Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN TUTORIAL 9

Telaah Jurnal Ilmiah

Disusun oleh:

1. Dyah Arum Setiasih J500140108


2. Rifda El Mahroos J500140109
3. Intan Permatasari O. J500140110
4. Mega Ayu S. J500140118
5. Tamara Meriyansyah J500140120
6. Oktein Satriyani J500140121

PENDIDIKAN KEDOKTERAN UMUM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2017
TELAAH KRITIS JURNAL ILMIAH

Lactobacillus reuteri DSM 17938 in Infantile Colic: A Randomized, Double-Blind,


Placebo-Controlled Trial

Penulis : Francesco Savino, MD, PhD, Lisa Cordisco, PhD, Valentina Tarasco, MD, Roberto
Calabrese, BSc, Elisabetta Palumeri, MD, Roberto Oggero, MD,Stefan Roos, PhD, and
Diego Matteuzzi, PhD

Untuk menerapkan hasil penelitian dalam tatalaksana pasien, ada 3 hal yang perlu dinilai
dalam setiap jurnal, yakni (1) apakah jurnal tersebut shahih, (2) apakah hasil yang diperoleh
penting, dan (3) apakah hasil studi yang shahih dan penting tersebut dapat diterapkan pada
pasien kita. Dalam bahasa Inggris ketiga hal tersebut yaitu: Validity, Importance, dan
Applicability yang dalam akronimnya disebut VIA.

1. PENILAIAN VALIDITY
a. Apakah peserta penelitian dirandomisasi?

Ya, penelitian ini menggunakan teknik randomisasi dalam pemilihan samplenya. Pada
jurnal di bagian penjelasan tentang subjek dan study design and sample collection
diterangkan bahwa pemilihan subjeknya menggunakan metode randomisasi dengan
teknik computer-generated randomization list oleh independent departemental
statistician (Mr Calabrese).
b. Apakah tabel randomisasinya disembunyikan?

Tidak, sebab samplenya menggunakan metode acak pada komputer (a computerized


random number generator) bukan dalam bentuk tabel randomisasi yang
disembunyikan. Pada bagian Study Design and Sample Collection menjelaskan bahwa
randomisasi dilakukan oleh random-digit method yang menggunakan computer
generated numbers. Sedangkan yang dimaksud dengan tabel random yang
disembunyikan adalah langkah-langkah yang diambil untuk menyembunyikan urutan
sampai intervensi dilakukan atau yang biasa disebut sebagai concealment mechanism.
Concealment berbeda dengan randomisasi dan blinding. Randomisasi adalah prosedur
untuk menentukan urutan alokasi subjek ke dalam kelompok penelitian. Blinding
adalah prosedur untuk menyembunyikan informasi mengenai obat yang diberikan
sedangkan concealment adalah prosedur untuk menyembunyikan hasil randomisasi.
Concealment biasa dilakukan dengan cara menyembunyikan tabel randomisasinya.

c. Apakah karakteristik kedua kelompok sebanding sebelum dilakukan intervensi?


Ya, sebelum dilakukan intervensi kedua kelompk dibandingkan terlebih dahulu
karakteristiknya. Kedua kelompok tidak memiliki perbedaan yang signifikan pada
cara proses melahirkan, gender, usia, riwayat keluarga dengan penyakit
gastrointestinal dan atopi, berat badan, tinggi badan, lingkar kepala dan frekuensi
buang air besar.
d. Apakah pasien dan peneliti tidak mengetahui perlakuan yang diberikan?
Penelitian dilakukan dengan sistem double-blind pada 50 bayi yang menyusui yang
dipilih dari Departemen dokter anak di universitas Turin.

e. Selain obat atau pengobatan yang diberikan, Apakah kelompok kelompok


tersebut memperoleh perlakuan yang sama?
Dalam penelitian ini hanya bayi yang disusui secara ekslusif yang terdaftar untuk
pencegahan perubahan pada mikrobiota intestinal yang disebabkan oleh diet. Pada
pendataan, ibu yang yakin menghindari susu sapi dalam pola hidupnya, dan taat
ditetapkan selama follow up.
f. Apakah semua pasien yang uji klinik diikutsertakan dalam analisis akhir? Dan
apakah mereka dianalisis dalam kelompok awal saat dirandomisasi?
Tidak, dalam penelitian ini dijelaskan dalam skema bahwa dari 100 pasien yang
terpilih dan dikategorikan dalam kedua kelompok. Terdapat 4 pasien yang keluar dari
analisis dengan beberapa alasan. Satu pasien menderita demam, 2 pasien gagal dalam
pencatatan, dan 1 pasien mengalami gastroesophageal refluks. Dan 4 Pasien ini
masuk dalam kategori placebo. Dan mereka dianalisis dalam kelompok awal saat
dirandomisasi
2. PENILAIAN IMPORTANCE
a. PERHITUNGAN TANPA INTENTION TO TREAT ANALYSIS

Sembuh Tidak Jumlah

E (experiment) 24 1 25

C (control) 15 6 21

- Control event rate (CER) : d/(c+d) = 6/21 = 0,28


- Experimental event rate (EER) : b/(a+b) = 1/25 = 0,04
- Relative risk reduction (RRR) : (CER-EER)/CER = 0,28-0,04/0,28 =
0,24/0,28= 0,85
- Absolute risk reduction (ARR) : CER-EER = 0,24
- Number needed to treat (NNT) : 1/ARR = 1/0,24 = 4,16
c. PERHITUNGAN DENGAN INTENTION TO TREAT ANALYSIS

Sembuh Tidak Jumlah

E (experiment) 24 1 25

C (control) 19 6 25

- Control event rate (CER) : d/(c+d) = 6/25= 0,24


- Experimental event rate (EER) : b/(a+b) = 1/25 = 0,04
- Relative risk reduction (RRR) : (CER-EER)/CER = 0,24-0,04/0,24 = 0,2/0,24=
0,83
- Absolute risk reduction (ARR) : CER-EER = 0,2
- Number needed to treat (NNT) : 1/ARR = 1/0,2 = 5
3. PENILAIAN APPLICABILITY
Setelah menyimpulkan bahwa suatu uji klinis telah valid dan hasilnya cukup penting,
maka pertanyaan selanjutnya ialah apakah hasil uji klinis ini dapat diterapkan pada
pasien yang kita hadapi di klinik tempat kita bekerja. Untuk dapat menjawab
pertanyaan tersebut, maka pertama kali kita harus menentukan apakah pasien di klinik
kita mempunyai kemiripan dengan subyek yang diteliti di jurnal tersebut. Kemiripan
yang dimaksud di sini ialah dalam faktor yang mempengaruhi prognosis. Untuk dapat
menerapkan NNT hasil uji klinis ke pasien di klinik kita, terlebih dahulu ditentukan
nilai berat pasien kita dibandingkan dengan pasien pada uji klinis. Bila pasien di
klinik kita mirip dengan rerata pasien uji klinis maka f = 1. Bila lebih berat, berarti
lebih sulit sembuh, maka f <1; dan apabila pasien di klinik kita kurang berat sakitnya
dibandingkan dengan pasien uji klinis, maka nilai f>1. Nilai NNT untuk pasien kita =
NNT uji klinis / f. Selanjutnya, dijelaskan kepada pasien kita tentang manfaat dan
konsekuensi dari pengobatan tersebut, dan apabila pasien memahami dan
menyetujuinya barulah hasil uji klinis tersebut dapat diterapkan kepada pasien.

a. Apakah karakteristik pasien mirip dengan pasien penelitian ?


Jawaban : Ya
 Kriteria inklusi
Bayi dengan gejala infantile colic, dengan modifikasi kriteria wessel :
- Episode menangis yang ≥ 3 jam / hari
- Frekuensi menangisnya ≥3 kali per minggu sebelum pendaftaran
- Lahir aterm
- Berat lahir 2500 – 4000 gr
- Berusia 2- 16 minggu
- Hanya konsumsi ASI
- Ibu tidak konsumsi susu sapi selama penelitian
 Kriteria eksklusi
- Menerima asupan probiotik dan/ atau antibiotik serta formula makan yang
lain sebelumnya.
- Demam
- Penyakit kronis atau gangguan pencernaan ( gastroesofageal reflux )
b. Apakah tersedia obat, keahlian, fasilitas, biaya yang diperlukan ?
Jawaban : Ya
Terdapat ketersediaan obat dengan komposisi lactobacillus reuteriprotectis DSM
17938 yaitu Interlac

c. Apakah pasien dan keluarga dapat menerima pemberian obat atas dasar
nilai sosial, agama dan budaya ?
Pembahasan : dalam jurnal ini telah didapatkan izin tertulis dari orang tua
sebelum inklusi bayi, sehingga sudah dilakukan inform concent terhadap pasien
sebelum dilakukan penelitian tersebut.
Nilai sosial dan budaya : di Indonesia sudah banyak produk yang menggunakan
olahan dari L. Reuteri.

Anda mungkin juga menyukai