Anda di halaman 1dari 82

PREVALENSI HIPERTENSI DAN KARAKTERISTIK LANSIA DI Seminar Akhir Skripsi

PUSKESMAS AIR DINGIN PADANG TAHUN 2019

Rahmad Ari Wibowo


1610070100059

Fakultas Kedokteran
Universitas Baiturrahhmah
Padang
2020
BAB I
Pendahuluan
Latar Belakang
LANJUT USIA

Menurut World Health Organization (WHO) Lansia


adalah kelompok penduduk yang berumur 60
tahun atau lebih.
Latar Belakang
LANJUT USIA

Prevalensi lansia di indonesia diperkirakan :


 Tahun 2020 sekitar 27,08 juta
 Tahun 2025 sekitar 33,69 juta
 Tahun 2030 sekitar 40,95 juta
 Tahun 2035 sekitar 48,19 juta.
Latar Belakang
LANJUT USIA

Semakin bertambah umur seseorang semakin


banyak pula penyakit yang muncul dan sering
diderita khususnya pada lansia. Pada usia
lanjut akan terjadi berbagai kemunduran pada
organ tubuh, oleh sebab itu para lansia
mudah sekali terkena penyakit seperti salah
satunya yaitu hipertensi.
Latar Belakang
HIPERTENSI

Hipertensi adalah suatu keadaan meningkatnya


tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan
diastolik lebih dari 90 mmHg.
Latar Belakang
HIPERTENSI

Hipertensi merupakan pembunuh


tersembunyi dan mempunyai pengaruh
yang besar terhadap gangguan jantung dan
otak.
Laki-laki atau perempuan sama-sama
memiliki kemungkinan beresiko hipertensi.
Namun, laki-laki beresiko lebih awal
terkena hipertensi dibandingkan wanita
karena wanita terlindungi oleh hormon
estrogen dan akan mudah terkena
hipertensi pada masa menopause.
Latar Belakang
HIPERTENSI
Di Indonesia :
Prevalensi hipertensi:
 45-54 tahun  45,3%
Di Asia :  55-64 tahun  55,2%
Prevalensi hipertensi  65-74 tahun  63,2%
sekitar 35%  >75 tahun 69,5%

Di Padang: di Sumatera Barat :


Prevalensi hipertensi Prevalensi hipertensi
sekitar 9.587 jiwa sekitar 22,6%
Rumusan Masalah

Bagaimana prevalensi hipertensi dan


karakteristik lansia di wilayah kerja
Puskesmas Air Dingin Padang tahun 2019?
Tujuan Penelitian

Tujuan Umum
Untuk mengetahui prevalensi
hipertensi dan karakteristik
lansia di wilayah kerja
Puskesmas Air Dingin
Padang tahun 2019.
Tujuan Penelitian

Tujuan Khusus

1. Mengetahui prevalensi hipertensi pada lansia berdasarkan


tekanan darah di Puskesmas Air Dingin Padang Tahun
2019.
2. Mengetahui prevalensi hipertensi pada lansia berdasarkan
usia di Puskesmas Air Dingin Padang tahun 2019.
3. Mengetahui prevalensi hipertensi pada lansia berdasarkan
jenis kelamin di Puskesmas Air Dingin Padang tahun 2019.
4. Mengetahui prevalensi hipertensi pada lansia berdasarkan
genetik di Puskesmas Air Dingin Padang tahun 2019.
5. Mengetahui prevalensi hipertensi pada lansia berdasarkan
obesitas di Puskesmas Air Dingin Padang tahun 2019.
6. Mengetahui prevalensi hipertensi pada lansia berdasarkan
kebiasaan merokok di Puskesmas Air Dingin Padang tahun
2019.
Manfaat Penelitian
1. Meningkatkan wawasan mengenai
hipertensi dan untuk memenuhi 3. Bagi masyarakat, untuk memberi
tugas akhir sebagai syarat informasi dan meningkatkan
kelulusan Sarjana Kedokteran di pengetahuan mengenai
Fakultas kedokteran Universitas hipertensi khususnya pada
Baiturrahmah. lansia dan dampaknya.
2. Dapat dijadikan sumber untuk 4. Bagi Kader Posyandu lansia,
meningkatkan pengetahuan diharapkan dapat menambah
tentang hipertensi khususnya pada pengetahuan tentang penyakit
lansia serta berbagai rujukan untuk hipertensi sehingga mampu
penelitian selanjutnya di berperan aktif dalam mencegah
Universitas Baiturrahmah. terjadinya kekambuhan
hipertensi.
BAB II
Tinjauan Pustaka
Lanjut Usia

Definisi

Lansia adalah kelompok orang


sedang mengalami suatu proses
perubahan yang bertahap dalam
jangka waktu beberapa dekade
dengan batas usia 60 tahun keatas.
Lanjut Usia

Batasan Lansia

Menurut World Health Organization (WHO):


Usia pertengahan : 45-59 tahun
 Lanjut usia : 60-74 tahun
 Lanjut usia tua : 75-90 tahun
 Usia sangat tua : >90 tahun
Lanjut Usia

Perubahan berbagai sistem tubuh pada proses menua:

• Perubahan sel
• Perubahan sistem persarafan • Perubahan sistem respirasi
• Perubahan sistem gastrointestinal
• Perubahan sistem endokrin
• Perubahan sistem pendengaran
• Perubahan sistem penglihatan
• Perubahan sistem muskuloskeletal
• Perubahan sistem kardiovaskuler • Perubahan mental menyangkut
• Perubahan sistem pengaturan suhu perubahan ingatan atau memori
tubuh
Hipertensi

Definisi

Hipertensi adalah suatu keadaan ketika tekanan


darah di pembuluh darah meningkat secara
kronis. Hal tersebut dapat terjadi karena jantung
bekerja lebih keras memompa darah untuk
memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh.
Hipertensi
Etiologi
Hipertensi primer:
Genetik
Hipertensi sekunder:
Jenis kelamin dan usia
Peningkatan tekanan darah karena suatu kondisi
Diet tinggi garam fisik yang ada sebelumnya seperti penyakit ginjal
Berat badan atau gangguan tiroid, hipertensi endokrin,
Gaya hidup hipertensi renal, kelainan saraf pusat.
Hipertensi

Faktor Resiko
Kebiasaan
Kebiasaan
Asupan
Asupan merokok
merokok
garam
garam
Obesitas
Obesitas
Etnis
Etnis
Jenis
Jenis
kelamin
kelamin
Usia
Usia
Genetik
Genetik
Hipertensi

Klasifikasi
JNC
JNC 88 ::
ESH-ESC
ESH-ESC :: 
 Normal
Normal :: 120/80
120/80 mmHg
mmHg

 Normal
Normal :: 120-129/80-84
120-129/80-84 mmHg
mmHg

 Tinggi
Tinggi :: 130-139/85-89
130-139/85-89 mmHg
mmHg

 Hipetensi
Hipetensi 11 :: 140-159/90-99
140-159/90-99
WHO-ISH
WHO-ISH :: mmHg
mmHg

 Normal
Normal :: 130/85
130/85 mmHg
mmHg 
 Hipertensi
Hipertensi 22 :: 160-179/100-109
160-179/100-109

 Tinggi
Tinggi :: 130-139/85-89
130-139/85-89 mmHg
mmHg mmHg
mmHg

 Hipertensi
Hipertensi 11 :: 140-159/90-99
140-159/90-99 
 Hipertensi
Hipertensi 33 :: >180/>110
>180/>110 mmHg
mmHg
mmHg
mmHg

 Hipertensi2
Hipertensi2 :160-179/100-109
:160-179/100-109
mmHg
mmHg

 Hipertensi
Hipertensi 33 :: >> 180/>110
180/>110 mmHg
mmHg
Hipertensi
Patofisiologi
Diproduksi diginjal

Untuk mengencerkan
Hipertensi

Komplikasi

 Jantung  gagal jantung dan


penyakit jantung koroner.
 Otak  stroke iskemik maupun
stroke hemoragik
 Ginjal  nefrosklerosis
 Mata  retinopati
Hipertensi
Penatalaksanaan
A. Farmakologis
3. Pada usia < 60 tahun, diberikan jika TD sistolik

1. Pada populasi umum, terapi farmakologik diberikan ≥ 140 mmHg.

jika TD sistolik ≥ 150 mmHg atau diastolik ≥ 90 4. Pada usia ≥ 18 tahun dengan gagal ginjal kronis

mmHg pada usia ≥ 60 tahun. diberikan jika TD sistolik ≥ 140 mmHg atau TD

2. Pada usia < 60 tahun, diberikan jika TD diastolik ≥ diastolik ≥ 90 mmHg.

90 mmHg.
Hipertensi
Penatalaksanaan
A. Farmakologis
7. Pada populasi kulit hitam, termasuk penderita DM

terapi menggunakan diuretik-thiazide.


5. Pada usia ≥ 18 tahun dengan DM diberikan jika TD
8. Pada usia ≥ 18 tahun dengan gagal ginjal kronis terapi
sistolik ≥ 140 mmHg atau TD diastolik ≥ 90 mmHg.
antihipertensi harus menggunakan ACEI atau ARB.
6. Pada populasi bukan kulit hitam, termasuk penderita DM,

terapi menggunakan diuretik-thiazide, penghambat kanal

kalsium, angiotensin-converting enzyme inhibitor (ACEI)

atau angiotensin receptor bloker ( ARB ).


Hipertensi
Penatalaksanaan
A. Farmakologis

9. jika target tidak tercapai dalam 1 bulan


maka dosis harus ditingkatkan atau B. Non-Farmakologis

ditambah dengan obat lainnya dari


golongan yang sama, jika target belum 1. Berhenti merokok
dapat di capai tambahkan obat ketiga (tidak 2. Olahraga dan aktifitas fisik
kombinasi ACEI dan ARB bersamaan). 3. Perubahan pola makan  mengurangi
asupan garam, lemak jenuh & perbanyak
konsumsi sayur-sayuran.
4. Menghilangkan stress
Hipertensi

Prognosis

Hipertensi merupakan rangkaian penyakit kardiovaskular yang akan


berlangsung seumur hidup.
Prognosis hipertensi baik jika tekanan darah dapat terkontrol, dan
jika tekanan darah tidak terkontrol akan menimbulkan berbagai
komplikasi.
Hipertensi berdasarkan umur

Hipertensi merupakan penyakit


multifaktorial yang munculnya karena
interaksi berbagai faktor. Dengan
bertambahnya umur, tekanan darah juga
akan meningkat.
Setelah umur 45 tahun, dinding arteri
akan mengalami penebalan karena
penumpukan zat kolagen pada lapisan
otot, sehingga pembuluh darah akan
berangsur-angsur menyempit dan
menjadi kaku.
Hipertensi berdasarkan jenis kelamin

Prevalensi hipertensi pada pria


sama dengan wanita. Namun
wanita terlindung dari penyakit
kardiovaskuler sebelum
menopause salah satunya adalah
penyakit jantung koroner. Wanita
yang belum mengalami menopause
dilindungi oleh hormon estrogen
yang berperan dalam
meningkatkan kadar HDL.
Hipertensi berdasarkan Genetik

Jika kedua orang tua memiliki


riwayat penyakit hipertensi anaknya
akan beresiko terkena hipertensi,
terutama pada hipertensi primer
(essensial).7 Hal ini berhubungan
dengan peningkatan kadar sodium
intraseluler dan rendahnya rasio
antara potasium terhadap sodium
Individu dengan orang tua dengan
hipertensi mempunyai risiko dua
kali lebih besar untuk menderita
hipertensi dari pada orang yang
tidak mempunyai keluarga dengan
riwayat hipertensi.
Hipertensi berdasarkan obesitas

Menurut National Institutes for


Health USA, prevalensi tekanan
darah tinggi pada orang dengan
Indeks Massa Tubuh (IMT) >30
(obesitas) adalah 38% untuk pria
dan 32% untuk wanita,
dibandingkan dengan prevalensi
18% untuk pria dan 17% untuk
wanita bagi yang memiliki IMT
<25 (status gizi normal menurut
standar internasional).
Hipertensi berdasarkan merokok

Merokok dapat menyebabkan hipertensi


akibat zat-zat kimia yang terkandung di
dalam tembakau yang dapat merusak
lapisan dalam dinding arteri, sehingga
arteri lebih rentan terjadi penumpukan
plak (arterosklerosis). Hal ini terutama
disebabkan oleh nikotin yang dapat
merangsang saraf simpatis sehingga
memacu kerja jantung lebih keras dan
menyebabkan penyempitan pembuluh
darah, serta peran karbonmonoksida yang
dapat menggantikan oksigen dalam darah
dan memaksa jantung memenuhi
kebutuhan oksigen tubuh.
BAB III
Kerangka
Penelitian
3.1
Kerangka Teori
Lansia

Batasan Lansia: Perubahan Berbagai Sistem Tubuh Pada Proses Menua


 Usia Pertengahan (45-59)
 Lanjut Usia (60-74)
 Lanjut Usia Tua (75-90)  Perubahan Sel
 Usia Sangat Tua (< 90)  Sistem Pernafasan
 Sistem Pendengaran
 Sistem Pengelihatan
 Sistem Pengaturan Suhu Tubuh
 Sistem Respirasi
 Sistem Gastointestinal
 Sistem Endokrin
 Sistem Musculoskeletal
Usia  Sistem Kardiovaskuler

Jenis
Kelamin Sistem Kardiovaskuler

Genetik Hipertensi

Obesitas Berbagai Faktor Yang Mempengaruhi Hipertensi

Kebiasaan Keterangan : : Variabel yang diteliti


Merokok
: Variabel yang tidak diteliti
BAB IV
Metode Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian

Data yang diambil adalah lansia yang terdaftar di


Do you need
an online Puskesmas Air Dingin Padang.
doctor now?

Tempat & waktu

Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Air


Dingin Padang dan dilakukan pada bulan Desember
2019 sampai dengan selesai yang mencakup tahap
persiapan dan pelaporan.

Jenis & Rancangan penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan


desian cross sectional untuk mengetahui prevalensi
hipertensi dan karakteristik pada lansia di Puskesmas Air
Dingin Padang.
Populasi Lansia yang terdaftar di wilayah kerja
Puskesmas Air Dingin Padang 2019.
Sampel Kriteria Inklusi

 Lansia yang terdata dipuskesmas Air


Sampel yang Dingin Padang
digunakan dalam  Lansia yang berusia diatas 60 tahun
 Lansia yang menderita hipertensi di
penelitian ini Puskesmas Air Dingin Padang
adalah seluruh
pasien penderita
hipertensi di
Puskesmas Air
Dingin Padang
tahun 2019 yang Kriteria Eklusi
memenuhi
 Pasien yang tidak hipertensi
kriteria inklusi
dan kriteria
ekslusi.
Cara Pengambilan Sampel

Dengan cara simple random sampling


yang memenuhi kriteria inklusi dan
ekslusi.
Za 2 pQ Besar sampel
n=
d2

(1,96) 2 (0,19)(0,81)
n=
(0,1) 2

(3,84)(0,19)(0,81)
n=
0,01

0,59 Berdasarkan rumus disamping, maka


n=  59 Keterangan : diperoleh besar sampel minimal pada
0,01
penelitian adalah sebanyak 59 orang.
n : Besar sampel

Zα : Defiat baku alfa (jumlah populasi yang akan diteliti dimisalkan,

yaitu 1,96 orang/populasi)

P : Proposi kategorik dipopulasi yang akan diteliti, yaitu 0,19. 14

Q : 1 – P = 0,81

d : Nilai presisi (kesalahan yang dapat diterima, yaitu 10% = 0,1)


Variabel Definisi Alat Hasil pengukuran Skala
Definisi operasional ukur
Hipertensi Tekanan darah Rekam 1. Hipotensi : < 120/80 Interval
Operasional melebihi medis mmHg
ambang batas 2. Normal : 120/80
normal dimana mmHg
tekanan darah 3. Hipertensi :
sistolik ≥ 140 i. Hipertensi kelas 1 :
mmHg dan atau 140/90 mmHg –
tekanan darah 159/99 mmHg.
diastolik ≥ 90 ii. Hipertensi kelas 2 :
mmHg.7 160/100 mmHg –
179/109 mmHg
iii. Hipertensi kelas 3 :
> 180/> 110
24
mmHg.
Umur lansia Lanjut usia Rekam 1. Usia pertengahan : Interval
(lansia) adalah medis 45-59 tahun.
kelompok 2. Usia lanjut : 60-74
penduduk yang tahun.
berumur 60 3. Lansia tua : 75-90
tahun atau tahun.
2
lebih. 4. Lansia sangat tua : >
90 tahun.7
Jenis Jenis kelamin yang Sphygmomanometer 1. Laki-laki Nominal
kelamin dikelompokkan 2. Perempuan
Definisi menjadi laki-laki dan
perempuan
Operasional Genetik Proses pencarian
yang mengikuti
Sphygmomanometer 1. Ya
2. Tidak
Nominal

proses evolusi.28

Obesitas Penimbunan jaringan Sphygmomanometer 1. Underweight : Interval


lemak tubuh secara IMT < 18,5
berlebihan yang kg/m2.
memberi efek buruk 2. Normal : IMT
pada 18,5-24,9
kesehatan.29 kg/m2.
3. Overweight :
IMT 25-29,9
kg/m2.
4. Obese 1 : IMT
30-34,9 kg/m2.
5. Obese 2 : IMT
35-39,9 kg/m2.
6. Obese 3 : IMT
>40 kg/m2.27
Merokok Perilaku membakar Sphygmomanometer 1. Ya Nominal
salah satu produk 2. Tidak
tembakau yang
dimaksudkan untuk
dibakar, dihisap atau
dihirup.30
Cara pengumpulan data
Jenis Data

Data sekunder yang di dapatkan dari Puskesmas Air Dingin


Padang.

Cara Kerja

 Peneliti meminta izin dari bagian unit


skripsi fakultas kedokteran universitas
Alat dan Bahan baiturrahmah.
 Peneliti datang mengunjungi Dinas
Data lansia yang terdaftar kesehatan kota Padang untuk meminta
di Puskesmas Air Dingin surat izin pengambilan data.
Padang tahun 2019.  Peneliti datang mengunjungi Puskesmas
Air Dingin kebagian TU untuk meminta
izin penelitian dan pengambilan data.
 Peneliti datang ke poli lansia Puskesmas
Air Dingin untuk mengambil data.
Izin dari Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Baiturrahmah

Izin dari Dinas kesehatan kota Padang

Izin dari Puskesmas Air Dingin padang

Poli lansia Puskesmas Air Dingin Padang


Alur
Rekam medis penelitian
Pengambilan data

Pengolahan data dan analisa data

Menyajikan data hasil penelitian

Kesimpulan
Pengolahan data & analisis data

Analisis Data

Dilakukan menggunakan komputer


dengan program SPSS. Hasil penelitian
akan menampilkan gambaran distribusi
dari masing-masing variabel yang
disajikan dalam bentuk table jumlah dan
presentase.
DUMMY TABEL

Tabel 1. Hipertensi

Hipertensi Jumlah Persentase %


Hipertensi kelas 1
Hipertensi Hipertensi kelas 2
Hipertensi kelas 3
Tabel 2. Klasifikasi umur lansia
Umur Hipertensi Jumlah Presentase %

Hipertensi Kelas 1

60-74 Tahun Hipertensi Kelas 2

Hipertensi Kelas 3

Hipertensi Kelas 1

75-90 Tahun Hipertensi Kelas 2

Hipertensi Kelas 3

Hipertensi Kelas 1

>90 Tahun Hipertensi Kelas 2

Hipertensi Kelas 3
Tabel 3. Jenis kelamin
Jenis Kelamin Hipertensi Jumlah Presentase %

Hipertensi Kelas 1

Laki-laki Hipertensi Kelas 2

Hipertensi Kelas 3

Hipertensi Kelas 1

Perempuan Hipertensi Kelas 2

Hipertensi Kelas 3
Tabel 4. Genetik

Genetik Hipertensi Jumlah Presentase %

Hipertensi Kelas 1

Ya Hipertensi Kelas 2

Hipertensi Kelas 3

Hipertensi Kelas 1

Tidak Hipertensi Kelas 2

Hipertensi Kelas 3
Tabel 5. Obesitas

Kategori Obesitas Jumlah Presentase %

Underweight (kekurangan berat badan)

Normal

Overweight (kelebihan berat badan)

Obesitas 1

Obesitas 2

Obesitas 3
Tabel 5. merokok

Merokok Hipertensi Jumlah Presentase %

Hipertensi Kelas 1

Ya Hipertensi Kelas 2

Hipertensi Kelas 3

Hipertensi Kelas 1

Tidak Hipertensi Kelas 2

Hipertensi Kelas 3
Bulan Mei 2019-Januari 2020
NO Kegiatan

JADWAL
5 6 7 8 9 10 11 12 1

1 Mengajukan judul
                 

2 Survey awal

PENELITIAN
                 

3 Penyusunan proposal
                 

4 Seminar proposal
                 

5 Perbaikan proposal
                 

Mengurus kode etik & surat izin


6
penelitian
                 

7 Melakukan penelitian
                 

8 Penulisan hasil skripsi


                 

9 Seminar akhir skripsi


                 

10 Perbaikan penulisan hasil skripsi


                 

11 Mengurus bebas skripsi


                 
BAB V
Hasil Penelitian
5.1 Distribusi Frekuensi Tekanan Darah Lansia Dengan Hipertensi Di
Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin Padang Tahun 2019

Tekanan Darah F %
Hipertensi kelas 1 72 72.0

Hipertensi kelas 2 19 19.0

Hipertensi kelas 3 9 9.0

Jumlah 100 100

Berdasarkan tabel 5.1 dapat disimpulkan bahwa dari 100


lansia yang mengalami hipertensi, tekanan darah
terbanyak adalah hipertensi kelas 1 yaitu 72 orang (72%).
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Usia Lansia Dengan Hipertensi Di Wilayah
Kerja Puskesmas Air Dingin Padang Tahun 2019

Usia F %
Usia lanjut (60-74 tahun) 87 87.0

Lansia tua : 75-90 tahun. 13 13.0

Jumlah 100 100

Berdasarkan tabel 5.2 dapat disimpulkan bahwa dari 100


lansia yang mengalami hipertensi, usia terbanyak adalah
usia lanjut (60-74 tahun) yaitu 87 orang (87%).
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Lansia Dengan Hipertensi Di
Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin Padang Tahun 2019

Jenis Kelamin F %
Laki-laki 30 30.0

Perempuan 70 70.0

Jumlah 100 100

Berdasarkan tabel 5.3 dapat disimpulkan bahwa dari 100


lansia yang mengalami hipertensi, jenis kelamin terbanyak
adalah perempuan yaitu 70 orang (70%).
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Genetik Lansia Dengan Hipertensi Di Wilayah
Kerja Puskesmas Air Dingin Padang Tahun 2019

Genetik F %
Tidak 42 42.0

Ya 58 58.0

Jumlah 100 100

Berdasarkan tabel 5.4 dapat disimpulkan bahwa dari 100


lansia yang mengalami hipertensi, paling banyak dari
genetik yaitu 58 orang (58%).
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Obesitas Lansia Dengan Hipertensi Di
Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin Padang Tahun 2019
IMT F %
Underweight 7 7.0
Normal 61 61.0
Overweight 26 26.0
Obesitas 1 3 3.0
Obesitas 2 3 3.0

Jumlah 100 100

Berdasarkan tabel 5.5 dapat disimpulkan bahwa dari 100


lansia yang mengalami hipertensi, IMT terbanyak adalah
normal yaitu 61 orang (61%).
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Merokok Lansia Dengan Hipertensi Di
Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin Padang Tahun 2019

Merokok F %
Tidak 72 72.0

Ya 28 28.0

Jumlah 100 100

Berdasarkan tabel 5.6 dapat disimpulkan bahwa dari 100


lansia yang mengalami hipertensi, paling banyak tidak
merokok yaitu 72 orang (72%).
BAB VI
Pembahasan
Hipertensi Pada Lansia Berdasarkan Tekanan Darah
Berdasarkan penelitian dari 100 lansia yang
mengalami hipertensi, tekanan darah
terbanyak adalah hipertensi kelas 1 yaitu 72
orang (72%).

Adriaanz tahun 2016


01
Diperoleh hasil (44,7%) lansia mengalami hipertensi.

Septiawan tahun 2018


02 Diperoleh hasil sebanyak (86%) lansia mengalami
hipertensi stage 1.
Hipertensi pada lansia dipengaruhi oleh
gangguan pada pembuluh darah seperti
gangguan elastisitas dan kekakuan
sehingga respon pembuluh darah
menjadi berkurang.
Hipertensi Pada Lansia Berdasarkan Usia
Berdasarkan penelitian dari 100 lansia yang
mengalami hipertensi, usia terbanyak adalah
usia lanjut (60-74 tahun) yaitu 87 orang (87%)

Adriaanz tahun 2016


01 Diperoleh hasil sebagian besar lansia pada usia 60-74
tahun, yaitu sebanyak 26 orang (55,3%)

Agustina tahun 2014


02 Diperoleh hasil (83,9%) pada rentang usia 60-74 tahun.

Pratiwi & Tala tahun 2013


03 Hipertensi lebih banyak pada usia 60 -74 tahun
dibandingkan usia 75 – 90 tahun.
Peneliti menganalisa bahwa lansia yang
paling banyak datang memeriksakan diri
ke puskesmas yaitu lansia yang berumur
60-74 tahun sedangkan lansia yang
berumur >90 tahun tidak ada, hal ini
dikarenakan ketidakmampuan dari fisik
nya untuk datang memeriksakan diri ke
puskesmas. Dengan bertambahnya usia
pada lansia maka kemungkinan semakin
besar resiko terkena penyakit degeneratif
salah satunya adalah hipertensi.
Seiring peningkatan usia insiden
hipertensi juga meningkat, beberapa
penelitian menunjukkan seseorang akan
terkena hipertensi saat berada pada usia
50 tahun ke atas. Disamping itu seiring
pertambahan usia, kemampuan jantung
dalam memompa darah menjadi
berkurang 1 % tiap tahunnya. Hal ini
disebabkan karena perubahan alami
pada jantung, pembuluh darah, dan kadar
hormon dapat meningkatkan tekanan
darah seiring dengan bertambahnya usia.
Hipertensi Pada Lansia Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan penelitian dari 100 lansia yang
mengalami hipertensi, jenis kelamin terbanyak
adalah perempuan yaitu 70 orang (70%)

Septiawan tahun 2018


01 Diperoleh hasil sebanyak (78%) lansia adalah perempuan

Agustina tahun 2014


02 Diperoleh hasil sebanyak (48,3%) pasien adalah
perempuan
Peneliti menganalisa bahwa lebih sedikit
laki-laki daripada perempuan. Hal ini
disebabkan karena perempuan tua atau
lansia lebih rentan terkena penyakit
hipertensi dibandingkan dengan laki-laki
tua karena pada perempuan yang telat
manopause tidak dilindungi lagi oleh
hormon estrogen.
Pada perempuan pasca menopause mengalami
resiko tinggi untuk hipertensi. Menopause pada
perempuan biasa terjadi pada rentang usia 40
sampai 55 tahun dan usia rerata menopause pada
perempuan adalah 47 tahun. Perempuan yang
belum menopause memiliki hormon estrogen yang
lebih tinggi yang mempunyai fungsi meningkatkan
kadar High Density Lipoprotein (HDL). Apabila HDL
lebih rendah dari Low Desity Protein (LDL) maka
akan mempengaruhi untuk terbentuknya proses
aterosklerosis yang dapat meningkatkan tekanan
darah selain itu kadar estrogen yang rendah juga
dapat meningkatkan kekentalan darah yang dapat
menyebabkan resiko penyakit jantung.
Hipertensi Pada Lansia Berdasarkan Genetik
Berdasarkan penelitian dari 100 lansia yang
mengalami hipertensi, paling banyak dari
genetik yaitu 58 orang (58%)

Septiawan tahun 2018


01 Diperoleh hasil sebanyak (73%) memiliki riwayat keluarga

Adriaanz tahun 2016


02 Diperoleh hasil (38,2%) penderita hipertensi memiliki
riwayat dari keluarga
Peneliti menganalisa bahwa hipertensi yang
terjadi pada lansia dipenelitian ini
berhubungan dengan adanya riwayat
genetik dari orang tuanya yang juga
menderita hipertensi. Perubahan genetik
dapat terjadi pada sistem hormonal, sistem
saraf simpatis ataupun pada struktur dari
pembuluh darah.
Berdasarkan ilmu Genetika hal ini dapat
terjadi karena adanya faktor Hereditas
yang berperan dalam penyakit turunan.
Hereditas ialah genotif yang diwariskan dari
orang tua pada keturunannya dan akan
membuat keturunan memiliki karakter
seperti induknya. Warna kulit, tinggi badan,
warna rambut, bahkan penyakit turunan
merupakan dampak dari penurunan sifat.
Hereditas dibawa oleh gen yang ada dalam
DNA masing-masing mahkluk hidup.
Gen-gen yang memiliki peran dalam
homeostasis natrium di ginjal yaitu gen
lysinedefecient protein kinase,
amiloridsensitive sodium channel, gen
subunit beta dan gamma yang mengkode 2
subunit ENac channel sodium. Gen-gen
tersebut mempengaruhi Pompa ion natrium
dan kalium di tubulus ginjal yang dapat
meningkatkan retensi natrium pada ginjal.
Rearbsorbsi natrium akan meningkatkan
cairan dan ekstraseluler volume yang akan
menyebabkan peningkatan aliran balik ke
jantung lalu akan meningkatkan jumlah
cardiac output dan akibatnya terjadinya
peningkatan tekanan pada arteri.
Gen-gen yang berpengaruh pada
metabolisme hormon steroid yaitu gen
aldosterone synthase dan gen reseptor
mineralokortikoid dimana gen tersebut
dapat meningkatkan produksi dari hormon
aldosterone yang dapat menyebabkan
retensi natrium di ginjal yang akhirnya akan
meningkatkan cardiac output dan
terjadinya peningkatan tekanan arteri.
Polimorfisme insersi/delesi adalah dari gen
ACE dikarakteristikan dengan adanya atau
hilangnya repeat sequence 28bp pada
intron 16 yang dapat meningkatkan kadar
ACE yang akan menstimulasi terjadinya
hipertensi.
Hipertensi Pada Lansia Berdasarkan Obesitas
Berdasarkan penelitian dari 100 lansia yang
mengalami hipertensi, Indek masa tubuh (IMT)
terbanyak adalah normal yaitu 61 orang (61%)

Puspita tahun 2014


01 Diperoleh hasil (81,1%) pasien dengan IMT normal

Hal ini tidak sesuai dengan survei MONICA (Monitoring


Trends and Determinant in Cardiovascular) yang
02 menyebutkan bahwa persentase hipertensi pada individu
obesitas 27,5% jauh lebih tinggi dibandingkan individu
dengan berat badan normal 12,5%.
Peneliti menganalisa bahwa pada
penelitian ini tidak terdapat hubungan
antara hipertensi dengan obesitas karena
kemungkinan disebabkan oleh adanya
faktor lain yang lebih berpengaruh
terhadap hipertensi seperti keturunan, usia,
jenis kelamin dan merokok.
Obesitas sentral dapat memicu terjadinya
hipertensi. Hal ini terjadi karena pada obesitas
sentral penumpukan lemak lebih banyak pada
daerah abdomen. Jika lemak abdomen ini
berlebihan akan menyebabkan beberapa hal
diantaranya: menurunkan kadar adiponektin,
menurunkan ambilan asam lemak bebas intrasel
oleh mitokondria sehingga oksidasi berkurang, dan
menyebabkan akumulasi asam lemak bebas
intrasel. Kelebihan asam lemak bebas ini dapat
memicu terjadinya resistensi insulin. Keadaan
hiperinsulinemi ini dapat menyebabkan
vasokonstriksi dan reabsorpsi natrium di ginjal,
yang pada akhirnya mengakibatkan hipertensi.
Hipertensi Pada Lansia Berdasarkan Merokok
Berdasarkan penelitian dari 100 lansia yang
mengalami hipertensi, paling banyak tidak
merokok yaitu 72 orang (72%)

Puspita tahun 2014


01 Diperoleh hasil paling banyak lansia tidak merokok yaitu
(73%) tidak merokok.

Agustina tahun 2014


02 Diperoleh hasil (73,7%) tidak merokok
Peneliti menganalisa bahwa lansia yang merokok
dalam penelitian ini lebih sedikit dari pada yang
tidak merokok, karena lansia yang tidak merokok
lebih tinggi jumlahnya dibandingkan dengan lansia
yang merokok.
Kebiasaan merokok dapat menyebabkan
gangguan kardiovaskuler pada lansia yaitu
penyebab terjadinya hipertensi adalah terdiri dari
berbagai faktor seperti stres, kegemukan,
merokok, hipernatriumia. Nikotin yang ada di
dalam rokok dapat mempengaruhi tekanan darah
seseorang. Pengaruh nikotin terhadap tekanan
darah bisa melalui pembentukan plak
aterosklerosis, efek langsung nikotin terhadap
pelepasan hormon epinefrin dan norepinefrin,
ataupun melalui efek CO dalam peningkatan sel
darah merah.
BAB VII
Penutup
Kesimpulan

Berdasarkan karakteristik lansia dengan hipertensi di wilayah kerja


Puskesmas Air Dingin Padang tahun 2019, maka dapat disimpulkan bahwa :
1) Tekanan darah terbanyak adalah hipertensi kelas 1 yaitu 72 orang (72%).
2) Usia terbanyak adalah usia lanjut (60-74 tahun) yaitu 87 orang (87%).
3) Jenis kelamin terbanyak adalah perempuan yaitu 70 orang (70%).
4) Paling banyak dari genetik yaitu 58 orang (58%).
5) Obesitas terbanyak adalah normal yaitu 61 orang (61%).
6) Paling banyak tidak merokok yaitu 72 orang (72%).
Saran

1) Untuk mengurangi kasus hipertensi perlu adanya cara untuk


mencegahnya seperti memberikan penyuluhan kepada masyarakat
mengenai hipertensi dan bagi penderita penyakit hipertensi untuk
selalu mengontrol tekanan darah dan menghindari faktor-faktor
yang menyebabkan terjadinya penyakit hipertensi.
2) Bagi Institusi pelayanan kesehatan, perlu peningkatan serta
program promosi kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan
penderita hipertensi tentang penyakit hipertensi agar penderita
hipertensi dapat mengatur pola hidup sehat seperti menghindari
makanan yang berlemak, menjaga berat badan serta menghindari
mengkonsumsi rokok dan faktor risiko hipertensi lainnya.
3) Bagi peneliti selanjutnya agar dapat melakukan penelitian lebih
lanjut tentang faktor penyebab hipertensi dengan pendekatan
analitik.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai

  • Makalah Agama KLMP 7
    Makalah Agama KLMP 7
    Dokumen9 halaman
    Makalah Agama KLMP 7
    Wangi Kamtala Syafti
    Belum ada peringkat
  • Pengertian Khitan
    Pengertian Khitan
    Dokumen2 halaman
    Pengertian Khitan
    Wangi Kamtala Syafti
    Belum ada peringkat
  • Tutor 9
    Tutor 9
    Dokumen10 halaman
    Tutor 9
    Wangi Kamtala Syafti
    Belum ada peringkat
  • Case Kusta
    Case Kusta
    Dokumen41 halaman
    Case Kusta
    Wangi Kamtala Syafti
    Belum ada peringkat
  • MILIARIA
    MILIARIA
    Dokumen29 halaman
    MILIARIA
    Wangi Kamtala Syafti
    Belum ada peringkat
  • CASE Urtikariaa
    CASE Urtikariaa
    Dokumen28 halaman
    CASE Urtikariaa
    Wangi Kamtala Syafti
    Belum ada peringkat
  • Leukemia Akut
    Leukemia Akut
    Dokumen37 halaman
    Leukemia Akut
    Wangi Kamtala Syafti
    Belum ada peringkat
  • MMSE
    MMSE
    Dokumen3 halaman
    MMSE
    Wangi Kamtala Syafti
    Belum ada peringkat
  • SKIZOFRENIA
    SKIZOFRENIA
    Dokumen37 halaman
    SKIZOFRENIA
    Wangi Kamtala Syafti
    Belum ada peringkat
  • Kandidiasis Oral
    Kandidiasis Oral
    Dokumen13 halaman
    Kandidiasis Oral
    Wangi Kamtala Syafti
    Belum ada peringkat
  • Perdarahan Saluran Cerna
    Perdarahan Saluran Cerna
    Dokumen17 halaman
    Perdarahan Saluran Cerna
    Wangi Kamtala Syafti
    Belum ada peringkat
  • Makalah Agama Islam Kelompok 5
    Makalah Agama Islam Kelompok 5
    Dokumen11 halaman
    Makalah Agama Islam Kelompok 5
    Wangi Kamtala Syafti
    Belum ada peringkat
  • Hars
    Hars
    Dokumen49 halaman
    Hars
    Wangi Kamtala Syafti
    Belum ada peringkat
  • Limfadenopati
    Limfadenopati
    Dokumen78 halaman
    Limfadenopati
    Wangi Kamtala Syafti
    Belum ada peringkat
  • SEMHAS Wangi
    SEMHAS Wangi
    Dokumen70 halaman
    SEMHAS Wangi
    Wangi Kamtala Syafti
    Belum ada peringkat