuduh sesuatu sementara mereka tidak tahu apa yang
mereka tuduhkan? Dimana logika mereka yang selama ini di agung-agungkan? Bukankah
gerakan femenisme dan genderime itu muncul akibat penindasan para lelaki yang tidak beriman?
Atau setidaknya jika mereka beriman tetapi hidupnya dengan sistem kapitalisme-sekulerisme.
Mengapa justru bukan sistem hidup mereka yang jelas-jelas sudah tidak layak lagi di gunakan
itu, diganti dengan sistem lain.
Sistem Islam justru memuliakan wanita/perempuan.Mereka pun alergi dengan kata
wanita yang cenderung lembut, halus dan taat. Kata perempuan menurut mereka lebih pas.
Memang kesan kata perempuan lebih menantang. Sering para penyair menggunakan kata
perempuan-perempuan yang di rangkai dengan kata jalang, sehingga kesan menantang dan
perlawanan cukup kental. Jika mereka tetap menuduh Islam dan para pejuangnya berarti ada
sesuatu dibalik perlawanan itu yakni para feminis/genderis.
“Dan Kami perintah kan kepada manusia (agar berbuatbaik) kepada ibu-bapaknya; ibunya
telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya
dalam dua tahun.Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu.Hanya kepada-
Ku lah kamu akan kembali.” (QS. Luqman: 14) Begitu pula dalam firman-Nya, “Kami
perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada ibu bapaknya.Ibunya telah
mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula).
Mengandung da nmenyapihnya adalah tiga puluh bulan.” (QS. Al-Ahqaf: 15)
Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa pernah ada seorang laki-laki datang kepada
Rasulullah dan berkata, “Wahai Rasulullah, siapa orang yang paling berhak bagi aku untuk
berlaku bajik kepadanya?”Nabimenjawab, “Ibumu.”Orang itu bertanya lagi, “Kemudian
setelah diasiapa?”Nabimenjawab, “Ibumu.”Orang itu bertanya lagi, “Kemudian setelah
diasiapa?”Nabi menjawab, “Ibumu.”Orang itu bertanya lagi, “Kemudian setelah dia
siapa?”Nabi menjawab, “Ayahmu.” (HR. Bukhari, Kitabal-Adab no. 5971 juga Muslim,
Kitabal-Birr wa ash-Shilah no. 2548).
BAB 2
Gender adalah suatu konsep yang mengkaji tentang perbedaan antara laki-laki dan
perempuan sebagai hasil dari pembentukan kepribadian yang berasal dari masyarakat (kondisi
sosial, adat-istiadat dan kebudayaan yang berlaku). Feminisme adalah sebuah gerakan
dilakukan oleh kaum perempuan yang menuntut emansipasi atau kesamaan dan keadilan yang
setara dengan para lelaki.
Peran wanita dikatakan penting karena banyak beban-beban berat yang harus
dihadapinya, bahkan beban-beban yang semestinya dipikul oleh pria.Oleh karena itu, menjadi
kewajiban bagi kita untuk berterima kasih kepada ibu, berbakti kepadanya, dan santun dalam
bersikap kepadanya.Kedudukan ibu terhadap anak-anaknya lebih didahulukan dari pada
kedudukan ayah.