Anda di halaman 1dari 2

S.

Pemuda - 21 Agustus 2021 - Mengenal dan Menyebarkan Kebenaran Terkini dari Injil
Tertinggi tentang Ekonomi Kekal Allah menurut Ministri Zaman Ini.

2 Petrus 1;12 Karena itu, aku senantiasa bermaksud mengingatkan kamu tentang semuanya itu,
sekalipun kamu telah mengetahuinya dan teguh dalam kebenaran yang telah kamu terima.

Pemulihan dan pekerjaan khusus yang sedang Allah kerjakan dalam suatu zaman adalah ministri
zaman itu; ministri zaman ini meministrikan kebenaran saat ini kepada umat Allah; dalam 2 Petrus 1:12,
kebenaran saat ini ( kebenaran yang telah kamu terima, LAI ) bisa juga diterjemahkan “kebenaran yang
terkini”. Kebenaran-kebenaran Allah itu bersifat kumulatif; kebenaran-kebenaran yang belakangan tidak
meniadakan kebenaran-kebenaran yang lebih awal; yang kita lihat hari ini adalah wahyu Allah yang
bersifat kumulatif. Semoga Allah memberi kasih karunia kepada kita sehingga kita tidak menjadi orang-
orang yang tersingkir dari “kebenaran saat ini”; semoga kita berjaga-jaga dan tidak mengizinkan daging
masuk atau ego mendapat tumpuan apa pun. Sebenarnya, semua kebenaran ada dalam Alkitab; tidak
ada satu kebenaran pun yang tidak ada dalam Alkitab. Setiap pekerja Tuhan harus meminta di
hadapan Allah mengenai apakah kebenaran saat ini. Kita perlu bertanya,  “Ya Allah, apakah kebenaran
saat ini?” Tidak hanya kita perlu mengenal kebenaran-kebenaran secara umum, kita juga harus jelas
mengenai kebenaran Allah yang saat ini. Kita tahu bahwa kebenaran-kebenaran Allah itu bersifat
kumulatif ; Semua kebenaran lampau dari Allah membentuk fondasi kebenaran hari ini. Yang kita lihat
hari ini adalah tumpukan wahyu Allah. Ketika Allah membuka mata kita untuk melihat fakta ini, kita
mulai menyadari bahwa kita hidup dalam arus kehendak Allah. Arus ini adalah kelanjutan dari semua
pekerjaan Allah yang lampau pada zaman-zaman sebelumnya. Dasar segala sesuatu adalah : kematian,
kebangkitan, & kenaikan Kristus. Selain Kristus, tidak ada realitas rohani. Inilah “kebenaran saat
ini”.

Dalam Roma 1:1, Paulus mengatakan bahwa ia “dikhususkan untuk memberitakan Injil Allah.”
Kemudian ia mengatakan bahwa Injil Allah ini berkenaan dengan Putra Allah, Yesus Kristus Tuhan kita
(1:3). Ini menunjukkan bahwa Injil Allah adalah Injil keputraan. Sasaran dari Injil ini adalah
mentransformasi orang-orang dosa menjadi putra-putra Allah bagi pembentukan Tubuh Kristus. Sewaktu
kita melihat perkara keputraan ini, kita harus memperhatikan beberapa kata penting : penetapan,
kebangkitan, pengudusan, transformasi, penyerupaan, pemuliaan, & manifestasi. Kita harus melatih iman
kita untuk memberitakan Injil tingkat tinggi. Jangan memberitakan Injil yang telah diturunkan sampai
tingkat yang kita anggap sesuai standar pengertian orang-orang.  Kita perlu menyadari bahwa di dalam
manusia terdapat talenta atau kemampuan yang diciptakan oleh Allah untuk menerima Allah dan
memahami Injil-Nya. Ketika menginjil, kita harus percaya bahwa orang-orang yang mendengarkan
Injil itu diciptakan oleh Allah dengan kemampuan dan talenta untuk menerima & mengerti berita
Injil. Kita perlu meningkatkan penginjilan kita.

Di dalam & melalui kebangkitan Kristus, Putra sulung Allah, menjadi Roh pemberi-hayat, yang
kini masuk ke dalam kita untuk membagikan, menyalurkan diri-Nya sebagai hayat ke dalam kita untuk
menjadi susunan batiniah kita, untuk menjadikan kita seorang manusia-Allah sama seperti Dia. Dia
adalah Allah menjadi manusia, dan kita manusia menjadi Allah dalam hayat dan dalam sifat tetapi bukan
dalam ke-Allahan. Manusia lama, memiliki daging, yang terlibat dengan Satan, dosa, dan dunia. Jadi
bagian ini harus dijadikan ilahi, diputrakan, ditetapkan, sehingga bisa menjadi bagian dari Putra Allah.
Kristus adalah persona yang luar biasa. Dia memiliki dua bagian : bagian-manusia, bagian dari manusia,
& bagian-Allah, bagian dari Allah.

Keturunan Daud menjadi Putra Allah berbicara tentang proses kita ditetapkan menjadi banyak
putra Allah melalui kebangkitan. Kunci kepada proses penetapan itu adalah kebangkitan, yang adalah
Kristus yang berhuni sebagai Roh yang membangkitkan, Roh yang menetapkan, kuasa hayat di dalam roh
kita. Kita ditetapkan sebagai putra-putra Allah dengan perubahan dalam hayat melalui proses
kebangkitan. Hayat Putra Allah telah ditanamkan ke dalam roh kita. Sekarang kita  harus melalui proses
kematian dan kebangkitan. Hal ini membuat manusia lahiriah kita merosot, tetapi membuat hayat batiniah
menjadi bertumbuh, berkembang, dan akhirnya, mekar. Setiap hari kita diletakkan pada kematian supaya
kita dapat mengambil bagian dalam kebangkitan Kristus secara praktis. Kita akan ditetapkan sebagai
putra-putra Allah oleh kebangkitan. Semakin kita bertumbuh dan ditransformasi, kita makin dinyatakan
sebagai putra-putra Allah. Semakin kita menjamah Roh itu, kita akan semakin menikmati kebangkitan &
semakin dikuduskan, ditransformasi, & dimuliakan. Semakin kita bertumbuh dalam hayat dan melewati
proses metabolik transformasi, kita akan semakin ditetapkan menjadi putra-putra Allah. Proses metabolik
ini adalah pembangunan gereja sebagai Tubuh Kristus dan rumah Allah melalui pembangunan Allah ke
dalam manusia dan manusia ke dalam Allah. Ekonomi dan sasaran Allah menurut hasrat hati-Nya
adalah membangun diri-Nya sendiri ke dalam manusia dan membangun manusia ke dalam Dia;
pembangunan ini akan rampung dalam Yerusalem Baru sebagai manusia-Allah korporat yang
besar, totalitas semua putra Allah. Dalam proses kebangkitan ini ada empat aspek : pengudusan,
transformasi, penyerupaan, & pemuliaan. Hari ini keputraan kita belumlah sempurna. Namun, keputraan
ini akan menjadi semakin sempurna sampai puncaknya pada waktu pemuliaan kita, ketika kita
sepenuhnya dibangkitkan & dinyatakan sebagai putra-putra Allah dalam sifat & penampilan. Kita akan
menjadi putra-putra Allah dalam roh, dalam jiwa, dan dalam tubuh, bukan hanya secara nama disebut
putra Allah, tetapi secara riil memang putra Allah. Allah membangun diri-Nya sendiri dalam Kristus ke
dalam kita melalui proses metabolik dari transformasi. Karena Kristus adalah Roh, Dia bisa tinggal di
dalam kita, & kita dapat bersekutu dengan-Nya di dalam roh kita. Kita harus : memandang kepada-Nya,
melihat Dia, & memantulkan Dia, membuka tiga lapisan diri kita ; roh kita, hati kita, & mulut kita kepada
Dia. Kemudian kita akan dengan spontan memantulkan Dia sebagai cermin & secara bertahap
ditransformasi ke dalam gambar-Nya yang mulia dari kemuliaan kepada kemuliaan.

Anda mungkin juga menyukai