Anda di halaman 1dari 11

Nama : Riskika Fatma Hidayah

NIM : 1032311043

TERAPI INFEKSI SALURAN KEMIH DENGAN ANTIBIOTIK CIPROFLOXACIN

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah istilah kolektif yang menggambarkan setiap infeksi yang
melibatkan setiap bagian dari saluran kemih, yaitu ginjal, ureter, kandung kemih dan uretra.
Infeksi saluran kemih juga biasanya didefinisikan sebagai peningkatan jumlah bakteri batas
105 CFU atau lebih, dengan adanya gejala seperti sering ingin BAK, nyeri, disuria. Infeksi
saluran kemih dapat disebabkan oleh berbagai jenis bakteri. Bakteri penyebab infeksi saluran
kemih yaitu diantaranya Escheria coli, Klebsiella sp, Proteus sp, Providensia, Citrobacter,
Pseudomonas aeruginosa, Acinetobacter, Enterococsu faecali dan Staphylococcus
saprophyticus, Staphylococcus aureus, tetapi, mayoritas ISK secara umum disebabkan oleh
Escheria coli. Pada kasus ini antibiotik yang digunakan adalah Ciprofloxacin, mekanisme
yang dipakai pada antibiotik ini adalah Antibiotik Bakterisidal spektrum luas, kelas
fluorokuinolon. Ciprofloxacin bekerja dengan cara berikatan dengan enzim pada bakteri yaitu
DNA gyrase dan topoisomerase. Ciprofloxacin akan menginhibisi replikasi DNA bakteri,
serta repair dan rekombinasi bakteri. Ciprofloxacin efektif dalam melawan bakteri Gram
negatif maupun Gram positif, seperti Escherichia coli, Salmonella spp.Dosis yang digunakan
pada antibiotik ini untuk Dewasa 250mg-500mg setiap 12 jam selama 7-14 hari dan Anak
10–20 mg/kg (maksimum 750 mg) setiap 12 jam selama 10-12 hari. Ciprofloxacin memiliki
interaksi obat dengan teofilin, warfarin, antidiabetes, phenytoin, methotrexate, siklosporin,
dan produk yang mengandung logam multivalen seperti antasida.[2-4]. Efek samping pada
pemakaian obat ini antaralain Mual atau muntah, maag ,diare,pusing atau sakit kepala,sulit
tidur atau justru mengantuk,keputihan atau gatal di vagina .

Wardhana, S.H. Monoarfa, A. Monoarfa, R. 2018.Perbandingan Efektifitas Antibiotik


Ceftriaxone dan Ciprofloxacine pada Penderita Infeksi Saluran Kemih di RSUP Prof. Dr. R.
D. Kandou Manado.Jurnal Biomedik (JBM).10(3):180-184

Widhiyastuti, F.S. Sholeha, T.U. 2023. Faktor - Faktor yang mempengaruhi Infeksi Saluran
Kemih. Medula.13(6):1069-1072
Perbandingan Efektifitas Antibiotik Ceftriaxone dan Ciprofloxacine pada
Penderita Infeksi Saluran Kemih di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado

1
Sasangka H. Wardhana, 2Alwin Monoarfa, 2Richard Monoarfa

1
PPDS Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Divisi Bedah Urologi Bagian Ilmu Bedah Universitas Sam Ratulangi/RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado
Email: sasangkahaning@gmail.com

Abstract: Urinary tract infection (UTI) is the most common infection affecting about 40% of
women in their lives. Most infections are mild, albeit, they might cause sepsis. This study was
aimed to compare the effectiveness of ceftriaxone to ciprofloxacin in patients with UTIs at
Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital Manado. This was an observational study with a cross
sectional design implemented from September 2017 until January 2018. Subjects were divided
into two groups, Gram positive and Gram negative bacterial infections. Data were analyzed by
using the chi-Square test. The results showed that in the Gram negative group, the significance
value did not support the difference between efficacy of ciprofloxacin and of ceftriaxone (r =
0.366; P >0.05). However, in the Gram positive group, there was a significant difference (r =
0.003; P <0.05) between the efficacy of the two kinds of antibiotics. Conclusion:
Ciprofloxacin was more effective compared to ceftriaxone for the treatment of Gram positive
urinary tract infection
Keywords: urinary tract infection (UTI), ceftriaxone, ciprofloxacine

Abstrak: Infeksi saluran kencing (ISK) merupakan infeksi tersering yang mengenai sekitar
40% dari populasi perempuan dalam hidupnya. Walaupun umumnya infeksi berlangsung
ringan, ISK dapat juga menyebabkan sepsis. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan
efektivitas ceftriaxone dan ciprofloxacin pada pasien dengan ISK di RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado. Jenis penelitian ialah observasional dengan desain potong lintang. Penelitian
ini dilaksanakan sejak September 2017 sampai Januari 2018. Subyek penelitian dibagi dalam
dua kelompok, ISK oleh bakteri Gram positif dan oleh Gram negatif. Data dianalisis
menggunakan chi-square test. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pada kelompok Gram
negatif, tidak terdapat perbedaan bermakna antara efektivitas ciprofloxacin dan ceftriaxone
(r=0,366; P>0,05) namun pada kelompok Gram positif, terdapat perbedaan bermakna antara
efektivitas kedua jenis antibiotik (r=0,003; P<0,05). Simpulan: Ciprofloxacin lebih efektif
dibandingkan ceftriaxone pada pengobatan ISK yang disebabkan oleh bakteri Gram positif.
Kasta kunci: infeksi saluran kencing (ISK), ceftriaxone, ciprofloxacine

Istilah infeksi saluran kencing (ISK) digu- yang terjadi ringan, infeksi ini dapat juga
nakan untuk infeksi dengan penyebab apa- menyebabkan sepsis yang mengancam
pun di saluran kemih. Infeksi saluran ken- jiwa.1
cing merupakan salah satu infeksi bakteri Penyebab ISK yang paling sering ialah
yang paling sering terjadi yang memenga- bakteri, tetapi infeksi jamur, virus, dan
ruhi sekitar 40% dari perempuan dalam parasit pun bisa menjadi penyebab. Infeksi
kehidupannya. Walaupun kebanyakan ISK kandung kemih atau sistitis adalah bentuk

180
Wardhana, Monoarfa A, Monoarfa R: Perbandingan efektifitas ... 181

ISK yang paling umum namun infeksi bisa ISK lebih menambah kesulitan dalam
saja terjadi di bagian manapun dari saluran pengobatan ISK.7
kemih, antara lain dapat menyebabkan Penelitian ini bertujuan untuk menge-
pielonefritis, uretritis, dan prostatitis.1,2 tahui perbandingan efektifitas ceftriaxone
Kolonisasi bakteri pada saluran kemih tidak dengan ciprofloxacin untuk terapi ISK di
selalu simtomatik. Asimtomatik bakteriuria RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.
merupakan temuan yang cukup umum pada
perempuan dan orang tua.1 METODE PENELITIAN
Diagnosis pasti ISK memerlukan Jenis penelitian ini ialah deskriptif.
kultur urin yang positif akan tetapi, pembe- Penelitian dilakukan di RSUP Prof. Dr. R.
rian terapi antimikroba sistemik biasanya D. Kandou Manado sejak bulan September
akan mensterilkan urin dalam hitungan 2017 sampai dengan Januari 2018.
menit.1,2 Dengan demikian, spesimen urin Subjek penelitian ialah penderita ISK
untuk kultur harus dikumpulkan sebelum yang memenuhi kriteria inklusi dan
memulai terapi antimikroba. Biasanya menjalani pengobatan di Bagian Bedah
hanya sebuah organisme tunggal yang akan RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou, Manado.
terisolasi, namun bakteriuria polimicrobial Variabel penelitian berupa pola kuman
biasa terjadi pada pasien dengan pema- dan kepekaan antibiotik. Pola kuman dibagi
sangan kateter urin yang lama, pasien menjadi pola kuman Gram positif dan pola
dengan gangguan fungsional, lansia, dan kuman Gram negatif sedangkan kepekaan
beberapa pasien dengan kelainan genito- antibiotik dibagi menjadi steril bila pada
urinari kompleks.1,3 biakan setelah pemberian antibiotik tidak
Pengobatan ISK yang tidak tepat dapat ada pertumbuhan bakteri dan bakteri
menyebabkan infeksi yang ringan berkem- negatif bila terdapat pertumbuhan mikroba
bang menjadi salah satu sumber infeksi setelah pemberian antibiotik.
pada pasien dengan sepsis berat atau syok Hasil pendataan yang merupakan dis-
sepsis, atau dikenal dengan urosepsis.4 Di tribusi pola kuman dan uji kepekaan anti-
Manado sendiri yaitu di RSUP Prof. Dr. R. biotik pada pasien ISK di RSUP Prof. Dr.
D. Kandou urosepsis menduduki peringkat R. D. Kandou serta data demografi diana-
ketiga diantara penyebab sepsis.2 lisis secara statistik deskriptif.
European Association of Urology
(EAU) telah menerbitkan panduan terapi HASIL PENELITIAN
antimikroba untuk pengelolaan ISK. Anti- Selama masa penelitian September
biotik yang direkomendasikan termasuk 2017 sampai Januari 2018, terdapat 166
sefalosporin (sefotaksim, ceftriaxone, cefta- pasien memenuhi kriteria inklusi dan
zidime), fluoroquinolone (ciprofloxacin, eksklusi. Dari jumlah tersebut sebanyak 61
ofloxacin, levofloxacin), beta lactamase pasien yang memiliki hasil kultur negatif,
inhibitor (piperacillin/tazobactam), atau terdiri dari 37 laki-laki dan 24 perempuan.
carbapenem (imipenem, meropenem, erta- Dari 61 pasien tersebut sebanyak 45 pasien
penem, doripenem). Durasi terapi yang menghasilkan kultur Gram negatif dan 16
dianjurkan ialah 3 sampai 5 hari.2,3 menghasilkan kultur Gram positif.
Beberapa penelitian mengenai pola Pada kelompok kultur Gram negatif
kuman penyebab ISK di RSUP Prof. Dr. R. sebanyak 25 pasien diberikan terapi anti-
D. Kandou telah dilakukan, akan tetapi biotik ceftriaxone dan 20 pasien diberikan
hasil penelitian tersebut menunjukkan pola terapi antibiotik ciprofloxacin. Pemilihan
kuman yang berbeda.5,6 Hal ini menye- terapi dilakukan secara acak sederhana.
babkan adanya kesulitan untuk menentukan Pada kelompok pasien yang diberikan
terapi empiris yang dapat digunakan untuk terapi ceftriaxon, 17 pasien memiliki urin
mengobati ISK di RSUP Prof. Dr. R. D. yang steril sedangkan 8 pasien memiliki
Kandou. Di sisi lain, maraknya resistensi kultur bakteri negatif. Dari kelompok
antibiotik dari kuman-kuman penyebab pasien yang diberi terapi ciprofloxacin, 16
182 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 10, Nomor 3, November 2018, hlm.180-184

pasien memiliki urin yang steril sedangkan sampel urin tetap mengalami pertumbuhan
4 pasien memiliki kultur bakteri negatif kultur bakteri. Pada pasien yang diberi
(Gambar 1). Analisis statistik mengguna- terapi ciproflocacin 9 sampel urin di
kan uji chi-square mendapatkan nilai antaranya steril dan 1 sampel urin tetap
signifikasi yang kurang mendukung adanya memiliki pertumbuhan kultur bakteri
perbedaan antara ciprofloxacin dan (Gambar 3). Hasil analisis Chi-Square test
ceftriaxone (r=+0,366; P <0,05). Hal ini mendapatkan signifikansi yang bermakna
menunjukkan tidak ada yang memiliki (r=0,003; P <0,05) yang menunjukkan
kelebihan di antara ceftriaxone dan adanya perbedaan bermakna antara anti-
ciproflokasisin dalam hal eradikasi kuman biotik ciprofloxacine dan ceftriaxone
Gram negatif. dengan Sig. 2-sided 0,003 dan P <0,05.

Gambar 1. Hasil pemberian antibiotik pada Gambar 2. Hasil pemberian antibiotik pada
kelompok Gram negatif sampel dengan kultur Gram negatif, dibagi
antara laki-laki dan perempuan
Selain itu terdapat perbedaan hasil
pemberian antibiotik antara pasien laki-laki
dan perempuan pada kelompok Gram
negatif. Pada kelompok pasien laki-laki
didapatkan 24 (85,7%) sampel urin yang
steril setelah pemberian antibiotik sedang-
kan pada kelompok pasien perempuan
didapatkan hanya 9 (52,9%) sampel urin
yang steril (Gambar 2). Hasil analisis
menggunakan uji chi-square mendapatkan
nilai Sig 2-sided 0,016 (P <0,05) yang
menandakan terdapat perbedaan bermakna
antara kelompok pasien laki-laki dan
perempuan yang kulturnya menghasilkan Gambar 3. Hasil pemberian antibiotik pada
kuman Gram negatif. kelompok Gram postitif
Pada kelompok pasien dengan sampel
urin bakteri Gram positif didapatkan 40 Terdapat perbedaan hasil pemberian
pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan antibiotik pada pasien laki-laki dan perem-
eksklusi; di antaranya 16 pasien memiliki puan di kelompok Gram positif. Pada
hasil kultur negatif. Sebanyak 6 pasien pasien laki-laki didapatkan 9 (100,0%)
diberikan terapi ceftriaxone dan 10 pasien dengan sampel urin yang steril setelah
diberikan terapi ciprofloxacin. Pada pasien pemberian antibiotik sedangkan pada
yang diberikan terapi antibiotik ceftriaxone, pasien perempuan didapatkan 1 (14,3%)
didapatkan 1 sampel urin steril dan 5 dengan sampel urin steril. Hasil analisis
Wardhana, Monoarfa A, Monoarfa R: Perbandingan efektifitas ... 183

Chi-Square test mendapatkan nilai Sig 2- terhadap bakteri Gram-positif dan Gram-
sided 0,000 (P <0,05) yang menunjukkan negatif, dan bekerja dengan cara mengham-
terdapat perbedaan bermakna antara pasien bat DNA, dan topoisomerase II, topoiso-
laki-laki dan perempuan yang kulturnya merase IV, yang diperlukan untuk memi-
menghasilkan kuman Gram positif. sahkan DNA bakteri, sehingga mengham-
bat pembelahan sel.9,10
Ciprofloxacin berperan penting dalam
pengobatan infeksi serius, terutama yang
disebabkan oleh bakteri Gram-negatif, ter-
masuk Pseudomonas aeruginosa. Cipro-
floxacine juga menjadi pilihan pertama
pada pedoman pengobatan untuk pielo-
nefritis akut, ISK, protatitis akut atau
prostatitis kronis, endokarditis, infeksi kulit
tertentu, dan infeksi sendi prostetik.1,10
Tujuan penelitian ini ialah untuk
menentukan terapi apa yang terbaik untuk
penanganan ISK. Pada hasil analisis
Gambar 4. Hasil pemberian antibiotik pada statistik didapatkan dari kedua terapi
pasien dengan kultur Gram positif, dibagi antibiotik tidak ada yang menunjukkan
antara laki-laki dan perempuan keunggulan dalam penanganan ISK oleh
bakteri Gram negatif. Berbeda halnya pada
BAHASAN ISK oleh bakteri Gram positif yang
Meningkatnya prevalensi infeksi yang memperlihatkan perbedaan yang sangat
disebabkan oleh bakteri yang resisten anti- bermakna yaitu ciprofloxacin lebih unggul
biotik menunjukkan betapa sulitnya menen- dalam mengeradikasi bakteri Gram positif
tukan terapi empiris untuk ISK. Faktor dibandingkan ceftriaxone.
yang terpenting yang berkontribusi terha- Pada penelitian ini juga dianalisis
dap peningkatan resistensi ialah tingginya apakah terdapat perbedaan antara hasil
penggunaan antibiotik. Kultur urin dan tes terapi pada laki-laki dan perempuan. Hasil
resistensi antibiotik menjadi sangat penting analisis menunjukkan bahwa terdapat per-
pada pasien dengan ISK yang memilki bedaan bermakna baik di kelompok bakteri
faktor risiko untuk resistensi seperti peng- Gram negatif maupun kelompok bakteri
gunaan ciprofloxacine sebelumnya.7 Gram positif. Pada kelompok bakteri Gram
Pada penelitian ini digunakan dua jenis negatif, 85,7% pasien laki-laki berhasil
antibiotik yaitu ceftriaxone dan ciprofloxa- mengalami eradikasi kuman sedangkan
cin. Ceftriaxone merupakan cephalosporine pada pasien perempuan hanya dicapai
generasi III. Ceftriaxone secara selektif dan sebesar 52,9%. Pada kelompok bakteri
ireversibel, menghambat sintesis dinding Gram positif, semua pasien laki-laki
sel bakteri dengan cara mengikatkan diri berhasil mengalami eradikasi kuman
pada transpeptidase, yang disebut juga sedangkan pada pasien perempuan hanya
transamidase, yang merupakan penicillin- dicapai sebesar 14,3%. Perawatan pada
binding protein (PBP) yang mengatalisasi pasien perempuan lebih sulit, yang ditun-
polymer peptidoglikan yang kemudian jukkan bahwa baik di kelompok bakteri
membentuk dinding sel bakteri. Pengham- Gram negatif maupun positif mengalami
batan PBP akan menyebabkan kerusakan hasil terapi yang sangat berbeda dibanding
dan kehancuran dinding sel dan akhirnya dengan pasien laki-laki.
terjadi lisis sel.8
Ciprofloxacin merupakan antibiotik SIMPULAN
yang termasuk dalam golongan floroquino- Pada pasien dengan ISK oleh bakteri
lon generasi kedua. Ciprofloxacin aktif Gram negatif tidak terdapat perbedaan ber-
184 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 10, Nomor 3, November 2018, hlm.180-184

makna antara pemberian terapi ceftriaxone 61.


dan ciprofloxacin. Pada pasien dengan ISK 5. Sumolang S, Porotu’o J, Soeliongan S. Pola
oleh bakteri Gram positif terdapat perbe- bakteri pada penderita infeksi saluran
daan bermakna antara pemberian terapi kemih di BLU RSUP Prof. Dr. R. D.
ceftriaxone dan ciprofloxacin, yaitu cipro- Kandou Manado. eBm. 2013;1(1):597-
601.
floxacin lebih unggul dalam mengeradikasi
6. Chandra MP, Waworuntu O, Buntuan V.
bakteri Gram positif. Pola bakteri pada urin pasien yang
Terdapat perbedaan sangat bermakna menggunakan kateter uretra di Ruang
antara hasil pemberian antibiotik pada laki- Perawatan Intensif RSUP Prof. Dr. R.
laki dan perempuan yaitu pada perempuan D. Kandou Manado. eBm. 2014;2(2):
lebih sulit dilakukan eradikasi bakteri baik 501-8.
dengan ceftriaxone maupun ciprofloxacin 7. Akram M, Shahid M, Khan A. Etiology and
dengan bakteri Gram manapun. anitibiotic resistance patterns of
community-acquired urinary tract
DAFTAR PUSTAKA infections in JNMC Hospital Aligarh,
1. Tanagho EA, McAninch JW. Smith’s India. Ann Clin Microbiol Antimicrob.
General Urology (17th ed). USA: 2007; 6:4.
McGraw-Hill, 2008. 8. Kunin CW. Detection, prevention and mana-
2. Tambajong RN, Lalenoh DC, Kumaat L. gement of urinary tract infection. (3rd
Profil penderita sepsis di ICU RSUP ed). Philadelphia: Lea & Febiger, 1974.
Prof. Dr. R. D. Kandou Manado 9. Johnson JR. Virulence factors in Escherichia
periode Desember 2014-November coli urinary tract infection. Clin
2015. eCl. 2016;4(1):452. Microbial Rev. 1991;4(1):80-128.
3. Wein AJ, editor. Campbell-Walsh Urology 10. Melillo KD. Asymptomatic bacteriuria in
(11th ed). Philadelphia: Saunders, 2016. older adults: when is it necessary to
4. Bass PF, Jarvis JAW, Mitchell CK. Urinary screen and treat. Nurse Pract. 1995;
tract infections. Prim Care. 2003;30:41- 20(8):50-4, 62, 65-6
Sekar Feni Widiyastuti, Tri Umiana Soleha | Faktor Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Infeksi Saluran Kemih

Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Infeksi Saluran Kemih


Sekar Feni Widiyastuti1, Tri Umiana Soleha2
1Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2Bagian Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah istilah kolektif yang menggambarkan setiap infeksi yang melibatkan setiap bagian dari
saluran kemih, yaitu ginjal, ureter, kandung kemih dan uretra. Infeksi saluran kemih juga biasanya didefinisikan sebagai
peningkatan jumlah bakteri batas 105 CFU atau lebih, dengan adanya gejala seperti sering ingin BAK, nyeri, disuria. Infeksi
saluran kemih dapat disebabkan oleh berbagai jenis bakteri. Bakteri penyebab infeksi saluran kemih yaitu diantaranya
Escheria coli, Klebsiella sp, Proteus sp, Providensia, Citrobacter, Pseudomonas aeruginosa, Acinetobacter, Enterococsu
faecali dan Staphylococcus saprophyticus, Staphylococcus aureus, tetapi, mayoritas ISK secara umum disebabkan oleh
Escheria coli. Terdapat banyak faktor faktor yang mempengaruhi terjadinya infeksi saluran kemih. Tujuan literature review
ini adalah untuk menganalisis etiologi serta faktor faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya ISK. Literature review
dilakukan melalui jurnal berbasis elektronik yaitu database proquest dan google schola. Literatur yang digunakan sesuai
dengan kata kunci yaitu faktor faktor yang berpengaruh tehadap kejadian ISK. Kriteria inklusi adalah artikel yang terbit
maksimal pada tahun 2013. Sedangkan kriteria ekslusi berupa literatur yang diterbitkan pada tahun 2012 kebawah.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan mengenai. faktor faktor yang mempengaruhi kejadian infeksi saluran kemih seperti
jenis kelamin perempuan, usia tua, pemasangan kateter,kebersihan genitalia, penyakit komorbid seperti diabetes mellitus,
hipertensi, penyakit serebrovaskular dan kondisi kesehatan secara umum.

Kata Kunci: Infeksi saluran kemih, faktor resiko

Factors that Influence the Occurrence of Urinary Tract Infections


Abstract
Urinary tract infection (UTI) is a collective term that describes any infection that involves any part of the urinary tract, include
the kidneys, ureters, bladder and urethra. Urinarytract infection is also usually defined as an increase in the number of
bacteria limiting 105 CFU or more, with symptoms such as frequent urge to urinate, pain, dysuria. Urinary tract infections can
be caused by various types of bacteria. The bacteria that cause urinary tract infections are Escheria coli, Klebsiella sp, Proteus
sp, Providensia, Citrobacter, Pseudomonas aeruginosa, Acinetobacter, Enterococsu faecali and Staphylococcus
saprophyticus, Staphylococcus aureus, however, the leading cause of UTIs is generally caused by Escheria coli. There are many
factors that influence the occurrence of urinary tract infections. The purpose of this literature review is to analyze the etiology
and factors that influence the occurrence of UTI. The literature review was carried out through electronic-based journals,
namely the Proquest database and Google Schola. The literature used is in accordance with the keywords, namely factors
that influence the incidence of UTI. The inclusion criteria were articles published maximum in 2013. Meanwhile, the exclusion
criteria were literature published in 2012 and below. Based on the research results obtained regarding. factors that influence
the occurrence of urinary tract infections such as female gender, old age, catheter insertion, genital hygiene, comorbid
diseases such as diabetes mellitus, hypertension, cerebrovascular disease and general health conditions.
Keywords: Urinary tract infection, risk factor

Korespondensi: Sekar Feni Wididyastuti., alamat Jl. Bumi Manti No 2, Kec. Kedaton, Bandar Lampung, hp 085789490296, e-
mail:sekarwidiyastuti.29@gmail.com

Pendahuluan pada wanita muda berusia 14−24 tahun,


Infeksi saluran kemih (ISK) adalah istilah prevalensi ISK meningkat seiring bertambahnya
kolektif yang menggambarkan setiap infeksi usia. Prevalensi pada wanita di atas 65 tahun
yang melibatkan setiap bagian dari saluran adalah sekitar 20%, dibandingkan dengan
kemih, yaitu ginjal, ureter, kandung kemih dan sekitar 11% pada populasi secara keseluruhan.
uretra.1 Infeksi saluran kemih juga biasanya Antara 50% dan 60% wanita dewasa akan
didefinisikan sebagai peningkatan jumlah mengalami setidaknya satu ISK dalam hidup
bakteri batas 105CFU atau lebih, dengan adanya mereka, dan hampir 10% wanita
gejala seperti sering ingin BAK, nyeri, pascamenopause menunjukkan bahwa mereka
disuria.Infeksi saluran kemih adalah infeksi pernah mengalami ISK pada tahun
rawat jalan yang paling umum di Amerika sebelumnya. 2

Serikat (AS). Dengan pengecualian lonjakan

Medula | Volume 13 | Nomor 6 | Agustus 2023 |1069


Sekar Feni Widiyastuti, Tri Umiana Soleha | Faktor Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Infeksi Saluran Kemih

Infeksi saluran kemih (ISK) dengan pencarian kata kunci seperti “Urinary
mempengaruhi 150 juta orang setiap tahun di Tract Infection”, “Faktor resiko/risk factor”.
seluruh dunia. Pada tahun 2007, di Amerika Literatur yang diperoleh selanjutnya dianalisis
Serikat saja, diperkirakan ada 10,5 juta secara sistematis menggunakan metode
kunjungan ke layanan kesehatan untuk gejala literature review yang terdiri atas beberapa
ISK (merupakan 0,9% dari semua kunjungan aktivitas seperti pemilihan topik, pengumpulan
rawat jalan) dan 2-3 juta kunjungan ke unit artikel yang relevan, analisis serta sintesis
gawat darurat. Saat ini, beban biaya dari infeksi literatur, dan mengembangkan penulisan
ini, termasuk biaya perawatan kesehatan dan review.
waktu absen dari pekerjaan, sekitar US$3,5 Pengumpulan literatur dilakukan dengan
miliar per tahun di Amerika Serikat saja.3 memperhatikan kriteria inklusi berupa
Sementara itu Penduduk Indonesia kepustakaan yang diterbitkan paling lama
yang menderita Infeksi Saluran Kemih diterbitkan pada tahun 2013. Kriteria eksklusi
diperkirakan sebanyak 222 juta jiwa. Infeksi yaitu kepustakaan dipublikasikan diterbitkan
saluran kemih diIndonesia dan prevalensinya pada tahun 2012 kebawah.
masih cukup tinggi, Menurut perkiraan Hasil Penelitian
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Menurut Sabanovic et al (2021) dalam
jumlah penderita ISK di Indonesia adalah 90- sebuah studi retrospective case control yang
100 kasus per 100.000 penduduk pertahun nya melibatkan 128 partisipan di Balkan. Pada
atau sekitar 180.000 kasus baru pertahun.4 pemasangan kateter kepada sebanyak 114
Infeksi saluran kemih disebabkan oleh orang infeksi saluran kemih ditemukan pada 61
berbagai macam bakteri diantaranya E. coli, orang pasien dengan kateter. Durasi
Klebsiella sp, Proteus sp, Providensia, kateterisasi secara statistik juga signifikan
Citrobacter, P.aeruginosa, Acinetobacter, dengan ISK yang didapat di rumah sakit (Mean =
Enterococu faecali dan Staphylococcus 14,76-10,55; SD = 6,22-5,53; t = 2,38; p = 0,022).
saprophyticus tetapi, sekitar 90% ISK secara Dalam penelitian tersebut juga ditemukan
umum disebabkan oleh E.coli.5 bahwa lama rawat inap yang berkepanjangan
Terdapat banyak faktor yang (OR = 2,66; P = 0,021; 95% CI 1,37-6,22) dan
menyebabkan terjadinya peningkatan angka keparahan stroke (OR = 3,55; P = 0,011; 95% CI
kejadian ISK. Bervariasinya penyebab ISK, 1,34-9,40) adalah prediktor infeksi saluran
luasnya spectrum organisme yang menjadi kemih yang didapat di rumah sakit pada pasien
penyebab, serta sedikitnya uji klinis yang telah dengan stroke akut.
dilaksanakan, mempersulit penyusunan Pasien dengan stroke sedang-berat
antimikroba pilihan yang dapat digunakan hingga berat (NI HSS 16), berisiko lebih besar
dalam terapi ISK.6 mengembangkan infeksi saluran kemih yang
Faktor risiko yang paling sering diidentifikasi didapat di rumah sakit dibandingkan pasien
adalah penggunaan antibiotik sebelumnya dan dengan stroke ringan atau sedang. Pasien
penggunaan katerisasi.7 Dengan banyaknya dengan Skor NIHSS> 15 jauh lebih mungkin
faktor ISK maka penelitian ini bertujuan untuk untuk mengembangkan ISK (OR = 5,67; 95% CI
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi 3,28-9,81; P < 0,0001). Risiko yang lebih besar
kejadian infeksi saluran kemih. untuk pengembangan ISK pada pasien dengan
stroke berat dikaitkan dengan efek dari
Isi beberapa faktor. Pertama, kerusakan saraf
Metode Penelitian yang disebabkan oleh stroke menyebabkan
Metode penelitian yang digunakan imunodepresi, yang dapat menyebabkan
pada penelitian ini adalah literature review atau gangguan fungsi sel T pembunuh alami,
sebuah studi kepustakaan dengan mengurangi sitokin produksi, dan pengurangan
menggunakan sumber data sekunder yang leukosit perifer. Perubahan sistem kekebalan
berasal dari berbagai artikel pada jurnal tubuh disertai dengan perburukan neurologis
nasional maupun internasional. Penulis penyakit yang paling menonjol dalam tiga hari
menggunakan PUBMED dan Google Scholar

Medula | Volume 13 | Nomor 6 | Agustus 2023 |1070


Sekar Feni Widiyastuti, Tri Umiana Soleha | Faktor Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Infeksi Saluran Kemih

pertama ketikapasien terkena prosedur invasif resitance organism) dan 85 sampel ISK non
ketika kolonisasi terjadi.8 MDRO, pemilihan menggunakan simple random
Dalam studi retrospektif kohort oleh sampling. Sampel yang didapatkan kemudian
Shih et al (2019) dengan 598 pasien yang dianalisis faktor risikonya. Pada penelitian ini
menerima lebih dari 3 bulan perawatan di didaptkan bahwa penggunaan kateter urin
layanan perawatan selama periode dianggap bermakna sebagai faktor risiko ISK
pengamatan, menunjukkan bahwa dari seluruh oleh MDRO (p=0,011) dengan odds ratio
pasien, pasien perempuan mendominasi sebesar 2,4 (95% CI 1,212-4,811). Hasil
dengan jumlah perempuan adalah 362 (60,5%), penelitian ini sesuai dengan hipotesis
dan laki-laki, 236 (39,5%). Tingkat prevalensi berdasarkan teori, selain itu juga sesuai dengan
yang tinggi dari beberapa penyakit penyerta, penelitian sebelumnya dimana didapatkan nilai
seperti hipertensi (79,9%), penyakit p=0,001 (95% CI 2,5-7,6) dengan OR 4,4.11
serebrovaskular(50,3%), dan diabetes mellitus Studi oleh Maknunah (2016) dengan
(DM) (46,5%), ditemukan. Sekitar 20% pasien rancangan case-control studi yang mengambil
memenuhi kriteria hiperpolifarmasi. Setengah sampel pasien rawat jalan berusia 0-11 tahun
dari mereka memiliki kateter urin menetap di Poli Anak RSUD Blambangan Kabupaten
(50,3%), dan sebagian besar pasien (81,8%) Banyuwangi pada bulan Januari-September
diklasifikasikan sebagai ketergantungan total 2015. Jumlah sampel penelitian ini sebanyak
ADL (aktivitas hidup sehari-hari). 9 134 responden yang terdiri dari 67 sampel
Menurut Sholihah (2017) Infeksi kasus yang menderita ISK dan 67 sampel kontrol
Saluran Kemih (ISK) merupakanpenyakit infeksi yang tidak menderita ISK. Pengambilan sampel
yang sering ditemukandi praktik umum. dilakukan dengan metode stratified random
Beberapa penelitian menunjukkan adanya sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan
faktor-faktor yang dapat menyebabkan metode dokumentasi dan wawancara. Data
terjadinya ISK seperti umur, jenis kelamin, yang diperoleh dianalisis secara univariat,
berbaringlama, penggunaan obat bivariat menggunakan uji chi-square (α=0,05)
immunosupresan dan steroid, pemasangan dan uji cramer. Hasil dari studi ini yaitu
katerisasi, kebiasaan menahan kemih, kebiasaan membersihkan genitalia
kebersihan genitalia, dan faktor predisposisi secarasignifikan berhubungan dengan kejadian
lain. Penelitian ini menggunakan desain ISK (p-value<0,05). Mempunyai kebiasaan
potong-lintang. Teknik pengambilan sampel membersihkangenitalia lebih mungkin
yaitu total sampling dengan jumlah responden terhindar dari ISK sebesar 0,098 kali dibanding
sebesar 30 orang. Pengumpulan data responden yang tidak mempunyai kebiasaan
menggunaka kuesioner dan hasil uji membersihkan genitalia. Selain itu frekuensi
mikrobiologis. Responden terdiagnosis ISK penggunaan popok sekali pakai juga
sebanyak 23 orang (76,7%). Hasil analisis berhubungan dengan kejadian ISK karena p-
bivariat menunjukkan bahwa tidak ada value <0,05. Berdasarkan hasil analisis
hubungan yang bermakna antara kejadian ISK menunjukkan p-value penggantian popok sekali
dengan umur (p = 1,000), jenis kelamin pakai <4 kali per hari sebesar 0,026.12
(p=0,068, kebiasaan menahan kemih (p=0,120), Frekuensi penggantian popok sekali pakai yang
dan riwayat ISK sebelumnya (p=0,427). rendah berarti semakin lama popok digunakan
Kesimpulannya tidak ada variabel dalam akan terjadi kontak antara urin dan daerah
penelitian ini yang berhubungan dengan periuretra. Hal tersebut menyebabkan
kejadian ISK.10 kolonisasi bakteri sehingga menyebabkan ISK
Penelitian lain oleh Anggraini (2013), terutama pada anak perempuan karena posisi
dengan sampel diperoleh dari laboratorium uretra lebih pendek.13
mikrobiologi klinik RSUP Dr. Kariadi. 170 sampel Penelitian lain oleh Sari dan Muhartono
yang diambil merupakan pasien yang menderita (2018) menunjukkan bahwa terdapat hubungan
ISK dengan kriteria pada kultur urin ditemukan yang bermakna antara hygiene dengan
bakteri 100.000 CFU/ml. 170 sampel tersebut kejadian infeksi saluran kemih. Pada penelitian
terdiri dari 85 sampel ISK oleh MDRO (Multidrug ini didapatkan dari 200 orang wanita, frekuensi

Medula | Volume 13 | Nomor 6 | Agustus 2023 |1071


Sekar Feni Widiyastuti, Tri Umiana Soleha | Faktor Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Infeksi Saluran Kemih

mandi berpengaruh terhadap kejadian infeksi <0,001). Para pasien diikuti untuk total 83 068
saluran kemih (p=0,004) selain itu didapatkan hari (rata-rata 17,8 hari). 4045 pasien tanpa
juga bahwa kebiasaan mengganti celana dalam kateter diikuti untuk total 73 134 hari (rata-rata
berpengaruh terhadap kejadian infeksi saluran 18,1 hari). Jumlah total NUTI adalah 189 (4,0%
kemih (p=0,004). Penelitian ini menggunakan pasien), dan 59,8% dari ini (n = 113) diamati di
metode deskriptif dengan pendekatan cross antara 4045 pasien tanpa kateter (2,8% pasien).
sectional yang kemudian di analisis secara ISK secara signifikan lebih sering terjadi pada
univariat dan bivariat yaitu uji Chi-square. 14 pasien wanita, pasien imunosupresif, retensi
Penelitian data sekunder di Rumah Sakit Umum akut, sisa post-void, riwayat infeksi saluran
Dr. Soetomo Surabaya dengan desain kemih dalam 6 bulan sebelumnya, dan pada
observasional analitik yang dilakukan oleh pasien dengan ISK pada inklusi.16
Haryani et al (2019), menyebutkan bahwa
patogen yang paling umum diisolasi pada pasien Pembahasan
dengan ISK adalah Escherichia coli (41,3%), Dari hasil literatur yang didapatkan
diikuti oleh Enterobacter sp.(8,8%) dan dapat disimpulkan bahwa infeksi saluran kemih
Enterococcus faecalis (7,6%). Ada 3 (3,3%) kebanyakan disebabkan oleh bakteri E. Coli.
pasien dengan Methicillin Resistant Bakteri lain yang dapat menyebabkan ISK yaitu
Staphylococcus Aureus (MRSA) di antara infeksi Enterobacter sp., Enterococcus faecalis,
S. aureus dan 32 (34,78%) pasien dengan infeksi Methicillin Resistant-Staphylococcus Aureus
Extended Spectrum Beta-Lactamase (ESBL) (MRSA), Klebsiella pneumoniadan
dengan semua patogen ESBL adalah E. coli. Pseudomonas serta infeksi jamur yaitu Kandida
Klebsiella pneumonia dan Pseudomonas sp.
masing-masing memiliki 5 (5,4%) dan 2 (2,2%) Faktor resiko yang terkait dengan
pasien. Penelitian ini menemukan hanya 7 infeksi saluran kemih yaitu: pertama, jenis
(7,6%) pasien dengan infeksi jamur, semuanya kelamin, perempuan memiliki faktor resiko
dari Kandida sp. 15 lebih tinggi dibandingkan laki laki untuk
Faktor risiko yang paling umum adalah mengembangkan ISK. Usia juga meningkatkan
diabetes dengan 110 pasien diikuti oleh usia resiko ISK, hal ini terutama terkait dengan
geriatri dan kateter urin. Di antara kasus ISK, imobilisasi dan polifarmasi pada pasien
dalam analisis bivariat, risiko yang paling geriatri. Pada beberapa penelitian
menonjol adalah kateter urin, diikuti oleh membuktikan penggunaan kateter secara
urolitiasis, imobilisasi dan usia geriatri (>60 signifikan meningkatkan risiko ISK. Kebersihan
tahun) dengan masing-masing RR 2,125 (95% CI alat genitalia juga secara signifikan memegang
1,548–2.917, p=0.000), 1.793 (95% CI 1.175 – peranan penting untuk mencegah terjadinya
2.737, p=0.020),1,861 (95% CI 1,266 –2,738, ISK.
p=0,007), dan 1,421 (95% CI1,015 – 1,989 Pada bayi frekuensi penggantian popok
p=0,046) Riwayat diabetes memberi hasil yang sekali pakai yang rendah juga meningkatkan
lemah, tetapi ketika kriteria berubah menjadi resiko ISK. Terdapat beberapa kondisi lain yang
hiperglikemia (glukosa darah plasma > 200 juga meningkatkan resiko terhadap ISK seperti
mg/dL) memberikan risiko yang signifikan stroke, diabetesmelitus, dan imunodefisiensi.
dengan RR 1,526 (95% CI 1,070 – 2,175,
p=0,027).15 Ringkasan
Penelitian di unit geriatri di rumah sakit Infeksi saluran kemih paling banyak
Lyon Prancis pada kelompok kerja multi-disiplin disebabkan oleh bakteri E. Coli. Bakteri lain
(grup NUTI) diimplementasikan dan dievaluasi yang dapat menyebabkan ISK yaitu
tindakan korektif dari 2009 hingga 2015 Enterobacter sp., Enterococcus faecalis,
sebanyak 4669 pasien dilibatkan: 1510 pada Methicillin Resistant-Staphylococcus Aureus
tahun 2009, 1547 pada tahun 2012, dan 1612 (MRSA), Klebsiella pneumoniadan
pada tahun 2015. Usia rata-rata pasien adalah Pseudomonas serta infeksi jamur yaitu Kandida
85,4 tahun (SD 7.2); perempuan lebih tua dari sp.
laki-laki (rata-rata: 86,4 versus 83,4 tahun p

Medula | Volume 13 | Nomor 6 | Agustus 2023 |1072


Sekar Feni Widiyastuti, Tri Umiana Soleha | Faktor Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Infeksi Saluran Kemih

Simpulan International journal of environmental


Terdapat beberapa hal yang menjadi research and public health, 2021. 1(3): 566-
faktor resiko terjadinya infeksi saluran kemih 567.
seperti jenis kelamin, usia, prosedur 10. Shih, W. Y., Chang, C. C., Tsou, M. T., Chan,
pemakaian kateter, kebersihan area genital, H. L., Chen, Y. J., & Hwang, L. C. Incidence
komorbid penyakit dsb. Masing-masing dari and Risk Factors for Urinary Tract Infection
faktor ini berperan dalam mekanisme infeksi in an Elder Home Care Population in
pada traktus urinarius. Oleh karena itu Taiwan: A Retrospective Cohort Study.
diperlukan manajemen pada masing-masing International journal of environmental
faktor resiko untuk mencegah terjadinya infeksi research and public health, 2019.16(4), 566.
saluran kemih. 11. Alfi, H., S. Analisis Faktor Risiko
KejadianInfeksi Saluran Kemih (ISK) oleh
Daftar Pustaka bakteri uropatogen di Puskesmas Ciputat
1. Tan, C. W., & Chlebicki, M. P. Urinary tract dan Pamulang. Jurnal Media Medika Muda,
infections in adults. Singapore medical 2017. 3(4): 65-78.
journal, 2016. 57(9), 485–490. 12. Anggraini F, Hadi P, Hapsari RFaktor Risiko
http://doi.org/10.11622/smedj.20 (diakses Infeksi Saluran Kemih Oleh Multi Drug
pada 5 Juli 2023). Resistant Organisms Pada Pasien Yang
2. Admir M, Jankovic M , Primand M.. Risk Dirawat Di Rsup Dr. Kariadi. Jurnal Media
Factors for Hospital-Acquired Urinary Tract Medika Muda, . 2013. 3(4): 65-78.
Infections in Patients with Acute Stroke. 13. Maknunah L, Wahjudi P, Ramani A. Faktor
Journal of infectious disease and Risiko Kejadian Infeksi Saluran Kemih pada
epidemiology. 2021 Anak di Poli Anak RSUD Blambangan
3. Flores A. L., Walker, J. N., Caparon, M., & Kabupaten Banyuwangi (Risk Factor of
Hultgren, S. J. Urinary tract infections: Urinary Tract Infection on Children in
epidemiology, mechanisms of infection and Pediatric Ambulatory Careof Blambangan
treatment options. Nature reviews. Hospital ). Online diperoleh dari
Microbiology, 2015.13(5): 269–284. http://repository.unej.ac.id/handle/12345
4. Depkes RI. Survei Demografi dan Kesehatan 6789/78343. [diakses tanggal 5-07-2023].
Indonesia. Jakarta :Depkes RI. 2014. 14. Friedant AJ, Gouse BM, Boehme AK, Siegler
5. Sjahrurachman A, Mirawati T. Etiologi dan JE, Albrigh KC. A simple prediction score for
Resistensi Bakteri penyebab infeksi Saluran developing a hospital-acquired infection
Kemih di R.S. Cipto Mangunkusumo dan R.S. after acute ischemic stroke. Journal Stroke
Metropolitan Medical Center Jakarta. Cerebrovasc Dis, 2015. 24(2): 680-686.
Jakarta: Medika. 2014. 9:557-62. 15. Sari dan Muhartono. Angka Kejadian Infeksi
6. Shirby A. CH. Sumolang. Pola Bakteri Pada Saluran Kemih (ISK) dan Faktor Resiko Yang
Penderita Infeksi Saluran Kemih Di Blu Rsup Mempengaruhi Pada Karyawan Wanita di
Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Jurnal e- Universitas Lampung. Journal Majority.
Biomedik, 2013. 1 (1): 597-601. 2018. 7(3): 115-120
7. Justin Tenney. Risk factors for aquiring 16. Setyorini, H., Mardiana, N., & Tjempakasari,
multidrug-resistant organisms in urinary A. Risk Factors for Urinary Tract Infection in
tract infections: A systematic literature Hospitalized Patients. Biomolecular and
review. Saudi Pharmaceutical Journal, 2017. Health Science Journal, 2019. 2(1), 4–8.
2(2): 1-7.
8. Yanah M, Herlina S. Determinan Terjadinya
Infeksi Saluran Kemih pada Pasien Dewasa
di RSUD Kota Bekasi. Jurnal Ilmiah
Kesehatan Masyarakat. 2019. 1(11): 60-72.
9. Sabanovic AM, Jankovic MS, Marina K. Risk
Factors for Hospital-Acquired Urinary Tract
Infection in Patients with Acute Stroke.

Medula | Volume 13 | Nomor 6 | Agustus 2023 |1073

Anda mungkin juga menyukai