Anda di halaman 1dari 28

Tutorial blok 9

scenario 3
Kelompok 8B

Beatrice Indira Taraudu (1961050020)


Claudia Valoryn Iona Rombe (1961050048)
Fitria Handayani (1961050077)
Arvin Hardian Tambunan (1961050103)
Debora Iriani Sanda Pasoro (1961050139)
Rafly Alif Ismail (1961050141)
Tujuan pembelajaran
1. Definisi edema anasarca dan patofisiologi
2. Diagnosis banding edema anasarka
3. Manifestasi klinik nefrotik sindrom
4. Patofisiologi nefrotik sindrom
5. Diagnosis banding sindrom nefrotik
6. Pemeriksaan penunjang nefrotik sindrom
7. Tata laksana nefrotik sindrom (farmakologis dan
nonfarmakologis)
8. Komplikasi nefrotik sindrom
Definisi Adema Anasarka dan
Patofisiologi Edema Anasarka
Definisi edema anasarka

Anasarca adalah bentuk edema yang parah dan umum dengan meluas
pembengkakan jaringan subkutan. Ini berbeda dari sedikit bengkak atau edema
yang terjadi terutama di kaki. Akumulasi cairan mungkin terjadi karena penyakit
seperti gagal jantung, gagal ginjal, gagal hati dan sindrom nefrotik yang
mengubah protein tubuh, mempengaruhi keseimbangan cairan, atau membuat
kelainan pada pembuluh darah atau Sistem limfatik

I.Arockiamary1 And Dr.S. Parimal (2019). Anasarca. Int. J. Adv. Res. 7(5), 213-217
Patofisiologi Edema Anasarka

Asmadi.2008. Teknik prosedur keperawatan: konsep dan aplikasi kebutuhan dasar klien. jakarta: salemba medika
VDAE : Volume darah arteri yg adekuat untuk mengisi keseluruhan kapasitas pembuluh darah
arteri yg adekuat untuk mengisi keseluruhan
kapasitas pembuluh darah arteri

Jika VDAE berkurang maka : retensi natrium dan air


 Penurunan aliran darah ginjal :
VDAE

Mengaktifasi reseptor volume pada menjadi besar

aliran darah pada ginjal

Menahan Na dan air

james, Joyce., baker dan swein.2008. prinsip-prinsip sains untuk keperawatan. Jakarta: Erlangga
Compensation ginjal menahan Na dan air :
 Peningkatan reabsorpsi garam dan air ditubulus Proksimalis
 Peningkatan reabsorpsi natrium dan air tubulus distalis

Sekresi hormon Antidiuretik (ADH)


Jika VDAE akan merangsang reseptor volume pada pembuluh arteri besar dan
hipotalamus aktivasi reseptor ini akan merangsang pelepasan ADH.

ginjal menahan air

Tambayong, Jan. 2000. Patofisiologi untuk keperawatan. Jakarta: EGC


Diagnosis Banding Edema Anasarka

1. gagal jantung kongestif

2. sindroma nefrotik

3. gagal ginjal

4. sirosis hepatis

I.Arockiamary1 And Dr.S. Parimal (2019). Anasarca. Int. J. Adv. Res. 7(5), 213-217
I.Arockiamary1 And Dr.S. Parimal (2019). Anasarca. Int. J. Adv. Res. 7(5),
213-217
MANIFESTASI
KLINIS
MANIFESTASI KLINIS

• Influenza-like syndrome
• Pembengkakan periorbita
• Oligouria atau anuria
• Edema anasarka
• Distensi abdomen
• Nyeri pada perut

https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/18929a56405ea02ed18977ec855
e94a3.pdf
Manifestasi klinis

Dapat ditemukan :
• Proteinuria
• Hipoalbuminemia
• Edema
• Hiperkolesterolemia

http://eprints.undip.ac.id/44647/3/Bab_2__Bab_II_Tinjauan_Pustaka.pdf
Patofisiologi sindrom
nefrotik
patofisiologi

Adanya peingkatan permeabilitas glomerulus/hilang muatan ngeatif pada


glikoprotein

Komponen fungsional rusak = proteinuria hipoalbuminemia

Tekanan onkotik IV menyebabkan retensi Na dan air

Kerlin, B. A., Ayoob, R., & Smoyer, W. E. (2012). Epidemiology and pathophysiology of nephrotic syndrome–associated thromboembolic disease. Clinical Journal of
the American Society of Nephrology, 7(3), 513-520.
Kerlin, B. A., Ayoob, R., & Smoyer, W. E. (2012). Epidemiology and
pathophysiology of nephrotic syndrome–associated thromboembolic disease.
Clinical Journal of the American Society of Nephrology, 7(3), 513-520.
Kerlin, B. A., Ayoob, R., & Smoyer, W. E. (2012). Epidemiology and pathophysiology
of nephrotic syndrome–associated thromboembolic disease. Clinical Journal of the
American Society of Nephrology, 7(3), 513-520.
DIAGNOSIS BANDING
SINDROM NEFROTIK
Diagnosis banding sindrom nefrotik

• Proteinuria transien
• Proteinuria Postural (orthotastic)
• Proteinuria glomerural
PEMERIKSAAN PENUNJANG
SINDROM NEFROTIK
Pemeriksaan penunjang sindrom nefrotik

Pemeriksaan penunjang untuk mendukung


diagnosis sindrom
nefrotik, antara lain:
• Urinalisis dan bila perlu biakan urin
• Protein urin kuantitatif
• Pemeriksaan darah

http://eprints.undip.ac.id/44647/3/Bab_2_-_Bab_II_Tinjauan_Pustaka.pdf
TATALAKSANA
Non Farmakologis

• Diet
• Tirah baring
• Manajemen Nutrisi dan Cairan

Gusti Ayu Made Lindya Dewi. SINDROM NEFROTIK. laporan responsi kasus. Denpasar,
Agustus 2019
Farmakologis

 Tata laksana suportif


• Diitetik
• Edema
• Hipovolemia
• Infeksi
• Hipertensi
• Antiproteinuria
• Imunisasi
• Kalsium dan suplementasi vitamin D

Sudung O. Pardede. Tata Laksana Non Imunosupresan Sindrom Nefrotik pada Anak. Jurnal Sari Pediatri.
Vol. 19, No. 1, Juni 2017
• Medikamentosa
• Kortikosteroid
• Terapi Hiperlipidemia
• Antikoagulan

Antonius H.Pudjiadi. Pedomann Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. Ikatan Dokter
Anak Indonesia (IDAI). Sindrom Nefrotik Hal 274. 2009
Tutik Ernawati. Tatalaksana Nutrisi Pada Sindroma Nefrotik Idiopatik Anak. Karya ilmiah serial
kasus. Hal 26. Jakarta, Juni ; 2013
KOMPLIKASI
SINDROM NEFROTIK
Komplikasi sindrom nefrotik

1. Kesembiangan Nitrogen
Proteinuria massif pada sindrom nefrotik akan menyebabkan
keseimbangan nitrogen menjadi negative.
2. Hiperlipidemia dan Lipiduria
Mekanisme hiperlipidemia dihubungkan dengan peningkaan sintetis lipid dan
lipoprotein hati, dan menurunkan katabolisme.
3. Hiperkoagulasi
Gangguan koagulasi yang terjadi disebabkan peningkatan sintetis protein
oleh hati dan kehilangan protein melalui urin.

Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II .Edisi V.
Interna Publishing.2009.
Komplikasi sindrom nefrotik

4. Infeksi
infeksi pada sindrom nefrotik terjadi akibat defek imunitas selular,
humoral dan gangguan system komplemen.
5. Gangguan Fungsi Ginjal
penurunan volume plasma dan sespsis sering menyebabkan
timbulnya nekrosis tubular akut, terjadinya edema intrarenal yang
menyebabkan kompresi pada tubulus ginjal

Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II .Edisi V. Interna
Publishing.2009.
Daftar pustaka
1. Kerlin, B. A., Ayoob, R., & Smoyer, W. E. (2012). Epidemiology and
pathophysiology of nephrotic syndrome–associated thromboembolic
disease. Clinical Journal of the American Society of Nephrology, 7(3),
513-520.
2. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid II .Edisi V. Interna Publishing.2009.
3. Sudung O. Pardede. Tata Laksana Non Imunosupresan Sindrom Nefrotik
pada Anak. Jurnal Sari Pediatri. Vol. 19, No. 1, Juni 2017
4. Antonius H.Pudjiadi. Pedomann Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak
Indonesia. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Sindrom Nefrotik Hal
274. 2009
5. Tutik Ernawati. Tatalaksana Nutrisi Pada Sindroma Nefrotik Idiopatik
Anak. Karya ilmiah serial kasus. Hal 26. Jakarta, Juni ; 2013
6. https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/18929a56405ea02ed18977
ec855e94a3.pdf
7. http://eprints.undip.ac.id/44647/3/Bab_2__Bab_II_Tinjauan_Pustaka.pdf

Anda mungkin juga menyukai