Anda di halaman 1dari 33

CASE BASED DISCUSSION

“HEMATEMESIS MELENA “

I Gede Ari Permana Putra


013.06.0030
Pendahuluan
Hematemesis (muntah darah) dan melena (berak darah)
merupakan keadaan yang diakibatkan oleh perdarahan
saluran cerna bagian atas (upper gastroinstestinal
tract).

Di Negara barat insidensi perdarahan akut SCBA mencapai


100 per 100.000 penduduk/tahun, laki-laki lebih banyak
dari wanita. Insidensi ini meningkat sesuai dengan
bertambahnya usia

Dari 1673 kasus perdarahan saluran cerna bagian atas di


SMF penyakit dalam RSU DR. Sutomo Surabaya,
penyebabnya 76,9% pecahnya varises esofagus, 19,2 %
gastritis esophagus, 1 % tukak peptic, 0,6% kanker lambung,
dan 2,6 % karena sebab-sebab lain
Laporan Kasus
• Identitas Pasien
Nama : I N.A.
Usia : 59 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Hindu
Alamat : Br. Penarukan, Peninjoan
Status : Menikah
Pekerjaan : Tidak Bekerja
MRS : 24 September 2017, pukul 14.00 WITA
No.RM : 262396
Anamnesis
• Keluhan Utama
Muntah darah

• Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke RSU Bangli dengan keluhan muntah darah. Muntah darah
sejak kemarin malam berwarna hitam pekat sebanyak 1 kali, dengan volume
sekitar 1 gelas atau ± 250 cc. Keluhan pasien dirasakan secara tiba-tiba saat
pasien ingin buang air kecil dan setelah muntah tidak terdapat kehilangan
kesadaran. Pasien sebelumnya mengaku memiliki riwayat nyeri sendi dan telah
mengkonsumsi obat nyeri sendi rutin selama setahun. Selain itu, pasien
mengeluhkan BAB berdarah, berwarna kehitaman, sejak kemarin sebanyak 2
kali dengan volume sekitar 1 gelas. Pasien juga mengeluhkan nyeri kepala dan
mual. Pasien belum pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya.
• Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat asma : tidak ada
Riwayat penyakit jantung: tidak ada
Riwayat hipertensi : tidak ada.
Riwayat DM : tidak ada
Riwayat Penyakit Hati : tidak ada

• Riwayat Keluarga
Asma (-), penyakit jantung (-), Diabetes mellitus (-), Hipertensi (-)

• Riwayat Pengobatan: pasien mengkonsumsi obat nyeri sendi selama setahun.


• Riwayat Gizi: pasien makan 3 kali sehari dengan 1 piring nasi
ditambah dengan lauk dan sayuran.

• Riwayat Sosial:
 Merokok (+), pasien telah merokok sejak usia 17 tahun dan telah
berhenti sejak 1 tahun yang lalu.
 Alkohol (-)
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan Umum : Lemah
• GCS : E4V5M6 (compos mentis)
• Tanda Vital
Tekanan darah : 130/80 mmHg,
Nadi : 80 x/menit, isi cukup, tegangan kuat, reguler
Pernafasan : 20 x/menit,
Suhu : 36,5°C, suhu aksila
Berat badan : 60 kg
Tinggi badan : 165 cm
IMT : 22,03 kg/m2
Status generalis
Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan Darah
Lengkap (tanggal 24
September 2017 pukul
14.35 wita)

Pemeriksaan GDS,
BUN, SC, Bilirubin
(tanggal 24
September 2017)
Diagnosis kerja

Hematemesis melena ec. Gastritis


erosiva
Anemia derajat sedang
• IVFD RL % 20 tpm
• Pantoprazole drip 8 mg/jam
• GC tiap 4 jam hingga jernih
Penatalaksanaa • Ceftriaxone 3x1gr/iv
• Ondancentron 3x4 mg/iv
n • Asam traneksamat 3x500 mg/iv
• Lactulosa syr. 3x10 cc PO
• Transfusi PRC 1 kolf/hari sampai Hb > 10
gr/dL
Follow Up
Hematemesis & Melena
• Perdarahan SCBA
• Dalam lumen proksimal lig. Treitz, mulai dari jejunum proksimal, duodenum,
gaster &esophagus

• Muntah cairan spt kopi


• Hb teroksidasi asam lambung

• BAB warna hitam


• Hb  hematin
Epidemiology
Indonesia
• perdarahan ruptur Insidensi
varises
gastroesofagei 50- SCBA 100
60%,
• Gastritis erosiva
per 100.000
hemoragika 25-30%, penduduk/
• tukak peptic 10-15%
• sebab lainnya <5%.
tahun

Laki-laki> : Wanita
Penyebab hematemesis melena
• Kelainan Variseal
• Varises esofagus
• Varises gaster
• Kelainan Non Variseal
• Gastritis erosif
• Tukak peptic
• Robekan Mallory Weiss
• Keganasan SCBA
• Esofagitis
• Angiodisplasia
Patofisiologi hematemesis & melena
Manifestasi Klinis
• Hematemesis, melena
• Sinkop
• Kepala terasa ringan
• Mual
• Takikardi
• Hipotensi
• Akral dingin
Diagnosis • Sejak kapan,jumlah, durasi dan frekuensi perdarahan
• Riwayat perdarahan sebelumnya
• Riwayat muntah berulang yang awalnya tidak berdarah
(Sindrom Mallory-Weiss)
• Konsumsi jamu dan obat (NSAID dan antikoagulan
Anamnesa • Kebiasaan minum alkohol (gastritis, ulkus peptic, kadang
varises)
• Kemungkinan penyakit hati kronis, demam dengue, tifoid,
gagal ginjal kronik, diabetes mellitus, hipertensi, alergi obat
• Riwayat tranfusi sebelumnya

• Inspeksi :Konjungtiva anemis, Wajah pucat akibat hipotensi,


Ascites, spider nevi, Eritema palmaris, oedem tungkai
Pemeriksaan • Palpasi: Nyeri tekan di epigastrium, Oedem, ascites,
splenomegali
fisik • Perkusi: Pekak pada regio hipokondria dekstra
• Auskultasi:Bising usus

• Tes darah : darah perifer lengkap, cross-match jika


diperlukan tranfusi
• Hemostasis lengkap untuk menyingkirkan kelainan faktor
Pemeriksaan pembekuan primer atau sekunder : CTBT, PT/PPT, APTT
• Elektrolit : Na, K, Cl
penunjang • Faal hati : cholinesterase, albumin/ globulin, SGOT/SGPT
• EKG& foto thoraks: identifikasi penyakit jantung (iskemik),
paru kronis
• Endoskopi : gold standart
Algoritma
Penatalaksanaan: medika mentosa
• Proton Pump Inhibitor  omeperazol, lanzoprazol, rabeprazol, esomeprazol
• Bekerja dengan cara menghambat proses akhir asam lambung
• Misoprostol  analog prostaglandin E1
• Menghambat sekresi asam lambung dan bersifat sitoprotektif
• Vasopressin  menghentikan perdarahan apabila terdapat varises esofagus
• Vasokonstriksi pembuluh darah
• Antibiotika  bakteri H.pylori
• Mengganti OAINS dengan obat yang resiko mengiritasi lambungnya lebih kecil 
COX2 selektif
• Apabila gagal  pembedahan
Penatalaksanaan: non medika mentosa
• Transfusi
• Diet untuk pasca rawat
• Makanan cair kental
• Tinggi karbohidrat, rendah lemak
• Menghindari makanan yang merangsang asam lambung
Pemeriksaan Endoskopi
• Menentukan penyebab pendarahan saluran cerna yang sulit
ditentukan berdasarkan pemeriksaan radiologis.
• Fungsinya endoskopi :
1. Endoskopi diagnostik  menentukan penyebab pendarahan
2. Endoskopi terapeutik  menghentikan pendarahan yang terjadi
Indikasi
• Untuk menerangkan perubahan- • Bila pemeriksaan radiologis menunjukkan
perubahan radiologis yang meragukan atau dicurigai suatu kelainan, misalnya
serta menentukan dengan lebih pasti tukak, keganasan atau obstruksi pada
kelainan radiologis yang didapatkan pada esophagus, indikasi endoskopi yaitu
esophagus, gaster, atau duodenum memastikan lebih lanjut lesi tersebut dan
untuk membuat pemeriksaan fotografi,
biopsy, atau sitology
• Pasien dengan gejala menetap (disfagia,
nyeri epigastrium, muntah-muntah) yang
pada pemeriksaan radiologis tidak • Perdarahan akut saluran cerna bagian atas
didapatkan kelainan memerlukan pemeriksaan endoskopi
secepatnya dalam waktu 24 jam untuk
mendapatkan diagnosis sumber
perdarahan yang paling tepat
• Pemeriksaan endoskopi yang berulang-
ulang diperlukan untuk memantau
penyembuhan tukak yang jinak pada • Kasus sindrom dyspepsia dengan usia
pasien-pasien dengan tukak yang dicurgai lebih dari 45 tahun atau di bawah 45
kemungkinan adanya keganasan (deteksi tahun dengan tanda bahaya (muntah-
dini karsinoma lambung) muntah hebat, denanm hematemesis,
anemia, ikterus, dan penurunan berat
badan), pemakaian obat anti inflamasi
• Pada pasien –pasien pasca gastrektomi non-steroid (OAINS) dan riwayat kanker
dengan gejala atau keluhan-keluhan pada keluarga
saluran cerna bagian atas diperlukan • Prosedur terapeutik seperti polipektomi,
pemeriksaan endoskopi pemasangan selang makanan, dilatasi
pada stenosis esophagus atau akalasia, dll
Gambaran Endoskopi
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai