Debby sanders
2018-84-095
Pembimbing:
dr. Jansye Cynthia Pentury, Sp.PD
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I. PENDAHULUAN
Hematemesis
Saluran Cerna
Bagian Atas
(SCBA)
Perdarahan Melena
Saluran
Cerna
Saluran Cerna
Bagian Bawah Hematochezia
dan Darah Samar
(SCBB)
Hematemesis
• Muntah darah berwarna merah dalam
bentuk darah segar ataupun kecoklatan
akibat bercampur dengan asam lambung
Melena
• Keluarnya tinja yang lengket dan hitam
seperti aspal (ter) dengan bau yang khas
DEFINISI
• Perdarahan saluran cerna bagian atas adalah perdarahan yang
terjadi dan berasal pada area proksimal saluran pencernaan
bagian proximal dari Ligamentum Treitz. Yang termasuk organ-
organ saluran cerna di proximal Ligamentum Trieitz adalah
esofagus, lambung (gaster), duodenum dan sepertiga
proximal dari jejunum.
• Lebih dari 50% kejadian perdarahan saluran cerna bagian atas
dikarenakan oleh penyakit erosif dan ulseratif dari gaster
dan/atau duodenum.
7
EPIDEMIOLOGI
DUNIA
EIDEMIOLOGI
Laporan dari RS pemerintah di Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta urutan 3 penyebab
terbanyak perdarahan saluran cerna bagian atas sama dengan di RSU dr.Sutomo
Surabaya.
RSU dr. Soetomo Lorem Ipsum - Swasta
RS Darmo
(Surabaya) Dolor Sit Amet
(Surabaya)
VARISES ESOFAGUS
• Dilatasi berlebihan pada vena-vena di lapisan submukosa pada
bagian bawah esofagus. Terjadinya varises esofagus dikarenakan
sebagai konsekuensi dari hipertensi porta akibat sirosis hepatis
sehingga pasien dengan varises esofagus sering sekali mengalami
perdarahan.
• Penegakan diagnosis varises esofagus dilakukan dengan
endoskopi.
APASL 2008 menetapkan kriteria untuk mendiagnosis varises risiko tinggi dan
risiko rendah.
• Varises berisiko diidentifikasi sebagai varises besar (>5 mm) dengan setidaknya
satu dari tanda-tanda merah berikut: cherry-red spots, bercak hematokistik,
atau red wale markings.
• Varises kecil (≤5 mm) tanpa tanda merah diklasifikasikan sebagai varises risiko
rendah.
Varises dapat berkembang dalam ukuran dari kecil menjadi besar pada 5-12%
pasien sirosis/ tahun tergantung pada tingkat keparahan penyakit hati
FAKTOR RESIKO
• Perdarahan akibat tukak sebesar 15-25%
IDENTIFIKASI Endoskopi
Ditemukan lapisan mukosa yang menggembung bulat dan bersifat mudah rapuh.
Munculnya perdarahan mukosa pasif didahului dengan perdarahan aktif dari lokasi utama
varises.
• Penyakit ini pertama kali ditemukan oleh G. Kenneth Mallory dan Soma Weiss di tahun
1929 pada 15 pasien alkoholik.
21
KEGANASAN
ESOFAGUS
GASTER
• Keluhan tersering : Hematemesis (7%)
• Jenis karsionoma yg sering ditemukan: Adenokarsinoma (90–99%)
• Jarang : Limfoma, leiomiosarkoma, adenoxanthoma,
• Lokasi tersering : Daerah antropilorik, kurvatura minor lebih sering
daripada kurvatura mayor.
GEJALA DAN TANDA KLINIS
Anemia
defisiensi besi
Gejala
Hematemesis Melena
Tersering
Gangguan
Hemodinamik
Anamnesis
Diagnosa
Pemeriksaan Pemeriksaan
Fisik Penunjang
Etiologi tersering Anamnesis Pemeriksaan fisik Penunjang
Ulkus duodenum Hematemesis-melena nyeri epigastrium Nyeri tekan Gastroduodenoskopi tampak
berkaitan dengan makan, sekitar 3 epigastrium ulkus
jam setelah makan (ulkus duodenum
klasik membaik oleh makanan,
sedangkan ulkus lambung diperburuk
oleh itu), perut kembung dan begah,
mual, dan muntah berlebihan,
kehilangan nafsu makan dan penurunan
berat badan, riwayat penggunaan
NSAID jangka panjang.
Langkah awal pada semua kasus perdarahan saluran makanan adalah menentukan beratnya perdarahan
dengan memfokuskan pada status hemodinamik. Pemeriksaannya meliputi:
Gold standar
Darah Lengkap, Elektrolit, • Mnegakkan diagnosis dan
Fungsi Hati, Masa Pembekuan,
sebagai pengobatan
Virus”, Ratio BUN
endoskopik awal.
• informasi prognostik dengan
mengidentifikasi stigmata
perdarahan
STRATIFIKASI RESIKO
Skor Blatchford
• Memprediksi perlunya rawat
inap dan intervensi seperti
transfusi, terapi endoskopi
atau pembedahan pada
pasien PSCBA
• Skor Blatchford sangat
direkomendasikan bagi pasien
keturunan Asia sesuai dengan
pedoman konsesus Asia-
Pasifik.
• Skoringnya antara 0-23. Jika
skor ≥6 atau lebih
termasuk risiko tinggi yang
disarankan memerlukan
intervensi.
Sumber: Management of acute upper gastrointestinal bleeding: an update for the general physician. Journal of Royal
Collage Of Pyhsiccians of Edinburgh. 2017
STRATIFIKASI RESIKO
Menghentikan
Tujuan Terapi
Perdarahan
Mencegah
terjadinya
perdarahan ulang
TERAPI
Non Farmakologi
a. Endoskopi
b. Radiologi
Farmakologi
TATA LAKSANA AWAL
(Stabilisasi hemodinamik)
1. Jaga patensi jalan napas
2. Suplementasi oksigen
4. Evaluasi Laboratorium : Waktu koagulasi, Hb, Ht, serum elektrolit, ratio Blood
Urea Nitrogen (BUN) : Serum kreatinin
6. Pertimbangan transfuse Fresh Frozen Plasma (FFP) atau trombosit apabila INR
>1,5 atau trombositopenia
• Sitoprotektor : Sucralfat 3-4 x atau Teprenon 3x1 tab atau Rebamipide 3x100
mg
• Injeksi vitamin K 3x1 ampul untuk pasien dengan penyakit hati kronis atau
sirosis hati.
Untuk penyebab varises :
• Somatostatin : Somatostatin bolus 250 ug + drip 250 mcg/jam intravena atau
okreotide (sandostatin) 0,1 mg/2jam.
• Sediaan vasopressin 50 unit diencerkan dalam 100 ml dekstrosa 5%
diberikan 0,5-1mg/menit iv selama 20-60 menit dan dapat diulangi tiap 3-6 jam,
atau setelah pemberian pertama dolanjutkan per infuse 0,1-0,5 U/menit.
• Propranolol. Dosis propranolol dimulai dosis 2x10 mg dosis dapat ditingkatkan
hingga tekanan diastolic turun 20 mmHg atau denyut nadi turun 20%
• Isosorbit dinitrat/mononitrat 2x1 tablet/hari hingga keadaan umum stabil
• Metoklorpamid 3x10 mg/hari