Ebcr Ikk Puskes KP Bali Ku
Ebcr Ikk Puskes KP Bali Ku
DISUSUN OLEH :
Latifah Awalia (H1AP14028)
PEMBIMBING :
Mardhatillah Sariyanti, S.Si, M.Biomed
ILUSTRASI KASUS
Seorang pasien wanita usia 64 tahun datang dengan keluhan nyeri saat
buang air kecil sejak 5 hari yang lalu. Frekuensi buang air kecil sering namun
kencing yang keluar sedikit berwarna kuning. Saat kencing terasa perih dan panas.
Selain itu, pasien juga mengeluhkan nyeri pada perut tepatnya di daerah
suprapubik. Kencing batu disangkal, kencing pasir disangkal, keputihan
disangkal. Nyeri ketok pinggang belakang (+). Pasien juga mengalami demam 2
hari yang lalu, namun turun setelah meminum obat parasetamol yang dibeli di
apotek. Pasien mengakui sering menahan buang air kecil. Sebelumnya pernah
mengalami hal serupa pada 28 September 2019. Namun sembuh setelah diberi
obat urinter yang diresepkan dokter sebelumnya. Riwayat alergi makanan
disangkal, namun memiliki alergi obat yaitu dexamethasone, ibuprofen dan
natrium diklofenak. Tidak memiliki riwayat penyakit kencing manis. Pasien
riwayat hipertensi dan konsumsi obat tidak rutin. Keluarga tidak memiliki keluhan
serupa. Saat ini pasien diresepkan obat oleh dokter puskesmas kampung bali
berupa urinter (antibiotik asam pipemidat), hyosin, parasetamol dan obat
antihipertensi amlodipine 5 mg.
PERTANYAAN KLINIS
Berdasarkan uraian kasus di atas pertanyaan klinis yang ditegakkan adalah
bagaimana perbandingan efektivitas pemberian antibiotik asam pipemidat dengan
ciprofloxacin dalam mengobati infeksi saluran kemih?
P : pasien dengan infeksi saluran kemih
I : antibiotik asam pipemidat
C : antibiotik ciprofloxacin
O : efektivitas obat
Kriteria inklusi
1. Jurnal berbahasa inggris.
2. Jurnal free full-text.
3. Publikasi jurnal dalam 10 tahun terakhir.
4. Jurnal sesuai dengan pertanyaan klinis.
Kriteria eksklusi
Kepustakaan tidak memuat salah satu antibiotik yang dibahas dalam telaah
kasus berbasis bukti ini.
METODOLOGI
Pencarian artikel dilakukan pada tanggal 24 Mei 2021 yang melibatkan
tiga pusat data yaitu Pubmed / PubMed Central (PMC), Cochrane Library, dan
tripdatabase. Pencarian artikel pada tiga pusat data menggunakan kata kunci yaitu
(“asam pipemidat”) AND (“ciprofloxacin”) AND (“urinary tract
infection”)
(“asam pipemidat”) AND (“ciprofloxacin”) AND (“urinary tract
infection”) AND (“efficacy”)
(“asam pipemidat”) AND (“ciprofloxacin”) AND (“uncomplicated
urinary tract infection”) AND (“efficacy”)
(“asam pipemidat”) AND (“ciprofloxacin”) AND (“urinary tract
infection”) AND (“outcome”)
(“asam pipemidat”) AND (“ciprofloxacin”) AND (“urinary tract
infection”)
(“asam pipemidat”) AND (“ciprofloxacin”) AND (“recurrent urinary
tract infection”)
Berdasarkan hasil pencarian dengan menggunakan kata kunci tersebut
didapatkan total 23 kepustakaan, 18 kepustakaan berasal dari Pubmed/PMC, 2
kepustakaan dari Cochrane Library, dan 3 kepustakaan dari tripdatabase.
Selanjutnya, menghilangkan kepustakaan dengan judul yang sama (duplikat),
menghilangkan judul yang tidak relevan dan mengeliminasi studi yang sesuai
dengan kriteria eksklusi. Dari daftar judul yang terpilih, peneliti membaca abstrak
untuk memilih studi yang berkaitan dengan telaah kasus. Setelah dilakukan
penyaringan didapatkan 1 kepustakaan. Detail lebih lengkap mengenai
penyaringan pada masing-masing database dapat dilihat pada diagram 1.
Basis Data Referensi
PUBMED/PMC18 referensi
Cochrane Library2 referensi
Identification
Duplicate excluded
(n = 1)
Recorded excluded
(n=21)
Eligibility excluded
(n=0)
Included
Studies included in
qualitative synthesis (n =
1)
HASIL
PEMBAHASAN
Infeksi saluran kemih merupakan istilah umum yang menunjukkan
keberadaan mikroorganisme dalam urin2. Infeksi saluran kemih terjadi karena
banyak faktor antara lain usia, gender, prevalensi bakteriuria, dan faktor
predisposisi. Beberapa faktor predisposisi tersebut yaitu litiasis, obstruksi saluran
kemih, penyakit ginjal polikistik, diabetes melitus pasca transplantasi ginjal,
senggama, kehamilan serta kateterisasi2. Infeksi saluran kemih terbagi menjadi
dua yaitu infeksi saluran kemih bawah dan infeksi saluran kemih atas. Infeksi
saluran kemih atas dapat terjadi karena adanya batu pada kaliks, renal scarring,
abses kortikal, acute pyelonefritis, abses kortikal, abses perinefrik, dan uretritis.
semsntara infeksi saluran kemih bawah dapat terjadi karena adanya sistitis,
prostatitis, epididimistis, dan uretritis. Presentasi klinis infeksi saluran kemih atas
biasanya pasien mengalami demam, kram, nyeri punggung, muntah, skoliosis,
hingga penurunan berat badan. Sementara presentasi klinis infeksi saluran kemih
bawah yaitu nyeri supra pubik, disuria, meningkatnya frekuensi berkemih,
hematuria, urgensi dan stranguria2.
Pada hasil kepustakaan tersebut menunjukkan bahwa sampel urin ISK
berjenis kelamin wanita yang paling banyak ditemukan bakteri dibandingkan laki-
laki. Wanita lebih rentan mengalami ISK karena saluran uretra atau saluran
kencing wanita lebih pendek dan lebih terbuka dibanding pria. Keadaan ini
menyebabkan bakteri lebih mudah masuk ke kandung kemih karena uretra lebih
dekat dengan sumber bakteri seperti daerah anus14. Bakteri yang paling sering
ditemukan berdasarkan hasil kepustakaan yaitu Escherichia coli dengan
persentase sebesar 62% dari total 392 sampel urin ISK. Escherichia coli
merupakan flora normal usus yang banyak ditemukan di kolon dan daerah
perianal. Hal ini dapat dikaitkan dengan adanya invasi secara ascending dari
daerah perianal ke uretra sehingga menyebabkan infeksi pada saluran kemih 2.
Saluran kemih merupakan tempat yang paling umum dari infeksi Escherichia coli,
dan lebih dari 90% ISK tanpa komplikasi disebabkan infeksi Escherichia coli.
ISK oleh Escherichia coli disebabkan oleh strain uropatogen dari Escherichia
coli. Strain uropatogen dari Escherichia coli memiliki faktor pengikat yang
disebut P fimbriae, atau pili, yang mengikat P blood group antigen. Pili-pili ini
kemudian memediasi pelekatan Escherichia coli ke sel uroepitel. Pasien yang
membawa Escherichia coli dengan P fimbriae memilki risiko lebih besar
terinfeksi ISK2.
Pada individu normal, biasanya laki-laki maupun perempuan urin selalu
steril karena dipertahankan jumlah dan frekuensi kencing. Uretro distal
merupakan tempat kolonisasi mikroorganisme nonpathogenic fastidious gram-
positif dan gram negatif. Hampir semua ISK disebabkan invasi mikroorganisme
asending dari uretra ke saluran kemih. Pada beberapa pasien tertentu invasi
mikroorganisme dapat mencapai ginjal. Oleh karena itu, diperlukan tata laksana
terapi ISK yang adekuat untuk mencegah atau mengobati meluasnya infeksi
(systemic infection), eradikasi mikroorganisme penginfeksi, dan mencegah
kekambuhan15.
Terapi utama infeksi saluran kemih yaitu menggunakan antibiotik8.
Penggunaan antibotik harus rasional dan tepat, karena jika penggunaan tidak tepat
dapat menimbulkan resistensi, meningkatnya morbiditas, meningkatnya biaya
pengobatan serta dapat menyebabkan kematian16. Berdasarkan hasil kepustakaan
didapatkan bahwa asam pipemidat lebih sering menunjukkan persentase resistensi
yang lebih tinggi dibanding ciprofloxacin yaitu sebesar 92%. Hal ini juga
didukung dengan penelitian yang dilakukan