Endokrin
Mediko made the med-easy!
DIABETES MELITUS
The Egregious Eleven : penyebab hiperglikemia pada diabetes melitus
Keluhan DM :
• Keluhan klasik DM : polyuria, polydipsia, polifagia dan penurunan berat badan
tanpa sebab yang jelas
• Keluhan lain : lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, disfungsi ereksi pada pria, sera
pruritus vulva pada wanita.
Diagnosis DM tipe 1
TATALAKSANA DM TIPE 2
Terdapat 5 pilar dalam tatalaksana diabetes yaitu : Edukasi, manajemen diet, aktivitas fisik, obat-obatan dan
monitoring mandiri.
1. EDUKASI
2. Terapi Nutrisi Medis
Penyulit menahun DM
Pemeriksaan Fisik
• Kulit kering, pucat, kasar, dingin
• Edema wajah
• Reflex fisiologis menurun
• Obesitas
• Edema ekstremitas
• Bradikardia
INGAT : yang pertama di cek selalu TSH!!
Indeks diagnosis dapat menggunakan skor
billewicz apabila >25 maka hipotiroid.
Koma Miksedema
• Levothyroxin : pagi hari dalam keadaan perut Hipotiroid dekompensata berat yang
kosong. Dosis rerata L-T4 adalah 112 mcg/hari atau hidup. Dapat disebabkan mengancam
1,6 mcg/kgBB pneumonia, ISK dan selulitis),
oleh
stress
infeksi
(serebrovaskular
• Untuk hipotiroid subklinis tidak dianjurkan aksiden, infark miokard, gagal
(septikemia,
jantung), dan trauma
memberikan terapi rutin apabila TSH <10 mU/L akut.
Pengobatan KM
meliputi pemberian
hormone tiroid,
pengobatan umum,
ventilator,
hipotermia dan
hipotensi.
Goiter endemik
• Merupakan pembesaran Grading goiter berdasarkan WHO:
tiroid yang terjadi di suatu kelenjar Grade Deskripsi
akibat defisiensi yodium. daerah 0 Tidak terlihat dan tidak teraba goiter
• Merupakan penyebab utama
1 Goiter teraba namun tidak terlihat
terjadinya struma difus non toksik. apabila leher dalam posisi normal
• Biasanya terjadi di lingkungan yang
kandungan yodium pada tanah dan air 2 Goiter terlihat jelas saat leher dalam
minumnya rendah. Lebih sering terjadi posisi normal
di daerah pegunungan.
Sumber:https://www.nejm.org/doi/full/10.1056/nejmra021194?journalCode=nejm&journalCode=nejm&journalCode=nejm&journalCode=nejm&journalCode=nejm
&journalCode=nejm&journalCode=nejm&journalCode=nejm&journalCode=nejm
Hipotiroid Kongenital
• Tanda dan gejala: • Pemeriksaan Penunjang:
• Delayed bone age
Pemeriksaan darah
• Peningkatan WHZ score
TSH, fT4
• Kesulitan mengikuti pelajaran
Darah lengkap
di sekolah
Ibu:cek Ab
• Gejala mirip orang dewasa
konstipasi, intoleransi dingin, Radiologi
puffy face Bone age
• Kadang disertai pembesaran Skintigrafi tiroid
kelenjar pituitary dan tiroid Screening fungsi
tiroid
Screening usia 2-5hari atau 2-6
minggu
Tanda dan gejala Skor
Kesulitan minum 1
Obstipasi 1
Kurang aktif/letargi 1
Hipotonia 1
Hernia umbilikalis 1
Macroglossia 1
Kulit burik (skin mottling) 1
Kulit kering dan kasar 1.5
Ubun-ubun belakang terbuka 1.5
Muka yang khas 3
Total 13
Bila skor > 4, periksa TSH dan T4
SCREENING
Soal No. 7
Seorang wanita usia 27 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan benjolan di leher
bagian depan sejak 2 bulan yang lalu. Pemeriksaan fisik didapatkan denyut nadi
128x/menit, TD 120/80 mmHg, suhu afebris, RR 20x/menit, ada benjolan di leher depan
seperti telur puyuh berjumlah 3 buah, lunak, tidak nyeri, ikut bergerak saat menelan dan
indeks wayne 20.
Diagnosis yang mungkin adalah
a. Struma difusa toksik
b. Struma multinodular toksik
c. Sturma uninodular toksik
d. Struma multinoduler non toksik
e. Struma difusa non toksik
Soal No. 8
Seorang wanita usia 38 tahun dibawa ke IGD karena cenderung tidur sejak 4 jam lalu.
Sebelumnya pasien demam tinggi. Pasien juga mengeluh sering merasa berdebar-debar
dan kedua tangan gemetaran sejak 3 bulan lalu. BAB cair 3-4x/hari dan sulit tidur. Tekanan
darah 140/90, HR 110, RR 22x, suhu 39.3 C. Terdapat benjolan di leher dengan konsistensi
kenyal, mobile, dan eksoftalmus (+).
Tatalaksana yang paling tepat
a. O2, rehidrasi cairan, loading PTU 300 mg, propranolol 40 mg, paracetamol 1 gram
b. O2, rehidrasi cairan, loading PTU 600 mg, paracetamol 1 gram, propranolol 40mg
c. O2, rehidrasi cairan, loading PTU 300 mg, paracetamol 1 gram
d. O2, rehidrasi cairan, PTU 200 mg tiap 4 jam, propranolol 40 mg
e. O2, rehidrasi cairan, loading metimazol 20 mg, paracetamol 1 gram
Soal No. 9
Seorang pria usia 40 tahun dating ke dokter dengan keluhan benjolan di leher yang
bergerak saat menelan. Pasien juga mengeluh berat badannya meningkat drastic dalam 3
bulan ini disertai dengan rasa tidak tahan terhadap suhu dingin. Pemeriksaan fisik
didapatkan benjolan diffuse di leher, TD 120/80 mmHg, RR 20x/menit, nadi 55x, suhu
afebris. Pemeriksaan FNAB didapatkan gambaran hurthle cell.
Kemungkinan diagnosis pasien adalah
a. Tiroiditis akut
b. Tiroiditis Hashimoto
c. Grave disease
d. Giant cell tiroiditis
e. Gondok endemis
Soal No. 10
Pasien perempuan usia 26 tahun datang dengan keluhan sesak, terdapat benjolan di kedua
leher yang semakin lama semakin membesar. Keluhan disertai dengan suara serak dan
berat badan turun. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 130/80 mmHg, nadi 90 x/menit,
frekuensi nafas 30 x/menit, suhu 36,5°C, benjolan leher tidak nyeri.
Defisiensi zat apa yang dapat menimbulkan keluhan pada pasien?
a. Defisiensi besi
b. Defisiensi glukosa
c. Defisiensi protein
d. Defisiensi iodium
e. Defisiensi asam folat
Soal No. 11
Seorang pria usia 45 tahun datang ke dokter dengan keluhan adanya benjolan di leher
yang terasa nyeri sejak 1 minggu ini. Pasien juga mengeluh sering merasa berdebar debar
dan berkeringat. 2 minggu yang lalu pasien memiliki gejala ISPA. Pemeriksaan fisik
didapatkan TD 120/80, Nadi 120x, RR 20x, suhu afebris. Hasil FNAB didapatkan gambaran
multinucleated giant cell.
Diagnosis pasien adalah
a. Grave disease
b. Hashimoto thyroiditis
c. Thyroiditis akut
d. Thyroiditis de quervain
e. Goiter
Soal No. 12
Bayi usia 6 bulan dibawa ke dokter karena merasa pertumbuhannya tidak seperti anak
pada umumnya. Pasien belum dapat mengangkat kepalanya saat tengkurap. Pemeriksaan
fisik didapatkan kulit kering, hernia umbilikalis, makroglosia, dan hidung mendatar.
Pemeriksaan status gizi, didapatkan BB/U SD-3 dan TB/U SD-3.
Tatalaksana yang tepat adalah
a. Pemantauan tumbuh kembang berkala
b. Stimulasi motoric kasar dan halus
c. Pemberian PTU
d. Pemberian levotiroksin
e. Pemberian nutrisi adekuat
Soal No. 13
Tn. QA, 40 tahun, datang ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan utama bengkak
pada leher yang dialami sejak pasien masih kanak-kanak. Pasien diketahui tinggal di
daerah pegunungan. Dari anamnesis didapatkan pasien dan anak-anak pasien memiliki
kleuhan yang sama. Pemeriksaan fisis didapatkan pembesaran kelenjar di leher secara
general yang ikut gerakan menelan. Gejala- gejala seperti berdebar-debar, sering
berkeringat, penurunan BB, mata membelalak, semua disangkal oleh pasien.
Apakah diagnosis pada kasus di atas?
a. Struma nodosa non toksik
b. Struma nodosa toksik
c. Struma difus non toksik
d. Struma difus toksik
e. Grave’s disease
Paratiroid
KATA KUNCI
• Paratiroid naikan Ca turunkan
phosphate.
• Calcitonin berlawanan dengan
paratiroid
PTH Etiologi
Hypocalcemia
C onvulsion
A ritmia
T etanus Chvostek Sign
S pasme Trosseau Sign
dan stridor
Cushing Syndrome
Pemeriksaan Penunjang
• Elektrolit : hipokalemi dan hipernatremia.
• Hiperglikemia
• Imaging CT dan MRI untuk lokalisasi lesi.
Tatalaksana
• Cushing eksogen Tappering off steroid eksogen.
• Cushing endogen : tumor adrenokortikal, adenoma hipofisis, ACTH secreting ectopic tumor
jika operable reseksi
• Apabila inoperable menggunakan obat untuk supresi sintesis kortisol : metyrapone,
mitotane, ketoconazole.
• Hipotensi ortostatik
• Takikardi Pemeriksaan kadar kortisol dan
• Penurunan suhu tubuh ACTH pada jam 9 pagi.
• Tanda hiperpigmentasi Penurunan serum kortisol
• Syok hingga undetectable.
• Penurunan kesadaran
TATALAKSANA
Hidrokortison intravena 100 mg stat dapat menggantikan
mineralokortikoid dan glukokortikoid. Dilanjutkan 100
Pada Addison disease, dengan
pemberian cosyntropin, tidak terdapat mg/6 jam untuk 24 jam pertama, kemudian ½ dosis untuk
peningkatan cortisol. hari berikutnya.
Glandula Hipofisis
Krisis Adrenal
• Akibat keterlambatan terapi, dosis terapi tidak adekuat, kondisi komorbid
(demam, hipoglikemia, operasi)
• Manifestasi klinis
o Tanda dan gejala syok, gangguan kesadaran
o Hipoglikemi, hiponatremi, hiperkalemi, asidosis metabolic
o Kelemahan, pigmentasi kulit, penurunan BB, mual muntah
Tatalaksana
• Mempertahankan ABC
• Rehidrasi 24 jam pertama dengan cairan kristaloid isotonic 24 jam
berikutnya dengan garam fisiologis dalam D5%
• Bila hipoglikemia diberikan bolus Dextrose 10% 3 cc/kgBB
• Terapi replacement glukokortikoid dengan hidrocortison 100 mg/m2 injeksi bolus
dilanjutkan hidrokortison 100 mg/m2/hari dibagi 6 dosis
• Koreksi elektorlit, metabolic, intensive care monitoring
• Terapi replacement mineralokortikoid dengan fludrocortisone 0,1-0,2 mg/
hari, diberikan segera setelah dosis hidrocortison menjadi dosis maintenance
Porfiria
• Sekumpulan penyakit metabolik herediter terkait gangguan pada jalur sintesis heme
• Akibat deposisi porfirin dalam tubuh bergejala
• Tipe tersering: acute intermittent porphyria Defisiensi porphobilinogen deaminase (PBD)
KOLESTEROL TOTAL Sedang ≥2 faktor resiko, dengan Resiko PJK dalam 10 tahun
terakhir <20%.
• <200 mg/dL Yang diinginkan
• 200-239 mg/dL Borderline tinggi Tinggi SALAH SATU : Riwayat PJK, salah satu bentuk lain PJK
• ≥ 190 mg/dL Tinggi yaitu diabetes, gagal ginjal kronis, bentuk lain
atherosclerosis ( stroke, PAD, aneurisma aorta abdominal)
atau DM saja
KOLESTEROL HDL
• <40 mg/dL Rendah Sangat Tinggi DM dengan ≥1 faktor resiko atau DM + PJK
• ≥60 mg/dL Tinggi
Tatalaksana
NO KELOMPOK RESIKO TARGET LDL
> 90 cm > 80 cm
Diabetes Insipidus dan SIADH
Diabetes Insipidus
• Volume urin >3L per hari
• Osmolaritas urin <300
mOsm/kg
SIADH
• Euvolemia
• Osmolaritas serum <275
mOSm/kg
• Osmoaritas urin >100
mOsm/kg
• Ekskresi Na >40
mmol/L
• Hiponatremia
Pasien tidak boleh minum hingga terjadi
dehidrasi (ditandai dengan penurunan
BB 2% dan peningkatan osmolaritas
plasma >300 mOsm/kg). Urin output,
tekanan darah dan osmolaritas urin
kemudian diukur tiap 2 jam
Sumber : https://www.paediatricsandchildhealthjournal.co.uk/article/S1751-7222(07)00145-X/abstract
Pubertas Prekoks
• Munculnya tanda-tanda seks sekunder usia <8 tahun (perempuan) atau <9 tahun (laki-laki)
• Disebabkan akibat peningkatan hormone seks steroid (estrogen & progesterone)
Pubertas Normal
Laki-laki Perempuan
Onset (tahun) 12.5 (9.5-13.5) 11.5 (8-13)
Tanda pubertas Peningkatan Breast budding
pertama volume testis
(>4 ml)
Growth spurt Tanner stage III Tanner stage II
Sekunes Pembesaran Pembesaran payudara 🡫
testis 🡫 pertumbuhan rambut
diikuti pubis 🡫 menarche
pertumbuhan (tahap akhir pubertas)
rambut pubis
Pubertas Prekoks
Klasifikasi
Gejala Klinis akibat Peningkatan Hormon Seks
GnRH dependent (central) Steroid
• Aktivasi dini aksis hipotalamus-hipofisis- • Efek estrogen
gonad ▪ ”tall child but short adult” karena
peningkatan gonadotropin penutupan epifisis tulang dini
peningkatan hormone seks ▪ Ginekomastia
• Pubertas sesuai urutan • Efek testosteron
GnRH independent (peripheral) ▪ Hirsutism
▪ Acne
• Sekresi hormon seks secara otonom ▪ Male habitus
• Efek umum
menekan aksis hipotalamus-hipofisis-gonad ▪ Sexual behavior
• Laki-laki Leydig cell tumor,
▪ Agresif
gonadotropin- secreting tumor (germinoma,
teratoma)
Soal No. 24
Seorang anak usia 7 tahun dibawa ke dokter karena tumbuh rambut di ketiak dan
kelaminnya sejak 3 bulan lalu. Pasien juga mengalami pertumbuhan yang sangat pesat
dalam setahun ini. Nyeri kepala, muntah, gangguan penglihatan disangkal. Pemeriksaan
fisik didapatkan rambut ketiak dan pubis pada Tanner stage 2 dan pertumbuhan payudara
Tanner stage 3. Terdapat peningkatan serum FSH dan LH.
Hal yang mendasari kelainan pasien adalah
a. Konversi perifer testosterone menjadi estrogen yang berlebihan
b. Kista ovarium yang menghasilkan estrogen
c. Sindrom ovarium polikistik
d. Onset lanjut hyperplasia adrenal kongenital
e. Aktivasi dini dari aksis hipotalamus-hipofisis-ovum
Soal No. 25
An. MW, 15 tahun, datang dibawa orang tuanya ke poliklinik dengan keluhan utama
belumjuga mendapat menstruasi. Pasien juga diperhatikan belum mempunyai payudara
layaknya teman sebayanya, sehingga ia merasa tidak percaya diri. Pasien juga mengaku
belum tumbuh rambut-rambut halus di sekitar kemaluan. Hasil pemeriksaan laboratorium
didapatkan penurunan kadar estradiol dan progesteron serta peningkatan kadar FSH dan
LH.
Apakah diagnosis pada kasus di atas?
a. Hipogonadisme primer
b. Hipogonadisme sekunder
c. Hipogonadisme tersier
d. Hipergonadisme primer
e. Hipergonadisme sekunder