Anda di halaman 1dari 24

PRESENTASI KASUS

MOLA HIDATIDOSA
Disusun oleh : karmila
pembimbing : dr. Budi M Lumunon, Sp.OG (K)
ILUSTRASI KASUS
IDENTITAS PASIEN

1. Nama                    : Ny. N, G2 P1 A0

2. Umur                      : 30 tahun

3. Suku/Bangsa         : Jawa / Indonesia

4. Agama                   : Islam

5. Pendidikan            : SMA

6. Pekerjaan               : Ibu rumah tangga

7. Alamat                  : Yogyakarta
ILUSTRASI KASUS
Keluhan Utama

Pasien Mengeluh mengalami perdarahan pada jalan lahir, 1 hari SMRS

Riwayat penyakit
1.  Riwayat penyakit sekarang
Darah yang keluar berwarna merah segar tanpa disertai dengan adanya gumpalan darah berwarna seperti hati (-), gelembung seperti
mata ikan (+). Darah yang keluar sebanyak 3x ganti pembalut dan tidak berbau. Keluhan disertai nyeri pada perut (+) namun tidak
ada keluhan keputihan atau nyeri pada daerah kelamin. Pasien mengatakan sebelumnya sudah dikatakan hamil 4 bulan.

2. riwayat obstetri
Riwayat berhubungan seksual sebelumnya selama kehamilan ini (-), riwayat diurut – urut sebelumnya (-), riwayat penggunaan
obat- obatan (-), riwayat perut kencang sebelumnya (-). Riwayat penggunaan KB (+) sejak 3 bulanyang lalu. Riwayat kelainan
menstruasi (-).
Riwayat persalinan dan kehamilan sebelumnya, anak pertama lahir spontan dengan kehamilan cukup bulan. Anak pertama
lahir spontan dibantu bidan dan terdapat riwayat perdarahan post partum akibat sisa plasenta dan sudah dilakukan kuretase. Jarak
kehamilan pertama dengan kehamilan sekarang adalah 8 bulan. Pemeriksaan kehamilan dilakukan oleh bidan dan tidak ke dokter.

3.    Riwayat Penyakit Keluarga


Belum pernah ada anggota keluarga pasien yang menderita penyakit serupa dengan pasien sebelumnya
ILUSTRASI KASUS
• . PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : tampak sakit sedang
kesadaran : kompos mentis
tanda vital :
tekanan darah :120/80 mmHg,
nadi : 86x/menit
laju pernafasan : 24x/menit
suhu :36,70C.
• Status gizi : normal.
Pada status generalis, pemeriksaan kepala, thoraks, abdomen dan ekstremitas dalam batas normal.
• Pemeriksaan obstrikri :
pada pemeriksaan luar berupa : perut sedikit cembung, lemas dan striae (+). Pada palpasi nyeri tekan (+), massa
(-), uterus setinggi pusar, ballottement (-), denyutjantung janin (-).
Pada pemeriksaan inspekulo : didapatkan portio livid, orifium uterus eksternum tertutup (-), fluksus (+) darah
tidak aktif, flour (-), erosi/laserasi/polip (-), cavum douglas tidak menonjol.
ILUSTRASI KASUS
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
pemeriksaan laboratorium :
Hemoglobin : 10,7 gr/dl (12,1-15,1 gr/dl)
Hematokrit : 31 % (34,9- 44,5 %)
trombosit : 208.000/ul (140.000 – 450.000)
leukosit :15.400/ul, (4.500- 10.000)
ureum : 13 mg/dl (7-20)
kreatinin : 0,5 mg/dl (0,5-1,1)
GDS :100 mg/dl (70-130)

Pemeriksaan hormon tiroid :


T3 : 2,40 ng/dl (2,30-6,19 ng/dl)
T4 :102 ng/dl (70-155 ng/dl)
TSH : 0,03 mIU/l (0.27-4,7)
Pemeriksaan kehamilan : positif.
Pemeriksaan USG : gambaran snowstorm, vesicular pattern, dan kista lutein berukuran 5x6 cm.
ILUSTRASI KASUS

DIAGNOSIS KERJA :
Mola hidatidosa komplit, anemia ringan

TATALAKSANA
Rencana diagnostik :pemeriksaan PA post kuretase + pemeriksaan B HCG
Rencana terapetik :
Rencana Non medikamentosa :
Observasi tanda vital
Tindakan evakuasi mola hidatidosa dengan kuretase
KIE kepada pasien dan keluarga
Rencana medikamentosa :
Infus cairan RL 500cc/8jam
ceftriaxon iv 2 x 1 g
serta asam traneksamat 2 x 500 mg.
DAFTAR MASALAH

1. MOLAHIDATIDOSA KOMPLIT
2. ANEMIA RINGAN
URAIAN MASALAH
1. MOHAHIDATIDOSA KOMPLIT
Atas dasar :
• Anamnesis : Pasien Mengeluh mengalami perdarahan pada jalan lahir, 1 hari SMRS, Darah yang
keluar berwarna merah segar tanpa disertai dengan adanya gumpalan darah berwarna seperti hati
(-), gelembung seperti mata ikan (+). Darah yang keluar sebanyak 3x ganti pembalut dan tidak
berbau. Keluhan disertai nyeri pada perut (+) namun tidak ada keluhan keputihan atau nyeri pada
daerah kelamin. Pasien mengatakan sebelumnya sudah dikatakan hamil 4 bulan.
• pada pemeriksaan luar berupa : perut sedikit cembung, lemas dan striae (+). Pada palpasi
nyeri tekan (+), massa (-), uterus setinggi pusar, ballottement (-), denyutjantung janin (-).
• Pemeriksaan kehamilan : positif.
• Pemeriksaan USG : gambaran snowstorm, vesicular pattern, dan kista lutein berukuran
5x6 cm.

2. Anemia ringan :
Atas dasar :
• Hemoglobin : 10,7 gr/dl (12,1-15,1 gr/dl)
PROGNOSIS

PROGNOSIS
1. Ad vitam : ad bonam
2. Ad functional : ad bonam
3. Ad sanationam : ad bonam
TINJAUAN
PUSTAKA
DEFINISI
Kehamilan yang berkembang tidak wajar di mana tidak ditemukan janin dan
hampir seluruh vili korialis mengamami perubahan hidropik menyerupai
buah anggur (Complete Mole) dan apabila disertai janin/bagian janin disebut
Partial Mole
Makroskopik : Mola berupa gelembung-gelembung putih, tembus pandang,
berisi cairan jernih dengan ukuran beragam
ETIOLOGI

1. Faktor ovum yang memang sudah patologik, tetapi  terlambat untuk dikeluarkan
2. Imunoselektif dari trofoblas
3. Malnutrisi, defisiensi protein, asam folat, karoten, vitamin, dan lemak hewani
4. Paritas tinggi
5. Umur, risiko tinggi kehamilan dibawah 20 atau diatas 40  tahun
6. Infeksi virus dan faktor kromosom yang belum jelas
KLASIFIKASI

 
PATOGENESIS
PATOGENESIS
Tanda & Gejala
DIAGNOSIS Pemeriksaan Penunjang

• Perdarahan pervaginam berupa bercak hingga Serum β–hCG > 100.000 mIU/mL
berjumlah banyak   
• Amenorrhea dengan mual, muntah dan pusing USG 🡪 gambaran snowstorm atau honeycomb
yang hebat 
• Ukuran uterus lebih besar dari usia kehamilan 
• Takikardi, berdebar-debar 
• Tekanan darah tinggi.
• Tidak ditemukan tanda kehamilan pasti seperti
ballottement dan DJJ
• Serviks terbuka 
• Keluar jaringan berebentuk gelembung seperti
anggur (tidak selalu)
TATALAKSANA
UMUM KHUSUS

• Siapkan darah untuk transfusi, terutama pada • Evakuasi dengan AVM dan kosongkan isi uterus secara cepat  
mola berukuran besar.  •
• Infus oksitosin 10 unit dalam 500 ml NaCl 0.9% atau RL dengan
Menghilangkan atau mengurangi penyulit seperti kecepatan 40-60 tetes/menit untuk mencegah perdarahan. 
preeklampsia atau tirotoksikosis •
• Ibu dianjurkan menggunakan kontrasepsi hormonal bila masih
Jika serviks tertutup, pasang batang laminaria ingin memiliki anak/ tubektomi bila ingin menghentikan kesuburan 
selama 24 jam untuk mendilatasi serviks.   • Selanjutnya ibu dipantau: 
Pemeriksaan HCG serum setiap 2 minggu. 
Bila hasil HCG serum terus menetap atau naik dalam 2 kali
pemeriksaan berturut-turut 🡪 rujuk rs rujukan tersier yang
mempunyai fasilitas kemoterapi. 
HCG urin yang belum memberi hasil negatif setelah 8 minggu 🡪
rujuk ke rs rujukan tersier.
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
1. Berdasarkana anamnesis, ia mengalami perdarahan pada kehamilan muda (early pregnancy
bleeding). Beberapa penyakit yang dapat terjadi pada periode ini antara lain kehamilan ektopik,
abortus baik imminens, insipiens, inkomplit, maupun komplit, selain itu dapat pula penyakit
trofoblastik gestasional seperti mola hidatidosa, mola invasif, koriokarsinoma, dapat pula kelainan
eksternal seperti vaginitis, servisitis dll.
2. Berdasarkan anamnesis gejala mengalami molahidatidosa Pasien Mengeluh mengalami perdarahan
pada jalan lahir, 1 hari SMRS, Darah yang keluar berwarna merah segar tanpa disertai dengan
adanya gumpalan darah berwarna seperti hati (-), gelembung seperti mata ikan (+). Darah yang
keluar sebanyak 3x ganti pembalut dan tidak berbau. Keluhan disertai nyeri pada perut (+) namun
tidak ada keluhan keputihan atau nyeri pada daerah kelamin. Pasien mengatakan sebelumnya sudah
dikatakan hamil 4 bulan.
PEMBAHASAN
3. Berdasarkan temuan-temuan pemeriksaan fisik dugaan terjadinya infeksi pada genitalia eksterna
dapat disingkirkan. Pada pasien didapatkan beberapa hal yaitu adanya gelembung berbentuk mata ikan
(+), uterus yang membesar tidak sesuai (lebih besar) dengan usia kehamilan yang ditandai dengan
tinggi uterus yang setinggi pusat yang seharusnya 3 jari di atas simfisis pubis. Sehingga dapat
dikatakan bahwa penyakit ini termasuk penyakit trofoblastik gestasional yang meliputi mola
hidatidosa.
4. Berdasarkan hasil dari USG yang dilakukan menunjukkan terdapatnya gambaran snowsstrom
vesicular pattern dan disertai dengan adanya kista lutein yang menguatkan diagnosa mola hidatidosa
komplit.
PEMBAHASAN

1. Pada pasien juga dilakukan pemeriksaan hormone tiroid dengan hasial normal. Pemeriksaan ini dilakukan
mengingat β hCG merupakan analog reseptor dari thyrotrophic hormone (TSH), dimana kadar β hCG yang
tinggi dapat menginduksi hipertiroid sekunder
2. Kuretase dilakukan bila kondisi yang mempengaruhi keadaan pasien telah dapat diatasi. Kondisi seperti
anemia, syok atau bahkan preeklampsia dan tirotoksikosis. Teknik kuretase yang dilakukan adalah kuretase
hisap. Tindakan ini dilakukan dengan persiapan servikal sebelumnya, obat oksitosin, dan kuret tajam serta obat
– obatan lainnya.
3. Pada pasien tidak ditanyakan haid terakhir kapan maupun HPHT sebagai salah satu anamnesis pada obstetrik
KESIMPULAN
Pasien ini didiagnosis mola hidatidosa komplit dengan ditemukan adanya perdarahan pada
kehamilan muda, disertai dengan adanya gelembung seperti mata ikan (+). Pemeriksaan fisik
didapatkan adanya pembesaran uterus melebihi usia kehamilan yang seharusnya, serta DJJ (-).
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan berupa pemeriksaan USG yang menunjukkan gambaran
snowstorm, vesicular pattern, dan ditemukan kista lutein. Namun, pemeriksaan ini belum tepat
karena masih perlu dilakukan pemeriksaan β hCG untuk diagnosanya. Pemeriksaan fungsi tiroid
perlu dilakukan untuk mengetahui kemungkinan komplikasi yang mungkin timbul. Terapi yang
diberikan adalah kuretase dan terapi farmakologis. Tatalaksana pasien sudah cukup baik hanya
saja perlu ditambahkan obat anti nyeri untuk mengatasi keluhan nyeri yang dirasakan, serta
dapat ditambahkan tablet penambah darah untuk mengatasi anemia ringan
DAFTAR PUSTAKA
1. Wiknjosastro H. Mola Hidatidosa. Dalam: Anwar, Editor. Ilmu kandungan. Edisi ke2. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo; 2006. hlm. 262 – 266.
2. Nguyen NMP, Slim R. Genetics and epigenetics of recurrent hydatidiform moles: Basic science and genetic counselling. Curr
Obstet Gynecol Rep [Internet]. 2014 [diakses tanggal 7 Juli 2015]; 3:55–64. Tersedia dari:
http://www.pubmedcentral.nih.gov/artic lerender.fcgi?artid=3920063&tool=pmce ntrez&rendertype=abstract
3. Seckl MJ, Sebire NJ, Fisher R a., Golfier F, Massuger L, Sessa C. Gestational trophoblastic disease: ESMO Clinical Practice
Guidelines for diagnosis, treatment and follow-up. Ann Oncol [Internet]. 2013 [diakses tanggal 7 Juli 2015]; 24(suppl 6):vi39–
50. Tersedia dari: http://annonc.oxfordjournals.org/cgi/doi /10.1093/annonc/mdt345
4. Berkowitz RS GD. Molar pregnancy. N Engl J Med. 2009; 1:360.
5. Pradjatmo H, Dasuki D, Dwianingsih EK, Triningsih E. Malignancy risk scoring of hydatidiform moles. Asian Pac J Cancer
Prev. 2015; 16:2441–5.
6. McGrath S, Short D, Harvey R, Schmid P, Savage PM, Seckl MJ. The management and outcome of women with
posthydatidiform mole “low-risk” gestational trophoblastic neoplasia, but hCG levels in excess of 100 000 IU l(-1). Br J
Cancer. 2010; 102(5):810–4.
7. Goldstein DP, Berkowitz RS, Bernstein MR. Management of molar pregnancy. J Reprod Med. 1981; 26(4):208–12
8. Riadh BT, Abdellatif C, Wissal H, Leila A, Taher M, Abdelhamid K. Clinical analysis and management of gestational
trophoblastic diseases : A 90 cases study. 2009; 5(4):321–5
9. Hanafiah GA. Diagnosis Kehamilan. Dalam: Abdul BS, Editor. llmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Edisi ke-3. Jakarta:
PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2010. hlm. 213–20.
 
 

Anda mungkin juga menyukai