Anda di halaman 1dari 52

Diah Eka Wiyani, S.

Ked
08700200
Pembimbing : dr. Unggul Karyo Nugroho, Sp.OG
LAPORAN KASUS
Dysfunctional Uterine Bleeding
dengan Anemia Berat
TINJAUAN PUSTAKA
Dysfunctional Uterine Bleeding
(DUB)
DEFINISI
Dysfunctional Uterine Bleeding (DUB) atau Perdarahan Uterus
Disfungsi (PUD) adalah perdarahan uterus abnormal yang terjadi
tanpa adanya keadaan patologi pada panggul, penyakit sistemik
tertentu atau kehamilan.


AUB (Abnormal Uterine Bleeding)
EPIDEMIOLOGI
Sering dijumpai pada periemenarche & perimenopouse
Sering disertai dengan penyakit metabolik, endokrin, penyakit
darah, penyakit umum yang menahun, tumor ovarium, dll
ETIOLOGI
Menurut klasifikasi FIGO :
Struktural
Fungsional
ETIOLOGI
DUB dapat terjadi pada siklus ovulasi ataupun anovulasi yang sebagian
besar disebabkan oleh gangguan fungsi mekanisme kerja poros
hipotalamus hipofisis ovarium endometrium.
Fase Menstruasi
Fase Proliferasi Fase Sekresi
Desidua Basalis
Desidua Fungsionalis
Hormon
Gonadotropin
Hormon Steroid
Granulosa cells
Theca cells
PATOFISIOLOGI
SIKLUS OVULASI
Terganggunya kontrol normal
hemostasis & vasokonstriksi
pelepasan jaringan
endometrium tak bisa dibatasi
korpus luteum persisten
folikel tidak pecah tidak
terjadi ovulsi dan
pembentukan korpus luteum
hiperplasia endometrium
karena stimulasi esterogen
yang berlebihan & terus
menerus
Pelepasan endometrium
yang tidak teratur
(irregular shedding)
insufisiensi korpus
luteum
ec.kurangnya
produksi
progesteron karena
gangguan LH
releasing factor
PATOFISIOLOGI
SIKLUS ANOVULASI
gangguan endokrin
stimulasi esterogen secara
berlebihan pada endometrium
Endometrium mengalami proliferasi
berlebihan, tanpa diikuti pembentukan
jaringan penyangga yang baik (ec kadar
progesteron rendah)
Endometrium jadi tebal tapi rapuh jaringan
endometrium lepas tidak bersamaan, tidak ada
kolaps jaringan perdarahan tidak teratur.
perimenopouse
periemenarke
DIAGNOSA
PENATALAKSANAAN
1. Tirah baring
2. Tranfusi darah
3. Hormon steroid
4. Androgen
Propionas testosteron 50 mg im dapat diulang 6 jam kemudian (jika lama
diberikan bahaya virilisasi)
5. Dilatasi dan kuretase
6. Tangani penyakit penyerta
7. Terapi hormonal bila setelah kuretase perdarahan tetap berulang
8. Klomifen menimbulkan ovulasi pada perdarahan anovulatoar
9. Histerektomi, jika dilakukan kerokan beberapa kali tapi perdarahanya
berulang dan sudah punya cukup anak.

ANEMIA BERAT
DEFINISI
Anemia adalah keadaan berkurangnya sel darah merah atau konsentrasi
hemoglobin (Hb) di bawah nilai normal sesuai usia dan jenis kelamin.
PATOFISIOLOGI
KLASIFIKASI
Pembagian derajat anemia menurut WHO dan NCI (National Cancer Institute) :

DERAJAT WHO NCI
Derajat 0 (nilai normal) 11.0 g/dL

Perempuan 12.0 - 16.0 g/dL
Laki-laki 14.0 - 18.0 g/dL
Derajat 1 (ringan) 9.5 10.9 g/dL 10.0 g/dL - nilai normal
Derajat 2 (sedang) 8.0 9.4 g/dL 8.0 - 10.0 g/dL
Derajat 3 (berat) 6.5 7.9 g/dL 6.5 - 7.9 g/dL
Derajat 4 (mengancam jiwa) 6.5 g/dL < 6.5 g/dL
DIAGNOSA
Diagnosa anemia ditegakkan berdasarkan temuan anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan laboratorium yang dapat mendukung, sehubungan dengan gejala klinis
yang sering tidak khas.
PENATALAKSANAAN
1. Obati kausa anemia
2. Pengobatan disesuaikan derajat anemia :
a. Hb < 7 g/dL Tranfusi
- terutama anemia akut
- bisa ditunda jika pasien asimptomatik dan/atau penyakitnya memiliki terapi spesifik
lain (Rekomendasi A)

b. Hb 7-10 g/dL Tranfusi
- apabila ditemukan hipoksia atau hipoksemia yang bermakna secara klinis dan
laboratoris (Rekomendasi C)

c. Hb 10 g/dL tranfusi
- kecuali bila ada indikasi tertentu

LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. M
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 46 tahun
Alamat : Dusun Krajan RT I /I Kareng Lor, Kedupok,
Probolinggo
Pekerjaan : Petani
MRS : 3 April 2014 (03.30 WIB)
KRS : 5 April 2014

ANAMNESA
Keluhan Utama
Keluar darah dari kemaluan
Riwayat Penyakit Sekarang
Darah yang keluar dari kemaluan terjadi pada pukul 01.30 WIB (dua
jam sebelum MRS) saat pasien terbangun untuk BAK.
Darah yang keluar cair, warna merah segar, total jumlahnya kira-kira
satu setengah liter.
Saat darah keluar pervaginam, tidak terasa nyeri di kemaluan juga
tidak mengeluh nyeri perut atau pusing sebelum atau setelah keluarnya
darah.
Sedang tidak hamil.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak pernah merasakan sakit seperti ini sebelumnya
Pasien mengaku tidak mempunyai riwayat hipertensi, diabetes mellitus
dan asma.
Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu pasien menderita hipertensi
Keluarga pasien tidak ada yang menderita kencing manis, asma atau
pun riwayat melahirkan anak kembar.

Riwayat Siklus Menstruasi
Menarche terjadi pada usia 17 tahun.
Selama menstruasi jadwalnya tidak teratur tetapi setiap bulan
selalu mestruasi sekali dengan lama 5- 8 hari.
Nyeri pada hari pertama menstruasi sering terjadi.
Sudah tidak menstruasi selama lima bulan
Jarang keputihan.
Riwayat Obstetri
Pasien mempunyai satu anak laki-laki usia 15 tahun yang lahir
secara normal di bantu bidan dengan usia kehamilan 9 bulan
tanpa penyulit dalam melahirkan tapi pasien lupa berapa berat
bayi saat lahir.
Riwayat Psikososial
Pasien sehari hari bekerja sebagai petani.
Sedang ada masalah keluarga.
Sudah bercerai dengan suaminya selama 5 tahun.
Tinggal bersama anak laki-lakinya yang berusia 15 tahun.
Riwayat Pengobatan
Pasien langsung berobat ke RSUD dr.Moh Shaleh
Riwayat Alergi
tidak ada alergi obat.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Interna (IGD):
KU : cukup
KS : CM
TTV
TD : 140/90 mmHg
N : 72x /menit
RR : 20x /menit
Suhu : 36,9 C
KL : a/i/c/d = -/-/-/-
Thorax :
jantung : S1S2 tunggal iregular, murmur (-), gallop (-)
paru : suara nafas vesikuler normal, wheezing (-/-), rhonki (-/-)
Abdomen
I : sikatrik (-)
P : defans muskular (-), nyeri tekan (-), uterus tak teraba
P : timpani
A : bising usus (+) normal
Ekstremitas
akral hangat +/+ edema -/- sianosis -/-
PEMERIKSAAN FISIK
Status Ginekologi
Inspeksi : keadaan umum baik, perut tak tampak tegang, terlihat
perdarahan pervaginam, cair warna merah segar, ganti
underpad 2x.
Palpasi : suppel, tidak ada nyeri tekan, hepar lien tak teraba, uterus
tak teraba, tak teraba massa.
(tidak dilakukan pemeriksaan dalam di IGD)

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium (IGD)
3 April 2014, pukul 03.41 WIB :

Pemeriksaan darah lengkap
- HB : 10,3 g/dl
- Leukosit : 7.740/cmm
- Trombosit : 289.000/cmm
- Hematokrit : 41 %
Plano test : negatif

DIAGNOSA
P1-1 Ab0x dengan Menometroragia dengan Anemia Ringan

FOLLOW UP
Waktu
Kamis, 3 April
2014
05.40 WIB

Keluar darah pervaginam dan stosel 350 cc
Dilakukan eksplorasi stosel 50 cc
07.00 WIB Subyektif :
Pusing saat bediri,membaik saat tidur
Sempat pingsan saat jalan ke kamar mandi
Sering keluar darah dari vagina
Mual (-) muntah (-)
BAK/BAB lancar
Makan minum cukup
Obyektif :
KU : cukup Kes : CM KL : a/i/c/d = +/-/-/-
TTV : T: 120/80 mmHg Ekstremitas : akral hangat +/+
N: 120 x/menit
S: 36,4 C
RR:20 x/menit
FOLLOW UP

Waktu


Status Ginekologi
Inspeksi : keadaan umum baik, perut tak tampak tegang, terlihat
perdarahan pervaginam, cair warna merah segar.
Palpasi : suppel, tidak terdapat pembesaran abdomen, tidak teraba uterus.
Pemeriksaan dalam :
porsio keras dan licin, tidak berdungkul, tidak terdapat
pembukaan portio, tidak teraba massa, uterus sebesar telur
ayam dengan posisi antefleksi.
Assesment :
P1-1 Ab0x dengan Dysfunctional Uterine Bleeding serta Anemia Berat
Planing :
- Periksa laboratorium lengkap - Metronidazole infus iv 3x1
- Pasang tampon 24 jam - Inj. Dexamethasone 1gram iv 3x1
- Periksa USG abdomen -Inj. Asam traneksamat 1 gram iv 3x1
- Tranfusi WB 1 kolf
- Inj.Cefotaxim 1 gram iv 3x1
Waktu
08.00 WIB Inj. Dexamethasone 1 gram iv
12.00 WIB Dilakukan USG abdomen.
Hasil :
Terlihat pembesaran cervik uteri yang sulit ditentukan oleh karena massa atau tampon.
17.30 WIB Masuk tranfusi WB golongan darah O 300 cc.
20.20 WIB Pengambilan sampel darah & urin.
Hasil pemeriksaan darah lengkap : Hasil Pemeriksaan urin lengkap :
- Hemoglobin : 7,4 g/dl () - Albumin, Bilirubin : (-)
- Leukosit : 14.970/cmm () - Epitel : 2-6 /Lp ()
- Trombosit : 220.000/cmm - Eritrosit :1-3 /Lp ()
- Hematokrit : 29 % () - Leukosit : 2-5 /Lp ()
- HbsAg : negatif - Lain-lain : blood (+2), nitrit (+)
- 2 Jam PP : 187 mg/dl () - Kristal, reduksi : (-)
- BSN : 164 mg/dl () - Sedimen, Silinder : (-)
- Urobilin : (-)
Hasil : Pembesaran cervik uteri sulit ditentukan oleh karena massa atau tampon.
Waktu
Jumat, 4 April 2014
07.00 WIB
Subyektif :
- Pusing (-) - BAK/BAB lancar
- Keluar darah dari vagina jarang - Makan minum cukup
- Mual (-) muntah (-)
Obyektif :
KU : cukup Kes : CM KL : a/i/c/d = +/-/-/-
TTV : T: 130/70 mmHg Ekstremitas : akral hangat +/+
N: 112 x/menit
S: 36,6 C
RR:20 x/menit
Assesment :
P1-1 Ab0x dengan Dysfunctional Uterine Bleeding serta Anemia Berat hari pertama
Planing :
-Periksa Hb - Metronidazole infus iv 3x1
-Tranfusi PRC 1 kolf - Dexamethasone 1gram iv 3x1
- Cefotaxim 1 gram iv 3x1 - Asam traneksamat 1 gram iv 3x1
17.00 WIB Tranfusi PRC golongan darah O, 200 cc
Waktu
Sabtu, 5 April 2014
06.00 WIB
Pengambilan sampel darah
Hasil : Hemoglobin : 9,8 g/dl
07.00 WIB Subyektif :
- Pusing (-) - BAK/BAB lancar
- Tidak keluar darah dari vagina - Makan minum cukup
- Mual (-) muntah (-)
Obyektif :
KU : cukup Kes : CM KL : a/i/c/d = /-/-/-
TTV : T: 120/70 mmHg Ekstremitas : akral hangat +/+
N: 96 x/menit
S: 36,6 C
RR:20 x/menit
Assesment :
P1-1 Ab0x dengan Dysfunctional Uterine Bleeding serta Anemia Berat hari kedua
Planing :
- Tablet Cefotaksim 3x1
- Tablet Asam traneksamat 3x1
- Pasien boleh pulang
Waktu
Kamis, 10 April 2014
10.00 WIB
(Poli Kandungan RSUD
Moh.Shaleh,
Probolinggo)
Subyektif :
- Pusing (-) - BAK/BAB lancar
- Tidak keluar darah dari vagina - Makan minum cukup
- Mual (-) muntah (-)
Obyektif :
KU : cukup Kes : CM KL : a/i/c/d = -/-/-/-
TTV : T: 110/70 mmHg Ekstremitas : akral hangat +/+
N: 96 x/menit
S: 36,6 C
RR:20 x/menit
Assesment :
P1-1 Ab0x dengan post Dysfunctional Uterine Bleeding serta Anemia Berat hari
ketujuh
Planing :
- Tablet Fe 2x1
PEMBAHASAN
ANAMNESA
Usia px 46 tahun
Perimenopouse fungsi ovarium mulai
menurun dan proses terhentinya fungsi
ovarium yang tidak selalu berjalan lancar.
Keluar darah
dari kemaluan
2 jam sebelum
MRS, total 1,5 liter
Merah segar, cair,
tidak bergumpal
tidak nyeri


bandingkan dgn
gejala klinis pada
pasien.
Tx
Wanita >40 th siklus haid untuk 25% tidak
disertai ovulasi bersifat anovulatoar.
ANAMNESA
Menarche
usia 17 th
makin lambat menarche
timbul, makin dini
menopouse muncul.
menarchenya 17 th
menopousenya akan
terjadi lebih dini.
Rentang menarche 10-16 th,
umumnya 12,5 th
Menarche dipengaruhi oleh :
1. Keturunan
2. Gizi
3. Kesehatan umum
ANAMNESA
Sudah tidak menstruasi selama lima bulan
Masa kehidupan wanita :
Masa bayi anak-anak pubertas reproduksi klimakterium senium.

1. Fase klimakterium
peralihan antara masa reproduksi dgn masa senium yang terjadi akibat
menurunnya fungsi generatif ataupun endokrinologik dari ovarium.

Menopouse (haid terakhir / saat terjadinya haid terakhir)

Bagian dari klimakterium :
- sebelum menopouse (pramenopouse/premenopouse)
- setelah menopouse (pascamenopouse/post menopouse)

2. Fase Senium
masa sesudah pascamenopouse, ketika telah tercapai keseimbangan baru
dalam kehidupan wanita, sehingga tidak ada lagi gangguan vegetatif maupun
pskikis.
1. Primer menstruasi pertama
usia >18 th
2. Sekunder pernah menstruasi
tapi berhenti selama 3 bln
Amenorea
ANAMNESA
Dx: amenorea sekurang
kurangnya 1 tahun
MENOPOUSE
Px : tidak menstruasi 5bulan
fase pramenopouse waktu
predisposisi DUB (fungsi
ovarium mulai menurun dan
proses terhentinya fungsi
ovarium tidak selalu berjalan
lancar).
Sedang ada
masalah
keluarga
R.psikososial
Stress predisposisi
perdarahan anovulatoar
PEMERIKSAAN FISIK
KU : cukup
KS : CM
jumlah darah yang keluar
pervaginam belum sampai membuat
keadaan umum dan kesadaran
pasien menurun
T : 120/80 mmHg
N : 120 x/menit
S : 36,4 C
RR: 20 x/menit
takikardi kompensasi
akibat adanya perdarahan
a/i/c/d = +/-/-/-
konjungtiva anemis gejala klinis
anemia, salah satunya karena DUB
PEMERIKSAAN FISIK
Status
Ginekologi
Inspeksi :
KU baik, perut tidak distensi, tidak ada luka parut bekas
operasi, terlihat perdarahan pervaginam yang cair
dengan warna merah segar.

Palpasi :
suppel, tidak terdapat pembesaran abdomen, tidak teraba
uterus.

Pemeriksaan dalam :
porsio keras dan licin, tidak berdungkul, tidak ada
pembukaan portio, uterus sebesar telur ayam, dengan
posisi antefleksi.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hemoglobin
3/4/14
( 03.41 ) Hb = 10,3 g/dl
( 17.30 ) tranfusi WB gol.O 300 cc
( 20.20 ) Hb = 7,4 g/dl

4/4/14
( 17.00 ) tranfusi PRC 200 cc

5/4/14
( 07.56 ) Hb = 9,8 g/dl
Anemia Berat /
Anemia derajat 3
WHO & NCI
tranfusi
memantau
sejauh mana derajat
anemia Tx sesuai
derajat anemia.
Tranfusi Darah lengkap / Whole Blood
(WB)
Tranfusi Packed Red Cells (PRC)
Tujuan :
Mengatasi perdarahan akut & masif, dan
mempertahankan proses pembekuan.
Indikasi :
1. Penggantian volume pada syok hemoragi,
trauma atau luka bakar.
2. Perdarahan masif & telah kehilangan >25 %
volume darah total.

Tujuan :
Hb tanpa volume darah secara nyata.
Indikasi :
1. Penderita tanpa penyakit jantung, paru, PD,
ginjal & gangguan SSP dgn Hb < 7g/dL (HCT
< 21%).
2. Penderita dgn penyakit jantung, paru, PD,
ginjal & gangguan SSP dgn Hb < 9 g/dL
(HCT < 27%).
3. Pasien sepsis dgn Hb < 10 g/dL atau HCT
dipertahankan di atas 30%.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah
Lengkap
2 Jam PP : 187 mg/dl ()
BSN : 164 mg/dl ()
Menderita diabetes mellitus yang baru
diketahui faktor predisposisi DUB.
Plano test
Hasil : negatif Tidak hamil
USG
Abdomen
Hasil : Pembesaran cervik uteri sulit
ditentukan oleh karena massa atau
tampon.
Saran : USG abdomen pada asien
perdarahan pervaginam sebaiknya tidak
dilakukan pemasangan tampon terlebih
dahulu, sehingga ahli radiologi dapat
memberikan diagnosa yang lebih tepat
tentang penyebab dari perdarahan
tersebut.
Bukan :
- abortus inkompletus
- KET
- Implantasion bleeding
DIAGNOSA
Dari anamnesa, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang yang
telah dilakukakan, diagnosa yang sesuai dengan gejala dan tanda yang
diderita paisen adalah Dysfunctional Uterine Bleeding dengan Anemia
Berat.

PENATALAKSANAAN
- Periksa laboratorium lengkap
- Pasang tampon 24 jam
- Periksa USG abdomen
- Tranfusi WB 1 kolf
- Tranfusi PRC 1 kolf
- Cefotaxim 1 gram iv 3x1
- Infus Metronidazole 5mg/ml 3x1
- Dexamethasone 1gram iv 3x1
- Asam traneksamat 1 gram iv 3x1
cefalosforin generasi 3
salah satu indikasi untuk infeksi
ginekologi
broad spectrum
dosis infeksi sedang-parah 1-2
gram setiap 8 jam, iv/im
ES KS pada darah adalah TD,
Hb, eritrosit, leukosit, limfosit.
iIndikasi : infeksi kuman anaerob
dosis 500 mg tiap 8jam
tiap 100 ml mengandung Metronidazole
500 mg
competitive inhibitor dari aktivator
plasminogen + penghambat plasmin
plasmin menghancurkan fibrinogen,
fibrin & faktor pembekuan darah lain
dosis 1 gram 3 x sehari (injeksi IV pelan)
PROGNOSIS
Dysfunctional Uterine Bleeding
bisa menjadi morbiditas yang
serius & kronis akibat anemia
yang ditimbulkan dan akibat
penatalaksanaan yang tidak
baik. Walaupun demikian
prognosisnya tidak terlalu
buruk.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai