Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN ACUTE KIDNEY


INJURY (AKI) DI RUANG PENYAKIT DALAM PRIA
RSUD ULIN BANJARMASIN

Tanggal 25 Juni – 30 Juni 2018

Oleh:
Akhmad Renaldi, S.Kep
NIM 1730913310038

PROGRAM PROFESI NERS ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2018
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN ACUTE KIDNEY
INJURY (AKI) DI RUANG PENYAKIT DALAM PRIA
RSUD ULIN BANJARMASIN

Tanggal 25 Juni – 30 Juni 2018

Oleh :
Akhmad Renaldi, S.Kep
NIM 1730913310038

Banjarmasin, 25 Juni 2018


Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Hasby Pri Choiruna, S.Kep, Ns., M.kep. Helda Iriani, S.Kep, Ns


NIK. 1990 2014 1 156 NIP. 19830715 21101 2 003
ACUTE KIDNEY INJURY

Definisi
Etiologi
AKI (Akute Kidney Injury) adalah penurunan
Penyebab AKI dibagi menjadi 3 kelompok utama
fungsi ginjal yang cepat dan ditandai dengan
berdasarkan patogenesis AKI, yakni :
penurunan Laju filtrasi Glomerulus (LFG) dan
1. Penyakit yang menyebabkan hipoperfusi ginjal
berakibat penurunan pembuangan produk nitrogen,
tanpa menyebabkan gangguan pada parenkim
hilangnya regulari air,elektrolit dan asam basa. Laju
ginjal (AKI prarenal, 55%)
filtrasi gromelurus yang menurun dengan cepat
2. Penyakit yang secara langsung menyebabkan
menyebabkan kadar kreatinin serum meningkat
gangguan pada parenkim ginjal (AKI
sebanyak 0,5 mg/dl/hari dan kadar nitrogen urea
renal/intrinsik, 40%)
darah sebanyak 10 mg/dl/hari dalam beberapa hari.
3. Penyakit yang terkait dengan obstruksi saluran
ARF biasanya disertai oleh oligurea (keluaran urine
kemih (AKI pascarenal, 5-15%)
< 400 ml/hari).

Katagori RIFLE Kriteria Kreatinin Serum Kriteria Jumlah Urin


Risk Peningkatan serum kreatinin > 1,5x nilai <0,5 ml/kg/jam lebih dari 6 jam
dasar atau penurunan GFR > 25%
Injury Kenaikan kreatinin serum > 2,0x 5x nilai <0,5 ml/kg/jam atau > 12/jam/jam
dasar atau penurunan GFR > 50 %
Failure Kenaikan kreatinin serum > 3,0x 5x nilai <0,3 ml/kg/jam atau > 24/jam/jam
dasar atau penurunan GFR > 75 %
Nilai absolut keratin serum > 4 mg dengan Anuria > 12 jam
peningkatan mendadak minimal 0,5 mg
Loss Gagal ginjal akut peresisten, kerusakan <0,5 ml/kg/jam selama 24 jam atau
fungsi ginjal selama lebih dari 4 minggu anuria selama 12 jam
ESRD Gagal ginjal terminal lebih dari 3 bulan

Tanda dan Gejala Pemeriksaan Penunjang


1. Perubahan haluaran urine (haluaran urin sedikit, 1. Arteriogram ginjal
mengandung darah dan gravitasinya rendah 2. Biopsi ginjal
(1,010) sedangkan nilai normalnya adalah 1,015- 3. KUB Foto: menunjukkan ukuran
1,025) ginjal/ureter/kandung kemih dan adanya
2. Hiperkalemia obstruksi
3. Serum calsium menurun, phospat meningkat 4. Pielografi retrograde
4. Asidosis metabolik 5. Sistouretrogram berkemih
5. Letargi 6. Ultrasono ginjal
6. Mual persisten, muntah dan diare 7. Endoskopi ginjal nefroskopi
7. Nafas berbau urin 8. Radiologi : Foto polos abdomen, USG, IVP
8. Manifestasi sistem syaraf pusat mencakup rasa (Intra Vena Pielografi), Renogram, Pemeriksaan
lemah, sakit kepala, kedutan otot dan kejang Pielografi Retrograd bila dicurigai obstruksi
9. Meningkatnya urea darah dan kreatinin serum yang reversibel
semasa pengawasan bersiri 9. EKG
10. Kelebihan cairan, edem, terutama di ekstrimitas 10. Pemeriksaan laboratorium:
bawah a. Darah: ureum, kreatinin, elektrolit serta
11. Hiperkalemia, asidosis dan anemia osmolaritas
12. Kadang-kadang mungkin terdapat gejala dan b. Urin: volume, warna, ureum, kreatinin,
ciri-ciri pericarditis elektrolit, osmolaritas dan berat jenis
13. Takipneu c. Laju Endap Darah (LED) : meninggi oleh
14. Gatal-gatal (pruritus) karena adanya anemia dan albuminemia
Penatalaksanaan
1. Dialisis (dilakukan untuk mencegah
komplikasi gagal ginjal akut yang serius
2. Penanganan hiperkalemia (untuk
menyeimbangkan cairan dan elektrolit
merupakan masalah utama AKI
3. Mempertahankan keseimbangan cairan

Komplikasi
1. Infeksi : pneumonia, septikemia, infeksi nosokomial
2. Gangguan elektrolit : uremia, hiperkalemia,
hiponatremia, asidosis metabolik
3. Neurologi : kejang uremik, flap, tremor, koma,
iritabilitas neuromuskular, gangguan kesadaran
4. Gastrointestinal : nausea, muntah, gastritis, ulkus,
peptikum, perdarahaan gastrointestinal
5. Hematologi : hipertensi, anemia, diatesis hemoragik
6. Jantung : Payah jantung, edema paru, aritmia, efusi
perikardium
PATHWAY ACUTE KIDNEY INJURY

Pre Renal (Hemoragi, Intra Renal (GNA, iskemik, Post Renal (Batu ginjal, tumor,
dehidrasi, sequestrasi, dll) renal berat eklamsia obstruksi kandung kemih, dll)
aefropati heroin, dll)
Aliran urin dari ginjal menurun
Penurunan sirkulasi ginjal
Penumpukan zat toksin di ginjal
Gangguan fungsi dan
struktur jaringan ginjal
Kerja ginjal terganggu Merusak jaringan ginjal

ACUTE KIDNEY INJURY


(GAGAL GINJAL AKUT)

Ketidakmampuan ginjal Penumpukan asam


GFR menurun mengsekresikan ulin organik H+

Kreatinin serum meningkat Retensi cairan Na dan Muatan asam H+


dan ureum meningkat elektrolit meningkat

Penumpukan Cairan tubuh PH darah menurun


Hipertensi Hiperkalemia
dikulit meningkat,
edema
Asidosis metabolik
Kulit kering Dx : Peningkatan Distriam otot
dan gatal Kelebihan Pernafasan kusmaul
gangguan jantung
(Pruritus) Volume jantung
Cairan
Dx : Ketidakefektifan
Dx : Kerusakan Resti gagal Pola Nafas
Integritas Kulit Tertekannya jantung
pembuluh
darah
Dx : Gangguan
Rasa Nyaman Aliran darah
tidak sampai
di perifer

Dx :
Ketidakefektifan
Perfusi Jaringan
Perifer
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN ACUTE KIDNEY INJURY

Pengkajian
1. Identitas Klien
2. Keluhan Utama
3. Riwayat Penyakit (Riwayat penyakit sekarang, dahulu dan keluarga)
4. Pemeriksaan Fisik
5. Pemeriksaan Laboratorium
6. Pengkajian 11 Pola Gordon

Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan Pola Nafas
2. Kerusakan Integritas Kulit
3. Kelebihan Volume Cairan
4. Gangguan Rasa Nyaman
5. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer

Kerusakan Integritas Kulit Kelebihan Volume Cairan Ketidakefektifan Pola Napas

NOC NOC NOC


Tissue Integrity: Skin and Mucous Ctrolyte and Acid-Base Balance Respiratory Status
Membrane Fluid Balance Setelah dilakukan tindakan
Setelah dilakukan tindakan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 x 24 jam diharapkan
keperawatan selama 3 x 24 jam keperawatan selama 1 x 24 jam pola nafas klien efektif dengan
kerusakan integritas kulit klien dapat kelebihan volume cairan klien kriteria :
diatasi dengan kriteria hasil : teratasi dengan kriteria hasil : 1. Menunjukkan jalan nafas yang
1. Integritas kulit yang baik dapat 1. Tekanan arteri rata-rata dalam paten (frekuensi pernafasan
dipertahankan rentang yang diharapkan rentang normal, tidak ada suara
2. Tidak ada luka/lesi pada kulit 2. Nadi perifer teraba nafas abnormal)
3. Perfusi jaringan baik 3. Keseimbangan intake dan 2. Tanda-tanda vital dalam
4. Mampu melindungi kulit dan output dalam 24 jam rentang normal
mempertahankan keseimbangan 4. Suara nafas tambahan tidak ada
kulit dan perawatan alami 5. Tidak ada asites , distensi vena,
NIC
edema perifer Oxygen Therapy
NIC 1. Bersihkan mulut, hidung, dan
Skin Care NIC seckret trakea, jika diperlukan
1. Monitor karakteristik luka Fluid Management 2. Pertahankan jalan napas yang
2. Bersihkan luka dengan normal 1. Pertahankan catatan intake dan paten
saline atau pembersih yang output yang akurat 3. Monitor aliran oksigen
bersifat nonracun 2. Pasang urin kateter jika 4. Pertahankan posisi klien
3. Pelihara teknik steril ketika diperlukan 5. Monitor TD, nadi, dan RR
dilakukan perawatan pada luka 3. Monitor hasil lab yang sesuai
4. Ubah posisi pasien dengan retensi cairan (BUN,
5. Intruksikan pasien atau anggota Hmt, osmolalitas urin
keluarga mengetahui prosedur
perawatan luka
6. Intruksikan pasien dan keluarga 4. Monitor status hemodinamik
tentang tanda dan gejala dari termasuk CVP, MAP, PAP, dan
infeksi PCW
7. Dokumentasikan lokasi luka, 5. Monitor vital sign
ukuran dan perubahannya 6. Monitor indikasi retensi/
kelebihan cairan (cracles, CVP,
edema, distensi vena leher,
Skin Surveillance asites)
1. Inspeksi kulit dan membran 7. Kaji lokasi dan luas edema
mukosa dari kemerahan, panas 8. Monitor masukan makanan /
yang tinggi, edema, dan drainage cairan dan hitung intake kalori
2. Observasi harian
ekstremitas(warna,kehangatan, 9. Monitor status nutrisi
pembengkakan, denyutan, tekstur, 10. Berikan diuretik sesuai interuksi
edema, dan ulcer 11. Batasi masukan cairan pada
3. Inspeksi kondisi dari insisi bedah keadaan hiponatrermi dilusi
4. Monitor warna kulit dan suhuh dengan serum Na < 130 mEq/l
5. Monitor kulit dan membran 12. Kolaborasi dokter jika tanda
mukosa dari perubahan warna, cairan berlebih muncul
memar, dan kerusakan. memburuk
6. Monitor dari infeksi
7. Monitor dari sumber tekanan dan
fraksi
8. Dokumentasikan perubahan kulit
dan mukosa membran

Gangguan Rasa Nyaman Ketidakefektifan Perfusi


Jaringan Perifer
NOC
Comfort Status: Physical NOC
Setelah dilakukan tindakan Circulation Status
keperawatan selama 1 x 24 jam Tissue Perfusion: Peripheral
masalah gangguan rasa nyaman klien Setelah dilakukan tindakan
berkurang dengan kriteria hasil : keperawatan selama 1 x 24 jam
1. Pasien dalam keadaan nyaman perfusi jaringan perifer klien
2. Menggunakan pakaian yang menjadi efektif dengan kriteria hasil
nyaman 1. Pengisian ulang kapiler
3. Suhu tubuh dalam rentang normal 2. Warna kulit
4. Rasa gatal-gatal yang dialami 3. Sensasi
pasien dapat berkurang
NIC
NIC Circulatory Care: Arterial
Relaxation Therapy Insufficiency
Enviromental Management: 1. Lakukan penilaian yang
Convenience komprehensif pada pada
sirkulasi perifer (misalnya
1. Hindari sumber-sumber memeriksa denyut nadi perifer,
ketidaknyamanan seperti balutan edema, waktu pengisian kapiler,
yang lembab, balutan yang warna, dan suhu)
tertekan, seprei yang kusut, serta 2. Inspeksi kulit untuk adanya luka
lingkungan yang mengganggu. pada arteri atau kerusakan
2. Ciptakan lingkungan yang jaringan
nyaman aman dan bersih serta 3. Ubah posisi pasien setidaknya
gunakan pakaian berbahan lembut setiap 2 jam dengan tepat
seperti katun atau wol 4. Dukung pasien melakukan
3. Monitor TTV pasien kegiatan olahraga
4. Kaloborasi pemberian obat atau 5. Lindungi ujung kaki dan tangan
salep untuk mengurangi rasa gatal, dari cidera (misalnya sepatu
jika diperlukan longgar)
5. Ajarkan teknik distraksi dan 6. Lakukan perawatan luka dengan
relaksasi tepat
Circulatory Care: Venous
Insufficiency
1. Lakukan penilaian yang
komprehensif pada pada
sirkulasi perifer (misalnya
memeriksa denyut nadi perifer,
edema, waktu pengisian kapiler,
warna, dan suhu)
2. Nilai udem dan nadi perifer
3. Monitor level ketidaknyamanan
atau nyeri
4. Dukung lathan ROM aktif dan
pasif, terutama pada ekstrimitas
bawah selama beristirahat
5. Instruksikan pasien melakukaan
perawatan kaki yang benar
DAFTAR PUSTAKA
Bulechek G.M., Howard K.B., Joanne M.D. (Eds.). 2013. Nursing Intervention
Classification (NIC), Edisi keenam. Indonesia: Elsevier Inc. Mocomedia

Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (Eds.). 2015. NANDA International Nursing


Diagnoses: Definitions and Classification 2015-2017. Edisi kesepuluh.
Jakarta: EGC

Moorhead Sue, Marion Johnson, Meridean L.M., et al. (Eds.). 2013. Nursing
Outcomes Classification (NOC), Edisi keenam. Indonesia: Elsevier Inc.
Mocomedia

Nurarif, Amin Huda, S. Kep, Ns dan Hardhi Kusuma, S, Kep, Ns. 2015. Aplikasi
Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc
Edisi Revisi Jilid II. Jogjakarta: Mediaction Jogja

Nurjannah, Intansari. 2016. ISDA Intan’s Screening Diagnoses Assesment Versi


Bahasa Indonesia (2016). Yogyakarta: Mocomedia

Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G. Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah: Brunner Suddarth, Vol. 2. Jakarta: EGC
Supartondoit. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: FKUI

Anda mungkin juga menyukai