0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
25 tayangan21 halaman
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut membahas tentang pendarahan saluran cerna atas, termasuk epidemiologi, anatomi, manifestasi klinis, etiologi, klasifikasi, diagnosis, dan tatalaksananya. (2) Varises esofagus merupakan penyebab utama pendarahan saluran cerna atas di Indonesia. (3) Tatalaksana meliputi terapi non-endoskopik seperti kumbah lambung, terapi endoskopik seperti ligasi, dan
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut membahas tentang pendarahan saluran cerna atas, termasuk epidemiologi, anatomi, manifestasi klinis, etiologi, klasifikasi, diagnosis, dan tatalaksananya. (2) Varises esofagus merupakan penyebab utama pendarahan saluran cerna atas di Indonesia. (3) Tatalaksana meliputi terapi non-endoskopik seperti kumbah lambung, terapi endoskopik seperti ligasi, dan
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut membahas tentang pendarahan saluran cerna atas, termasuk epidemiologi, anatomi, manifestasi klinis, etiologi, klasifikasi, diagnosis, dan tatalaksananya. (2) Varises esofagus merupakan penyebab utama pendarahan saluran cerna atas di Indonesia. (3) Tatalaksana meliputi terapi non-endoskopik seperti kumbah lambung, terapi endoskopik seperti ligasi, dan
Epidemiologi • Kasus perdarahan saluran pencernaan atas 100 kasus/ 100.000 populasi per tahun (Faillah MA, et al, USA, 2000) • 10.000 pasien dengan perdarahan saluran pencernaan atas 27-40% kasus ulkus peptik (Stabile BE,et al, USA, 2000) • Pria : wanita 2 : 1 • Angka kematian 8-10% di negara maju dan dibagian penyakit dalam FKUI/RSCM kira-kira 25% yang meninggal karena perdarahan saluran cerna bagian atas Anatomi Pendarahan Saluran Cerna • Berdasarkan lokasi: ligamentum Treitz • Proksimal perdarahan saluran cerna atas • Distal perdarahan saluran cerna bawah Pendarahan Saluran Cerna Atas: Manifestasi Klinis • Hematemesis : muntah darah berwarna coklat kehitaman • Melena : buang air besar berwarna hitam (menandakan adanya darah > 100 ml/melena) • Pseudomelena: Akibat konsumsi besi, bismuth, licorice, blueberry dan charcoal/karbon Etiologi • Amerika Serikat dan Eropa : • Tukak peptik akibat penggunaan obat anti-inflamasi non steroid • Pecahnya varises esofagus • Indonesia : • Varises esofagus ( 76.9%) • Perdarahan tukak peptik, gastritis erosiva, gastropati hipertensi portal, esofagitis, tumor, dan angiodisplasia. Klasifikasi • Perdarahan saluran cerna atas: • Perdarahan varises • Perdarahan non-varises Varises Esofagus • Salah satu komplikasi yang banyak ditemui pada pasien dengan gangguan hati, terutama sirosis hati. • 25-35% pasien sirosis hati varises esofagus sehingga akhirnya rentan terhadap pecahnya varises.
• Faktor-faktor pecahnya varises esofagus :
(1) tekanan dalam varises (3) ukuran varises (2) tekanan di dinding varises (4) beratnya penyakit hati.
• 2 aspek utama diagnosis varises esofagus :
• Tanda perdarahan saluran cerna atas berupa hematemesis, hematokezia (pada perdarahan masif), melena, penurunan tekanan darah, anemia. • Tanda-tanda sirosis hati, Varises Esofagus : Klasifikasi Non-Varises • Ulkus peptikum nyeri khas setelah makan • Gastritis erosiva riwayat penggunaan OAINS • Gastropati hipertensi porta • Keganasan • Mallory-weiss tear (muntah atau batuk yang didahului hematemesis)
Diagnosis kerja pada PSCA pemeriksaan endoskopi gastrointestinal
selalu dilakukan. Ulkus Peptikum • Pasien dengan ulkus perlu modifikasi faktor, yaitu: • Helicobacter pylori Eradikasi H. Pylori menurunkan risiko rebleeding sebesar 5% • NSAID NSAID lebih baik di stop. Pada kasus yang mengharuskan pemberian NSAID pilih COX-2 selective inhibitor dengan ditambah pemberian PPI • Asam lambung pemberian PPI Ulkus Peptikum : Tatalaksana • Somatostatin adalah vasokonstriktor splanknik yang menjadi pilihan dalam terapi perdarahan varises. • Dosis somatostatin 250 mcg bolus dilanjutkan dengan drip 250 mcg/jam • Analog somatostatin: Ocreotide dosis bolus 50 mcg dengan rumatan 50 mcg/jam Pemeriksaan Penunjang • Cek darah (lab) • Foto rontgen dengan barium • CT-Scan • USG • Endoskopi Diagnosis • Pemeriksaan awal (primary survey) : • Kesadaran, TD dan nadi saat berbaring, perubahan ortostatik, akral dingin, nafas, produksi urin. • Stabilisasi hemodinamik : • Cairan kristaloid dan pemasangan CVP • Pemeriksaan lanjutan : anmanesis, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan-pemeriksaan lain. • Klasifikasi perdarahan saluran cerna atas atau bawah • Tata laksana berdasarkan diagnosis kerja Tatalaksana Penanganan mulai dengan stabilisasi pasien. Pada saat penderita masuk ruangan, segera dianjurkan untuk 1. Istirahat total 2. Tekanan darah diperiksa 3. Nadi diperiksa 4. Anamnesis yang baik untuk mengetahui perkiraan jumlah darah yang telah hilang. Tata Laksana Tata Laksana • Terapi Non-Endoskopis • Mekanis • Kumbah lambung membilas lambung dengan memasukan air suhu kamar Distensi lambung yang akhirnya memperbaiki proses hemostatik. • Balon Tamponade ( Sengstaken-Blakemore Tube) • Medikamentosa • Vitamin K perdarahan pada penyakit hati kronis • Somatostatin dan analog (Octreotide) ;lebih spesifik dibanding vasopressin • Golongan vasopresin efek vasokonstrikit terhadap arteri splankik. (murni dan campuran dengan oksitosin) • Terapi Endoskopis • contact thermal : energi panas elektrokoagulasi • non-contact thermall : laser • non-thermal : ligasi, suntikan adrenalin, sklerosan (alkohol, polidokanol)
Ligasi varises pada bagian distal dekat dengan cardia
dilakukan secara spiral setiap 1-2 cm Terimakasih