Anda di halaman 1dari 11

Pemeriksaan Fisik dan Penunjang

Beberapa keluhan yang sering ditemukan:


1. Demam.
Yang perlu ditanyakan:
a. Lama demam:
Apakah timbulnya mendadak, remiten,intermitten,kontinuc.
Apakah terutama terjadi pada malam hari, atau berlangsung beberapa hari
kemudianmenurun lalu naik lagi dsbd.
Apakah pasien menggigil, kejang, kesadaran menurun, meracau,
menggigau, mencret,muntah, sesak nafas, terdapatnya manifestasi
perdarahan
2. Batuk.
Berapa lama.
Apakah batuk sering berulang atau kambuh.
Sifat batuk: spasmodik, kering atau produktif/banyak dahak.
Dirinci sifat dahaknya: kekentalan,warna, bau serta adanya darah
pada dahak.
Keluhan lain yg menyertai batuk: sesak napas, mengi, berkeringat pd
malam hari, sianosis,berat badan menurun, apakah pasien memerlukan
perubahan posisi, muntah dsbf.
Terdapatnya orang disekitar pasien yang juga batuk dapat memberi
petunjuk diagnosis.
3. Mencret.
Keluhan mencret sering menyertai gangguan traktus gastrointestinalis atau
keluhan penyerta penyakit lain.
Apakah mencret berlangsung akut atau kronik.
Frekuensi defekasi sehari.
Banyaknya feses setiap buang air besar.
Konsistensi feses, apakah disertai lendir atau darah.
Warna feses( hitam,hijau,kuning,putih seperti dempul).
Baunya ( busuk, anyir).
Selain rasa mulas,tenesmus atau kolik perlu ditanyakan keluhan lain yang
menyertai mencret misal: muntah, sesak napas, kejang, gangguan
kesadaran, kencing berkurang,lemas, lecet didubur, dubur keluar dsb
4. Muntah
Pada keluhan muntah perlu diketahui sejak umur berapa keluhan muntah
mulai berlangsung.
Hal-hal yang perlu diteliti:
- Berapa kali frekuensi muntah
- Sifat muntah: ( proyektil atau dengan keluhan nausea lebih dahulu)
- Berapa banyak muntahan
- Jenis muntahan dan warnanya
- Apakah muntahnya terjadi setelah makan/minum
- Apakah muntahnya berhubungan dg perubahan posisi dari berbaring
ke duduk.
Keluhan lain yang sering menyertai : perut kembung, konstipasi,atau
mencret,demam, batuk spasmodik dll.
5. Kejang.
Kapan kejang terjadi : pertama kali atau berulangb.
Frekuensi kejang.
Sifat kejang : klonik , tonik, umum atau fokald.
Lama serangan, interval antara dua serangan, kesadaran pada waktu
kejang dan pascakejang.
Gejala lain yang menyertai: demam, muntah, lumpuh, penurunan
kesadaran, ataukemunduran kepandaian6.
6. Sesak Napas.
Keluhan sesak napas sering berhubungan dg penyakit saluran napas dan
penyakitkardiovaskular.
Diteliti saat keluhan sesak napas timbul, apakah baru pertama kali atau
berulang-ulang.
Berapa bantal anak tidur.
Apakah sesak napas timbul setelah aktivitas (disebut toleransi latihan:
pada bayi ditanyakan bagaimana sibayi minum susu atau menetek)
Keluhan lain yang menyertai sesak napas ialah batuk, mengi, perut
membesar, pernahsakit sendi yang berpindah, demam, sakit dada, sianosis
dan apakah ada riwayat tersedak

PEMERIKSAAN FISIK
Dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi.a.
Pemeriksaan umum
1. Keadaan umum
a. Kesan keadaan sakit
b. Kesadaran
Kompos mentis: sadar sepenuhnya
Apatis: sadar tapi acuh tak acuh
Somnolens : mengantuk,tdk respons thd stimulus ringan, respons thd stimulus
agakkeras
Sopor: tdk ada respons thd stimulus ringan/sedang, refleks cahaya masih positif
Koma: tdk ada respon thd semua stimulus, refleks cahaya negatif
Delirium : kesadaran menurun serta kacau, biasanya disorientasi, iritatif dan
salah persepsi. Berdasarkan glasgow coma scale
c.Status gizi
2. Tanda vital:
a. Nadi:
Perabaan nadi dg ujung jari 2,3 dan 4 tangan kanan, sedang ibu jari berada di
bagian dorsal tangan anak
Sebaiknya penghitungan nadi bersamaan denyut jantung
selama 1 menit penuh frekuensi, irama, isi, kualitas, ekualitas
b. TD
Posisi : berbaring telentang dg lengan lurus disamping badan atau duduk dg
lengan bawah diletakkan diatas meja
lengan berada setinggi jantung
c. Pernapasan
Cara: inspeksi, palpasi dan auskultasiNilai normal menurut WHO:
< 2 bulan : <60 x/menit
2 bulan-12 bulan: < 50 x/menit
1-5 tahun: < 40 x/menit
6-8 tahun: < 30 x/menitd.
d. Suhu

Data antropometrik :
BB,TB, Lingk kepala, lingk dada, LLA, tebal lipatan kulitb.

Keadaan khusus
1. Kulit
a. Warna
b. Efloresensi yang ada: papula,makula, eritem, vesikel dll
c. Sianosis
d. Ikterus:
- Paling jelas disklera,kulit serta selaput lendir
- Bilirubin indirek: kuning terang
- Bilirubin direks kuning kehijauan
- Bedakan dg karotenemia : kuning di telapak tangan/kaki, tdk pada sklerae.
- Pucat: Paling baik dinilai pada telapak tangan/kaki, kuku, mukosa mulut
dan konjungtiva2.

2. Kelenjar getah bening:


a. Yang diperiksa
- KGB oksipital
- KGB retroaurikuler
- KGB servikal anterior
- KGB inguinal
3. Kepala
a. Bentuk kepala
b. Ubun-ubun: menutup/belum, cekung/rata/membonjol
c. Mata lihat: bercak bitot, isokor/tidak, reflek cahaya,
injeksi konjungtiva/silier, sekret mata, airmata, mata cekung/tidak,
konjungtiva: anemis/tidak
d. Mulut: trismus, sianosis, rhagaden, mukosa mulut/bibir kering/tidake.
e. Lidah: deviasi/tidak, atropi papil/tidak.
f. Faring: perhatikan dinding posterior ( hiperemia,edema,abses,post nasal
drip )
g. Tonsil : nyatakan besarnya dlm To,T1,T2,T3

4. Leher Tortikolis: kel posisi kepala miring kesatu sisi dan terputar kesisi
lain akibat pemendekan m.sternokleidomastoideus

5. Dada
Inspeksi
- Dinding dada
- Bentuk dan besar dada
- Simetri dada dalam keadaan statis /dinamis
- Bentuk dada
- Pektus ekskavatumSternum bagian bawah serta rawan iga masuk ke dalam
terutama inspirasi
- Pektus karinatumSternum menonjol biasanya disertai depresi vertikal
kostokondral
- Barrel chest Dada berbentuk bulat seperti tong Sternum terdorong kearah
depan dg iga-iga horizontal6.

6. Paru
a. Inspeksi : cukup pada waktu inspeksi dada
b. Palpasi
- Letakkan telapak tangan serta jari-jari pada seluruh dinding dada dan
punggung
Tentukan:
- Simetri/asimetri toraks, kel.tasbih, benjolan
- Fremitus suara
c. Suara perkusi
Normal: sonor
Abnormal : hipersonor/ redup
Suara perkusi berkurang : redup atau pekakDaerah pekak hati
Setinggi iga ke 6 garis aksilaris media kanan
Pekak hati menunjukkan peranjakan dg gerakan pernapasan yakni menurun
pada saatinspirasi dan naik pada ekspirasi
Peranjakan berkisar antara 1-2 sela iga, sulit diperiksa pada anak < 2 th
Pekak hati meninggi : hepatomegali, massa intra abd, atelektasis, kolaps paru
kanan
Pekak hati menurun pada asma/emfisema paru.
d. Auskultasi
- Deteksi suara napas dasar dan tambahan
- Dilakukan diseluruh dada dan punggung
- Stetoskop sebaiknya ditekan dg cukup kuat pada sela iga
- Dimulai dari atas kebawah dan bandingkan kanan dan kiri dada
- Suara napas dasar
 Vesikuler :Terjadi karena udara masuk dan keluar melalui jalan
napasSaat inspirasi lebih keras dan lebih panjang. Terdengar
seperti membunyikan ‘ffff’ dan’wwww’
 Bronkial: Terdengar inspirasi keras yang disusul oleh ekspirasi
yang lebih keras. Dapat disamakan dg bunyi ‘khkhkhkh’
 Amforik:Menyerupai bunyi tiupan diatas mulut
botol kosongTerdengar pada caverne
- Suara napas tambahan
 Ronki basah( rales)Suara napas tambahan berupa vibrasi terputus-
putus akibat getaran yg terjadi karenacairan dlm jln napas
dilalui udaraRBH : dari duktus alveolus, bronkiolus, bronkus
halusRBS : dari bronkus kecil atau sedangRBK: dari bronkus
diluar jaringan paruRB nyaring: berarti nyata benar terdengar
karena suara disalurkan melalui benda padat (infiltrat/konsolidasi),
karena melalui media normal ( tdk ada infiltrat/konsolidasi)RB tak
nyaring suara ronki disalur
 Ronki kering ( rhonchi)Suara kontinu yg terjadi karena udara
melalui jalan nafas yang sempitLebih jelas terdengar pada ekspirasi
7. Bising usus
Normal : suara peristaltik terdengar sbg suara dg intensitas rendah dan
terdengar tiap 10-30 dtk
Bising usus meningkat : obstruksi (bunyi metalik).
Bising ususberkurang/hilang : peritonitis/ileusc.
- Perkusi
Adanya cairan ( asites)
- Palpasi:
Nilai: turgor, adanya massa, nyeri tekan dan organ-organ dalam seperti
hati, limpa dan ginjal

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada anak-anak yang terkena demam pemeriksaan penunjang yang bisa
dilakukan adalah menggunakan:
1. Termometer
Beberapa hal yang perlu dilakukan pada saat demam adalah (l) mengukur
temperatur anak; (2) memeriksa ada tidaknya kegawatdaruratan; (3) menenhrkan
diagrosis atau diagnosis dugaan; (4) menentukan langkah selanjutnya (langkah
good prescribing practice); (5) memberikan informasi yang jelas, objektif
sekaligus menenangkan orangtua; (6) memulai tata laksana.
Mengukur temperatur.
Jangan menyatakan demam berdasarkan perabaan tangan karena penbaan tangan
kita dapat menyesatkan. Suhu tubuh dapat saja meningkat saat suhu di luartinggi,
atau anakbermain dengan aktivitas fisik yang tinggi. Sebaliknya, aqak yang
dehidrasi akan teraba dingin meski suhu di dalam tubuh meningkat. Tersedia
berbagai pilihan termometer. Sebenarnya termometer kaca merkuri sangat akurat
dan tidak mahal, tetapi atas dasar pencemaran lingkungan (bila termometer
pecah), dianjurkan untuk tidak lagi digunakan. Altematif yang aman dan akurat
adalah termometer digital yang dapat digunakan di mulut (anak
besar),r{imasukkan melalui anus (bayi), atau digunakan di ketiak (kurang akurat).
Pilihan lainnya adalah termometer telinga (tympanic thermometer) yang
pemakaiannya mudah dan dengan cepat dapat mengukur temperatur di dalam
liang telinga. Meskipun demikian, pengukuran termometer telinga tidak
dianjurkan untuk bayi berusia kurang dari 3 bulan. Apapun tipe termometer yang
digunakan, jangan mengukur suhu tubuh segera setelah mandi karena akan
mempengaruhi hasil pengukuran.

2. Stetoskop
Digunakan untuk mengetahui detak jantung anak, atau digunkan untuk mngukur
tekanan darah anak

KOMPLIKASI
1. Penurunan kesadaran
2. Kejang demam

PROGNOSIS
Prognosis demam pada anak adalah bonam atau baik apabila diterapi secara tepat
dan cepat
TERAPI

1. Secara Fisik
a) Anak demam ditempatkan dalam ruangan bersuhu normal
b) Pakaian anak diusahakan tidak tebal
c) Memberikan minuman yang banyak karena kebutuhan air meningkat
d) Memberikan kompres.
Demam juga dapat diturunkan dengan melakukan pengompresan. Hal ini
dikarenakan manusia mempunyai komponen-komponen dalam menjaga
keseimbangan energi dan keseimbangan suhu tubuh. Diantaranya adalah
hipotalamus, asupan makanan, kelenjar keringat, pembuluh darah kulit dan otot
rangka. Dan juga manusia memiliki mekanisme untuk menurunkan suhu tubuh
apabila tubuh memperoleh terlalu banyak panas dari aktifitas otot rangka atau
dari lingkungan eksternal yang panas. Suhu tubuh harus diatur karena
kecepatan reaksi kimia sel-sel bergantung pada suhu tubuh dan panas yang
berlebihan dapat merusak protein sel
2. Medikamentosa
Pemberian obat antipiretik merupakan pilihan pertama dalam menurunkan demam
dan sangat berguna khususnya pada pasien berisiko, yaitu anak dengan kelainan
kardiopulmonal kronis, kelainan metabolik, penyakit neurologis dan pada anak
yang berisiko kejang demam. Obat-obat anti inflamasi, analgetik dan antipiretik
terdiri dari golongan yang bermacam-macam dan sering berbeda dalam susunan
kimianya tetapi mempunyai kesamaan dalam efek pengobatannya. Tujuannya
menurunkan set point hipotalamus melalui pencegahan pembentukan
prostaglandin dengan jalan menghambat enzim cyclooxygenase.
- Asetaminofen (paracetamol) merupakan derivat para-aminofenol yang bekerja
menekan pembentukan prostaglandin yang disintesis dalam susunan saraf
pusat. Dosis terapeutik antara 10-15 mgr/kgBB/kali tiap 4 jam maksimal 5 kali
sehari. Dosis maksimal 90 mgr/kbBB/hari. Pada umumnya dosis ini dapat
ditoleransi dengan baik. Dosis besar jangka lama dapat menyebabkan
intoksikasi dan kerusakkan hepar. Pemberiannya dapat secara per oral maupun
rektal.
- Turunan asam propionat seperti ibuprofen juga bekerja menekan pembentukan
prostaglandin. Obat ini bersifat antipiretik, analgetik dan antiinflamasi. Efek
samping yang timbul berupa mual, perut kembung dan perdarahan, tetapi lebih
jarang dibandingkan aspirin. Efek samping hematologis yang berat meliputi
agranulositosis dan anemia aplastik. Efek terhadap ginjal berupa gagal ginjal
akut (terutama bila dikombinasikan dengan asetaminopen). Dosis terapeutik
yaitu 5-10 mgr/kgBB/kali tiap 6 sampai 8 jam.
- Metamizole (antalgin) bekerja menekan pembentukkan prostaglandin.
Mempunyai efek antipiretik, analgetik dan antiinflamasi. Efek samping
pemberiannya berupa agranulositosis, anemia aplastik dan perdarahan saluran
cerna. Dosis terapeutik 10 mgr/kgBB/kali tiap 6-8 jam dan tidak dianjurkan
untuk anak kurang dari 6 bulan. Pemberiannya secara per oral, intramuskular
atau intravena.
- Asam mefenamat suatu obat golongan fenamat. Khasiat analgetiknya lebih
kuat dibandingkan sebagai antipiretik. Efek sampingnya berupa dispepsia dan
anemia hemolitik. Dosis pemberiannya 20 mgr/kgBB/hari dibagi 3 dosis.
Pemberiannya secara per oral dan tidak boleh diberikan anak usia kurang dari 6
bulan.

Demam lbarat alarm; demam BUKAN penyakit! Hal pertama yang harus kita
pikirkan adalah PENYEBAB terjadinya demam. Demam umumnya tidak
berbahaya; pemberian obat yang berlebihan justru potensial membahayakan anak.
Tala laksana yang rasional menurut konsep WHO adalah tepat diagnosis, tepat
pemilihan obat, tepat dosis, tepat jangka waktunya, tepat informasinya, dan tepat
pula harganya. WHO juga memberikan pegangan praktis dan ilmiah untuk
menjalankan konsep pengobatan yang rasional yaitu tindak peresepan yang baik
(good prescribing practice). Sesuai dengan EBM, kebanyakan demam pada anak
disebabkan oleh infeksi virus, oleh karena itu, tujuan terapinya BUKAN
menyembuhkan infeksinya melainkan membuat anak lebih nyaman serta
mengamati dan mencegah komplikasi. Di sisi lain, kita sering mengartikan terapi
adalah selalu obat, padahal, definisi terapi menurut WHO sebagai berikut:
l. Advis dan informasi
2. Terapi nonobat
3. Terapi dalambentuk obat
4. Merujuk
5. Kombinasi di atas
Artinya, tata laksana demam pada anak oleh tenaga medis
adalah sebagai berikut:
l. Tujuan terapi:
- membuat anak merasa nyaman
- memantau keadaan umum serta penyebab timbulnya
demam.
2. Daftar terapi yang efektif:
- Nasihat dan informasi
- Jangan panik (orangtua ditenangkan dan diberi penjelasan)
- Amati perilaku anak
- Beri cairan lebih sering. Bila sering muntah berikan cairan rehidrasi oral.
- Beri tahu tanda gawat darurat agar tahu kapan harus menghubungi dokter
- Biarkan anak makan yang dia inginkan (angan cemas bila nafsu makan
berkurang). Hindari makanan berlemak dan sulit dicerna.
- Ruangan dijaga agar tidak terlalu panas, ventilasi baik.
-. Baju jangan tebal
- Jika perlu kompres air hangat
- Terapiobat:
- Obat demamjika anak rewel atau demam tinggi.
- Pilihan: obat demam golongan asetaminofen/parasetamol.
- Jangan berikan dua jenis obat demam berselang-seling
- Jangan berikan sediaan supositoria karena kadar parasetamol di darah lebih
stabil pada pemberian oral.

Pemberian obat demam per rektal hanya apabila anak


muntah terus menerus atau anak tidak sadar.
- Jangan berikan ibuprofen apabila:
- Anak berusia kurang dari 6 bulan
- Anak diare dan muntah
- Anak dicurigai mengalami demam berdarah dengue
- Jangan berikan aspirin/asetosal buat anak berusia kurang dari 16 tahun karena
ditakutkan mengalami sindrom reye
- Jangan berikan obat puyer parasetamol bersama fenobarbital karena keduanya
berinteraksi
- Jangan berikan metamizol karena obat ini berada di urutan teratas penyebab
reaksi alergi berat (anafilaksis) dan dapat menyebabkan supresi sumsum tulang
- Diazepam perrektal jika kejang
- Rujukan: tidak perlu

Kapan Menghubungi Dokter


Rekomendasi penanganan demam: beberapa kondisi yang
mengharuskan orangtua menghubungi dokter:
- Bila bayi berusia <3 bulan dengan suhu tubuh 38oC . Bila bayi berusia 3-6
bulan dengan suhu tubuh 38.50C
- Bayi dan anak berusia >6 bulan, dengan suhu tubuh 400C

Beberapa kondisi lainnya yang perlu dikomunikasikan


dengan dokter
- Tidak mau minum atau sudah mengalami dehidrasi
- Iritabel atau menangis terus menerus, tldak dapat ditenangkan
- Tidur terus menerus, lemas, dan sulit dibangunkan (lethargic)
- Kejang
- Kaku kuduk,
- Sesak napas
- Gelisah,
- Muntah, diare
- Sakit kepala hebat

Antipiretik
Obat penurun panas, bekerja menghambat enzim Cox (cyclo-oxygenas e)
sehingga pembentukan prostaglandin terganggu. Akibat terganggunya produklsi
prostaglandin maka proses peningkatan suhu tubuh pun terganggu pula. Obat
penurun panas sama sekali tidak mengobati penyebab demanmya. Tujuan
pemberian obat demam bukan untuk melenyapkan demam melainkan agar anak
merasa lebih nyaman dengan mengurangi suhu tubuh l-2 derajat belaka.
Oleh karena itu, jangan terobsesi ingin dan harus dalam "seketika" berhasil
menormalkan suhu tubuh karena demam pasti muncul selama infeksi masih
berlangsung. Kalau terobsesi demikian, maka peresepan kita cenderung
polifarmasi, sarat off label use drugs (obat yang tak sesuai dengan indikasinya
seperti antibiotik padahal infeksi virus, atau steroid padahal tidak relevan dan
lebih besar risikonya tanpa ada benefit-nya).
Tidak sedikit peresepan yang mempuyerkan parasetamol dengan fenobarbital.
Katanya untuk mencegah kejang demam. Hindari peresepan kombinasi kedua
obat ini karena:
(1) kejang demam tidak dapat dicegah;
(2) fenobarbital merangsang enzim hati yang kerjanya menetralisir asetaminofhen
sehingga klirens/bersihan asetaminofen dipercepat dan kadarnya di darah
menurun sehingga efek antipiretiknya pun dikurangi;
(3) induksi enzim sitokrom hati oleh fenobarbital selain meningkatkan bersihan
parasetamol, juga mempercepat terbentuknya metabolit asetaminofen yang
toksik (radikal bebas) sehingga risiko hepatotoksisitas meningkat.

Di lain pihak, beberapa obat justru dapat meningkatkan suhu tubuh seperti
antikanker, antibiotik tertentu seperti ampisillin, klokasillin, tetrasklin, linkomisin,
kotrimoksazol, INH, metrosnidazolmetoklorpamid.

Perdarahan Saluran Cerna vs Obat Demam


Pada dasarnya tidak ada obat yang tidak berisiko menimbulkan efek samping.
Pemberian obat demam dapat menimbulkan efek samping mulai dari nyeri dan
perdarahan lambung (yang paling kerap), hepatitis (kerusakan sel hati yang
ditandai dengan peningkatan enzim SGOT dan SGPT, pembengkakan dan nyeri di
daerah hati), gangguan pada sumsum tulang (produksi sel darah merah, sel darah
putih, dan trombosit ditekan), gangguan fungsi ginjal, rasa pusing, vertigo,
penglihatan kabur, penglihatan ganda (diplopia), mengantuk, lemas, merasa
cemas, dan sebagainya
Risiko efek samping perdarahan saluran cerna misalnya, akan meningkat bila
digunakan lebih dari satu obat (misalnya parasetamol dengan aspirin atau
parasetamol dengan ibuprofen), pemakaian jangka panjang, atau pemakaian
bersama dengan steroid. Di lain pihak, faktor individu juga dapat meningkatkan
risiko efek samping, seperti usia lanjut, perempuan, peminum alkohol atau
perokok dan peminum kopi. Risiko perdarahan juga akan meningkat bila
sebelumnya memang sudahmenderitatukak lambung ataubila ada riwayat
perdarahan pada keluarga.

3. Obat-obatan Herbal
Menurut Wijayakusuma (2008), ramuan pengobatan herbal yang dapat
menurunkan demam:
1. Resep 1:
 30 g pegangan segar (15 g kering)
 30 g daun kaca piring
a. Cuci bersih semua bahan, rebus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc,
lalu saring.
b. Minum 150 cc 2 kali sehari.
2. Resep 2:
 30 g sambiloto kering
 1 sdm madu
a. Cuci bersih bahan, rebus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, lalu
saring.
b. Tambahkan madu, lalu minum 2 kali sehari.
3. Resep 3:
 60-100 g krokot segar
a. Cuci bersih bahan, rebus setengah matang, lalu blender hingga halus.
b. Minum 2 kali sehari

Perlukah Diobati?
Umumnya, demam bukan merupakan kondisi yang membahayakan jiwa. Demam
justru merupakan mekanisme pertahanan tubuh yang membantu membasmi
infeksi; yang paling penting adalah mencari tahu penyebab demam dan
memahami saat kapan orangtua harus mengontak dokter anaknya.
Bila demam tidak tinggi,jangan berikan obat demam, tidak perlu dikompres,
minum banyak saja. Obat demam dan kompres hangat hanya diberikan bila
demam tinggi atau anak merasa uncomfortable.Upaya yang penting lainnya
adalah mencegah komplikasi dehidrasi dengan memberikan anak minum lebih
dari biasanya.

Anda mungkin juga menyukai