Anda di halaman 1dari 31

GAMBARAN PNEUMONIA PADA BALITA DI RUANG

RAWAT INAP ANAK RUMAH SAKIT DIAN HARAPAN


TAHUN 2016

KARYA TULIS ILMIAH SARJANA


PERIODE 2017/2018

OLEH :
TIURMA SARI ARITONANG
0130840236

Pembimbing I : dr. Eka Dian Fatem., M.Epid


Pembimbing II : dr. Reno Delano Rumbino
Latar Belakang

 (WHO) Hampir 1 dari 5 balita di negara berkembang


meninggal disebabkan oleh pneumonia.

 (WHO) predileksi kasus baru India 43 juta, China 21 juta,


Pakistan 10 juta, Bangladesh, Indonesia, dan Nigeria
sebesar 6 juta kasus, mencakup 44% populasi anak balita di
dunia pertahun
Lanjutan

 Dinas Kesehatan Provinsi Papua tahun 2016, penemuan

penderita pneumonia dan pneumonia berat pada balita <1


tahun dan 1 - <5 tahun di Jayapura terdapat 43 penderita
(3,76%).

 Sedangkan penemuan penderita yang paling tinggi berada

di Sarmi dengan angka kejadian 200 penderita (54,35%).


Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran pneumonia pada balita berdasarkan:

1. Kelompok usia di Ruang Rawat Inap Anak Rumah Sakit

Dian Harapan tahun 2016 ?

2. Jenis kelamin di Ruang Rawat Inap Anak Rumah Sakit

Dian Harapan tahun 2016 ?

3. Angka kematian di Ruang Rawat Inap Anak Ruamh

Sakit Dian Harapan tahun 2016 ?


Tujuan Khusus

Untuk mengetahui gambaran pneumonia pada balita


berdasarkan :

1. Kelompok usia di Ruang Rawat Inap Anak Rumah Sakit


Dian Harapan tahun 2016.

2. Jenis kelamin di Ruang Rawat Inap Anak Rumah Sakit


Dian Harapan tahun 2016.

3. Angka kematian di Ruang Rawat Inap Anak Rumah Sakit


Dian Harapan tahun 2016.
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru-


paru (alveoli) yang dapat disebabkan oleh berbagai
mikroorganisme seperti virus, jamur, dan bakteri.
FAKTOR RESIKO

 Malnutrisi  Kepadatan rumah

 Berat badan lahir rendah  Orang tua yang merokok

(BBLR)  Kelembaban udara

 ASI non-ekslusif  Udara dingin

 Kurangnya imunisasi  Polusi udara di luar


campak rumah
 Polusi udara di dalam

rumah
ETIOLOGI

 Sebagian besar : mikroorganisme (virus/bakteri)

 Sebagian kecil hal lain (aspirasi, bahan kimia, fungi,

protozoa)

 Penyebab pneumonia biasanya berubah sesuai distribusi

umur
Lanjutan Etiologi

 Secara umum bakteri penyebab :

- Streptococcus pneumoniae
- Haemophilus influenzae
- Mycoplasma pneumoniae
- Staphylococcus aureus
- Streptococcus group B
- Pseudomonas aureginosa
- Chlamydia spp
Lanjutan Etiologi

 Virus :

- Respiratory Sincytial Virus (RSV),

- Rhinovirus

- Adenovirus

- Parainfluenza

- Influenza
PATOGENESIS

 Umumnya mikroorganisme masuk secara inhalasi atau

aspirasi

 Cara mikroorganisme mancapai permukaan :

1. Inokulasi langsung

2. Penyebaran melalui pembuluh darah

3. Inhalasi bahan aerosol

4. Kolonisasi di permukaan mukosa


KLASIFIKASI

Hospital Acquired
Pneumonia (HAP) dan
Ventilator Acquired
Pneumonia (VAP)
Klasifikasi di Pediatric
Community Acquired
Intensive Care Unit
Pneumonia (CAP)
(PICU)
Pneumonia in
Immunocompromaised
Children
MANIFESTASI KLINIS

 Gejala infeksi umum yaitu: Demam, sakit kepala, gelisah,

malaise, penurunan nafsu makan, keluhan


gastrointestinal seperti mual, muntah atau diare ;
kadang-kadang ditemukan gejala infeksi ekstrapulmoner.

 Gejala gangguan respiratori yaitu: Batuk, sesak napas,

retraksi dada, takipnea, napas cuping hidung, air hunger,


merintih, dan sianosis.
DIAGNOSIS

 Anamnesa

Ditujukan untuk mengetahui kemungkinan kuman penyebab


yang berhubungan dengan faktor infeksi

1. Evaluasi faktor pasien/predisposisi

2. Lokasi infeksi

3. Usia

4. Awitan
Lanjutan Diagnosis

 Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Sianosis, retraksi substernal, subkosta, atau interkosta, takipnea dan
napas cuping hidung

Auskultasi
Pada auskultasi terdapat mengi atau ronki

Perkusi dan Palpasi


Pada anak yang lebih besar, terdapat bunyi redup setempat pada area
konsolidasi. Taktil fremitus yang teraba saat palpasi dapat meningkat
pada pneumonia
Lanjutan Diagnosis

 Pemeriksaan Penunjang

o Oksimetri nadi

o Radiograf dada

o Kultur sputum

o Hitung sel darah putih


TATALAKSANA

 Indikasi MRS :
1. Usia<6 bulan
2. Status imunokompromais
3. Tampak toksik
4. Membutuhkan suplementasi oksigen
5. Dehidrasi
6. Muntah
7. Tidak merespons terhadap pemberian antibiotik oral
8. Orang tua yang tidak komplians
Lanjutan Tatalaksana

 Dasar tatalaksana pneumonia rawat inap:


1. Pengobatan kausal dengan antibiotik yang sesuai,
2. Tindakan suportif: pemberian cairan intravena, terapi
oksigen, koreksi terhadap gangguan keseimbangan
asam-basa, elektrolit, dan gula darah.
3. Bila nyeri dan demam dapat diberikan
analgetik/antipiretik
4. Antibiotik : lini pertama antibiotik golongan beta-
laktam atau kloramfenikol.
Bila tidak berespon gentamisin, amikasin, atau
sefalosporin.
ANTIBIOTIK SESUAI UMUR DAN PENYEBAB

Umur 3-12 bulan 12-60 bulan


Penyebab Respiratory Syncytial Virus parainfluenza
virus Influenza virus
Virus parainfluenza Adenovirus
Influenza virus S. Pneumoniae
Adenovirus H. Influenzae
S. Pneumoniae M. Pneumoniae
H. Influenzae S. Aureus
Mycoplasma pneumoniae Streptokokus grup A
Streptokokus grup A
Rawat Inap (10-14 hari) Ampisilin atau sefuroksim Ampisilin atau sefuroksim
Perawatan Intensif Sefuroksim atau Sefuroksim atau
(10-14 hari) seftriakson ditambah seftriakson ditambah
eritromisin atau eritromisin, azitromisin
klaritomisin atau klaritomisin
KOMPLIKASI

 Empiema torasis

 Perikarditis purulenta

 Pneumotoraks atau

 Infeksi ekstrapulmoner seperti meningitis purulenta.


PENCEGAHAN

 Pendekatan pendidikan kesehatan di komunitas


 Perbaikan gizi
 Pelatihan petugas kesehatan: penggunaan antibiotik yang
benar dan efektif, dan waktu untuk merujuk yang tepat dan
segera bagi kasus pneumonia yang berat.
 Peningkatan gizi termasuk pemberian ASI ekslusif dan
asupan zinc, peningkatan cakupan imunisasi, dan
 Pengurangan populasi udara di dalam ruangan dapat
mengurangi faktor resiko
METODELOGI PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan
menggunakan metode cross-sectional

Tempat dan Waktu Penelitian


Waktu Penelitian : Maret – April 2018.
Tempat Penelitian : Rumah Sakit Dian Harapan, Provinsi Papua.

Populasi dan Sampel


Populasi : Semua balita yang menderita pneumonia yang dirawat di ruang
rawat inap Rumah Sakit Dian Harapan tahun 2016.
Sample : Semua balita yang menderita pneumonia yang dirawat di
Rumah Sakit Dian Harapan tahun 2016.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN

Waktu pengambilan data dilakukan pada bulan April 2018


Usia

Tabel 1. Distribusi penderita pneumonia balita berdasarkan usia

USIA JUMLAH PRESENTASI


Hasil ini sama dengan
PENDERITA
1-3 tahun 20 77 % hasil penelitian Christian

3-5 tahun 6 23 % T. Kaunang tahun 2013-

Total 26 100 %
2015

Hal ini disebabkan imunitas yang belum


sempurna dan saluran pernafasan yang
relatif sempit (Hartati et al, 2012).
Jenis Kelamin
Tabel 2. Distribusi penderita pneumonia balita
berdasarkan jenis kelamin
JENIS JUMLAH PRESENTASI Hasil ini sama dengan
KELAMIN PENDERITA
hasil penelitian Christian
Perempuan 17 65 %
T. Kaunang tahun 2013-
Laki-laki 9 35 %
2015
Total 26 100 %

Hal ini disebabkan diameter saluran


pernafasan anak laki-laki lebih kecil
dibandingkan dengan anak perempuan
(Hartati et al, 2012).
Angka Kematian

Tabel 3. Distribusi penderita pneumonia berdasarkan angka kematian

ANGKA JUMLAH PRESENTASI


KEMATIAN PENDERITA
Laki-laki 1 100 %
Perempuan 0 0%
Total 1 100 %

WHO tahun 2015 pneumonia menyumbang 15% dari seluruh kematian


anak di bawah 5 tahun, menewaskan sekitar 922.000 anak-anak
(Christian et al, 2016)
Kesimpulan

Jumlah penderita pneumonia balita diruang rawat inap


Rumah Sakit Dian Harapan Provinsi Papua tahun 2016
adalah 26 pasien dengan distribusi tertinggi pada usia 1-3
tahun (77%), berjenis kelamin laki-laki 65%, dan angka
kematiannya terjadi pada anak laki-laki (100%).
Saran

1. Mengevaluasi infeksi pneumonia lebih dini

2. Memaksimalkan penggunaan skoring di bagian anak

3. Dokter dan tenaga medis harus menguasai penyakit


pneumonia

4. Bagi pihak administrasi rumah sakit dapat memperbaiki


sistem pencatatan dalam hal kelengkapan data-data
pasien.

Anda mungkin juga menyukai