Penyakit Ginjal
Kronik
Lihayati 2040312157
Putri Aisyah Mirza 2040312139
Preseptor:
dr. Hj. Desi Malinda, Sp.PD, FINASIM
Bab 1
Pendahuluan
• Penyakit ginjal kronis (PGK) merupakan masalah kesehatan masyarakat global dengan
prevalens dan insidens gagal ginjal yang meningkat, prognosis yang buruk dan biaya
yang tinggi
• Prevalensi PGK meningkat seiring meningkatnya jumlah penduduk usia lanjut dan
kejadian penyakit diabetes melitus serta hipertensi
• Tujuan Umum
Case report session ini disusun untuk memenuhi tugas kepaniteraan klinik di bagian Ilmu Penyakit
Dalam RSAM Bukittinggi dan diharapkan agar dapat menambah pengetahuan penulis serta sebagai
bahan informasi bagi para pembaca.
• Tujuan Khusus
Tujuan penulisan dari Case report session ini adalah untuk membahas secara komprehensif mengenai
penyakit ginjal kronis.
• Metode Penulisan
Metode yang dipakai adalah tinjauan pustaka dengan merujuk kepada beberapa literatur beruba buku
teks, jurnal, dan makalah ilmiah.
Bab 11
Definisi
• Kerusakan ginjal yang terjadi selama lebih dari 3
bulan, berdasarkan kelainan patologis atau
petanda kerusakan ginjal seperti proteinuria.
Diabetes Melitus
18,65%
Hiperparatiroidisme
Eskresi kalium HIperkalemia
Eskresi kalium
Hipertensi
Kelainan Kelainan
Kelainan kulit
neuropsikiatri kardiovaskular
Diagnosis
Keluhan utama
‒ Sembab seluruh tubuh meningkat sejak 5 hari sebelum masuk ‒ Pasien mengeluh sering merasa sesak napas sejak 2 bulan yang
rumah sakit. Sembab sudah dirasakan sejak 2 bulan sebelum lalu. Sesak tidak dipengaruhi aktivitas, cuaca serta makanan.
masuk rumah sakit, terjadi secara perlahan. Awalnya sembab Karena sesaknya pasien lebih nyaman tidur dengan bantal
dirasakan pada kedua tungkai, kemudian kedua lengan, perut, ditinggikan. Sesak yang menciut tidak ada.
dan wajah. ‒ Mual dan muntah ada.
‒ Badan lemah dan letih sejak ± 2 bulan sebelum masuk rumah ‒ Batuk ada, tidak berdahak.
sakit. ‒ BAK ada, volume sedikit, warna biasa.
‒ Nafsu makan menurun sejak ± 2 bulan sebelum masuk rumah ‒ BAB tidak ada keluhan.
sakit. ‒ Demam tidak ada
Anamnesis
‒ Riwayat Diabetes Mellitus sejak tahun 2008 (14 tahun yang lalu).
‒ Riwayat batu kandung empedu 1 tahun yang lalu.
‒ Riwayat hipertensi sejak 1 tahun yang lalu.
‒ Riwayat penyakit jantung tidak ada.
‒ Riwayat penyakit paru tidak ada.
‒ Riwayat keganasan tidak ada.
Anamnesis
Riwayat Kebiasaan
Kepala Hidung
Normochepal, simetris, rambut hitam dan tidak mudah rontok, Deformitas (-/-), penyumbatan (-/-), epistaksis (-/-), sekret (-/-),
deformitas (-), sikatrik (-), udem wajah (+) penciuman dalam batas normal, nyeri (-)
Mata Mulut
Nyeri (-), diplopia (-), penglihatan normal, udem palpebra (-/-), Mukosa bibir lembab merah muda, sianosis (-), gigi (normal),
konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor palatum dalam batas normal, lidah kotor (-), tonsil ukuran T1-T1,
Ɵ3mm/3mm, refleks cahaya (+/+) gangguan mengecap tidak ada, lidah tidak ada deviasi, atrofi papil
lidah (-), uvula di tengah, gusi dalam batas normal.
Telinga
Nyeri tarik pinna (-/-), nyeri tekan tragus (-/-), nyeri ketok mastoid
(-/-) cairan (-/-), bunyi mendenging (-/-), pendengaran dalam batas
normal
Pemeriksaan Fisik
Status Lokalisata
Leher Paru
JVP : 5 - 2 cmH2O Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris kiri dan
Kelenjar Getah Bening : Tidak teraba pembesaran KGB kanan, dalam pernafasan normal, kecepatan pernafasan
Kelenjar Tiroid : Tidak teraba pembesaran normal, jenis pernafasan thorakal abdominal
kelenjar tiroid Palpasi : Taktil fremitus sama kiri dan kanan
Trakea : Tidak terdapat deviasi trakea Perkusi : Sonor kiri dan kanan
Kaku kuduk : Tidak ada Auskultasi : Vesikular, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Tumor : Tidak ada
Dada
Bentuk : Normochest
Buah dada : Simetris
Pemeriksaan Fisik
Status Lokalisata
Jantung Abdomen
Inspeksi : ictus kordis tidak terlihat Inspeksi : Distensi (-), pelebaran vena kolateral (-),
Palpasi : ictus cordis teraba 1 jari medial linea caput medusae (-)
midclavicula sinistra RIC V Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : Batas atas RIC II kanan, batas kanan linea Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), nyeri lepas (-),
sternalis dextra, batas kiri linea midclavicula sinistra hepar dan lien tidak teraba
RIC V Perkusi : Timpani
Auskultasi : Irama reguler, murmur (-), gallop (-),
M1>M2, A2>P2 Alat kelamin : tidak diperiksa
Anus dan rektum : tidak diperiksa
Hb : 10,5 gr/dl
PT: 9.9 detik
Leukosit : 7.260/mm3
APTT : 30,3 detik
Trombosit : 264.000/mm3
INR : 0,94
Hematokrit : 30,0%
Kesan : dalam batas normal
Eritrosit : 3.640.000/uL
MCV : 82,4 fL
MCH : 28,8 pg
MCHC : 35,0 g/dl
Kesan : Anemia ringan, hematokrit rendah
Pemeriksaan Penunjang
Foto Thoraks (4 Februari 2022)
Kesan:
Efusi pleura bilateral
Hepar, limpa, pankreas, ginjal saluran kemih, serta
uterus adneksa tak tampak kelainan
Pemeriksaan Penunjang
USG abdomen atas dan bawah (8 Februari 2022)
Kesan:
Efusi pleura bilateral
Hepar, limpa, pankreas, ginjal saluran kemih, serta
uterus adneksa tak tampak kelainan
Diagnosis
USG abdomen atas dan bawah (8 Februari 2022)
Kesan:
Efusi pleura bilateral
Hepar, limpa, pankreas, ginjal saluran kemih, serta
uterus adneksa tak tampak kelainan
Diagnosis
Prognosis
Quo ad Vitam : Dubia ad Bonam
Quo ad Sanam : Dubia ad Malam
Quo ad Functionam : Dubia ad Malam
Follow up
Jum’at, 18 Februari 2022
S/ - Mual muntah (+) Paru : suara napas vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
- Pasien sulit tidur malam Abdomen: distensi (-), supel, perkusi timpani, BU (+)
- Sembab (+) seluruh tubuh berkurang normal
- Batuk (+), tidak berdahak Ekstremitas: edema (+/+) pada ekstremitas atas dan bawah
- BAK (+) sedikit, warna biasa A/ Edema anasarka ec CKD stage V
O/ KU : Sedang DM tipe II
Kesadaran : CMC Hipertensi stage 2
TD : 162/90 mmHg P/ Pantau TTV, lanjutkan terapi
Nadi : 80 kali/menit Pro HD
Napas : 19 kali/menit
Suhu : 36,1oC
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Jantung: BJ1 dan BJ2 reguler, bising (-), gallop (-)
Follow up
Senin, 21 Februari 2022
S/ - Mual muntah (+), berisi cairan Paru : suara napas vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
- Batuk (+), tidak berdahak Abdomen: distensi (-), supel, perkusi timpani, BU (+)
- Sembab (+) berkurang normal
- Pasien sulit tidur malam Ekstremitas: edema (+/+) pada ekstremitas atas dan bawah
- BAK (+) sedikit, warna biasa A/ Edema anasarka ec CKD stage V
O KU : Sedang DM tipe II
Kesadaran : CMC Hipertensi stage 2
TD : 162/80 mmHg P/ Pantau TTV, lanjutkan terapi
Nadi : 78 kali/menit Pro HD
Napas : 20 kali/menit
Suhu : 36,7oC
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Jantung: BJ1 dan BJ2 reguler, bising (-), gallop (-)
Follow up
Selasa, 22 Februari 2022
S/ - Mual (+), nyeri perut (+) Paru : suara napas vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
- Batuk (+), tidak berdahak Abdomen: distensi (-), supel, perkusi timpani, BU (+)
- Sembab (+) berkurang normal
- Pasien sulit tidur malam Ekstremitas: edema (+/+) pada ekstremitas atas dan bawah
- BAK (+) sedikit, warna biasa A/ Edema anasarka ec CKD stage V
O KU : Sedang DM tipe II
Kesadaran : CMC Hipertensi stage 2
TD : 170/100 mmHg P/ Pantau TTV, lanjutkan terapi
Nadi : 96 kali/menit Pro HD
Napas : 22 kali/menit
Suhu : 36,7oC
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Jantung: BJ1 dan BJ2 reguler, bising (-), gallop (-)
Bab 4
DISKUSI
Seorang pasien perempuan usia 55 tahun dirawat di bangsal RS Achmad Mochtar Bukittinggi dengan
diagnosis edema anasarka ec Chronic Kidney Disease stage V, DM Tipe II, dan Hipertensi stage 2.
Pembatasan asupan protein pada pasien penyakit ginjal kronik bertujuan untuk mengurangi hiperfiltrasi
glomerulus. Pemberian diet tinggi protein mengakibatkan penimbunan substansi nitrogen dan ion anorganik
lainnya dan mengakibatkan sindrom uremia. Pembatasan cairan dan elektrolit untuk mencegah terjadinya
edema dan komplikasi kardiovaskular lebih lanjut.
Terima kasih