Anda di halaman 1dari 42

PEMERIKSAAN FAAL GINJAL

Oleh : dr. Dewi Yanti Handayani, M.Ked(ClinPath),SpPK

Bagian Patologi Klinik - FKIUSU


Pendahuluan
Ginjal mempunyai fungsi:
Mempertahankan nutrien (mis: elektrolit, protein, air
dan glukosa)
Menjaga keseimbangan asam-basa, air dan elektrolit
Mensintesis eritropoetin, renin dan1-25
Dihidroksikolekalsiferol (DHCC)
Mengekskresi sampah metabolisme tubuh (mis:
asam dan sampah normal tubuh)

Secara garis besar digolongkan dalam 3 proses:


Filtrasi
Reabsorbsi
Sekresi
Formation of urine via filtration, reabsorption, secretion, and hormonal effects
The nephron and its component parts
TU :
Mengenal pemeriksaan faal ginjal untuk
menyokong diagnosa klinik faal ginjal
TK :
1. Menjelaskan klass : kemunduran faal
ginjal dan perjalanan penyakitnya.
2. Menjelaskan pemeriksaan urinalisis rutin
dan kadar kreatinin darah sebagai tes
penyaring faal ginjal.
3. Menguraikan indikasi pemeriksaan
Clearance Creatinin.
4. Menjelaskan keterbatasan pemeriksaan
Clearance Creatinin.
Faal ginjal dapat terganggu oleh berbagai penyakit /
keadaan patologik yang mengenai ginjal maupun yang
primernya bukan pada ginjal
Gangguan faal ginjal pada tingkat lanjut dapat
diketahui dari gejala klinik
Pemeriksaan biokimiawi diperlukan untuk memastikan
diagnosis, menentukan cara pengobatan serta
prognosis.
Pemeriksaan biokimiawi untuk menilai faal ginjal
terutama menguji faal glomeruli dan tubuli
Tes Klirens menguji faal glomerulus; tes pemekatan
menguji faal reabsorbsi tubuli dan tes PSP (Phenol
Sulpon Phthalein) mengukur renal plasma flow dan
sekresi tubulus
Klasifikasi kemunduran faal ginjal
1. Gagal ginjal akut (GGA)
2. Gagal gijal kronis (GGK)

GGA
Sindroma klinik dengan etiologi bermacam-macam
ditandai dengan penurunan mendadak dari faal ginjal,
biasanya disertai oliguri

Klasifikasi GGA
1. GG Pre-renal (Gangguan perfusi ginjal)
A. Hipovolemia :
- Dehidrasi
- Perdarahan
- Pengumpulan cairan seperti ascites, luka bakar
B. Kelemahan sistem kardiovaskuler
- Payah jantung dengan berbagai etiologi
- Tamponade jantung
- Pemakaian obat-obatan anti hipertensi
- Syok

2. GG Renal (Penyakit-penyakit parenchim ginjal)


A. Glomerulonefritis akut
B. Penyakit-penyakit vaskular ginjal
- Oklusi adrenalis bilateral
- Poliarteritis nodosa akut
- Nefrosklerosis
- Trombosis vena renalis
C. Nefritis interstitial akut
- Pielonefritis
- Nekrosis papiler
- Sepsis
- Obat-obatan, mis : Methisilin
D. Nekrosis tubuler akut (NTA) 75%

3. Nefropati obstruksi akut (Post renal)


- Bilateral stone : * Pelvis
* Ureter
- Obat-obatan asam urat atau sulfonamid
menyumbat kedua ureter
- Operasi pelvis : ureter terpotong / terikat
GGK :
Suatu kerusakan, kekurangan fungsi ginjal yang
hampir selalu tidak reversibel dan sebabnya
bermacam-macam
Klasifikasi penyebab :
1. Kelainan parenkim ginjal
a. Penyakit ginjal primer
- Glomerulonefritis
- Pielonefritis
- TBC ginjal
b. Penyakit ginjal sekunder
- Nefritis lupus
- Nefropati analgetik
- Amiloidosis ginjal
2. Penyakit ginjal obstruktif
a. Pembesaran prostat
b. Batu saluran kemih
KLASIFIKASI GAGAL GINJAL
Sebelumnya gagal ginjal dibagi atas Acute
Renal Failure (ARF) dan Chronic Renal
Failure (CRF).
Pembagian ini berdasarkan bagaimana
kerusakan terjadi bukan bagaimana
mekanismenya.
Oleh National Kidney Foundation
Kidney Disease Out Comes Quality
Initiative (NKF KIDOKI) mencoba
mengevaluasi dan mengklasifikasikan
Chronic Kidney Disease sbb:
Tabel Derajat PGK berdasarkan
NKF-DOQI (2002)
Derajat Penjelasan LFG (ml/ menit/ 1.73 m2)

1 Kerusakan ginjal dengan LFG 90


Normal/ meningkat
2 Kerusakan ginjal dengan 60 89
penurunan LFG ringan
3 Kerusakan ginjal dengan 30 59
penurunan LFG sedang
4 Kerusakan ginjal dengan 15 29
penurunan LFG berat
5 Gagal ginjal < 15 atau dialisis
I. Patofisiologi(12,13)

Colitis

Thrombocytopathy
Pancreatitis

Bleeding
Unknown
tendency
mechanisms

Pericarditis Polyuria
tendency
Coma

Loos of water
Severe balance function
Encephalophathy
anemia

Retention of Acidosis
Loos of endogenous
erythropoietin toxins
production Failure of ion
homeostasis
Chronic
Renal Failure
Loos of
endocrine Phosphate
function retention
Failure to
convert vitamin
D
Hypocalcemia
Hypertension
Sodium
retention Hyperparathyroidism

Pulmonary
Pheripheral
edema Bone resoption
edema
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Tujuan pemeriksaan laboratorium yaitu:


- Memastikan dan menentukan derajat
penurunan faal ginjal
- Identifikasi etiologi
- Menentukan perjalanan penyakit termasuk
semua faktor pemburuk faal ginjal yang
sifatnya reversible.
Urinalisis Rutin sebagai Tes Penyaring Faal Ginjal

Urinalisis Rutin:
adalah pemeriksaan urin yang dilakukan pada seseorang tanpa indikasi
Urinalisis Rutin :
- Jumlah/volume urin
- Pemeriksaan makroskopik : warna, kejernihan, berat jenis, bau dan pH
- Pemeriksaan kimia urin : reduksi, urobilin, bilirubin, keton, nitrit,
protein
- Pemeriksaan mikroskopik : Sedimen

Proteinuria : - Pre-Renal
- Renal
- Post Renal
Klasifikasi Proteinuria :
Pre-Renal : - CHF
- Hipertensi
- Tekanan vena renalis

Renal : - Permeabilitas glomerulus


- Acute Glomerulo Nefritis
- Chronic Glomerulo Nefritis
- Chronic Pyelonefritis
- Nefrotic Syndrom

Post Renal : - Infeksi (uretritis, sistitis)


- BSK
Kelainan Sedimen
Acute Nefritis : - Red Cell
- Hyaline Cast
- Blood Cast

Nephrotic Syndrome : - Hyaline Cast


- Oval Fat Bodies
- Double Refractile Fat Bodies

Chronic Nefritis : - Granular Cast


- Broad Renal Failure Cast
Bila ada dugaan kelainan ginjal pada pemeriksaan
urin rutin, maka dilanjutkan dengan pemeriksaan
Ureum, Creatinin darah.

Creatinin produksinya relatif konstan sepanjang hari,


lebih spesifik dan sensitif dibandingkan kadar ureum.
CREATININ : - GINJAL
CREATININ
- OTOT CLEARANCE

CREATININ CLEARANCE gagal ginjal


Non Protein Nitrogen (NPN)
NPN = senyawa-senyawa mengandung N,
bukan protein
Hasil metabolisme protein di dalam darah,
dikeluarkan dari tubuh melalui ginjal
Terdiri atas : Ureum/Blood Urea Nitrogen
(BUN), kreatinin, asam urat, asam amino,
amonia
Pengukuran beberapa analit membantu
evaluasi fungsi ginjal
Ureum dan Blood Urea Nitrogen (BUN)

Ureum disintesis dari amonia di hati,


Produk akhir dari metabolisme protein, 50% dari non
protein nitrogen (NPN) dalam darah.
Manfaat pengukuran kadar ureum : diagnosis insuffisiensi
ginjal
BUN: unsur nitrogen dalam urea = ureum/ 2.14.
Di filtrasi oleh glomerulus, 40-60% di reabsorbsi melalui
proses difusi pasif.
Pada kecepatan aliran urin yang tinggi (dalam keadaan
normal dan hidrasi yang cukup), 40% ureum direabsorbsi.
Pada kecepatan aliran urin yang rendah (dehidrasi atau
hipovolemia) kira-kira 60% ureum direabsorbsi.
Kadar ureum plasma tergantung dari
Fungsi ginjal
Intake protein
Katabolisme protein

Nilai rujukan: Ureum : 10-50 mg/dL


BUN : 5-25 mg/dL
Peningkatan kadar ureum dalam darah:
Uremia
Peningkatan kadar zat-zat NPN dalam darah:
Azotemia
Gejala klinis uremia:
manifestasi pada susunan syaraf pusat, otot, saluran cerna,
sistem kardiaovaskular, darah dan gangguan keseimbangan
asam basa.

Kadar ureum meningkat, disebabkan


Pre-renal :
Berkurangnya renal blood flow ( gagal jantung kongestif,
hipotensi, syok)
katabolisme protein yang meningkat ( infeksi, tirotoksikosis,
toksemia, diabetes)
Dehidrasi
Perdarahan saluran cerna
Kadar ureum dapat meningkat sampai 100 mg/dL
Renal
Fungsi ginjal yang menurun ( gagal ginjal
akut dan kronik, glomerulonefritis, necrosis
tubular, pielonefritis, hidronefrosis, ginjal
polikistik dll.)
Kadar ureum dapat sampai 600 mg/dL

Post-renal
Aliran urin yang menurun ( mis.obstruksi
saluran kemih oleh batu, prostat atau tumor)
Kadar ureum rendah disebabkan oleh :
Intake protein rendah atau malnutrisi
Kerusakan hati akut atau sirosis
Kehamilan
Kreatinin
Kreatinin terutama dari turnover kreatin fosfat di otot ,
produksinya relatif konstan sepanjang hari.
Kreatinin difiltrasi oleh glomerulus, tidak direabsorbsi dan
disekresi sedikit oleh tubulus.
Kadar kreatinin serum merupakan indikator penyakit ginjal
yang lebih spesifik dan sensitif dibandingkan kadar ureum.
Pengukuran kadar kreatinin dan ureum tidak dapat
mendeteksi insuffisiensi ginjal stadium dini, keduanya baru
akan meningkat jika kerusakan fungsi ginjal > 50%.
Kadar kreatinin plasma: tergantung dari massa otot,
kecepatan turnover kreatinin dan fungsi ginjal.
Hal-hal yang harus dipertimbangkan pada
pemeriksaan kreatinin
Sebagian kreatinin disekresi oleh tubulus, sekresi
meningkat bila tekanan darah meningkat
Konsumsi daging dlm jumlah banyak mempengaruhi
kadar kreatinin serum
Latihan otot (strenuous exercise) peningkatan
ringan kadar kreatinin serum
Pengukuran klirens kreatinin tidak dapat diandalkan
pada pasien dengan muscle-wasting disease
Pada penghitungan klirens kreatinin, nilai GFR
berbanding terbalik dengan serum kreatinin.
Kadar kreatinin serum meningkat :
Pada semua penyakit ginjal dimana terjadi
kerusakan > 50 % nefron (setelah GFR
menurun lebih dari 50%.)
Pre-renal : bila RBF menurun
Post-renal : bila ada obstruksi saluran kemih
Asam Urat
Hasil akhir metabolisme purin.
Sumber purin eksogen (diet tinggi asam
nukleat) dan sintesis purin endogen
(destruksi sel-sel jaringan)
Ekskresi asam urat : 75% (ginjal), 25%
(usus)
Kadar dalam serum tergantung fungsi ginjal
dan derajat metabolisme purin.
Kadar asam urat meningkat
Pembentukan meningkat
Peningkatan sintesa purin ( primer/Gout,
sekunder)
Peningkatan diet purin (jeroan, bayam,
jamur, teh, kopi, daging dll)
Ekskresi berkurang ( insuffisiensi ginjal)
Gabungan keduanya
TES FAAL GINJAL

Untuk menilai sudah terjadi gangguan ginjal yang lebih


lanjut dapat dilakukan :
- Pemeriksaan USG,
- Biopsi ginjal,
- Pengukuran Glomerular Filration Rate (GFR) dengan
tehnik spesifik yaitu Creatinine Clearance Tes (CCT).
Tes klirens kreatinin
Kreatinin terutama dari turnover kreatin fosfat di
otot dan produksinya relatif konstan sepanjang
hari
Kreatinin difiltrasi oleh glomerulus, tidak
direabsorbsi dan disekresi sedikit oleh tubulus
nilai klirens kreatinin lebih besar dari GFR
Bila GFR berkurang maka kreatinin serum
meningkat dan klirens kreatinin menurun
Rumus yang dipakai sesuai dengan rumus umum
untuk klirens
Persiapan penderita dan pelaksanaan
pemeriksaan Creatinin Clearance
1. Penderita diajarkan cara menampung urin 24 jam
2. Penampungan harus dengan pengawet :
- Toluena (2-5 mL / urin 24 jam)
- Thymol (1 butir diameter 5 mm/urin 24 jam)
3. Ambil darah dengan Vena Punksi untuk
pemeriksaan Creatinin darah
4. Periksa : volume dan kadar Creatinin urin
5. Hitung diuresis / menit
Pemeriksaan Creatinin Clearance
secara langsung

dengan pemeriksaan creatinin urin dan creatinin darah.

Kreatinin urin (mg/dl) x volume urin (ml/24 jam)


Creatinin Clearence = -------------------------------------------------------------
Kreatinin serum (mg/dl) x 1440 menit
Pemeriksaan Creatinin Clearance
secara tidak langsung
Bila diperlukan perkiraan kapasitas ginjal dalam waktu singkat dan
tidak mungkin mengumpulkan urin dalam jumlah adekuat
digunakan rumus Cockroft Gault (berdasarkan umur, berat badan
dan kreatinin serum) :
Untuk pria:

(140-umur) x berat badan


LFG (ml/mnt/1,73m2) = --------------------------------------
72 x kreatinin serum (mg%)

Untuk perempuan:

LFG = nilai pada pria x 0.85


Pemeriksaan klirens Kreatinin dapat
dilakukan dengan MDRD
(Modified Diet in Renal Disease)

GFR (ml/menit/1.73m) = 186 x (creatinin serum)-1.154 x umur -0.203


X 0.742 (jika wanita)
X 1.210 (jika orang Amerika Serikat)
Berdasarkan Metode Sistatin C serum
74,83
LFG = -----------------
cystC 1/0,75
- Parameter baru untuk menilai fungsi glomerulus dan tubulus
- Beberapa laporan menunjukkan sistatin C dalam serum menunjukkan LFG
yang akurat, lebih baik dari pada kreatinin
- Merupakan hasil metabolik setiap inti sel dalam tubuh, disekresi secara
konstan
- tidak dipengaruhi inflamasi, keganasan, perubahan masa tubuh, nutrisi,
demam atau jenis kelamin.
- Difiltarasi sempurna oleh glomerulus, hampir 100% direabsorbsi dan
dikatabolisme di tubulus proksimal.
- GFR menurun : kadar Cystatin C plasma meningkat
- Peningkatan kadar cystatin urin : menurunnya - reabsorbsi tubulus.
- Sensitifitas tinggi untuk deteksi kelainan ginjal awal (pada GFR < 88
ml/menit)
Menguraikan Indikasi
Pemeriksaan Creatinin Clearance
CREATININN CLEARANCE :
BANYAKNYA PLASMA (ml) DARAH YANG
DIBERSIHKAN DARI CREATININE DALAM WAKTU
1 MENIT (ml/menit)

BEBERAPA INDIKASI PEMERIKSAAN CREATININ


CLEARANCE :
BILA ADA DUGAAN KELAINAN FAAL GINJAL YAITU :
1. CREATININE DARAH YANG MENINGGI
2. UREMIA
3. OEDEMA
Keterbatasan Pemeriksaan Klirens Kreatinin

Kelemahan klirens kreatinin:


Sumber kesalahan utama dalam tes klirens kreatinin adalah
pengumpulan urin yang tidak lengkap Waktu, jumlah).
Umumnya dipakai urin 24 jam, atau urin 12 jam.
Kreatinin secara aktif disekresi oleh tubulus ginjal.
a.Bila GFR sangat rendah (kurang dari 10 ml/menit),
sekresinya relatif meningkat nilainya tidak tepat
menggambarkan GFR.
b.Bila GFR sangat rendah pemecahan kreatinin di usus
meningkat.
Klirens kreatinin dipengaruhi massa otot, pada pasien
penderitamuscle wasting disease hasil tidak dapat
diandalkan.
Keuntungan dari tes Creatinin Clearance

dapat mengetahui adanya kerusakan


glomerulus ringan sampai sedang.
KEGAGALAN GINJAL
AKUT KHRONIS
-VOLUME URINE ANURIA POLIURIA ANURIA
-ANEMIA (-) (+)
-ASAM URAT N
-ASAM FOSFATASE N
-CALSIUM URIN N
-FOSFOR N,
-BIKARBONAT N,
-CL
-K -
-Na
-BJ ISOSTENURIA
-PROTEIN URIN ++ +
-SEDIMEN ERI ERI , LEKO
SILINDER ERI WAXY CAST, BROAD RENAL
FAILURE CAST
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai