Anda di halaman 1dari 8

KAJIAN KRITIS JURNAL

Beneficial effect of melatonin in treatment of neonatal sepsis

William Grandinata
NIM:

Pembimbing:
Dr.dr. I Made Kardana, Sp.A(K)
dr. I Wayan Dharma Artana, Sp.A(K)
dr. Putu Junara Putra, Sp.A(K)
dr. Made Sukmawati, Sp.A(K)

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS (PPDS-1)

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN ANAK

UNIVERSITAS UDAYANA/RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH

2022
PICO
P (Patient/Problem) :Bayi dengan sepsis neonatus
I (Intervention) :Pemberian melatonin dosis tunggal 20 mg dan
antibiotik
C (Comparation/Control) :Pemberian antibiotic saja
O (Outcome) :Perbaikan klinis (pemeriksaan fisik, CBC, hs CRP)

PERTANYAAN KLINIS
Apa pemberian melatonin sebagai terapi adjuvant memberikan manfaat bagi pasien
dengan sepsis neonatus?

STRATEGI PENELUSURAN JURNAL


Kata kunci: Melatonin, sepsis, neonatus

HASIL PENELUSURAN JURNAL


“Beneficial effect of melatonin in treatment of neonatal sepsis”
Fady M. El-Gendy, Mahmoud A. El-Hawy & Mohamed G. Hassan
The Journal of Maternal-Fetal & Neonatal Medicine, 2017

RINGKASAN JURNAL
LATAR BELAKANG:
Sepsis neonatal adalah sindrom klinis yang disebabkan efek patofisiologi dari infeksi
bakteri berat pada usia 1 bulan kehidupan. Standar emas untuk diagnosis sepsis adalah
kultur darah, meskipun hasilnya tidak tersedia sampai setidaknya 48 jam sementara
hasil positif bervariasi mulai dari 30%-87%. Pemeriksaaan hematologi tambahan
untuk menunjang diagnosis adalah pemeriksaan darah lengkap, reaktan fase akut,
penanda protein dan sitokin
Pada sepsis terjadi pelepasan endotoksin yang mengaktifkan sel inflamasi
sebagai makrofag dan monosit, yang selanjutnya mensekresi sitokin seperti
interleukin-1 (IL-1) dan tumor necrosis factor (TNF)-alpha. IL-1 dan TNF-alpha
mengaktifkan lebih banyak sel inflamasi (neutrofil, makrofag, trombosit, mastosit)
yang menghasilkan radikal bebas sebagai Reactive Oxygen Species (ROS) dan
Reactive Nitrogen Species (RNS).

2
Radikal bebas ini memainkan peran penting dalam patogenesis sepsis dan
komplikasinya dan telah disarankan bahwa melatonin sebagai antioksidan digunakan
untuk melawan toksisitas radikal oksigen. Stres oksidatif didefinisikan sebagai
kerusakan jaringan akibat ketidakseimbangan antara pembentukan senyawa oksidan
yang berlebihan dan mekanisme pertahanan antioksidan yang tidak mencukupi.
Melatonin adalah antioksidan yang sangat efektif, pembersih radikal bebas,
dan pengatur sirkadian utama. Melatonin memiliki sifat antioksidan yang penting
karena efek langsung dan tidak langsung, melatonin secara langsung membersihkan
ROS dan RNS, mencegah oksidasi molekuler, meningkatkan fisiologi mitokondria
dan mengembalikan homeostasis glutathione dan secara tidak langsung melatonin
memiliki kemampuan untuk merangsang aktivitas enzim yang terlibat dalam siklus
dan produksi glutathione. Melatonin dapat menjadi agen pelindung yang efektif untuk
neonatus seperti pada orang dewasa dengan mengurangi kerusakan radikal bebas.
Beberapa studi klinis tentang melatonin telah menunjukkan bahwa melatonin
mengurangi stres oksidatif pada bayi baru lahir dengan sepsis, tekanan hipoksia, atau
kondisi lain, di mana terdapat pembentukan radikal bebas yang berlebihan.

METODE:
Desain penelitian ini adalah kasus-kontrol prospektif non-randomized non-blind.
Subjek penelitian merupakan 40 neonatus dengan sepsis neonatal yang didiagnosis
dengan kriteria klinis dan laboratorium bertempat di Unit Perawatan Intensif
Neonatal, rumah sakit universitas Menoufia mulai November 2015 hingga Mei 2016.
Kriteria inklusi yaitu, setiap neonatus prematur atau cukup bulan yang didiagnosis
mengalami sepsis dengan usia kehamilan antara 30 minggu dan 38 minggu menurut
skor Ballard baru. Kriteria eksklusi yakni, adanya nomali kongenital mayor (anomali
GIT), muntah persisten, neonatus dengan ensefalopati iskemik hipoksia (HIE), syok
septik.
Diagnosis sepsis ditegakkan bila terdapat sedikitnya 3 tanda klinis terkait
sepsis yakni ketidakstabilan suhu, peningkatan kebutuhan oksigen, apnea, retraksi
interkostal, takipnea, nadi lemah, pengisian kapiler tertunda, hipotensi, takikardia,
iritabilitas, hypotonia, lesu, distensi abdomen. Minimal perubahan dua indeks
hematologi yakni, WBC >20.000 (leukositosis), kadar hemoglobin <13 mg / dl
(anemia), rasio imatur/total >0,2 (bergeser ke kiri), jumlah trombosit <150.000
(trombositopenia) dan juga Hs-CRP >5 mg/dl dengan kultur darah positif atau negatif.
3
Subjek kemudian dibagi menjadi 2 kelompok, kelompok intervensi yakni,20 neonatus
menerima 20 mg melatonin sebagai dosis tunggal melalui selang nasogastrik pada
malam hari selain pemberian antibiotik standar dan kelompok kontrol yakni, 20
neonatus menerima antibiotik standar saja. Data kemudian diolah dalam bentuk rerata
± SD untuk variabel parametrik kontinyu, variabel numerik kategori dalam bentuk
presentase (%) dan variabel kualitatif diolah dengan Chi-square (uji χ2) dan uji eksak
Fisher.

HASIL
Dalam penelitian ini, tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok
dalam hal usia kehamilan, berat badan, usia saat masuk, jenis kelamin, cara persalinan
dan onset sepsis. Sebelum pemberian melatonin, tidak ada perbedaan yang signifikan
antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol dalam hal kondisi klinis, hs-CRP
dan parameter serum lainnya. Sementara 24 dan 72 jam setelah pemberian melatonin,
kedua kelompok membaik dalam hal kondisi klinis, hs-CRP dan parameter serum
dengan peningkatan yang signifikan pada kelompok intervensi dibandingkan
kelompok kontrol.

SIMPULAN
Pemberian melatonin akan meningkatkan luaran klinis dan parameter inflamasi serum
sepsis neonatorum dengan mengurangi stres oksidatif. Jadi melatonin dapat digunakan
dalam pengobatan sepsis neonatal baik pada neonatus prematur maupun neonatus
cukup bulan disamping pengobatan konvensional.

KAJIAN KRITIS BERBASIS BUKTI


(ASPEK TERAPI)
1. Penilaian validitas Aspek Terapi
Apakah hasil studi kasus kontrol ini valid?

1 Apakah studi ini memiliki fokus tujuan Ya,


yang jelas? Halaman 3, pada bagian abstrak
disebutkan tujuan studi adalah
untuk menilai efek melatonin
sebagai terapi adjuvant dalam

4
pengobatan sepsis neonatus
2 Apakah penulis menggunakan metode Ya, desain studi yang digunakan
yang tepat untuk menjawab pertanyaan? adalah studi kasus-kontrol
prospektif
3 Apakah pemilihan kelompok kasus Ya, kriteria inklusi dan eksklusi
sesuai? dipaparkan dengan jelas.
Pemberian intervensi melatonin
juga dijelaskan untuk kelompok
kasus.
4 Apakah pemilihan kelompok kontrol Ya, pada bagian metode
sesuai? dijelaskan bagaimana penulis
memilih kontrol, dengan kriteria
inklusi dan eksklusi yang sama
dengan kasus. Namun, pada
kelompok control hanya diberikan
intervensi antibiotik saja.
Jumlah kontrol yang dipilih sama
dengan jumlah kasus yaitu
sebanyak 20 neonatus.
5 Apakah paparan diukur dengan jelas Ya, Intervensi pemberian
untuk meminimalisasi bias? melatonin dijelaskan dengan jelas
pada kelompok kasus yaitu
dengan 20 mg melatonin melalui
tabung NGT saat malam hari.
Diagnosis sepsis untuk merekrut
kasus dan kontrol juga dijelaskan
secara rinci.
Pengukuran laboratorium seperti
hsCRP dan CBC serta kultur
darah menggunakan metode yang
sama pada kasus maupun kontrol.

5
6a Faktor perancu apa yang Usia kehamilan, berat badan, usia
dipertimbangkan oleh penulis? saat dirawat, jenis kelamin dan
jenis persalinan serta onset sepsis

6b Apakah penulis telah memperhitungkan Ya, dalam tabel 1 penulis telah


faktor perancu tersebut dalam desain menguraikan bahwa faktor-faktor
dan/atau analisis nya? perancu tersebut tidak berbeda
secara signifikan antar kelompok
kasus dan kontrol.

2. Penilaian pentingnya Aspek Terapi


Apakah hasil studi kasus kontrol yang valid ini penting?

1 Apa hasil studi ini?

 Setelah 24 dan 72 jam pemberian melatonin, hs-CRP dan jumlah


leukositik menurun pada kedua kelompok dan secara signifikan
lebih rendah pada kelompok 1 dibandingkan kelompok 2
 Setelah 24 dan 72 jam pemberian melatonin, hs-CRP dan jumlah
leukositik menurun pada kedua kelompok dan secara signifikan
lebih rendah pada kelompok 1 dibandingkan kelompok 2
 Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok 1 dan
kelompok 2 dalam hal jumlah trombosit sebelum pemberian
melatonin
 Setelah 24 dan 72 jam pemberian melatonin, jumlah trombosit
meningkat pada kedua kelompok dan secara signifikan lebih
tinggi pada kelompok 1 dibandingkan kelompok 2
 Kelompok 1 secara klinis meningkat secara signifikan daripada
kelompok 2 dan tidak ada perbedaan yang signifikan secara
statistik antara mortalitas kelompok 1 dan kelompok 2

2 Seberapa penting hasil tersebut?

• hs CRP dan jumlah leukosit menurun secara signifikan pada

6
kelompok melatonin setelah 24 dan 72 jam (p< 0,05)
• Jumlah trombosit meningkat secara signifikan pada kelompok
melatonin setelah 72 jam (p<0,05)
• Luaran klinis yang baik meningkat pada kelompok melatonin
(p<0,05)

3. Penilaian penerapan Aspek Terapi


Apakah hasil ini dapat diterapkan pada populasi kita?

1 Apakah hasil ini dapat diterapkan pada Ya,


populasi kita? Sepsis neonatus cukup sering
dijumpai pada populasi kita, dan
karakteristik pasien kita tidak jauh
berbeda dengan karakteristik
pasien studi.
Pemeriksaan laboratorium juga
dapat dilakukan di tempat kita.
Suplemen melatonin juga tersedia
di pasaran dan telah masuk PIO
Nas BPOM.
2 Apakah hasil studi ini sesuai dengan Ya
hasil studi yang telah ada sebelumnya? - CRP menurun secara
signifikan pada kelompok
studi yang diobati dengan
melatonin  Gitto dkk
(2001)
- Total leukosit menurun
secara signifikan pada
kelompok studi yang
diobati dengan melatonin
 Gitto dkk (2001)
- Total trombosit meningkat
secara signifikan pada
kelompok studi yang

7
diobati dengan melatonin
 Gitto dkk (2001)
- Luaran klinis meningkat
 El Frargy (2015)

Kesimpulan:
Jurnal ini VALID, PENTING dan DAPAT DITERAPKAN

Anda mungkin juga menyukai