Disusun Oleh :
Galuh Imeliana P., S. Ked J510185007
Ditamas Yoga P., S.Ked J510185060
KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KEDOKTERAN FISIK DAN REHABILITASI MEDIK
RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
HALAMAN PENGESAHAN
CASE REPORT
Diajukan Oleh :
Telah disetujui dan disahkan oleh Bagian Program Pendidikan Profesi Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari
Pembimbing :
dr. Komang Kusumawati, Sp. KFR (………………………)
2
BAB I
CASE REPORT
A. Identitas Pasien
Nama : Tn. S
Usia : 62 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku : Jawa
Alamat : Pati
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Tanggal Masuk : 27 November 2018
Tanggal Pemeriksaan : 12 Desember 2018
B. Anamnesis
1. Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhannyeri di paha kirinya.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan bahwa sebelumnya pasien jatuh dari motor
bulan Februari 2017. Kaki pasien terasa nyeri dan tidak bisa berjalan.
Pasien mengatakan mungkin hanya keseleo biasa. Kemudian pasien
berobat ke pijat tradisional, ada perubahan menjadi bisa berjalan. Tetapi,
lama kelamaan kaki pasien mengalami penurunan fungsi, dan jalan dengan
menggunakan tongkat pada Desember 2017. Kemudian awal bulan April
pasien berobat ke RSUD Pati dan dirujuk ke RS Ortopedi DR.dr.Soeharso
Surakarta dan kontrol di poli ortho. Pasien check up setiap bulan dan
masuk ke RS Ortopedi tanggal 27 November 2018. Pasien mendapat
jadwal operasi pertama tanggal 30 November 2018, dan operasi ke 2
tanggal 13 Desember 2018.
3
Saat ini pasien telah dilakukan post THR sinistra et causa fraktur
collum femur sinistra dan dipasang skeletal traksi seberat 12 kg selama 12
hari.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat Trauma : Disangkal
- Riwayat Hipertensi : Disangkal
- Riwayat Diabetes Mellitus : Disangkal
- Riwayat Stroke : Disangkal
- Riwayat penyakit jantung : Disangkal
- Riwayat alergi obat : Disangkal
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
a. Kesadaran : Compos mentis (E4V5M6)
b. Berat Badan : 70 kg
c. Tinggi Badan : 170 kg
d. Indeks Massa Tubuh : 24.2
4
e. VAS :3
f. Gait : Tidak dapat dievaluasi
g. Postur : Tidak dapat dievaluasi
2. Tanda Vital
a. Tekanan Darah : 120/70 mmHg3
b. Nadi : 91x/menit
c. Suhu : 36,5 C
d. Pernapasan : 18 x/menit
3. Kepala
Normocephale, Konjungtiva anemis (-/-), Sclera icteric (-/-),
Deviasiseptum nasi (-/-), bibir sianosis (-/-)
4. Leher
Kelenjar getah bening tidak membesar, deviasi trakea (-), kelenjar
tiroid tidak membesar.
5. Thorax
Paru Hasil
Jantung Hasil
5
Inspeksi Ictus cordis tidak tampak
Batas Jantung :
6. Abdomen
Abdomen Hasil
7. Ekstremitas Superior
6
Dextra Sinistra
Gerak + +
7
Sensibilitas Normal Normal
Refleks Fisiologis +2 +2
Refleks Patologis - -
8
8. Ekstremitas Inferior
Regio Femur
Dextra Sinistra
Gerak + + (terbatas)
Refleks Patologis - -
9
Ekstensi :30-40°
Abduksi :30-45° TDE
Adduksi : 20-30°
Endorotasi : 40-50°
Eksorotasi :30 -45°
Knee Knee
Fleksi : 120-135° TDE
Ekstensi : 0-10°
Ankle Ankle
Dorsofleksi : 20° Dorsofleksi : 20°
Plantarfleksi: 45-50° Plantarfleksi: 45-50°
D. Status Lokalis
Dextra Sinistra
Special Test
Varus Test - -
Vagus Test - -
10
Antropometri
Lingkar Paha
39 cm 39 cm
(15cm diatas tuberositas tibia)
Lingkar betis
28 cm 28 cm
(15cm dibawah tuberositas tibia)
11
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Foto polos regio femur sinistra
SEBELUM SKELETAL TRAKSI
12
13
14
SESUDAH SKELETAL TRAKSI
15
2. Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Rujukan
Hematologi
- Hemoglobin 11.8 g/dL 13-17
- Hematokrit 36 % 40-54
- Leukosit 10600/uL 4000 – 10000
- Eritrosit 3.8 juta/uL 4.40-5.20
- Trombosit 265000/uL 150.000 – 500.000
Imunoserologi
HbsAg Positive
Hemostasis
Prothrombin 16.2 detik 10-14
APTT 32.6 detik 15-36
INR 1.36
Kimia Klinik
Glukosa Darah Sewaktu 147 mg/dL <120
Ureum 53 mg/dl 13 – 43
Kreatinin 0.89 mg/dl 0.6 – 1.1
AST(SGOT) 25 u/L 6 – 37
ALT(SGPT) 29 u/L 4 – 41
Elektrolit
Natrium (Na) 132 mmol/L 136-145
Kalium (K) 4.4 mmol/L 3.5-5
16
3. Membersihkan diri (lap 1 (Mandiri)
muka, sisir rambut, sikat
gigi)
4. Penggunaan Toilet 0 (tergantung pertolongan orang lain)
17
Feel: nyeri tekan (+). Move: ROM hip dan knee terbatas. VAS femur
sinistra: 3-4. Berdasarkan indeks Barthel, pasien masuk ke dalam kategori
ketergantungan sedang dengan skor 10.
G. Diagnosis
1. Diagnosis klinis
Nyeri paha kiri
2. Diagnosis medis
3. Diagnosis fungsional
a. Impairment:
- Nyeri pada regio femoralis sinistra
b. Disability:
- Indeks Barthel : 10 (Ketergantungan sedang)
c. Handicap
Pasien tidak dapat melakukan pekerjaannya seperti semula.
Pasien mendapatkan support dari keluarga dan lingkungannya.
Secara financial pasien tergolong cukup.
H. Permasalahan Berdasarkan International Classification of
Functioning, Disability and Health (ICF)
1. Body Functions
Nyeri pada pangkal paha kiri
2. Body Structures
Collum Femur Sinistra
3. Activity
Terdapat keterbatasan aktivitas
4. Participation
Pasien tetap bekerja seperti sebelumnya namun cukup kesusahan
dengan kondisi kaki yang memendek.
5. Environmental Factors
Pasien mendapat support dari lingkungan sekitar
18
6. Personal Factor
Kecemasan terhadap sakit yang diderita.
I. Goal Rehabilitasi Fraktur
a. Mencegah disabilitas fraktur collum femur sinistra
b. Mengurangi atrofi otot
c. Memperbaiki ROM femur dan hip post THR
d. Melunakkan dan meregangkan jaringan fibrosa
e. Meningkatkan gerak sendi dan kekuatan otot
f. Mempertahankan kemampuan fungsional sebelum terjadinya fraktur
g. Menormalkan pola gait pasien
h. Meningkatkan kualitas hidup pasien
J. Program
1. Fisioterapi : TENS
General exercise:
- General ROM exercise
- Isometric exercise (muscle setting exercise, latihan stabilisasi)
- Latihan transver ambulansi
2. Okupasi terapi
- Activity daily living (ADL)
3. Ortotik/Prostetik
- Kruk
4. Psikologi
Evaluasi :
Program :
- Memberikan dukungan kepada pasien dan keluarga agar
mentaati hal-hal yang perlu menjadi perhatian dan
menjalankan program rehabilitasi yang telah ditentukan.
- Support mental pasien dan keluarga
5. Sosial Medik
- Evaluasi status sosial ekonomi dan kondisi rumah
6. Edukasi
19
- Apabia sudah kembali ke rumah diharapkan agar tetap aktif
untuk latihan penguatan anggota gerak bawah
K. Prognosis
Quo ad vitam : Bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
20
BAB II
PROYEKSI KASUS
21
2) Range of motion. Ortotik prostetik yang menyediakan alat bantu seperti
kruk.
Penatalaksanaan rehabilitasi medik pada fraktur femur diupayakan
untuk mengembalikan fungsi tubuh untuk dapat kembali melakukan
mobilisasi seperti biasa. Problem yang dihadapai pasien adalah nyeri
setelah dilakukan operasi, sehingga solusinya adalah dengan memberikan
fisioterapi transcutaneous electrical nerve stimulation dan infra Red pada
region femur dekstra. Pada metode TENS dan IR di femur dan knee joint
dextra dapat dilakukan 1) General exercise berupalatihan isometric otot
quadriceps dan hamstring, 2) Range of motion. Ortotik prostetik yang
menyediakan alat bantu seperti kruk.
Terapi yang dapat digunakan untuk melindungi dari infeksi pada
pasien ini adalah penggunaan obat golongan antibiotik berupa Cefazolin.
Untuk mengatasi nyeri pada pasien ini adalah penggunaan obat golongan
NSAID berupa antalgin atau methampiron. Selain itu pasien juga
diberikan kalsium sirup yang bertujuan sebagai asupan kalsium tambahan
untuk tulang.
22