DSS, DIC
Danny Luhulima dr., SpPK
1
Materi, membahas:
SIRS, SEPSIS,
DHF, DSS, DIC,
COVID-19
2
How to diagnose Sepsis
3
4
Definisi
•Infeksi: respon inflamasi akibat invasi
mikroorganisme ke jaringan.
•Inflamasi: respon tubuh melindungi diri thp
pathogen dan cedera mekanis dlm jaringan.
9
Bagaimana membedakan infeksi / sepsis
dengan inflamasi?
10
Diagnosis pasti Infeksi
• Culture is a “Gold standard”
kelemahan :
- Long time to get the result.
- Sensitivity is low…
13
Netrofil bervacuola
14
Neutrophil with
toxic granule
Neutrophil with
TG & Vacuole
15
• Jika pada Apusan darah tepi banyak
ditemukan neutrophil bervacuola dan toksik
granul mendukung infeksi bacterial.
16
Eosinopenia
• Σ normal eosinofil: 1 – 3 % (< 350 sel/mm3)
• Zappert et al (1893) eosinopenia sbg akibat respon
inflamasi thp infeksi akut.
• Schilling (1929) penanda infeksi akut bakteri
• Abidi et al (2008): sbg marker sepsis (≤ 50sel/mm3)
• Van Heel et al (2008) eosinopenia pd bayi dgn
infeksi berat.
17
Eosinopenia Marker Sepsis
18
IT – Ratio
• Immature-to-Total (I:T) neutrophil ratio (IT- Ratio)
adalah jumlah immature granule dibagi total
neutrofil.
Immature Granule
= ------------------------------------------
Immature Granule + N. segmen
20
NLCR (Neutrophil to Lymphocyte Count Ratio)
NLR (Neutrophil to Lymphocyte Ratio)
• NLCR adalah perbandingan jumlah total
neutrofil + immatur sel di bagi limfosit.
21
• Contoh NLCR:
Hasil diff seorang penderita 0/0/15/63/10/5
Mielosit 3, metamielosit 4
22
• NLCR juga dapat digunakan untuk
memonitor pasien COVID-19.
• Jika NLCR > 3,14 maka prognosis pasien
perburukan
23
C – Reactive Protein
• Adalah suatu protein fase akut.
• Disintesis oleh Hepatosit
• Meningkat 6 - 8 jam setelah terjadi
kerusakan jaringan (puncak: ± 24 jam & ➘
dgn cepat bila kerusakan jaringan hilang)
Fungsi CRP:
Membantu diagnosis pd penyakit yang
disebabkan peradangan & kerusakan jaringan
Membantu memantau pengobatan.
Meramalkan kemungkinan adanya serangan
28
Nilai Kadar PCT Mulai Dari Kadar Orang Sehat Hingga
Sepsis. (Brahms PCT)
29
PCT sebagai prediktor terapi
Cohen (2012), prancis meneliti respon
PCT terhadap th/ β lactam, pd
community acquired pnemonia, hasil:
Peningkatan dan penurunan PCT
sesuai keadaan klinis dapat sbg
indikator keberhasilan terapi.
30
Typical course of PCT serum level according to patient's
response to antibiotic treatment (n=109) (Meisner)
www.procalcitonin.com
31
Marker Infeksi Lainnya
(virus, Jamur, Parasit)
32
SIRS (+)
34
Pendahuluan
Flu, tifoid, chikungunya, Tidak
leptospirosis, malaria khas
35
35
DEN 3
DEN 1
36
36
Manifestasi Klinis Infeksi Virus Dengue
Asimtomatik Simtomatik
DD DBD
37
37
Diagnosis
Hemokonsentrasi
Trombositopeni (kenaikan hematokrit
(<100.000 /µl) ≥20% dibandingkan
fase konvalesen)
38
4 DERAJAT BERAT DBD (WHO, 1999)
39
Marker Dengue Virus
40
Marker Dengue Fever
41
Demam dengue :
• suhu tubuh antara 39-40oC
bifasik (saddle back fever)
• Petekia/ uji Rumpel Leede positif gangguan
vaskuler atau trombosit:
1. Leukosit normal atau leukopenia
limfositosis relatif limfosit atipik (limfosit
plasma biru) hari III s/d VII
2. Trombositopenia,
3. enzim hati (AST & ALT) dapat meningkat.
42
1. Uji Rumpel Leede (RL)
gangguan vaskuler dan trombosit
bila positif tidak selalu disebabkan oleh
virus dengue saja, namun juga dapat oleh
penyakit virus lainnya.
43
44
2. Kadar hematokrit
Peningkatan nilai hematokrit/
hemokonsentrasi selalu dijumpai pada DBD
indikator terjadinya perembesan plasma.
– Hemokonsentrasi dapat dilihat dari
peningkatan hematokrit 20% atau lebih
45
3. Limfosit plasma biru (LPB)
• LPB pemeriksaan yang sederhana dan dapat
dilakukan di Puskesmas.
• LPB dihitung per 100 leukosit.
• LPB adalah limfosit dgn sitoplasma biru tua dan
lebar dengan vakuolisasi halus sampai sangat
nyata. Inti terletak pada salah satu tepi sel,
berbentuk bulat oval atau berbentuk ginjal.
Pada sitoplasma tidak ada granula azurofilik.
46
LPB
48
4. Isolasi virus
– Diagnosis pasti : isolasi virus dengue
– Keterbatasan metode : teknik kompleks
peralatan sulit, hasil lama 2-3 minggu.
49
5. Uji Serologi
50
• Antibodi HI bertahan di tubuh bertahun-
tahun, sehingga uji ini baik untuk studi sero-
epidemiologi.
• Sayangnya uji ini membutuhkan sepasang
serum (paired sera), yang diambil pd fase
akut (hari ketiga-kelima) & fase konvalesen
(hari ke 10 - 12)
51
Diagnosis ditegakkan bila
terdapat kenaikan titer
konvalesen 4x lipat titer serum
akut.
Primer < 1/1280
Sekunder > 1/2560
52
5.2 ELISA IgM & IgG Dengue
• Infeksi primer IgM mulai muncul pd hari ke-3
demam, IgG muncul ≥ 2 minggu demam,
• Infeksi skunder IgG muncul pd hari ke-3
demam.
IgM (+), IgG (-) Infeksi Primer
IgM (+), IgG (+) Infensi Sekunder
53
• Prinsip: adanya IgG dan/atau IgM anti
dengue pada serum pasien yg akan
berikatan dgn antihuman anti dengue
kelinci atau domba yang dilapis dengan
enzim alkali fosfatase, sehingga terjadi
komplek Ag - Ab.
54
55
Antigen NS1 dengue
56
NS1
58
Ratio IgM/IgG > 1,78 infeksi primer, jk <1,78 infeksi sekunder
59
DIC
(Dissemiated Intravascular Coagulation)
60
D.I.C
62
Lanjutan mekanisme DIC
III Adanya enzim proteolitik dlm sirkulasi,
misal:
- racun / bisa ular
- bakteri dsb
Aktivasi sistem fibrinolisis
63
Dasar Mendiagnosis DIC
1. Harus ada penyakit dasar.
2. Platelet < 100.000/mm³.
3. Pemanjangan waktu pembekuan (PT, aPTT).
4. Adanya hasil degradasi fibrin di dalam plasma
(peningkatan D- dimer).
5. Kadar penghambat koagulasi (Antitrombin III)
64
Sistem Skor DIC (ISTH 2001) (the International
Society of Thrombosis and Hemostasis )
Terdapat penyebab DIC? (jika ( - ), tidak dilanjutkan
1. Skor: Trombosit: > 100000 = 0
50000-100000 = 1
<50000 = 2
2. Skor D-dimer: < 500 = 0
500-1000 = 1 >10000 = 2
3. PT memanjang: <3 detik = 0
4-6 detik = 1 > 6 detik = 2
4. Fibrinogen: <100mg/dl = 1 >100 mg/dl = 0 +
Jumlah Skor: “x”
66
What is COVID-19 or 2019-nCoV?
What is SARS-CoV-2?
(https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7003341/)
• Diagnosis PCR , berdasarkan CT (cycle threshold value)
70
- CT value adalah jumlah siklus yg diperlukan
hingga sinyal fluoresens melampaui atau
melewati ambang (threshold) (biasanya 40)
- nilai CT berbanding terbalik dgn jumlah asam
nukleat target pada sampel shg makin rendah
nilai CT, makin tinggi jumlah asam nukleat
target
71
Terima Kasih
72