Anda di halaman 1dari 38

Clinical Science Session

PERDARAHAN
SALURAN CERNA
ATAS
Oleh:
Khoirunnisa Putri 2040312155
Ikhlasia Amali Mahzum 2140312003
Salsabiila Sekar Tasya 2140312132

Preseptor:
dr. Raveinal, Sp.PD-KAI, FINASIM
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Berdasarkan lokasinya

Perdarahan saluran
cerna bagian atas

Perdarahan
saluran cerna
Perdarahan saluran
cerna bagian bawah
Perdarahan saluran cerna bagian atas
● Merupakan perdarahan yang berasal dari esofagus
sampai ligamentum of treitz

Klasifikasi -> Variceal


-> Non variceal
Kejadian:
48-160 kasus per
Sering menyertai penyakit lainnya : 100.000 penduduk
- Trauma kapitis
- Stroke
- Luka bakar yang luas
- Sepsis Kejadian lebih tinggi
- Gangguan hemodinamik pada pria dan usia
lanjut
Manifestasi :
- Hematemesis ( Perdarahan proksimal lig. Treitz)
- Melena
Perdarahan saluran cerna bagian bawah
● Merupakan perdarahan yang berasal dari organ
gastrointestinal yang terletak distal dari Ligamentum Treitz

Tingkat mortalitas: 10- Tergantung pada: Manifestasi:


- usia ( >60 tahun)
20% - Penyakit multiorgan
Hematochezia
- kebutuhan transfusi (>5
labu)
- Perlu dilakukan operasi
- Stress
Batasan Masalah
Makalah ini membahas mengenai anatomi, definisi, epidemiologi,
etiologi,faktor risiko, patofisiologi, gambaran klinis, diagnosis,
penatalaksanaan, komplikasi dan prognosis dari perdarahan saluran
cerna atas.

Tujuan Penulisan
Penulisan makalah bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman mengenai perdarahan saluran cerna atas.

Metode Penulisan
Penulisan makalah ini menggunakan metode tinjauan pustaka yang
dirujuk dari berbagai literatur.

Manfaat Penulisan
Melalui makalah ini diharapkan bermanfaat untuk menambah ilmu dan
pengetahuan mengenai perdarahan saluran cerna atas
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi dan Fisiologi Saluran Pencernaan
• Esofagus
Anatomi dan Fisiologi Saluran Pencernaan
• Lambung
Anatomi dan Fisiologi Saluran Pencernaan
• Duodenum,Jejunum, ileum
Anatomi dan Fisiologi Saluran Pencernaan

• Usus Besar
- Caecum
- Appendix versiformis
- Colon Ascendens
- Colon Transversum
- Colon Descendens
- Colon Sigmoid
Anatomi dan Fisiologi Saluran Pencernaan
• Rectum dan Canalis Analis
Perdarahan Saluran
Cerna Bagian Atas
Definisi
Perdarahan saluran cerna bagian atas adalah
perdarahan saluran makanan proksimal dari
ligamentun Treitz.

Terbagi atas:
● perdarahan varises esofagus
● Perdarahan non-varises
Epidemiologi
48-160 70%
kasus Ruptur varises
Per 100.00 populasi, esofagus
banyak pada laki-laki Adalah etiologi yang
dan lanjut usia. ditemukan di
Indonesia.

60% RSCM 2001-2005


Ulkus peptikum 33,4% ruptur varises
Adalah etiologi pada esofagus, 26,9% ulkus
umumnya. peptikum, 26,2%
gastritis erosif.
Etiologi

Variceal

Non Variceal
• Ulkus peptikum
• Gastritis esorativa
• Neoplasma
• Mallory – Weiss tear
• Congestive gastroptahy
Patofisiologi
faktor defensif

faktor
agresif

• aliran darah mukosa yang baik • Asam lambung


• sel epitel permukaan mukosa yang utuh • Pepsin
• Prostaglandin • Refluks asam empedu
• musin atau mukus yang cukup tebal • Nikotin
• sekresi bikarbonat • OAINS
• motilitas yang normal • Kortikosteroid
• impermeabilitas mukosa terhadap ion • Infeksi H.pylori
H+ • Radikal bebas
• regulasi pH intra sel.
Patogenesis tipe variceal -> Sirosis Hepatis
Patogenesis tipe non-variceal
Manifestasi Klinis
• Hematemesis
• Emesis (hitam seperti bubuk kopi)
• Melena (feses hitam seperti aspal)
• Hematoskezia (buang air besar berwarna merah marun),
jika perdarahan lebih dari 1000 mL. Pasien dengan
hematokezia dan tanda hemodinamik tidak stabil perlu
dicurigai mengalami perdarahan SCBA.

• Non-spefisik: nausea, muntah, nyeri epigastrium, fenomena


vasovagal, sinkop, dan tanda komorbid pasien (seperti
diabetes melitus, penyakit jantung koroner, stroke, penyakit
ginjal kronik, dan artritis). Riwayat konsumsi obat perlu
diketahui.
Diagnosis
● Resusitasi ABC  pasien x stabil
● Anamnesis :
○ Onset  Sejak kapan & berapa perkiraan darah yang keluar
○ Riwayat perdarahan sebelumnya
○ Riwayat perdarahan dalam keluarga
○ Ada tidaknya perdarahan dibagian tubuh lain
○ Penggunaan obat-obatan  OAINS dan antikoagulan
○ Kebiasaan minum alkohol
○ Kemungkinan  penyakit hati kronis, demam berdarah, demam
tifoid, GGK, DM, hipertensi, alergi obat-obatan
○ Riwayat transfusi sebelumnya
Diagnosis
● Pemeriksaan Fisik  keadaan hemodinamik
Tekanan darah dan nadi posisi baring
Perubahan ortostatik tekanan darah dan nadi
Ada tidaknya vasokonstriksi perifer ( akral dingin )
Pernafasan
Tingkat kesadaran
Produksi urin.
Diagnosis
Perdarahan akut >20% volume intravascular  Hemodinamik x stabil
○ Hipotensi ( TD< 90/60 mmHg , RR > 100x/menit )
○ Tekanan diastolik ortostatik ↓> 10 mmHg atau sistolik ↓ > 20
mmHg
○ Frekuensi nadi ortostatik ↑ >15/menit
○ Akral dingin
○ ↓ Kesadaran
○ Anuria atau oliguria Curiga perdarahan akut 
hemodinamik x stabil,
hematemesis, hematokezia,
darah segar ngt, hipotensi
persisten, 24 jam  transfusi
darah >800 – 1000 mL
Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
● sirosis hati gangguan pembekuan darah, perdarahan gusi,
epistaksis, ikterus dengan air kemih berwarna seperti teh pekat,
muntah darah atau melena
● Thorax
● Abdomen  masa abdomen, nyeri abdomen, rangsangan
peritoneum, & rectal toucher
● NGT  merah, cairan berwarna putih keruh (perdarahan x aktif)
Diagnosis
● Pemeriksaan Penunjang
- Cek Labor  Hb, Ht, ureum & creatini darah, hitung trombosit, PT, PTT,
INR, tes fungsi hepar, tes golongan darah & crossmatch

● Gold Standar perdarahan SCBA endoskopi  diagnosis & tindakan


hemostasis
● Lokasi dan sumber perdarahan :
■ Esofagus : varises, erosi, ulkus, tumor
■ Gaster : erosi, ulkus, tumor, polip, angiodisplasia, varises,
gastropati kongestif
■ Duodenum : Ulkus, erosi, tumor, diverticulitis
Diagnosis
Klasifikasi aktivitas perdarahan ulkus peptikum menurut Forest :
■ Forrest Ia : Ulkus dengan perdarahan aktif dan memancar
■ Forrest Ib : Ulkus dengan perdarahan merembes
■ Forrest IIa : Ulkus dengan pembuluh darah visible tidak berdarah
■ Forrest IIb : Ulkus dengan bekuan adheren
■ Forrest IIc : Ulkus dengan bintik pigmentasi
■ Forrest III : Ulkus dengan dasar bersih
Diagnosis Ulkus Duodenum dengan H. Pylori (+)

Gambaran Endoskopi menurut Forrest


Varises Esofagus
Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang
● Angiografi & CT Scan angiography mendiagnosa dan
menatalaksana perdarahan berat (etio x dapat ditentukan dgn
endoskopi)
● CT Scan konvensional  x terlalu perlu  adanya lesi massa (tumor
intra-abdominal) / abnormalitas pada usus  sumber perdarahan.
Tatalaksana
● Awal : perbaiki hemodinamik & resusitasi
● Resusitasi :
- pemberian cairan intravena,
- pemberian oksigen,
- koreksi koagulopati, dan
- transfusi darah
● NGT  evaluasi perdarahan, mencegah aspirasi, dekompresi
lambung
Tatalaksana
Non Variceal
● Stratifikasi Risiko  Blatchford dan Rockall
Tatalaksana
Non Variceal
● Tatalaksana Pra Endoskopi :
Proton Pump Inhibitor  ulkus peptikum, PPI bolus 80mg diikuti infus
8mg/jam, endoskopi ditunda  PPI intravena
● Tatalaksana Endoskopi  menghentikan perdarahan aktif &
mencegah berulang
- Risiko tinggi (instabil hemodinamik) <24jam, takikardia, hipotensi,
hematemesis <12 jam (early endoscopy)
- Hemodinamik stabil & tanpa komorbid  dilakukan sebelum pasien
pulang
- Perdarahan berulang  pembedahan
Tatalaksana
Non Variceal
● Tatalaksana Pasca Endoskopi :
- PPI intravena dosis tinggi selaama 72 jam  pasien risiko tinggi
- Ulkus peptikum  PPI oral 1x1
- Tes H pylori  ulkus peptikum  (+) terapi selama 1 minggu, cek ulang
dengan urea breath test / H. pylori stool antigen test  min 4 minggu
setelah akhir terapi  gagal, lini kedua
Tatalaksana
Variceal
● Farmakologis  obat-obatan vasoaktif (somatostatin & octreotide)
atau vasopressin & terlipresin
● Vasopresin  kombinasi dengan ntg  meningkatkan efektivitas
dalam menurunkan tek. V porta
● Terapi endoskopi (12-24 jam setelah adanya perdarahan)  terapi
ligase & skleroterapi
● Tindakan pembedahan  endoskopi gagal, sebelum pembedahan 
rescue therapy  pemasangan tamponade balon (selama 24 jam) 
pembedahan / pemasangan transjugular intrahepatic portosystemic
shunt
Komplikasi
Komplikasi dapat timbul dalam beberapa jam – hari / minggu setelah
perdarahan
● Komplikasi dini (selama rawat inap / 5-7 hari setelah SCBA bleeding)
● Komplikasi lambat (setelah pulang rawatan / 7 hari setelah SCBA
bleeding)
● Komplikasi  perdarahan berulang, kematian  penyebab
● Perdarahan variseal  risiko berulang tinggi, 60%
● Kematian  syok hipovolemik ec perdarahan massif / perburukan
penyakit komorbid (pgk, pjk, infeksi)
Prognosis
● Faktor yang berperan terhadap hasil pengobatan :
- Umur > 60 tahun
- Penyakit komorbid
- Hipotensi / syok
- Koagulopati
- Onset perdarahan cepat
- Butuh transfuse > 6 unit
- Perdarahan rekurens dari lesi yg sama

● Endoskopik  prediksi terjadi rekuren bleeding  ulkus peptikum


dengan bekuan darah yg menutupi lesi, adanya visible vessel tak
berdarah, perdarahan segar yg masih berlangsung
BAB III
KESIMPULAN
KESIMPULAN
● Perdarahan saluran cerna dapat dibagi menjadi perdarahan saluran
cerna bagian atas dan bawah yang dibedakan dari letak lokasi
perdarahannya.
● Perdarahan saluran cerna bagian atas sering ditemukan pada ulkus
peptikum dan varises esofagus sedangkan pada perdarahan saluran
cerna bagian bawah sering ditemukan pada divertikulosis.
● Diagnosis perdarahan saluran cerna berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik, yang dikonfirmasi dengan pemeriksaan penunjang
● Tatalaksana pada perdarahan saluran cerna berdasarkan dari etiologi
yang mendasarinya.
● Prognosis dari perdarahan saluran cerna tergantung respon terapi,
kondisi pasien serta ada tidaknya komplikasi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai