Faal ginjal dapat terganggu oleh berbagai penyakit / keadaan patologik yang mengenai ginjal maupun yang primernya bukan pada ginjal Gangguan faal ginjal pada tingkat lanjut dapat diketahui dari gejala klinik
Pemeriksaan biokimiawi diperlukan untuk memastikan diagnosis, menentukan cara pengobatan serta prognosis. Pemeriksaan biokimiawi untuk menilai faal ginjal terutama menguji faal glomeruli dan tubuli Tes Klirens menguji faal glomerulus ; tes pemekatan menguji faal reabsorbsi tubuli dan tes PSP mengukur renal plasma flow dan sekresi tubulus
infeksi,
Renal Fungsi ginjal yang menurun ( gagal ginjal akut dan kronik, glomerulonefritis, necrosis tubular, pielonefritis, hidronefrosis, ginjal polikistik dll.) Kadar ureum dapat sampai 600 mg/dL Post-renal Aliran urin yang menurun ( mis.obstruksi saluran kemih oleh batu, prostat atau tumor) Kadar ureum rendah disebabkan oleh : Intake protein rendah atau malnutrisi Kerusakan hati akut atau sirosis Kehamilan
Kreatinin
Kreatinin terutama dari turnover kreatin fosfat di otot , produksinya relatif konstan sepanjang hari Kreatinin difiltrasi oleh glomerulus, tidak direabsorbsi dan disekresi sedikit oleh tubulus. Kadar kreatinin serum merupakan indikator penyakit ginjal yang lebih spesifik dan sensitif dibandingkan kadar ureum. Pengukuran kadar kreatinin dan ureum tidak dapat mendeteksi insuffisiensi ginjal stadium dini, keduanya baru akan meningkat jika kerusakan fungsi ginjal > 50%
Kadar kreatinin plasma : tergantung dari massa otot, kecepatan turnover kreatinin dan fungsi ginjal
Konsumsi daging dlm jumlah banyak mempengaruhi kadar kreatinin serum Latihan otot (strenuous exercise) peningkatan ringan kadar kreatinin serum Pengukuran klirens kreatinin tidak dapat diandalkan pada pasien dengan muscle-wasting disease Pada penghitungan klirens kreatinin, nilai GFR berbanding terbalik dengan serum kreatinin.
Pada penghitungan klirens kreatinin, nilai GFR berbanding terbalik dengan serum kreatinin.
Kadar kreatinin serum meningkat : - Pada semua penyakit ginjal dimana terjadi kerusakan > 50 % nefron (setelah GFR menurun lebih dari 50%.) - Pre-renal : bila RBF menurun - Post-renal : bila ada obstruksi saluran kemih
Asam urat
Hasil akhir metabolisme purin. Sumber purin eksogen (diet tinggi asam nukleat) dan sintesis purin endogen ( destruksi sel-sel jaringan) Ekskresi asam urat : 75% (ginjal), 25% (usus) Kadar dalam serum tergantung fungsi ginjal dan derajat metabolisme purin. Proses : Filtrasi, sebagian besar reabsorbsi, ekskresi
Nilai rujukan klirens kreatinin : laki-laki : 107-139 ml/menit wanita : 87-107 ml/menit
Wanita :
Nilai rujukan klirens : 85-125 mL/menit (laki-laki) 75- 112 mL/menit (wanita)
Cystatin C
Parameter baru untuk menilai fungsi glomerulus dan tubulus Merupakan hasil metabolik setiap inti sel dalam tubuh, disekresi secara konstan Mengalami filtrasi di glomerulus, hampir 100% direabsorbsi dan didegradasi oleh tubulus GFR menurun : kadar Cystatin C plasma meningkat Peningkatan kadar cystatin urin : menurunnya reabsorbsi tubulus. Sensitifitas tinggi untuk deteksi kelainan ginjal awal ( pd GFR < 88 ml/mnt)