Anda di halaman 1dari 17

PERDARAHAN

SALURAN CERNA
Dr Laura Zeffira SpA MBiomed
Definisi
hilangnya darah dalam
jumlah yang tidak normal
pada saluran cerna mulai
dari rongga mulut hingga
ke anus.

Volume darah yang hilang


dari saluran cerna dalam
keadaan normal sekitar 0,5
– 1,5 mL per hari.
Berdasarkan lokasi anatomi sumber
perdarahannya

 Perdarahan saluran cerna


atas (di atas ligamentum
Treitz)

 Perdarahan saluran cerna


bawah (di bawah
ligamentum Treitz)
Manifestasi klinis perdarahan saluran
cerna
 Melena  keluarnya tinja yang berwarna hitam
atau seperti ter / aspal

 Hematochezia  keluarnya darah segar per rektum


yang berwarna merah cerah atau
sedikit gelap

 Hematemesis  muntah darah dengan material


muntahan berwarna merah terang
atau merah gelap (coffee grounds)
Anamnesis

Dalam melakukan evaluasi anak dengan perdarahan


saluran cerna ada beberapa kondisi yang harus segera
ditentukan sejak awal :
Apakah anak betul-betul mengalami perdarahan saluran
cerna
Apakah perdarahan yang terjadi menyebabkan gangguan
hemodinamik
Apakah perdarahan saat ini sedang berlangsung
Tindakan apa yang harus segera dilakukan saat ini
Hal-hal yang perlu ditanyakan dalam anamnesis :
1. Tentukan apakah anak betul-betul mengalami perdarahan saluran cerna
dari produk muntahan dan tinja.

2. Bebarapa kasus yang sering dikelirukan dengan perdarahan saluran cerna


antara lain adalah:
 Tertelan darah ibu pada saat persalinan atau saat menyusu akibat puting
yang lecet
 Tertelan darah epistaksis
 Mengkonsumsi makanan dan obat-obatan tertentu

3. Tentukan seberapa banyak volume darah yang hilang


• perdarahan hingga 20% vol  perubahan hemodinamik
• Syok perdarahan hingga 30% vol darah  Syok

4. Tanyakan warna darah dan jenis perdarahannya untuk menentukan


lokasi perdarahannya.

5. Tanyakan durasi perdarahan untuk menentukan kronisitas perdarahan.


6. Tanyakan gejala-gejala penyerta lain dan faktor risiko yang
mengarah pada penyebab tertentu.
- gejala lokal: diare, cramping, nyeri perut, konstipasi,muntah.
- gejala sistemik : demam, ruam, pusing, pucat, sesak napas,
berdebar-debar, akral dingin
7. Riwayat penyakit sebelumnya: riwayat perdarahan, riwayat
penyakit hati
8. Riwayat penyakit keluarga: penyakit perdarahan (bleeding
diatheses), penyakit hati kronik, penyakit saluran cerna (polip,
ulkus, kolitis), pemakaian obat-obatan tertentu
9. Riwayat minum obat-obatan yang mengiritasi mukosa
(mengkonsusmsi dalam jangka panjang) seperti NSAID,
steroid, obat-obatan sitostatika tertentu
10. Riwayat trauma abdomen
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium
 Uji Guaiac dengan sampel tinja untuk mengetahui perdarahan
tersembunyi atau untuk konfirmasi apakah materi dalam sampel tinja
adalah darah
 Pemeriksaan darah rutin lengkap, hemoglobin, hematokrit dan red
blood count (RBC),, laju enap darah (LED),Blood Urea
Nitrogen(BUN), prothrombin time(PPT),partial thromboplastin time
(APTT)
 Uji Apt-Downey untuk konfirmasi apakah hematemesis yang dialami
bayi berasal dari saluran cerna bayi atau darah ibu yang tertelan saat
persalinan atau menyusui dari puting ibu yang lecet.
Pemeriksaan radiologis
 Foto polos abdomen  melihat tanda-tanda enterokolitis
nekrotikans seperti dilatasi usus, penebalan dinding usus dan
pneumatosis intestinal
 Bariem enema  melihat adanya polip, malrotasi atau
intususepsi
 Foto kontras saluran cerna bagian atas utk kasus
perdarahan saluran cerna atas disertai gejala disfagia,
odinofagia, atau drooling
 Ultrasonografi abdomen  melihat adanya hipertensi portal
dan penyakit hati kronis
 CT scan dan MRI  melihat kondisi vaskularisasi abdomen
 Angiografi  Diindikasikan untuk lesi perdarahan aktif atau
perdarahan kronik rekuren yang tidak tampak dengan
pemeriksaan lain. perdarahannya
• Pemeriksaan endoskopi

Indikasi Gastroskopi dan kolonoskopi untuk


mengetahui lokasi perdarahan, mencari penyebabspesifik
perdarahan saluran cerna, biopsi jaringan dan bila
memungkinkan sekaligus terapi intervensi
Tata laksana

Prinsip penanganan mencakup tindakan suportif dan terapi


untuk mengontrol perdarahan aktif.
- Suportif :
• Stabilisasi hemodinamik dengan resusitasi cairan intravena
kristaloid (Ringer Laktat atau Normal Saline).
• Oksigenasi diberikan pada perdarahan aktif masif dengan syok.
• Pada perdarahan masif diberi transfusi darah (Whole blood,PRC)
untuk memperbaiki oxygen-carrying capacity.
• Koreksi gangguan elektrolit bila ada
Pengobatan spesifik untuk mengontrol perdarahan :
- Perdarahan aktif :
- Gastric Acid Secretion Inhibitor IV :
- Ranitidin (histamin-2 antagonis) 1 mg/kgBB dilanjutkan 2–4
mg/kgBB/hari infus kontinu
- Pantoprazole (proton pump inhibitor/PPI): anak-anak <40 kg: 0,5-1
mg/kgBB/ hari iv sekali sehari, anak-anak >40 kg: 20-40 mg sekali
sehari (maksimum 40 mg/hari)
• - Agen vasoaktif IV :
- Okreotid (somatostatin analog): 1 mcg/kgBBiv bolus (maksimal 50 mcg)
- Vasopresin (antidiuretic hormone) 0,002 – 0,005 unit/kgBB/menit tiap 12
jam kemudian diturunkan dalam 24-48 jam (maksimum 0,2 unit/menit).
- Mencegah perdarahan :
- Gastric Acid Secretion Inhibitor (oral)
• Ranitidin (histamin-2 antagonis) 2-3 mg/kgBB/kali, 2 atau 3 kali per hari
(mak 300 mg/hari)
• Famotidin (histamin-2 antagonis) 0,5 mg/kgBB/kali, dua kali sehari
(mak 40 mg/hari)
• Lansoprazol (PPI) 1–1,5 mg/kgBB/hari, satu atau dua kali sehari (mak
30 mg dua kali sehari)
• Omeprazol (PPI) 1-1,5 mg/kgBB/ hari satu atau dua kali sehari (mak
20 mg
dua kali sehari)

- Adhesive protection of Ulcerated Mucosa (Oral) :


• Sukralfat (Local adhesive paste) 40-80 mg/kgBB/ hari terbagi 4
dosis (mak 1.000 mg/dosis terbagi dalam 4 dosis)
Mencegah perdarahan varises :
• Propranolol (beta adrenergic blocker): 0,6-0,8 mg/kgBB/hari
terbagi dalan 2–4 dosis
• Pemasangan NGT

- Endoskopi : Gastroskopi / Kolonoskopi


-Terapi polipektomi

- Antibiotik sesuai indikasi


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai