Journal Reading
Assessment of Antibiotic Treatment of Cellulitis and Erysipelas A
Systematic Review and Meta-analysis
Fauziyyah nuur al azizah (1918012106)
Cahaya Carla Bangsawan (1918012126)
Fakhri wisa amrulloh (1918012070)
Alif Fernanda P (1918012123)
Salsabila Dzakiyyah Z (1918012095)
Tiara Cornela Azqinar (1918012092)
Pendahuluan
Metode
Hasil
Pembahasan
Analisis P-I-C-O
Analisis V-I-A
PENDAHULUAN
Selulitis adalah infeksi kulit akut yang umum. Pedoman
manajemen selulitis didasarkan pada bukti dari studi infeksi kulit
dan jaringan lunak, atau berdasarkan pendapat para ahli.
Berdasarkan panduan yang diterbitkan, variasi substansial
dalam manajemen antibiotik selulitis telah diidentifikasi.
Sumber Data
Basis data berikut dicari hingga 28 Juni 2016: Cochrane Central
Register of Controlled Trials (2016, edisi 5), Medline (dari 1946),
Embase (dari 1974), dan Sistem Informasi Ilmu Kesehatan Amerika
Latin dan Karibia (LILACS) (dari 1982). Selain itu, 5 database uji coba
dan daftar referensi dari studi yang dimasukkan juga dicari.
Pencarian lebih lanjut dari PubMed dan Google Cendekia dilakukan
dari 28 Juni 2016, hingga 31 Desember 2018.
Study Selection
Uji klinis acak yang membandingkan berbagai antibiotik, rute
pemberian, dan durasi pengobatan dimasukkan.
METODE
Pasien
• Orang dewasa atau anak-anak dengan diagnosis selulitis .
Analisis statistik
• Untuk penelitian di mana jenis intervensi serupa dibandingkan, kami
melakukan analisis ameta untuk menghitung efek pengobatan tertimbang
di seluruh uji coba. Model efek tetap Mantel-Haenszel digunakan untuk
menghitung efek pengobatan ketika heterogenitas rendah dan keuntungan
dari studi kecil akan ditaksir terlalu tinggi oleh analisis efek acak. Karena
jumlah studi yang dimasukkan rendah, kami menafsirkan saya 2 nilai 50%
atau lebih besar mewakili heterogenitas substansial dan menerapkan
model efek-acak. Hasilnya dinyatakan sebagai rasio risiko (RR) dengan 95%
CI untuk hasil
Bias Penelitian
• Enam jenis bias dinilai seleksi, kinerja, deteksi, gesekan, pelaporan,
HASIL
PENELITIAN
Terdiri dari 5999 participants
dengan rentang usia 1
bulan-96 tahun
Kebanyakan hasil penelitian
membandingkan perbedaan
durasi terapi antibiotik
• Point akhir dari standar yang diperlukan dengan penilaian yang dibuat
dan uji coba selanjutnya harus sesuai, hasil akhir ini harus objektif
( tidak ada pembengkakan lebih lanjut, level neutrofil dalam kisaran
normal ) dan tidak subjektif ( misalnya baru saja keluar dari rumah
sakit, IV yang digantikan oral ).
• Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada peserta, hanya ada 6
penelitian yang memberikan informasi mengenai pengurangan dari
gejala, penilaian terhadap pengurangan gejala dilakukan hingga
akhir perawatan ataupun hingga 2 mingguu setelah perawatan.
•Uji klinis kedepannya hanya boleh melibatkan peserta denga cellulitis dan mengatasi
masalah spesifik yang terkait dengan terapi. Uji coba perlu mengklarifikasi durasi dan
apakah durasi yang lebih lama diperlukan untuk penyakit yang lebih parah.
•Tidak ada uji coba yang memasukan perbandingan dosis dan kecendrungannya adalah
meningkatkan dosis untuk mengatasi kegagalan pengobatan tanpa menguji hipotesis ini.
•Percobaan selanjutnya perlu mengklarifikasi dosis dan apakah dosis harus berdasarkan
berat badan actual dan ideal.
• Uji klinis acak harus dilakukan untuk membandingkan intravena dengan antibiotic oral untuk
peserta dalam pengaturan komunitas, hasil ujicoba tersebut akan memiliki implikasi untuk
pengiriman dan efektifitas biaya terapi di rumah, meminimalkan keterlibatan layanan iv
dirumah atau kunjungan rumah sakit rawat jalan yang lebih sering.
• Selain itu uji coba harus memiliki kriteria standar untuk skor keparahan misalnya ( kriteria
sindrom respon inflamasi sistemik, fungsi ginjal, dan area eritema ) untuk memungkinkan
pemeriksaan rute pemeriksaan, dosis dan durasi.
• Hasil standar harus ditetapkan berdasarkan uji coba hasil yang harus mencakupi fiture systemic
misalnya ( denyut jantung, tekanan darah) serta local misalnya ( peradangan, pembengkakan),
darah ( neutrophil, urea ), dan pengukuran focus pada pasien misalnya( mual nyeri mobilitas).
KESIMPULAN
• Tidak ada satupun penelitian yang dapat mendukung keunggulan
pada satu antibiotik dibandikan dengan antibiotik lainnya.
• Kurangnya bukti pendukung dari penggunaan IV dibandingkan AB
oral atau untuk durasi perawatan lebih dari 5 hari.
ANALISIS
P-I-C-O
P-I-C-O
Problem Intervention
Comparison
Outcome
• Primary outcome dalam penelitian yang dicari • Selulitis dengan diagnosis utama hanya terdapat 15 studi (35%),
adalah proporsi pasien yang sembuh, membaik,
dan dalam studi lain proporsi median (kisaran interkuartil) pasien
pulih, atau bebas gejala atau berkurang gejala
dengan selulitis adalah 29,7% (22,9% -50,3%).
pada akhir pengobatan, seperti yang dilaporkan
oleh percobaan. Hasil sekunder adalah setiap • Secara keseluruhan, tidak ada bukti yang ditemukan untuk
kejadian buruk.
mendukung keunggulan 1 antibiotik dibandingkan yang lain, dan
antibiotik methicillin-resistant Staphylococcus aureus tidak
• Pada hasil penelitian ini terdapat sebanyak 43
menambah keuntungan.
studi dengan total 5999 peserta yang dapat
dievaluasi, yang digabungkan dari 1 bulan • Penggunaan antibiotik intravena dibandingkan antibiotik oral dan
hingga 96 tahun.
durasi perawatan lebih dari 5 hari tidak didukung oleh bukti.
.
ANALISIS
V-I-A
Did the study
address a clearly
focused issue?
VA L I D I T Y
Did the author
look for the right
type of paper?
Do you think all VA L I D I T Y
the important,
relevant studies
were include?
Did the review’s VA L I D I T Y
authors do enough to
assess quality of the
included studies?
If the results of the VA L I D I T Y
review have been
combined, was it
reasonable to do so?
IMPORTANCY
Penelitian ini penting karena dapat dijadikan data tambahan terhadap
penentuan terapi yang lebih baik pada cellulitis dan erysipelas, terutama
bahwa pemberian secara oral memiliki outcome yang lebih baik
dibandingkan melalui jalur IV berdasarkan penelitian ini
Selain itu pada penelitian ini juga kita bisa tahu bahwa durasi optimal terapi
antibiotik tidak mungkin didapatkan hasilnya dengan hanya 1 design trial
untuk melihat secara spesifik durasi, tetapi tidak ada bukti pendukung
yang ditemukan untuk terapi antibiotik lebih dari 5 hari.
APPLICABILITY
Menurut kami berdasarkan dari hasil penelitian ini dapat diaplikasikan
khususnya di RSUD Dr. H. Abdoel Moeloek Lampung untuk menentukan
rute pemberian obat yang cocok pada pasien dengan cellulitis dan
erysipelas .
Thank
You